Bab 18 Part 18. Nikmatnya Serangan Fajar

Rasanya ingin kuminta hakku di sini, saat ini juga.
Dia mulai menciptakan jarak.
Mengangkat kepalanya dari dadaku. Menyingkirkan lenganku yang tengah memeluknya.
"Maaf, aku ngaku salah. Tapi aku berani sumpah. Tadi tidak ada sentuhan yang lain. Murni, memijat saja. Tidak lebih. Mas minta maaf, ya?"
"Mas .... Aku nggak akan rela, jika Mas Ali nyentuh-nyentuh dia. Bukannya aku lebai, Mas. Tapi aku tahu bahwa dia memang menginginkan Mas, untuk menikahinya."
"Maaf, sekali lagi, aku...