Bab 7 Es Mulai Meleleh

by Elina 10:01,Jun 22,2021
Annie Shi bergumam dalam hati: Dia tidak bisa melihatku, tidak bisa melihatku...... setelah itu baru suhu panas di wajahnya menurun.
Di samping meja makan, Annie Shi meminum susu dengan lahap, saat hendak menelannya, pengururs rumah mulai mendisiplinkannya: "Nyonya Besar, susu harus diminum sedikit demi sedikit, kalau seperti ini akan terkesan kasar."
Mulut sudah terisi penuh dengan susu, sulit untuk bisa menelannya sedikit demi sedikit. Annie Shi sudah mencobanya, tapi tidak berhasil, wajahnya sangat memerah.
Sikapnya yang bodoh seperti ini membuat pengurus rumah semakin risi. Pengurus rumah merasa kasihan terhadap Tuan Muda Besar. Dia merasa wanita ini tidak pantas untuk Tuan Muda Besar-nya.
Makanya semakin tegas: "Duduk yang tegak, luruskan punggung, sikapmu harus elegan......"
"Pruff!"
Susu terpancur keluar dan mengenai wajahnya Russell Sheng!
"Aduh, ada apa denganmu?"
Pengurus rumah kesal melihat Annie Shi. Annie Shi langsung menundukkan kepala dan bahunya naik-turun.
Pembantu dan pengurus rumah mengira dia gemetaran karena ketakutan, tapi tidak ada yang tahu dia sebenarnya diam-diam sedang tertawa.
Penampilan Russell Sheng sangat lucu. Makan sarapan saja harus pakai pakaian formal, memakai dasi dan kacamata hitam, tidakkah gaya seperti sudah terkesan kuno?
Susu yang berwarna putih mengalir mengikuti helaian rambutnya yang hitam. Menetes di jas dan meninggalkan bekas bercak-bercak. Setelan jas yang harganya ratusan ribu RMB langsung hancur begitu saja.
Pengurus rumah menarik beberapa tisu untuk membantu mengelap, Russell Sheng malah menghentikannya: "Lanjutkanlah kesibukanmu, biarkan siapa yang membuat masalah membereskannya."
......
"Wekk——"
Annie Shi kembali berakting, menangis dengan keras.
Pengurus rumah baru saja ingin membentaknya, tapi saat melihat ekspresi Tuan Muda, ucapan yang sudah sampai di ujung lidah kembali di telan.
"Papah aku ke kamar mandi." Nada bicara Russell Sheng sangat datar, tapi sangat tegas.
Mandi?
Warna merona di wajah Annie Shi yang baru saja memudar kembali memenuhi wajahnya. Dia menundukkan kepala serendah mungkin, tidak ingin membiarkan orang lain menyadari rasa malunya, di saat bersamaan, dia juga tidak mengetahui sudut bibir Russell Sheng telah melekuk ke atas, sang pria tersenyum.
Pengurus rumah melihat kepergian mereka berdua dengan mulut yang terus menganga lebar dari tadi. Tuan Muda tadi sedang tersenyum?
Semenjak kejadian kebakaran 5 tahun lalu, jumlah Tuan Muda tersenyum bahkan bisa dihitung dengan tangan. Tapi dia tadi malah tersenyum dengan begitu riang?
Pengurus rumah mulai tidak berani meremehkan Nyonya Muda ini. Juga berpesan pada pembantu untuk jangan bersikap tidak sopan terhadap Nyonya Muda.
"Bantu aku lepaskan baju." Di dalam kamar, Russell Sheng memberi perintah.
Annie Shi cemberut, lalu mencoba bernegosiasi dengannya: "Lap pakai handuk saja ya? Mandi sepagi ini mudah jatuh sakit."
Ini terasa bagai sedang menggali kuburan sendiri baginya. Kalau tahu dari awal dia harus melayaninya mandi dan ganti baju gara-gara menyemprotnya dengan susu, Annie Shi tadi pasti tidak akan berbuat seperti itu.
Annie Shi merasa sedikit panik, dia khawatir hal tentang dia pura-pura idiot sudah ketahuan, tapi Annie Shi malah tidak bisa memastikannya.
Russell Sheng menusuknya dengan ucapan: "Tidak akan jatuh sakit kalau menggunakan air hangat."
......
Alasan untuk menolak sudah tidak ada, Annie Shi terus mengulur waktu. Sesaat kemudian, Russell Sheng mulai mendesaknya: "Kamu mau aku melakukannya sendiri, hmm?"
"Aku... Aku saja."
Annie Shi mulai melepaskan kancing bajunya dengan begitu perlahan, lalu masih ada sehelai pakaian di badan sang pria, pergerakan tangan Annie Shi langsung berhenti.
"Keluar." Russell Sheng memberi perintah.
Sang gadis dengan gesitnya melintas melewati sang pria bagai seekor kancil, lalu menutup pintu kamar mandi.
Russell Sheng membuka keran shower, air yang dingin mengalir dari kepala hingga ke bawah, menyirami cairan susu di kepalanya, sekalian meredamkan gairah yang muncul di tubuhnya.
Dalam 5 tahun ini, dia menjalani kehidupan tanpa gairah dan nafsu, seakan-akan telah menjadi seorang biksu.
Tapi tubuhnya semalam malah mulai mengalami perubahan. Entah bagaimana cara dia melewati kehidupannya selama ini.
Sengsara, bersabar.
Setelah Russell Sheng mandi cukup lama, baru dia keluar dengan tubuh dibaluti handuk. Baju bersih terletak di ranjang dengan begitu rapi, tapi Annie Shi malah tidak ada di sana.
"Gadis, keluar."
Pintu lemari baju sedikit terbuka tanpa suara membentuk celah kecil, sepasang mata yang jernih melihat ke arah luar dari celah kecil.
Hanya ada sehelai handuk yang membaluti pinggang sang pria, eight pack tampak dengan sangat jelas...... bah!
Annie Shi segera menutup matanya, dia sebenarnya ingin diam-diam mengamati Russell Sheng itu sebenarnya pura-pura buta atau tidak, tapi fokus perhatiannya malah sedikit meleset.
Russell Sheng terus memakai kacamata hitam dari pagi hingga malam. Matanya tak terlihat jelas, tapi pergerakannya malah terlihat tidak jauh berbeda dari orang normal lainnya.
Annie Shi pura-pura idiot, makanya dia curiga Russell Sheng pun pura-pura buta, makanya ingin melakukan trik untuk mengetesnya.
Russell Sheng berjalan ke samping ranjang dan duduk. Jaraknya dengan baju hanya sejauh 10 cm, tapi dia malah tidak mengambilnya, terus mengulang perkataannya: "Gadis, keluar."
Annie Shi menahan napasnya dan tak bersuara. Dia tidak boleh keluar, sekarang masih belum bisa memastikan bagaimana Russell Sheng bisa menyadari dirinya ada di dalam kamar. Jelas-jelas pintu kamar mandi masih tertutup rapat saat dia bersembunyi ke dalam lemari.
Russell Sheng menunggu sejenak, Annie Shi tidak keluar, makanya dia melepaskan handuk......
"Bhuk"
Ada suara dari arah lemari, kemudian jeritan "Aduh" terdengar. Annie Shi berguling keluar dari lemari bagaikan sebuah bola. Satu tangannya memegang kepala dan yang satu lagi memeluk boneka beruang.
"Kamu mengintipku." Ini bukan pertanyaan, melainkan pernyataan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

345