Bab 129 Part 129. Jati Diri

"Kamu ... mau ... jadi istriku? Jadi tempat aku pulang, jadi teman hidup saat suka dan duka."

Napasku seolah berhenti. Aku bingung ingin menjawab apa. Namun mataku tak mampu beralih darinya. Kuremas tangan Pak Adamas hingga genggaman kami kian erat.

Didekatkan wajahnya padaku. Posisi kepalanya menunduk dan aku mendongak, hingga dahi kami hampir menempel.

"Izinkanku untuk mendekapmu. Izinkan aku untuk bilang cinta yang hanya terdengar olehmu. Izinkanku untuk menjagamu, izinkan...