Bab 17 Keturunan Praktisi Siluman
by Rezaarihta
05:38,Jun 21,2021
Setelah pertarungan Feng Shui dan Serigala Merah selesai.
Feng Shui membalikkan badannya dan melihat Xiao Ying yang tengah pingsan.
"Hais.... Gadis ini sungguh membuatku kesal." Ucap Feng Shui tak habis pikir bisa bertemu dengan Xiao Ying lagi.
Feng Shui membawa Xiao Ying turun dari tebing dan mencari sebuah Gua.
Ia meletakkan Xiao Ying di dalam Gua dan mengobati luka cakaran Serigala Merah sebelumnya.
Ia menyalurkan Tenaga Dalamnya untuk membantu regenerasi dari tangan Xiao Ying.
Setelah Feng Shui merasa keadaan Xiao Ying telah baik baik saja, ia lantas keluar dari Gua dan membiarkan Xiao Ying untuk beristirahat.
Feng Shui menuju ke sebuah sungai yang tak jauh dari Gua tersebut untuk membersihkan tubuhnya yang sangat kotor.
"Hais... selama beberapa hari disana, aku seperti gelandangan yang tidak pernah mandi sekalipun." Ucap Feng Shui mencium bau badannya.
Sedangkan Xiao Ying yang ada di dalam Gua tersadar dari pingsannya.
"Eh... dimana aku?" Ucap Xiao Ying memandang dinding Gua.
Ia langsung mencoba untuk berdiri dan merasakan rasa sakit dari luka serangan Serigala Merah.
"Aduh..." Ucap Xiao Ying kesakitan.
Ia juga merasakan jika lukanya ini telah membaik karena telah diobati dan telah dililit kain hitam.
"Apa jangan jangan pemuda itu yang..." Ucap Xiao Ying.
Xiao Ying mencoba berjalan ke arah luar Gua dan mencari Feng Shui.
Ia mendengar suara percikan air dari bawah Gua.
Xiao Ying lantas mencari Sungai tersebut dan menemukan seorang Pemuda sedang mandi di sungai tersebut.
Ia lantas mendekati Pemuda tersebut karena ia tahu, Feng Shui lh Pemuda itu.
"Hei... apa yang kau lakukan disini..." Ucap Feng Shui kaget melihat Xiao Ying yang duduk di pinggir sungai.
"Ah... aku hanya ingin berterima kasih saja." Balas Xiao Ying malu malu.
"Berterima kasih ya berterima kasih... tapi bukan sekarang juga waktunya." Ucap Feng Shui.
Feng Shui buru buru keluar dari sungai dan memakai bajunya.
Feng Shui dan juga Xiao Ying akhirnya memutuskan kembali ke Gua dan membawa beberapa kelinci untuk makan malam.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini?" tanya Feng Shui heran sambil memanggang daging kelinci tersebut.
"Ya untuk membunuhmu." Balas Xiao Ying santai.
"Eh..." Balas Feng Shui sambil menggelengkan kepalanya.
Xiao Ying merasakan jika Feng Shui sedikit berbeda dari sebelumnya.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Xiao Ying penasaran.
"Hmm... itu adalah urusanku... kau tidak perlu tahu." Balas Feng Shui.
'Bagaimana bisa Energi Jiwa pemuda ini bisa selemah ini.' Pikir Xiao Ying.
Energi jiwa berbeda dengan Tenaga Dalam, energi jiwa bisa dikatakan sebagai standar kesehatan seorang Kultivator.
Jika Energi jiwa seorang Kultivator hilang, maka dipastikan orang tersebut akan mati.
Tapi tidak semua Kultivator bisa melihat Energi Jiwa, hanya Kultivator di lapisan Kaisar ke atas yang bisa melihat hal itu.
Sedangkan Xiao Ying, yang masih berada di lapisan Emas pertengahan dapat melihat Energi Jiwa seseorang karena ia adalah keturunan langsung dari keluarga Xiao.
Keluarga Xiao memiliki banyak bakat yang hanya ada di dalam keturunan mereka, salah satunya melihat Energi Jiwa seseorang.
"Bukannya kau keluarga berasal dari keluarga Xiao?" Tanya Feng Shui.
"Iya.... namaku Xiao Ying.. Putri dari Xiao Tan." Balas Xiao Ying.
Feng Shui tidak asing dengan nama Xiao Tan, karena Feng Shui telah turun beberapa kali di medan pertempuran, ia beberapa kali bentrok dengan orang yang bernama Xiao Tan.
"Aku tidak mengira jika orang tua itu memiliki anak." Ucap Feng Shui tersenyum.
"Apa maksudmu?" tanya Xiao Ying.
"Ayahmu pernah bertarung denganku sewaktu peperangan Keluarga Xiao dan keluarga Lin." Ucap Feng Shui.
"Jadi.... apa jangan jangan kau berasal dari keluarga Lin?" Tanya Xiao Ying terkejut.
"Apakah aku sekejam keluarga Lin??" tanya Feng Shui balik.
Xiao Ying terdiam dan tidak menjawab, Xiao Ying tahu, jika Keluarga Lin adalah keluarga yang sangat kejam dan juga sadis, apa lagi jika mereka mendengar nama Xiao, mereka pasti akan membunuhnya.
"Ya sudah... makanlah daging ini.... aku akan berjaga disini... besok pagi, kita akan keluar dari Gua ini." Ucap Feng Shui.
"Hmm... hmm." Balas Xiao mengangguk dan melahap daging yang baru saja dibakar oleh Feng Shui.
Di Istana Kekaisaran Tombak Emas.
Tampak suasana di di Kekaisaran tidak terlalu baik, terlihat banyak Prajurit dan juga tabib yang berlarian ke arah kamar Pangeran Fang An.
"Cepat... tekan aura ini." Teriak Kaisar Tombak Emas.
Terdapat sebuah Aura misterius yang keluar dari kamar Sang Pangeran.
Aura tersebut sangat mematikan, terlebih lagi Aura tersebut telah membunuh beberapa pelayan yang menjaga Fang An.
Para tabib langsung mengeluarkan segenap kemampuan mereka dan menekan Aura misterius tersebut.
Cukup lama mereka berjibaku dengan Aura tersebut dan akhirnya mereka berhasil untuk menekan Aura misterius.
"Yang Mulia... aura itu...." Ucap Perdana Menteri terkejut.
Kaisar Tombak Emas juga sangat terkejut melihat keadaan yang ada di depannya tersebut, tampak Fang An yang tertidur terlihat dikelilingi oleh Aura misterius yang sebelumnya membunuh para pelayan.
"Jangan mendekat... kita tidak tahu aura apa itu." Ucap Kaisar.
Kaisar melapisi tubuhnya dengan Tenaga dalam dan mencoba mendekati Fang An.
Ia berjalan dan meraih tubuh Fang An, tetapi Aura tersebut kembali meronta ronta dan menekan Kaisar dengan sangat kuat.
Kaisar langsung terhempas cukup kuat dan menabrak pintu.
"Ini..." Ucap kaisar terkejut.
"Yang Mulia!!" teriak semua orang dan langsung menarik Kaisar keluar dari kamar Fang An.
"Tutup pintunya... dan segel ruangan ini." Perintah Kaisar.
Para Kultivator kekaisaran menatap kaisar tidak percaya, bagaimana mungkin mereka menyegel Pangeran di dalam sebuah ruangan bersama Aura misterius yang sangat mematikan.
"Kenapa kalian diam?" tanya Kaisar.
"Tapi Yang Mulia... Pangeran ada di dalam." Ucap salah satu Kultivator.
"Aura tersebut keluar dari anakku... jika Fang An dibawa keluar sama saja kita membawa Aura tersebut." Ucap Kaisar berat hati.
Akhirnya mau tidak mau, beberapa Kultivator terpaksa menyegel kamar Fang An.
"Maafkan aku anakku..." Ucap Kaisar sedih.
Setelah kejadian ini, kaisar langsung membahas keadaan Fang An bersama tabib tabib kekaisaran dan juga Petinggi Istana.
"Maaf Yang Mulia... Hamba tidak pernah melihat Aura seperti tadi." Jawab tabib tabib tersebut.
"Ini sungguh aneh... mengapa anakku bisa seperti ini." Ucap Kaisar sedih.
"Ini terjadi karena mendiang Istrimu adalah Seorang Kultivator Aliran Hitam, dan menurunkan praktisinya kepada anakmu." Ucap seseorang yang tiba tiba masuk ke dalam aula Istana.
Ia adalah Sang Raja Obat yang baru saja mendengar kerusuhan di dalam Istana dan memutuskan untuk kembali ke Istana Kekaisaran.
"Bukankah itu hal biasa Senior... banyak Kultivator Aliran Putih yang menikah dengan Kultivator Aliran Hitam, tapi mengapa sekarang baru terjadi dan itu terjadi padaku." Ucap Kaisar.
"Istrimu sedikit berbeda, ia pernah sedikit membelot dari jalur Kultivator Aliran Hitam, ia pernah tidak sengaja menyerap sebuah Aura Siluman, dan Aura tersebut diturunkan kepada anakmu... aku juga tidak menyangka bisa separah ini, karena sebelumnya aku sudah menyegel Aura tersebut." Ucap Raja Obat.
"Siluman!!!!" ucap semua orang terkejut.
"Jadi... apakah ada cara untuk menyembuhkan anakku?" tanya Kaisar bingung.
"Ikutlah denganku... aku ingin berbicara berdua denganmu." Balas Raja Obat keluar dan terbang ke atas Langit.
Kaisar juga langsung menyusul dan melesat cepat mengikuti Raja Obat.
Di atas Langit.
"Ada apa??? Mengapa harus di tempat ini?" tanya Kaisar heran.
"Aku tidak ingin mengatakan keadaan anakmu di depan semua orang, Pangeran Fang An telah memiliki takdirnya sendiri... aku tidak tahu nantinya jika Aura tersebut sebagai anugrah atau kutukan." Ucap Raja obat.
"Tapi... jika Aura tersebut dipertahankan... maka anakku akan menjadi seorang Siluman." Ucap Kaisar.
"Benar... yang kau katakan benar adanya... jika ingin menghilangkan Aura tersebut, kau harus." Ucap Raja obat dan mendekati Kaisar.
Ia lantas menembakkan sebuah ingatan kepada Kaisar melalui jari telunjuknya.
"Ini... apakah aku harus menunggu selama itu?" Tanya Kaisar terkejut setelah ia melihat bayangan ingatan Raja Obat.
"Bersabarlah... aku juga baru mendapat pencerahan di saat aku keluar dari Istanamu tadi siang... kusarankan kau untuk mengirim anakmu ke sebuah Sekte Aliran Hitam selagi menunggu waktunya tiba." Saran Raja Obat.
"Baiklah... jika itu bisa menyelamatkan anakku... aku akan melakukannya." Balas Kaisar.
Mereka akhirnya berpisah setelah pembicaraan tersebut selesai.
Sang Kaisar langsung terbang ke arah Istananya.
"Mudah mudahan Sekte itu mau menerima Pangeran." Ucap Raja Obat melihat kepergian kaisar.
"Sekte apa memangnya Guru?" tanya seorang murid yang muncul dibelakang Raja Obat.
"Nama Sektenya.... Eh... bagaimana bisa kau terbang??? Kapan kau menerobos?" tanya Raja Obat terkejut.
"Heheheh... tadi Sore Guru, sewaktu Guru pergi." Ucap Murid tersebut.
"Hais... kau ini... kau memang sangat berbakat... bahkan aku belum mengajarkan teknik terbang untukmu." Balas Raja Obat tersenyum senang melihat bakat muridnya tersebut.
Feng Shui membalikkan badannya dan melihat Xiao Ying yang tengah pingsan.
"Hais.... Gadis ini sungguh membuatku kesal." Ucap Feng Shui tak habis pikir bisa bertemu dengan Xiao Ying lagi.
Feng Shui membawa Xiao Ying turun dari tebing dan mencari sebuah Gua.
Ia meletakkan Xiao Ying di dalam Gua dan mengobati luka cakaran Serigala Merah sebelumnya.
Ia menyalurkan Tenaga Dalamnya untuk membantu regenerasi dari tangan Xiao Ying.
Setelah Feng Shui merasa keadaan Xiao Ying telah baik baik saja, ia lantas keluar dari Gua dan membiarkan Xiao Ying untuk beristirahat.
Feng Shui menuju ke sebuah sungai yang tak jauh dari Gua tersebut untuk membersihkan tubuhnya yang sangat kotor.
"Hais... selama beberapa hari disana, aku seperti gelandangan yang tidak pernah mandi sekalipun." Ucap Feng Shui mencium bau badannya.
Sedangkan Xiao Ying yang ada di dalam Gua tersadar dari pingsannya.
"Eh... dimana aku?" Ucap Xiao Ying memandang dinding Gua.
Ia langsung mencoba untuk berdiri dan merasakan rasa sakit dari luka serangan Serigala Merah.
"Aduh..." Ucap Xiao Ying kesakitan.
Ia juga merasakan jika lukanya ini telah membaik karena telah diobati dan telah dililit kain hitam.
"Apa jangan jangan pemuda itu yang..." Ucap Xiao Ying.
Xiao Ying mencoba berjalan ke arah luar Gua dan mencari Feng Shui.
Ia mendengar suara percikan air dari bawah Gua.
Xiao Ying lantas mencari Sungai tersebut dan menemukan seorang Pemuda sedang mandi di sungai tersebut.
Ia lantas mendekati Pemuda tersebut karena ia tahu, Feng Shui lh Pemuda itu.
"Hei... apa yang kau lakukan disini..." Ucap Feng Shui kaget melihat Xiao Ying yang duduk di pinggir sungai.
"Ah... aku hanya ingin berterima kasih saja." Balas Xiao Ying malu malu.
"Berterima kasih ya berterima kasih... tapi bukan sekarang juga waktunya." Ucap Feng Shui.
Feng Shui buru buru keluar dari sungai dan memakai bajunya.
Feng Shui dan juga Xiao Ying akhirnya memutuskan kembali ke Gua dan membawa beberapa kelinci untuk makan malam.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini?" tanya Feng Shui heran sambil memanggang daging kelinci tersebut.
"Ya untuk membunuhmu." Balas Xiao Ying santai.
"Eh..." Balas Feng Shui sambil menggelengkan kepalanya.
Xiao Ying merasakan jika Feng Shui sedikit berbeda dari sebelumnya.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Xiao Ying penasaran.
"Hmm... itu adalah urusanku... kau tidak perlu tahu." Balas Feng Shui.
'Bagaimana bisa Energi Jiwa pemuda ini bisa selemah ini.' Pikir Xiao Ying.
Energi jiwa berbeda dengan Tenaga Dalam, energi jiwa bisa dikatakan sebagai standar kesehatan seorang Kultivator.
Jika Energi jiwa seorang Kultivator hilang, maka dipastikan orang tersebut akan mati.
Tapi tidak semua Kultivator bisa melihat Energi Jiwa, hanya Kultivator di lapisan Kaisar ke atas yang bisa melihat hal itu.
Sedangkan Xiao Ying, yang masih berada di lapisan Emas pertengahan dapat melihat Energi Jiwa seseorang karena ia adalah keturunan langsung dari keluarga Xiao.
Keluarga Xiao memiliki banyak bakat yang hanya ada di dalam keturunan mereka, salah satunya melihat Energi Jiwa seseorang.
"Bukannya kau keluarga berasal dari keluarga Xiao?" Tanya Feng Shui.
"Iya.... namaku Xiao Ying.. Putri dari Xiao Tan." Balas Xiao Ying.
Feng Shui tidak asing dengan nama Xiao Tan, karena Feng Shui telah turun beberapa kali di medan pertempuran, ia beberapa kali bentrok dengan orang yang bernama Xiao Tan.
"Aku tidak mengira jika orang tua itu memiliki anak." Ucap Feng Shui tersenyum.
"Apa maksudmu?" tanya Xiao Ying.
"Ayahmu pernah bertarung denganku sewaktu peperangan Keluarga Xiao dan keluarga Lin." Ucap Feng Shui.
"Jadi.... apa jangan jangan kau berasal dari keluarga Lin?" Tanya Xiao Ying terkejut.
"Apakah aku sekejam keluarga Lin??" tanya Feng Shui balik.
Xiao Ying terdiam dan tidak menjawab, Xiao Ying tahu, jika Keluarga Lin adalah keluarga yang sangat kejam dan juga sadis, apa lagi jika mereka mendengar nama Xiao, mereka pasti akan membunuhnya.
"Ya sudah... makanlah daging ini.... aku akan berjaga disini... besok pagi, kita akan keluar dari Gua ini." Ucap Feng Shui.
"Hmm... hmm." Balas Xiao mengangguk dan melahap daging yang baru saja dibakar oleh Feng Shui.
Di Istana Kekaisaran Tombak Emas.
Tampak suasana di di Kekaisaran tidak terlalu baik, terlihat banyak Prajurit dan juga tabib yang berlarian ke arah kamar Pangeran Fang An.
"Cepat... tekan aura ini." Teriak Kaisar Tombak Emas.
Terdapat sebuah Aura misterius yang keluar dari kamar Sang Pangeran.
Aura tersebut sangat mematikan, terlebih lagi Aura tersebut telah membunuh beberapa pelayan yang menjaga Fang An.
Para tabib langsung mengeluarkan segenap kemampuan mereka dan menekan Aura misterius tersebut.
Cukup lama mereka berjibaku dengan Aura tersebut dan akhirnya mereka berhasil untuk menekan Aura misterius.
"Yang Mulia... aura itu...." Ucap Perdana Menteri terkejut.
Kaisar Tombak Emas juga sangat terkejut melihat keadaan yang ada di depannya tersebut, tampak Fang An yang tertidur terlihat dikelilingi oleh Aura misterius yang sebelumnya membunuh para pelayan.
"Jangan mendekat... kita tidak tahu aura apa itu." Ucap Kaisar.
Kaisar melapisi tubuhnya dengan Tenaga dalam dan mencoba mendekati Fang An.
Ia berjalan dan meraih tubuh Fang An, tetapi Aura tersebut kembali meronta ronta dan menekan Kaisar dengan sangat kuat.
Kaisar langsung terhempas cukup kuat dan menabrak pintu.
"Ini..." Ucap kaisar terkejut.
"Yang Mulia!!" teriak semua orang dan langsung menarik Kaisar keluar dari kamar Fang An.
"Tutup pintunya... dan segel ruangan ini." Perintah Kaisar.
Para Kultivator kekaisaran menatap kaisar tidak percaya, bagaimana mungkin mereka menyegel Pangeran di dalam sebuah ruangan bersama Aura misterius yang sangat mematikan.
"Kenapa kalian diam?" tanya Kaisar.
"Tapi Yang Mulia... Pangeran ada di dalam." Ucap salah satu Kultivator.
"Aura tersebut keluar dari anakku... jika Fang An dibawa keluar sama saja kita membawa Aura tersebut." Ucap Kaisar berat hati.
Akhirnya mau tidak mau, beberapa Kultivator terpaksa menyegel kamar Fang An.
"Maafkan aku anakku..." Ucap Kaisar sedih.
Setelah kejadian ini, kaisar langsung membahas keadaan Fang An bersama tabib tabib kekaisaran dan juga Petinggi Istana.
"Maaf Yang Mulia... Hamba tidak pernah melihat Aura seperti tadi." Jawab tabib tabib tersebut.
"Ini sungguh aneh... mengapa anakku bisa seperti ini." Ucap Kaisar sedih.
"Ini terjadi karena mendiang Istrimu adalah Seorang Kultivator Aliran Hitam, dan menurunkan praktisinya kepada anakmu." Ucap seseorang yang tiba tiba masuk ke dalam aula Istana.
Ia adalah Sang Raja Obat yang baru saja mendengar kerusuhan di dalam Istana dan memutuskan untuk kembali ke Istana Kekaisaran.
"Bukankah itu hal biasa Senior... banyak Kultivator Aliran Putih yang menikah dengan Kultivator Aliran Hitam, tapi mengapa sekarang baru terjadi dan itu terjadi padaku." Ucap Kaisar.
"Istrimu sedikit berbeda, ia pernah sedikit membelot dari jalur Kultivator Aliran Hitam, ia pernah tidak sengaja menyerap sebuah Aura Siluman, dan Aura tersebut diturunkan kepada anakmu... aku juga tidak menyangka bisa separah ini, karena sebelumnya aku sudah menyegel Aura tersebut." Ucap Raja Obat.
"Siluman!!!!" ucap semua orang terkejut.
"Jadi... apakah ada cara untuk menyembuhkan anakku?" tanya Kaisar bingung.
"Ikutlah denganku... aku ingin berbicara berdua denganmu." Balas Raja Obat keluar dan terbang ke atas Langit.
Kaisar juga langsung menyusul dan melesat cepat mengikuti Raja Obat.
Di atas Langit.
"Ada apa??? Mengapa harus di tempat ini?" tanya Kaisar heran.
"Aku tidak ingin mengatakan keadaan anakmu di depan semua orang, Pangeran Fang An telah memiliki takdirnya sendiri... aku tidak tahu nantinya jika Aura tersebut sebagai anugrah atau kutukan." Ucap Raja obat.
"Tapi... jika Aura tersebut dipertahankan... maka anakku akan menjadi seorang Siluman." Ucap Kaisar.
"Benar... yang kau katakan benar adanya... jika ingin menghilangkan Aura tersebut, kau harus." Ucap Raja obat dan mendekati Kaisar.
Ia lantas menembakkan sebuah ingatan kepada Kaisar melalui jari telunjuknya.
"Ini... apakah aku harus menunggu selama itu?" Tanya Kaisar terkejut setelah ia melihat bayangan ingatan Raja Obat.
"Bersabarlah... aku juga baru mendapat pencerahan di saat aku keluar dari Istanamu tadi siang... kusarankan kau untuk mengirim anakmu ke sebuah Sekte Aliran Hitam selagi menunggu waktunya tiba." Saran Raja Obat.
"Baiklah... jika itu bisa menyelamatkan anakku... aku akan melakukannya." Balas Kaisar.
Mereka akhirnya berpisah setelah pembicaraan tersebut selesai.
Sang Kaisar langsung terbang ke arah Istananya.
"Mudah mudahan Sekte itu mau menerima Pangeran." Ucap Raja Obat melihat kepergian kaisar.
"Sekte apa memangnya Guru?" tanya seorang murid yang muncul dibelakang Raja Obat.
"Nama Sektenya.... Eh... bagaimana bisa kau terbang??? Kapan kau menerobos?" tanya Raja Obat terkejut.
"Heheheh... tadi Sore Guru, sewaktu Guru pergi." Ucap Murid tersebut.
"Hais... kau ini... kau memang sangat berbakat... bahkan aku belum mengajarkan teknik terbang untukmu." Balas Raja Obat tersenyum senang melihat bakat muridnya tersebut.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved