Bab 12 Sekte Rakus
by Rezaarihta
05:29,Jun 21,2021
Di Dalam Gua Dimensi
Tampak Xiao Long telah pulih dari luka lukanya, tetapi luka luar yang ada di tubuhnya masih belum tertutup dengan penuh.
Ia masih kesulitan untuk bergerak leluasa.
"Aku harus kembali ke bibir gua... sebelum ibuku mengantarkan makanan." Ucap Xiao Long mencoba untuk berdiri.
Sebelum ia pergi, ia membawa beberapa kitab yang akan dipelajarinya, ia membawa 5 kitab kuno yang sangat berdebu.
Xiao Long cukup kesulitan dalam berjalan terlebih lagi jalan gua tersebut cukup gelap dan jalannya yang sangat licin.
Setelah berjalan cukup lama, ia langsung meletakkan kitab kitab yang ia ambil sebelumnya dan pergi ke ranjang kayunya.
"Long'er... Ibu datang Nak...." Ucap Xiao Ling yang telah masuk ke dalam Gua dan membawakan bekal makanan.
"Ah... Terima kasih banyak Ibu." Balas Xiao Long duduk.
Xaio Long diam diam menahan sakit saat mencoba duduk, ia tidak ingin Xiao Ling mengetahui dirinya sedang kesakitan, apalagi melihat lukanya.
"Apa kau baik baik saja Nak?" tanya Xiao Ling melihat Xiao Long pucat.
"Aku baik baik saja Bu... aku hanya belum terbiasanya dengan kondisi Gua yang dingin ini." Ucap Xiao Long.
"Hmm... bagaimana kalo Ibu berbicara dengan ayahmu... agar kau dipindahkan saja." Ucap Xiao Ling.
Sontak Xiao Long langsung menolak.
"Tidak... tidak usah Ini... aku masih bertahan, lagian aku akan lebih berkonstruksi untuk belajar di dalam Gua ini." Balas Xiao Long.
"Oh... jadi begitu ya.... ya sudah... kamu harus jaga kesehatan.... Ibu akan datang setiap hari kesini untuk melihatmu." Balas Xiao Ling.
"Baik Ibu.... terima kasih atas makanannya." Balas Xiao Long tersenyum.
Akhirnya Xiao Ling keluar dari gua, sedangkan Xiao Long memilih untuk menyantap makanannya terlebih dahulu untuk mengisi tenaga.
Setelah selesai menyantap makanannya, Xiao Long langsung membuka salah satu kitab yang ia ambil.
"Kitab Pondasi Awal." Ucap Xiao Long membaca kitab tersebut.
Xiao Long yang berumur masih muda, ia memiliki kepintaran di atas rata rata, hal yang paling pertama kali diajarkan oleh Xiao Lian adalah membaca dan menulis.
"Eh... kok tidak ada tulisannya." Ucap Xiao Long heran saat membuka halaman pertama.
"Apa jangan jangan Tengkorak itu berbohong kepadaku." Ucap Xiao Long kesal.
Tapi sewaktu Xiao sedikit menunduk dan darah yang ada di luka Xiao Long terkena lembaran Kitab tersebut, kitab itu langsung bercahaya dan membawa Xiao Long masuk ke dalam kitab.
Di dalam Kitab.
"Dimana Ini." Ucap Xiao Long heran karena tidak ada sesuatu pun yang ada di dalam tempat tersebut, hanya ada ruangan kosong yang berwarna putih.
Tapi sebuah cahaya hitam datang dan mendekati Xiao Long.
"Selamat datang di ruangan Jiwa kitab Pondasi Awal Tuan Muda." Ucap cahaya tersebut berubah menjadi seorang Sepuh yang tampak kekar dan besar.
"Siapa kau??" tanya Xiao Long terkejut dan meningkatkan kewaspadaannya.
"Tenang Tuan Muda... aku adalah Roh kitab... aku akan menuntun Tuan Muda untuk menguasai kitab ini." Ucap Roh kitab.
"Oh... maaf Senior atas kelancangan junior ini." Balas Xiao Long memberikan hormat.
"Tidak apa apa Tuan Muda." Balas Roh kitab tersenyum.
"Baiklah... silahkan dimulai." Ucap Xiao Long mengambil posisi duduk.
"Hahahaha... aku tidak akan memberikan sebuah teori apa pun kepadamu Yang Mulia... aku hanya akan memberikan latihan langsung." Ucap Roh kitab tersenyum dan tertawa.
"Eh... begitu ya...." Balas Xiao Long sambil menggaruk kepalanya.
Roh Kitab menjentikkan jarinya dan ruangan kosong tiba tiba menjadi sebuah perbukitan terjal.
Xiao Long dan Roh kitab berdiri di dasar Perbukitan tersebut.
"Waoooww.... senior sungguh hebat." Balas Xiao Long memuji.
"Tuan Muda.... sebagai Roh kitab.... saya harus melihat keadaan tubuh Tuan Muda terlebih dahulu.... takutnya disaat pelatihan Anda tiba tiba menyerah." Ucap Roh kitab.
"Silahkan Senior." Balas Xiao Long.
Roh Kitab langsung menyentuh kening Xiao Long.
"Hmmm... tampaknya Anda sudah memiliki pondasi awal dari tubuh suci." Balas Roh Kitab.
"Jadi bagaimana??" tanya Xiao Long.
"Baiklah... saya hanya bisa merubah bentuk tubuh Tuan Muda menjadi lebih berisi... untuk ketahanan dan kekuatan tubuh... anda sudah memilikinya dengan sempurna." Balas Roh kitab.
"Berikan arahan kepada yang muda ini Senior." Ucap Xiao Long sopan.
Roh Kitab memberikan pelatihan yang cukup berat, ia menyuruh Xiao Long untuk memanjat tebing tebing tersebut dan turun kembali, setelah selesai beberapa kali, Xiao Long harus memanjat lagi dengan menggendong batu kecil.
Latihan tersebut terus saja seperti itu, hingga beban yang digendong oleh Xiao Long terus bertambah.
Di saat pelatihan kerap kali Xiao Long terjatuh dari atas bukit karena kelelahan, hanya saja tubuh Xiao Long tidak akan hancur karena ia telah memiliki ketahanan yang sempurna.
Setelah selesai melakukan hal tersebut, Xiao Long diperintahkan untuk berenang melawan arus di sebuah sungai yang sangat deras.
Anehnya Sungai tersebut seperti gelombang tsunami yang sangat besar.
"Senior... bagaimana bisa aku berenang ke ujung Sungai itu... jika untuk mempertahankan posisiku saja aku tidak bisa." Ucap Xiao Long yang telah berpuluh-puluh kali dilemparkan oleh Aliran sungai.
"Ntahlah Tuan Muda.... aku sedang sibuk... Jangan ganggu aku." Ucap Roh Kitab yang melayang dan tiduran di atas awan.
"Hais.... bagaimana ini." Ucap Xiao Long berpikir keras.
Di Sekte Bunga Api.
Seorang Sepuh tua tampak mendarat di tengah tengah murid yang sedang berlatih.
"Hormat kepada Patriak." Ucap seluruh murid serentak.
"Hmm.." Balas Sepuh tersebut dengan dingin.
Sepuh tersebut adalah Patriak Sekte Bunga Api yang baru saja kembali dari Istana Kerajaan Chen.
Tampak dari raut wajahnya, ia tidak dalam kondisi yang baik.
"Patriak... bagaimana perjalananmu?" Tanya Tetua 1.
"Ini bukan masalah perjalanan tetapi ini masalah tentang kerajaan Chen." Ucap Patriak.
"Hmmm... tampaknya Anda tidak disambut dengan baik." Ucap Tetua 1.
"Bagaimana kau tahu itu?" ucap Patriak kaget.
"Hahahaha... aku sering kali berkunjung ke kerajaan Chen... mereka memang memiliki Raja yang sangat dingin." Ucap Tetua 1.
"Oooo jadi begitu rupanya... bukan hanya aku saja." Ucap Patriak.
Mereka berbicara sambil berjalan ke arah Gedung Sekte bersama seorang jenius yang tak lain adalah Xian Tian.
"Sebenarnya mengapa anda sangat ingin kerajaan Chen berpartisipasi dalam penerimaan murid baru?" tanya Tetua 1.
"Sebenarnya itu hanya tipu muslihatku... apakah kau lupa jika kerajaan Chen adalah kerajaan yang tidak dikendalikan oleh kekaisaran manapun... Terlebih lagi kerajaan Chen memiliki banyak sumberdaya yang bisa menguntungkan bagi kita, semua sumberdaya itu hanya bisa kita dapatkan jika kerajaan Chen memiliki hubungan baik dengan kita." Ucap Patriak.
Sumberdaya adalah sebuah tanaman, buah-buahan maupun pil pil yang dibuat untuk menunjang Kultivasi.
Sumberdaya sangat berharga bagi para Kultivator, terlebih lagi jika Kultivator berada di sebuah tempat yang mempunyai energi yang sangat kecil, sumberdaya ini bisa menjadi solusi, tapi sumberdaya dan pil pasti memiliki efek samping tersendiri.
Sumber daya memiliki tingkatan, Yaitu :
1. Tingkat Bumi
2. Tingkat Langit
3. Tingkat Surgawi
4. Tingkat Misterius.
Setiap tingkat memiliki pembagian rendah dan tinggi.
Sama halnya dengan Pil, Pil juga mempunyai tingkatan dan pembagian yang sama dengan sumberdaya.
"Jadi apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan kerajaan itu?" tanya Tetua 1.
"Aku mempunyai solusi sebenarnya... yang Pertama kita terus mendekati Raja Chen agar ia mau bekerjasama dengan kita. Kedua kita serang mereka dan ketiga kita harus mencari tempat lain untuk memasok sumberdaya kita." Balas Patriak.
"Jika aku jadi Anda, aku lebih baik memilih opsi yang ketiga, opsi pertama hanya akan membuang buang waktu, dan opsi kedua hanya akan membuat kerugian bagi kita, Anda juga tahu bagaimana konsekuensinya jika Sekte Aliran Putih menyerang sebuah kerajaan yang tidak melakukan kesalahan." Ucap Tetua 1 bijak.
Sontak Patriak tersenyum licik dan menatap Tetua 1.
"Kau memberikanku ide Tetua." Balas Patriak tertawa.
Tampak Xiao Long telah pulih dari luka lukanya, tetapi luka luar yang ada di tubuhnya masih belum tertutup dengan penuh.
Ia masih kesulitan untuk bergerak leluasa.
"Aku harus kembali ke bibir gua... sebelum ibuku mengantarkan makanan." Ucap Xiao Long mencoba untuk berdiri.
Sebelum ia pergi, ia membawa beberapa kitab yang akan dipelajarinya, ia membawa 5 kitab kuno yang sangat berdebu.
Xiao Long cukup kesulitan dalam berjalan terlebih lagi jalan gua tersebut cukup gelap dan jalannya yang sangat licin.
Setelah berjalan cukup lama, ia langsung meletakkan kitab kitab yang ia ambil sebelumnya dan pergi ke ranjang kayunya.
"Long'er... Ibu datang Nak...." Ucap Xiao Ling yang telah masuk ke dalam Gua dan membawakan bekal makanan.
"Ah... Terima kasih banyak Ibu." Balas Xiao Long duduk.
Xaio Long diam diam menahan sakit saat mencoba duduk, ia tidak ingin Xiao Ling mengetahui dirinya sedang kesakitan, apalagi melihat lukanya.
"Apa kau baik baik saja Nak?" tanya Xiao Ling melihat Xiao Long pucat.
"Aku baik baik saja Bu... aku hanya belum terbiasanya dengan kondisi Gua yang dingin ini." Ucap Xiao Long.
"Hmm... bagaimana kalo Ibu berbicara dengan ayahmu... agar kau dipindahkan saja." Ucap Xiao Ling.
Sontak Xiao Long langsung menolak.
"Tidak... tidak usah Ini... aku masih bertahan, lagian aku akan lebih berkonstruksi untuk belajar di dalam Gua ini." Balas Xiao Long.
"Oh... jadi begitu ya.... ya sudah... kamu harus jaga kesehatan.... Ibu akan datang setiap hari kesini untuk melihatmu." Balas Xiao Ling.
"Baik Ibu.... terima kasih atas makanannya." Balas Xiao Long tersenyum.
Akhirnya Xiao Ling keluar dari gua, sedangkan Xiao Long memilih untuk menyantap makanannya terlebih dahulu untuk mengisi tenaga.
Setelah selesai menyantap makanannya, Xiao Long langsung membuka salah satu kitab yang ia ambil.
"Kitab Pondasi Awal." Ucap Xiao Long membaca kitab tersebut.
Xiao Long yang berumur masih muda, ia memiliki kepintaran di atas rata rata, hal yang paling pertama kali diajarkan oleh Xiao Lian adalah membaca dan menulis.
"Eh... kok tidak ada tulisannya." Ucap Xiao Long heran saat membuka halaman pertama.
"Apa jangan jangan Tengkorak itu berbohong kepadaku." Ucap Xiao Long kesal.
Tapi sewaktu Xiao sedikit menunduk dan darah yang ada di luka Xiao Long terkena lembaran Kitab tersebut, kitab itu langsung bercahaya dan membawa Xiao Long masuk ke dalam kitab.
Di dalam Kitab.
"Dimana Ini." Ucap Xiao Long heran karena tidak ada sesuatu pun yang ada di dalam tempat tersebut, hanya ada ruangan kosong yang berwarna putih.
Tapi sebuah cahaya hitam datang dan mendekati Xiao Long.
"Selamat datang di ruangan Jiwa kitab Pondasi Awal Tuan Muda." Ucap cahaya tersebut berubah menjadi seorang Sepuh yang tampak kekar dan besar.
"Siapa kau??" tanya Xiao Long terkejut dan meningkatkan kewaspadaannya.
"Tenang Tuan Muda... aku adalah Roh kitab... aku akan menuntun Tuan Muda untuk menguasai kitab ini." Ucap Roh kitab.
"Oh... maaf Senior atas kelancangan junior ini." Balas Xiao Long memberikan hormat.
"Tidak apa apa Tuan Muda." Balas Roh kitab tersenyum.
"Baiklah... silahkan dimulai." Ucap Xiao Long mengambil posisi duduk.
"Hahahaha... aku tidak akan memberikan sebuah teori apa pun kepadamu Yang Mulia... aku hanya akan memberikan latihan langsung." Ucap Roh kitab tersenyum dan tertawa.
"Eh... begitu ya...." Balas Xiao Long sambil menggaruk kepalanya.
Roh Kitab menjentikkan jarinya dan ruangan kosong tiba tiba menjadi sebuah perbukitan terjal.
Xiao Long dan Roh kitab berdiri di dasar Perbukitan tersebut.
"Waoooww.... senior sungguh hebat." Balas Xiao Long memuji.
"Tuan Muda.... sebagai Roh kitab.... saya harus melihat keadaan tubuh Tuan Muda terlebih dahulu.... takutnya disaat pelatihan Anda tiba tiba menyerah." Ucap Roh kitab.
"Silahkan Senior." Balas Xiao Long.
Roh Kitab langsung menyentuh kening Xiao Long.
"Hmmm... tampaknya Anda sudah memiliki pondasi awal dari tubuh suci." Balas Roh Kitab.
"Jadi bagaimana??" tanya Xiao Long.
"Baiklah... saya hanya bisa merubah bentuk tubuh Tuan Muda menjadi lebih berisi... untuk ketahanan dan kekuatan tubuh... anda sudah memilikinya dengan sempurna." Balas Roh kitab.
"Berikan arahan kepada yang muda ini Senior." Ucap Xiao Long sopan.
Roh Kitab memberikan pelatihan yang cukup berat, ia menyuruh Xiao Long untuk memanjat tebing tebing tersebut dan turun kembali, setelah selesai beberapa kali, Xiao Long harus memanjat lagi dengan menggendong batu kecil.
Latihan tersebut terus saja seperti itu, hingga beban yang digendong oleh Xiao Long terus bertambah.
Di saat pelatihan kerap kali Xiao Long terjatuh dari atas bukit karena kelelahan, hanya saja tubuh Xiao Long tidak akan hancur karena ia telah memiliki ketahanan yang sempurna.
Setelah selesai melakukan hal tersebut, Xiao Long diperintahkan untuk berenang melawan arus di sebuah sungai yang sangat deras.
Anehnya Sungai tersebut seperti gelombang tsunami yang sangat besar.
"Senior... bagaimana bisa aku berenang ke ujung Sungai itu... jika untuk mempertahankan posisiku saja aku tidak bisa." Ucap Xiao Long yang telah berpuluh-puluh kali dilemparkan oleh Aliran sungai.
"Ntahlah Tuan Muda.... aku sedang sibuk... Jangan ganggu aku." Ucap Roh Kitab yang melayang dan tiduran di atas awan.
"Hais.... bagaimana ini." Ucap Xiao Long berpikir keras.
Di Sekte Bunga Api.
Seorang Sepuh tua tampak mendarat di tengah tengah murid yang sedang berlatih.
"Hormat kepada Patriak." Ucap seluruh murid serentak.
"Hmm.." Balas Sepuh tersebut dengan dingin.
Sepuh tersebut adalah Patriak Sekte Bunga Api yang baru saja kembali dari Istana Kerajaan Chen.
Tampak dari raut wajahnya, ia tidak dalam kondisi yang baik.
"Patriak... bagaimana perjalananmu?" Tanya Tetua 1.
"Ini bukan masalah perjalanan tetapi ini masalah tentang kerajaan Chen." Ucap Patriak.
"Hmmm... tampaknya Anda tidak disambut dengan baik." Ucap Tetua 1.
"Bagaimana kau tahu itu?" ucap Patriak kaget.
"Hahahaha... aku sering kali berkunjung ke kerajaan Chen... mereka memang memiliki Raja yang sangat dingin." Ucap Tetua 1.
"Oooo jadi begitu rupanya... bukan hanya aku saja." Ucap Patriak.
Mereka berbicara sambil berjalan ke arah Gedung Sekte bersama seorang jenius yang tak lain adalah Xian Tian.
"Sebenarnya mengapa anda sangat ingin kerajaan Chen berpartisipasi dalam penerimaan murid baru?" tanya Tetua 1.
"Sebenarnya itu hanya tipu muslihatku... apakah kau lupa jika kerajaan Chen adalah kerajaan yang tidak dikendalikan oleh kekaisaran manapun... Terlebih lagi kerajaan Chen memiliki banyak sumberdaya yang bisa menguntungkan bagi kita, semua sumberdaya itu hanya bisa kita dapatkan jika kerajaan Chen memiliki hubungan baik dengan kita." Ucap Patriak.
Sumberdaya adalah sebuah tanaman, buah-buahan maupun pil pil yang dibuat untuk menunjang Kultivasi.
Sumberdaya sangat berharga bagi para Kultivator, terlebih lagi jika Kultivator berada di sebuah tempat yang mempunyai energi yang sangat kecil, sumberdaya ini bisa menjadi solusi, tapi sumberdaya dan pil pasti memiliki efek samping tersendiri.
Sumber daya memiliki tingkatan, Yaitu :
1. Tingkat Bumi
2. Tingkat Langit
3. Tingkat Surgawi
4. Tingkat Misterius.
Setiap tingkat memiliki pembagian rendah dan tinggi.
Sama halnya dengan Pil, Pil juga mempunyai tingkatan dan pembagian yang sama dengan sumberdaya.
"Jadi apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan kerajaan itu?" tanya Tetua 1.
"Aku mempunyai solusi sebenarnya... yang Pertama kita terus mendekati Raja Chen agar ia mau bekerjasama dengan kita. Kedua kita serang mereka dan ketiga kita harus mencari tempat lain untuk memasok sumberdaya kita." Balas Patriak.
"Jika aku jadi Anda, aku lebih baik memilih opsi yang ketiga, opsi pertama hanya akan membuang buang waktu, dan opsi kedua hanya akan membuat kerugian bagi kita, Anda juga tahu bagaimana konsekuensinya jika Sekte Aliran Putih menyerang sebuah kerajaan yang tidak melakukan kesalahan." Ucap Tetua 1 bijak.
Sontak Patriak tersenyum licik dan menatap Tetua 1.
"Kau memberikanku ide Tetua." Balas Patriak tertawa.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved