Bab 3 Pembebasan?
by Rezaarihta
05:16,Jun 21,2021
Wilayah Kekaisaran Pedang Langit.
Tampak sebuah Pasukan besar berkuda konvoi dengan pakaian perang lengkap dan juga senjata.
Mereka adalah salah satu Pasukan Tombak Emas yang mencoba membebaskan sebuah wilayah kerajaan kecil dari pengaruh kekaisaran Pedang Langit.
Pasukan ini dipimpin langsung oleh salah satu Panglima besar kekaisaran Tombak Emas, ia bernama Panglima Feng.
Panglima Feng salah satu pendekar tingkat tinggi yang dimilki kekaisaran Tombak Emas.
Ranah Kultivasinya telah berada di tingkat lapisan Raja akhir.
Ranah Kultivasinya ini tergolong sangat tinggi apa lagi umurnya yang masih muda.
"Panglima... sebentar lagi kita akan memasuki kerajaan Chen." Ucap salah satu Prajurit yang datang menghampiri dengan kuda.
"Bagus... persiapkan diri kalian... kita akan membebaskan tempat itu... ingat.. jangan berani membunuh wanita ataupun anak kecil.. Ini titah Kaisar." Ucap Panglima dengan lantang.
Tampak tidak ada rasa gentar dari sorot mata para Prajurit yang dibawa oleh Panglima Feng, apa lagi Panglima Feng dikenal sebagai Panglima kuat yang telah membebaskan banyak wilayah.
Sebuah Gerbang besar menghalang perjalanan mereka untuk memasuki kerajaan kecil tersebut.
"Ini aneh..." Ucap Panglima Feng.
"Ada apa Panglima?" tanya Prajuritnya.
"Tidak ada penjagaan ataupun pemeriksaan masuk ke dalam kerajaan ini... ini sungguh mencurigakan." ucap Panglima Feng turun dari kudanya.
"Anda betul... tidak mungkin semua orang bisa masuk ke dalam suatu wilayah tanpa adanya pemeriksaan." Ucap Prajurit tersebut heran.
Panglima Feng berjongkok dan meletakkan telapak tangannya di atas tanah.
Panglima Feng sedang mencoba untuk menelisik wilayah tersebut.
"Bagaimana Panglima?" tanya Prajuritnya heran.
"Tidak ada prajurit kekaisaran di dalam sana, hanya ada penduduk biasa dan juga prajurit kerajaan Chen." Balas Panglima Feng.
"Wah.... Tampaknya kita akan dengan mudah untuk menaklukkan tempat ini." Balas Prajurit lain senang.
"Jangan senang dulu.... kekaisaran Pedang Langit adalah salah satu kekaisaran yang mempunyai rencana yang sangat licik..... buktinya mereka masih bisa bertahan ribuan tahun lamanya." Ingatkan Panglima Feng.
Akhirnya ia memutuskan salah satu prajurit handalnya untuk memasuki wilayah kerajaan ini dan mencoba mencari informasi.
Sembari ia menunggu, seluruh pasukan akan membuat camp camp sementara untuk mereka beristirahat.
Di Dalam Wilayah kerajaan Chen.
Terlihat Prajurit yang sebelumnya telah diperintahkan Panglima Feng sedang menyamar untuk mencari Informasi.
Ia memasuki sebuah Restoran kecil yang ada di kota tersebut.
"Tuan... Apa yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan Restoran tersebut.
"Bawakan aku seguci arak saja." Ucap Prajurit tersebut.
"Baik Tuan... Tunggu sebentar." Balas Pelayan restoran tersebut dengan ramah.
Tak lama menunggu, Pelayan Restoran tersebut kembali dengan membawa seguci arak ke meja Prajurit yang sedang menyamar tersebut.
Seguci arak akhirnya ia dapatkan dan duduk sambil mendengarkan percakapan di dalam Restoran kecil tersebut.
"Apakah kau tahu, jika kekaisaran Tombak Emas akan membebaskan wilayah ini?" ucap salah satu Pengunjung di tempat tersebut.
"Ah... itu bukan urusan kita... terlebih lagi... dimanapun dan dibawah kekuasaan siapapun kita, kita akan terus menjadi seorang Penduduk yang hidupnya bergantung pada Kerajaan." Jawab pengunjung lainnya.
"Hais.. kau ini... Aku berharap jika penyerangan ini gagal....Aku sudah terlalu nyaman berada di dalam kerajaan ini, tidak ada yang bisa sebijaksana Raja Chen, terlebih lagi kita dilindungi dengan segenap nyawa mereka." Ucap orang tersebut kembali.
'Wah... tampaknya penyerangan ini akan sedikit susah... apalagi rakyat dari kerajaan kecil ini tidak terlalu senang atas kedagangan pasukan kami yang sekarang akan membebaskan tempat ini.' pikir prajurit sambil meminum araknya.
"Kau betul, aku juga terlaku senang berada disini, dan apakah kau lupa bagaimana penyerangan yang dilakukan Sekte sekte ke wilayah ini, mereka ditumpas dengan sangat mudah oleh para Kultivator Kultivator kerajaan Chen, terlebih lagi tipu muslihat yang dilakukan oleh Panglima Kita." Balas orang lain.
Tiba tiba pelayan restoran tersebut menghampiri orang yang sedang bicara tersebut.
"Hei... jaga ucapan kalian... kalian bisa saja sedang diintai dan dipaksa untuk memberikan informasi." Ucap Pelayan tersebut mengingatkan.
Seketika orang orang yang sedang berbicara tersebut terdiam dan tidak lagi berani berbicara tentang kekaisaran dan melanjutkan makannya.
'Tampaknya ini tidak yang semudah aku pikirkan... Sebaiknya aku kembali saja.' batin prajurit.
Setelah memberikan beberapa koin perunggu, Prajurit Tombak Emas tersebut kembali ke camp camp Pasukan Tombak Emas dan melapor kepada Panglima Feng.
Prajurit tersebut langsung menghampiri Panglima Feng.
"Silahkan berbicara." Ucap Panglima Feng.
"Panglima.. Tampaknya wilayah ini telah sering di serang oleh sekte sekte lain, tetapi semua bisa diatasi oleh Pasukan Kerajaan Chen, yang aku dengar, Kerajaan Chen memiliki banyak Kultivator Kultivator yang sangat hebat dan juga kuat untuk menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat disini sangat hidup makmur dan juga mencintai kerajaannya." Lapor Prajurit tersebut.
"Hmm..... Aku sudah menduga itu... Pantas saja tidak ada penjagaan di gerbang, karena kerajaan ini menerima siapa saja yang masuk. Baiklah.... Malam ini kita akan memulai penyerangan.... Pastikan kalian bersiap." Ucap Panglima Feng kepada seluruh pasukannya.
"Baik Panglima..." Balas semua orang serentak.
DI Sebuah Alam Tersembunyi.
Tampak Dewa Neraka terlihat sedang bermeditasi di atas singgasana api hitamnya.
Aura di tempat tersebut sangat mencekam, hanya ada kegelapan dan juga kesunyian.
"Apa yang membuatmu kesini?" tanya Dewa Neraka sambil membuka matanya.
"Aku hanya ingin membahas Alam Manusia." Ucap sebuah cahaya yang turun dari langit.
Cahaya tersebut kemudian berubah menjadi Seorang Dewa yang sedang duduk di atas Teratai salju.
Dewa Tersebut dikenal sebagai Dewa Surga, ia adalah salah satu Dewa Tertinggi yang setara dengan Dewa Neraka.
"Alam Manusia??? Memangnya apa lagi yang terjadi?" tanya Dewa Neraka.
"Kau juga pasti tahu... bahwa kekacauan disana semakin besar, Aku bahkan melihat sebuah kekuatan jahat telah lahir." Ucap Dewa Surga.
"Hmmm... tampaknya roh Siluman yang aku segel beribu-ribu tahun yang laku telah memiliki tubuh." Balas Dewa Neraka.
"Betul... anak ini akan menjadi malapetaka bagi Dunia." Balas Dewa Surga.
"Apakah aku harus memerintahkan beberapa dewa untuk membunuh anak itu?" tanya Dewa Neraka.
"Bersikaplah bijak wahai Dewa Neraka... tidak semua bisa diselesaikan dengan kekerasan dan pertumpahan darah." Balas Dewa Surga bijak.
"Jadi apa yang harus kita lakukan? Bukankah kita telah setuju untuk melenyapkan seluruh Alam?" tanya Dewa Neraka bingung.
"Dimana ada kelahiran kejahatan pasti akan ada kelahiran kebaikan.... Yin dan Yang tidak akan terpisahkan sampai kapanpun juga..... kita hanya bisa mengawasi semua ini.... terlebih lagi tubuh suci telah turun dari Surga." Ucap Dewa Surga.
"Kau betul... tapi mengapa tubuh suci bisa bereaksi?" tanya Dewa Neraka.
"Ia hanya akan bereaksi ketika sosok pewarisnya telah muncul." Ucap Dewa Surga.
"Tapi aku telah mengawasi seluruh kelahiran dan juga kematian semua orang, tidak ada Manusia yang lahir dengan tubuh suci." Balas Dewa Neraka.
"Memang benar... tapi tubuh suci akan terlahir di dalam diri seorang manusia yang ada di ambang kematian, tunggu saatnya tiba." Ucap Dewa Surga kembali menjadi sebuah Cahaya.
"Bagaimana dengan Shen Long?" tanya Dewa Neraka.
"Dia masih tertidur... akan sangat lama baginya untuk bangun, tapi aku yakin dia masih memantau seluruh Alam." Ucap Dewa Surga pergi.
Dewa Neraka hanya bisa menghela nafas dan kembali melanjutkan semedinya.
Tampak sebuah Pasukan besar berkuda konvoi dengan pakaian perang lengkap dan juga senjata.
Mereka adalah salah satu Pasukan Tombak Emas yang mencoba membebaskan sebuah wilayah kerajaan kecil dari pengaruh kekaisaran Pedang Langit.
Pasukan ini dipimpin langsung oleh salah satu Panglima besar kekaisaran Tombak Emas, ia bernama Panglima Feng.
Panglima Feng salah satu pendekar tingkat tinggi yang dimilki kekaisaran Tombak Emas.
Ranah Kultivasinya telah berada di tingkat lapisan Raja akhir.
Ranah Kultivasinya ini tergolong sangat tinggi apa lagi umurnya yang masih muda.
"Panglima... sebentar lagi kita akan memasuki kerajaan Chen." Ucap salah satu Prajurit yang datang menghampiri dengan kuda.
"Bagus... persiapkan diri kalian... kita akan membebaskan tempat itu... ingat.. jangan berani membunuh wanita ataupun anak kecil.. Ini titah Kaisar." Ucap Panglima dengan lantang.
Tampak tidak ada rasa gentar dari sorot mata para Prajurit yang dibawa oleh Panglima Feng, apa lagi Panglima Feng dikenal sebagai Panglima kuat yang telah membebaskan banyak wilayah.
Sebuah Gerbang besar menghalang perjalanan mereka untuk memasuki kerajaan kecil tersebut.
"Ini aneh..." Ucap Panglima Feng.
"Ada apa Panglima?" tanya Prajuritnya.
"Tidak ada penjagaan ataupun pemeriksaan masuk ke dalam kerajaan ini... ini sungguh mencurigakan." ucap Panglima Feng turun dari kudanya.
"Anda betul... tidak mungkin semua orang bisa masuk ke dalam suatu wilayah tanpa adanya pemeriksaan." Ucap Prajurit tersebut heran.
Panglima Feng berjongkok dan meletakkan telapak tangannya di atas tanah.
Panglima Feng sedang mencoba untuk menelisik wilayah tersebut.
"Bagaimana Panglima?" tanya Prajuritnya heran.
"Tidak ada prajurit kekaisaran di dalam sana, hanya ada penduduk biasa dan juga prajurit kerajaan Chen." Balas Panglima Feng.
"Wah.... Tampaknya kita akan dengan mudah untuk menaklukkan tempat ini." Balas Prajurit lain senang.
"Jangan senang dulu.... kekaisaran Pedang Langit adalah salah satu kekaisaran yang mempunyai rencana yang sangat licik..... buktinya mereka masih bisa bertahan ribuan tahun lamanya." Ingatkan Panglima Feng.
Akhirnya ia memutuskan salah satu prajurit handalnya untuk memasuki wilayah kerajaan ini dan mencoba mencari informasi.
Sembari ia menunggu, seluruh pasukan akan membuat camp camp sementara untuk mereka beristirahat.
Di Dalam Wilayah kerajaan Chen.
Terlihat Prajurit yang sebelumnya telah diperintahkan Panglima Feng sedang menyamar untuk mencari Informasi.
Ia memasuki sebuah Restoran kecil yang ada di kota tersebut.
"Tuan... Apa yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan Restoran tersebut.
"Bawakan aku seguci arak saja." Ucap Prajurit tersebut.
"Baik Tuan... Tunggu sebentar." Balas Pelayan restoran tersebut dengan ramah.
Tak lama menunggu, Pelayan Restoran tersebut kembali dengan membawa seguci arak ke meja Prajurit yang sedang menyamar tersebut.
Seguci arak akhirnya ia dapatkan dan duduk sambil mendengarkan percakapan di dalam Restoran kecil tersebut.
"Apakah kau tahu, jika kekaisaran Tombak Emas akan membebaskan wilayah ini?" ucap salah satu Pengunjung di tempat tersebut.
"Ah... itu bukan urusan kita... terlebih lagi... dimanapun dan dibawah kekuasaan siapapun kita, kita akan terus menjadi seorang Penduduk yang hidupnya bergantung pada Kerajaan." Jawab pengunjung lainnya.
"Hais.. kau ini... Aku berharap jika penyerangan ini gagal....Aku sudah terlalu nyaman berada di dalam kerajaan ini, tidak ada yang bisa sebijaksana Raja Chen, terlebih lagi kita dilindungi dengan segenap nyawa mereka." Ucap orang tersebut kembali.
'Wah... tampaknya penyerangan ini akan sedikit susah... apalagi rakyat dari kerajaan kecil ini tidak terlalu senang atas kedagangan pasukan kami yang sekarang akan membebaskan tempat ini.' pikir prajurit sambil meminum araknya.
"Kau betul, aku juga terlaku senang berada disini, dan apakah kau lupa bagaimana penyerangan yang dilakukan Sekte sekte ke wilayah ini, mereka ditumpas dengan sangat mudah oleh para Kultivator Kultivator kerajaan Chen, terlebih lagi tipu muslihat yang dilakukan oleh Panglima Kita." Balas orang lain.
Tiba tiba pelayan restoran tersebut menghampiri orang yang sedang bicara tersebut.
"Hei... jaga ucapan kalian... kalian bisa saja sedang diintai dan dipaksa untuk memberikan informasi." Ucap Pelayan tersebut mengingatkan.
Seketika orang orang yang sedang berbicara tersebut terdiam dan tidak lagi berani berbicara tentang kekaisaran dan melanjutkan makannya.
'Tampaknya ini tidak yang semudah aku pikirkan... Sebaiknya aku kembali saja.' batin prajurit.
Setelah memberikan beberapa koin perunggu, Prajurit Tombak Emas tersebut kembali ke camp camp Pasukan Tombak Emas dan melapor kepada Panglima Feng.
Prajurit tersebut langsung menghampiri Panglima Feng.
"Silahkan berbicara." Ucap Panglima Feng.
"Panglima.. Tampaknya wilayah ini telah sering di serang oleh sekte sekte lain, tetapi semua bisa diatasi oleh Pasukan Kerajaan Chen, yang aku dengar, Kerajaan Chen memiliki banyak Kultivator Kultivator yang sangat hebat dan juga kuat untuk menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat disini sangat hidup makmur dan juga mencintai kerajaannya." Lapor Prajurit tersebut.
"Hmm..... Aku sudah menduga itu... Pantas saja tidak ada penjagaan di gerbang, karena kerajaan ini menerima siapa saja yang masuk. Baiklah.... Malam ini kita akan memulai penyerangan.... Pastikan kalian bersiap." Ucap Panglima Feng kepada seluruh pasukannya.
"Baik Panglima..." Balas semua orang serentak.
DI Sebuah Alam Tersembunyi.
Tampak Dewa Neraka terlihat sedang bermeditasi di atas singgasana api hitamnya.
Aura di tempat tersebut sangat mencekam, hanya ada kegelapan dan juga kesunyian.
"Apa yang membuatmu kesini?" tanya Dewa Neraka sambil membuka matanya.
"Aku hanya ingin membahas Alam Manusia." Ucap sebuah cahaya yang turun dari langit.
Cahaya tersebut kemudian berubah menjadi Seorang Dewa yang sedang duduk di atas Teratai salju.
Dewa Tersebut dikenal sebagai Dewa Surga, ia adalah salah satu Dewa Tertinggi yang setara dengan Dewa Neraka.
"Alam Manusia??? Memangnya apa lagi yang terjadi?" tanya Dewa Neraka.
"Kau juga pasti tahu... bahwa kekacauan disana semakin besar, Aku bahkan melihat sebuah kekuatan jahat telah lahir." Ucap Dewa Surga.
"Hmmm... tampaknya roh Siluman yang aku segel beribu-ribu tahun yang laku telah memiliki tubuh." Balas Dewa Neraka.
"Betul... anak ini akan menjadi malapetaka bagi Dunia." Balas Dewa Surga.
"Apakah aku harus memerintahkan beberapa dewa untuk membunuh anak itu?" tanya Dewa Neraka.
"Bersikaplah bijak wahai Dewa Neraka... tidak semua bisa diselesaikan dengan kekerasan dan pertumpahan darah." Balas Dewa Surga bijak.
"Jadi apa yang harus kita lakukan? Bukankah kita telah setuju untuk melenyapkan seluruh Alam?" tanya Dewa Neraka bingung.
"Dimana ada kelahiran kejahatan pasti akan ada kelahiran kebaikan.... Yin dan Yang tidak akan terpisahkan sampai kapanpun juga..... kita hanya bisa mengawasi semua ini.... terlebih lagi tubuh suci telah turun dari Surga." Ucap Dewa Surga.
"Kau betul... tapi mengapa tubuh suci bisa bereaksi?" tanya Dewa Neraka.
"Ia hanya akan bereaksi ketika sosok pewarisnya telah muncul." Ucap Dewa Surga.
"Tapi aku telah mengawasi seluruh kelahiran dan juga kematian semua orang, tidak ada Manusia yang lahir dengan tubuh suci." Balas Dewa Neraka.
"Memang benar... tapi tubuh suci akan terlahir di dalam diri seorang manusia yang ada di ambang kematian, tunggu saatnya tiba." Ucap Dewa Surga kembali menjadi sebuah Cahaya.
"Bagaimana dengan Shen Long?" tanya Dewa Neraka.
"Dia masih tertidur... akan sangat lama baginya untuk bangun, tapi aku yakin dia masih memantau seluruh Alam." Ucap Dewa Surga pergi.
Dewa Neraka hanya bisa menghela nafas dan kembali melanjutkan semedinya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved