Bab 18 Keangkuhan Xian Tian

by Rezaarihta 05:39,Jun 21,2021
Di Kediaman Keluarga Xiao.

"Ayah.... bagaimana dengan Putriku?" tanya Xiao Tan mengkhawatirkan keadaan Xiao Ying.

"Apanya bagaimana?? Sudah biarkan saja... sudah saatnya anak itu melihat luasnya Dunia." Ucap Xiao Tian.

"Tapi... keselamatannya akan terancam... aku tidak bisa membiarkannya sendiri di luar sana." Ucap Xiao Tan.

"Sudahlah... Xiao Ying pasti akan kembali dengan selamat, jangan berpikir terlalu pendek. Karena perlakuanmu seperti ini, Ying'er menjadi manja... jadi jangan protes." Balas Xiao Tian.

"Ayahmu benar... biarkan Ying'er menjadi anak yang mandiri... jangan terlalu mengkhawatirkannya." Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul, ia adalah Xiao Peng.

"Tapi Paman..." Balas Xiao Tan masih ragu.


Di Gunung Darah.

Feng Shui yang dari malam belum tidur dan berjaga di luar Gua terlihat masih segar bugar.

Ini karena Kultivator tidak terlalu membutuhkan tidur.

"Kau sudah siap?" tanya Xiao Ying keluar dari Gua.

"Hmm..." Balas Feng Shui.

"Aku akan pergi ke suatu tempat, jadi pergilah dari sini... dan jangan lagi coba-coba kembali." Ucap Feng Shui.

"Eh... aku ikut denganmu." Ucap Xiao Ying.

"Sudahlah... jangan mengikutiku lagi, aku sedang sibuk." Balas Feng Shui malas.

"Apa kau tega meninggalkanku sendiri... padahal tanganku masih terluka." Balas Xiao Ying dengan wajah memelas.

"Kau ini seorang Kultivator, jadi jangan menunjukkan ekspresi seperti itu." Balas Feng Shui dingin.

'Hais... Pemuda ini sangat dingin.' Batin Xiao Ying.

"Ayo cepat... kalo kau ingin ikut bersamaku." Ucap Feng Shui tiba-tiba.

"Ye!!!" teriak Xiao Ying senang dengan wajah yang sumringah.

Feng Shui mau tidak mau harus membawa gadis yang ada didepannya tersebut, ia tidak akan tega jika menyuruh gadis ini keluar sendiri dari Hutan, apa lagi banyak sekali kawanan Serigala Merah di sekitar mereka.

Setelah perjalanan cukup panjang akhirnya mereka keluar dari Hutan.

Mereka memutuskan untuk berjalan santai saja, karena tenaga mereka juga sudah mulai habis di saat berlari.

"Sebenarnya kita mau kemana?" tanya Xiao Ying.

"Kita akan pergi ke sebuah kerajaan... aku memiliki sedikit urusan dengan kerajaan itu." Ucap Feng Shui.

"Maaf sebelumnya..." Ucap Xiao Ying ragu-ragu.

"Sudahlah lupakan masalah kita!!" Balas Feng Shui memotong.

"Bukan itu... tapi... mengenai dirimu." Ucap Xiao Ying.

"Mengenai aku??" tanya Feng Shui heran.

"Iya... aku bisa melihat energi jiwamu yang sangat lemah... apa yang terjadi padamu?" tanya Xiao Ying pelan.

"Oh... jadi kau melihatnya ya... seperti yang kau lihat, aku sedang dalam keadaan kurang baik, karena beberapa waktu yang lalu, aku tidak sengaja memakan daging Hewan Iblis." Ucap Feng Shui.

"Bukannya malah bagus untuk Kultivasimu." Balas Xiao Ying.

"Bagi kalian iya... tapi bagiku itu sebuah bencana... karena aku seorang Kultivator Suci." Ucap Feng Shui.

"Jadi begitu rupanya." Balas Xiao Ying pelan.

"Karena itu, aku harus pergi ke Kerajaan Chen untuk melepas segel yang ada di Dantianku." Balas Feng Shui.

"Apa??? Kerajaan Chen??? Itu mustahil... apakah kau tahu jika kerajaan Chen sedang menutup diri... aku tidak yakin kita bisa masuk ke dalam Kerajaan." Balas Xiao Ying.

"Menutup diri??" tanya Feng Shui terkejut.

"Aku juga tidak tahu alasannya... tapi kita tidak bisa masuk ke Kerajaan tersebut sementara." Balas Xiao Ying.

Feng Shui berhenti berjalan dan terduduk lemas ketika mendengar hal tersebut.

Ia tidak yakin bisa sembuh dari segel yang ada di tubuhnya.

"Sudahlah... jangan bersedih... aku bisa memastikan jika Energi Jiwamu tidak akan habis selama 5 tahun... tidak mungkin kerajaan Chen akan menutup diri selama itu." Balas Xiao Ying.

"Mudah-mudahan seperti yang kau katakan." Balas Feng Shui sedih.


DI Sekte Bunga Api.

"Jadi seperti itu keputusannya." Ucap Patriak Sekte yang mendengar hasil pertemuan Tetua 1 dengan Raja Chen.

"Betul Patriak... aku juga mendapat kabar, setelah aku pergi dari kerajaan Chen, Raja Chen memutuskan untuk menutup seluruh akses ke kerajaan Chen." Balas Tetua 1.

"Tampaknya mereka tidak ingin mengulangi kesalahan lagi... ya sudah... aku tidak akan mempermasalahkan ini, kita akan menunggu saat penerimaan murid baru tiba." Ucap Patriak.

Di saat Patriak Sekte Bunga Api sedang berbicara dengan Tetua 1, tiba-tiba sebuah dentuman keras terdengar di area pelatihan murid.

Patriak dan Tetua 1 yang mendengar itu langsung bergegas ke area pelatihan.


Di Area Pelatihan.

Terlihat kerumunan murid-murid Sekte Bunga Api sedang menonton sebuah Pertarungan.

Tapi kali ini berbeda, karena kehadiran seluruh Murid sekte, baik Murid Luar, Murid Dalam maupun Murid Inti.

Patriak yang datang bersama Tetua 1 juga merasa aneh dengan pertarungan ini.

Bahkan tak biasanya, para Tetua lainnya juga datang.

Mereka yang hadir antara lain, Tetua 2 yang dikenal sebagai Pendekar Kristal Bunga yang seorang Wanita.

Tetua 3 yang dikenal sebagai Pendekar Pedang Kamboja.

Dan yang terakhir adalah Tetua 4 yang dikenal sebagai Pendekar Anggrek Hitam.

"Patriak..." Ucap semua orang langsung memberi hormat.

"Ada apa ini?" Tanya Patriak Sekte heran.

"Tampaknya Murid Tetua 1 sedang mencari lawan." Balas Tetua 3.

Terlihat Xian Tian berada di tengah-tengah seluruh Murid sekte.

"Bagaimana bisa... dia naik 2 lapisan sekaligus." Ucap Tetua 1 yang membaca Praktik Xian Tian.

"Hahahaha... biarkan Monster kita ini mencari lawannya." Ucap Patriak tertawa senang.

Hanya beberapa murid yang tidak diizinkan oleh Patriak Sekte untuk melawan Xian Tian, mereka adalah Murid Inti yang dianggap sebagai anak emas Sekte.

"Kalian... Silahkan maju... siapa saja akan kuladeni... jika kalian berhasil menjatuhkanku, akan kuberikan 10.000 Poin Saktiku!!!" ucap Xian Tian menawarkan Poin Sakti.

Poin Sakti adalah sebuah mata uang yang berlaku di dalam lingkungan Sekte, Poin ini bisa diperoleh dari melaksanakan misi Sekte, Poin Sakti berguna untuk membeli Senjata dan juga sumberdaya yang dijual Sekte.

"10.000?? Waoww... itu sangat banyak... aku bisa membeli apa saja!!!" Teriak Murid-murid Sekte.

Satu persatu orang maju dan memperkenalkan diri dan bertarung dengan Xian Tian, tapi semua kalah hanya dengan 1 Teknik.

"Silahkan jika kalian ingin maju sekaligus." Ucap Xian Tian.

Seluruh Murid tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, mereka langsung berlari dari segala arah untuk menjatuhkan Xian Tian.

Xian Tian merespon dengan hanya tersenyum kecil.

"Aura Bunga Kematian!!!!!" teriak Xian Tian.

Bagaikan ombak tinggi yang menerjang pantai, Aura Xian Tian langsung menghempaskan seluruh murid sekaligus dan membuat mereka terluka serius.

"Hais... sudahlah jika tidak ada yang bisa menjatuhkanku." Balas Xian Tian kesal.

Ia akhirnya pergi dari tempat tersebut dan meninggalkan kerumunan.

Dari kejauhan beberapa pasang mata melihat keangkuhan dari Xian Tian tampak sedikit kesal.

Mereka adalah Murid-murid inti spesial yang sejajar dengan Xian Tian.

"Anak ini sungguh sombong... jika Guru tidak melarangku... sudah aku bunuh bocah ini!" ucap Lin Sang, ia adalah Murdi dari Tetua 3, praktisinya berada pada Lapisan Emas akhir.

"Sudahlah... dia anak emas Sekte." Balas Seorang wanita yang bernama Bing Nuwa, murid dari Tetua 4, memiliki praktik di Lapisan Emas akhir.

"Jika tidak diberi pelajaran, bocah ini akan tetap angkuh." Balas Lin Sang kesal.

"Tapi kita tidak bisa menyentuhnya." Balas Bing Nuwa.

Mereka adalah murid murid dari Tetua Sekte, hanya saja beberapa Murid Tetua Sekte lebih banyak berdiam diri di kediaman gurunya untuk berkultivasi.

Berbeda dengan Tetua-tetua sekte lain, hanya Tetua 2 yang tidak mempunyai murid, karena ia menilai belum ada yang pantas menjadi muridnya.

Setelah Xian Tian pergi, para Tetua Sekte dan murid-murid lainnya juga ikut bubar.

"Muridmu sungguh berbakat." Puji Patriak senang.

"Hahahah terima kasih terima kasih." Balas Tetua 1 tertawa.

Sedangkan Tetua 2 hanya menggelengkan kepalanya, karena menganggap bakat yang dimiliki oleh Xian Tian adalah bakat yang biasa saja.

Ia langsung pergi dari tempat tersebut dan kembali ke kediamannya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

224