Bab 8 Persepakatan

by Danielle 10:42,Jun 01,2021
Claire Shen terdiam sesaat dan pandangannya pun mendarat pada pembantu wanita itu.

Tampak jelas sekali bahwa ia itu sengaja.

Claire Shen tidak mengatakan apapun, lalu berdiri tegak dan pergi meninggalkan tempat.

“Kamu benar-benar menganggap statusmu menjadi tinggi karena sudah menikah ke Keluarga Ye? Jika Tuan Muda Kedua kita tidak menyukaimu, bahkan kamu tidak bisa sebanding dengan kita yang sebagai pembantu.”

“Benar sekali, lihat saja penampilannya itu. Katanya kemarin malam ia diusir Tuan Muda Kedua dan tidur di luar. Kalau aku menjadi dirinya, aku akan buru-buru membereskan barangku pulang rumah, agar tidak lanjut mempermalukan diri di sini.”

“Bagaimana mungkin wanita sepertinya tahu malu? Di mata mereka hanya ada uang!”

Karena sudah berjalan jauh, ia pun tidak dapat mendengar mereka yang tengah membicarakan dirinya. Wajah Claire Shen tampak sangat pucat, sambil memegang dadanya, pelan-pelan berjongkok di depan pintu.

Mengapa?

Mengapa ia harus menerima semua ini? Apakah karena dirinya pernah cerai?

Claire Shen langsung menenggelamkan wajahnya dalam lutut. Telinganya pun terdengar lagi ejekan para pembantu wanita tadi, adegan dipaksa nikah oleh orang tuanya setelah dirinya cerai dan pulang ke rumah, serta kejadian malam itu……

Perutnya tiba-tiba terasa tidak nyaman, Claire Shen pun langsung mengangkat kepalanya.

Tidak, tidak boleh!

Besok ia harus ke rumah sakit periksa.

Ia tidak boleh hamil, tidak boleh!

Saat Claire Shen mengangkat kepala, kebetulan pintu kamar terbuka. Arthur Xiao pun mendorong Colden Ye keluar. Mendengar itu, Claire Shen pun langsung menoleh ke sana.

Colden Ye hanya asal meliriknya sekali. Kemudian sepasang mata indah milik Claire Shen yang berlinang-linang itu memasuki mata kelamnya dengan tidak sengaja, bagai sebuah kerikil yang asal dilempar ke danau yang tenang, sehingga membentuk pusaran demi pusaran gelombang air.

Sebenarnya Claire Shen lumayan cantik, sebaliknya ia memiliki kelima indera yang sangat terbentuk. Bulu matanya panjang dan lentik, sepasang mata indahnya bagai mata air jernih, seperti semua kekuatan di dunia ini berkumpul dalam sepasang mata itu.

Hanya saja mata air ini adalah air dingin.

Karena biasanya matanya memberikan kesan dingin kepada orang lain, tidak ada kecentilan seperti wanita lain.

Air mata yang tergantung di bulu matanya dengan matanya yang memerah malah membuatnya tampak lemah lembut.

Sedangkan dirinya yang kecil berjongkok di sana, membuat orang tidak tahan untuk mengasihaninya.

Mereka berdua memandang satu sama lain, tanpa berbicara.

Beberapa saat kemudian, Claire Shen yang membuka mulut terlebih dahulu dengan suara pelan. “K-kamu mau keluar?”

Suaranya terdengar serak dengan membawa suara sengau yang berat.

Dengan jarang sekali, Colden Ye bisa-bisa menutup mulut dan mengangguk. “Hmm.”

“Oh.”

Claire Shen juga tidak berbicara lagi. Ia pun menarik kembali pandangannya, lalu merunduk kepala, menatap ujung kakinya melamun.

Colden Ye mentapnya dengan pandangan yang pelan-pelan menjadi suram.

“Bukankah aku sudah bilang jangan mempermalukan aku di sini?”

Mendengar ini, Claire Shen pun mengangkat kepala, memandangnya ketakutan. “Tapi bukankah kita sudah menyepakatinya dan kamu juga menerimanya, bukan?”

“Huh.” Colden Ye tertawa sinis. “Aku menerimanya? Kapan?”

Claire Shen seketika kehabisan kata-kata, sepertinya ia memang tidak pernah menyepakati apapun dengannya. Hanya saja malam itu ia langsung pergi dan tidak kembali lagi.

Jadi, apakah ia sendiri yang salah paham?

Mengingat hingga sini, Claire Shen pun merunduk dan mengigit bibir bagian bawahnya.

Tiba-tiba.

“Sebelum aku menemukannya, aku boleh membiarkanmu tinggal di sini, tapi kita harus membuat persepakatan dulu.”

Claire Shen langsung mengangkat kepala. “Mencari siapa?”

Mata Colden Ye yang kelam itu sangatlah mengerikan. “Yang tidak seharusnya kamu tanya, sebaiknya kamu jangan tanya.”

Claire Shen pun merunduk lagi. Benar juga, apakah orang yang mau ia cari ada hubungan dengan dirinya? Mengapa ia harus menanyakan hal itu? Lagi pula mereka berdua juga hanya menyandang status suami istri saja.

Hal yang terpenting adalah ia boleh menetap di sini.

“Baik, aku akan menuruti apa katamu.” ujar Claire Shen dengan suara pelan.

“Ranjang milikku. Kalau kamu tidur dimana, kamu pikirkan saja sendiri.”

“Barangmu hanya boleh disimpan dalam kopermu dan tidak boleh taruh di dalam lemariku.”

“Dilarang menyentuhku.”

Hmm, ia boleh tidur di lantai, meski tidak boleh tidur di ranjang.

Jika barang-barangnya tidak boleh ditaruh dalam lemarinya, maka ia boleh pergi membeli lemari lagi.

Dilarang menyentuhnya?

Claire Shen langsung mengangkat kepala meliriknya aneh. Siapa yang mau menyentuhnya?

Meski Colden Ye ini memiliki wajah yang tampan, tapi dirinya juga bukanlah wanita yang begitu nafsu.

Setelah selesai memikirkannya, Claire Shen pun langsung menerimanya. “Boleh, aku terima semua janjimu itu.”

“Arthur.”

“Aku di sini.”

“Ayo jalan.”

Arthur Xiao pun mendorong Colden Ye pergi.

Memandang punggung kepergian mereka, Claire Shen pun menghela nafas lega, kemudian ia pun pelan-pelan menunjukkan senyumannya.

Bisa membuat kesepakatan dengan Colden Ye, berarti sama dengan dirinya boleh menetap di sini.

Claire Shen bangkit dari tempat dan mengambil kopernya masuk kamar.

Hari kedua, setelah bangun tidur, Claire Shen pun mengganti pakaian yang tampak sederhana, lalu memakai topi keluar rumah.

Saat tiba di depan gerbang pintu, ia pun kebetulan bertemu dengan Davin Ye yang mau berangkat ke kantor.

“Claire? Apakah kamu mau ke kantor mencari Colden? Kebetulan aku bisa memberi tumpangan untukmu.”

Claire Shen tidak menyangka bisa bertemu dengannya. Mengingat tempat yang ia akan datangi, ia pun langsung menggeleng kepala. “Terima kasih, Kak. Tapi aku bukan mau ke kantor.”

“Benarkah? Kalau begitu, kamu mau kemana? Aku boleh mengantarmu.”

“Tidak perlu, Kak. Aku mau pergi ke tempat yang berlawanan arah dari kantor, tidak sejalan.”

“Baiklah kalau begitu. Kamu sendiri berhati-hati ya.”

Claire Shen berjalan sangat lama, baru tiba di pinggir jalan. Setelah menaiki kendaraan umum, ia pun langsung memakai penutup wajah.

Ia benar-benar takut.

Hasil tes kemarin membuatnya merasa tidak tenang untuk waktu yang sangat lama, sehingga ia tidak dapat tidur dengan baik kemarin malam.

Semoga hasil tes kemarin itu salah.

Tiba di rumah sakit, Claire Shen pun mengambil nomor antrean menunggu giliran. Orang-orang di sekitarnya menggunakan tatapan aneh memandang dirinya.

Claire Shen terbatuk ringan, lalu mengeluarkan kacamat dari tas dan memakainya.

Oleh karena itu, pandangan orang-orang kepadanya menjadi semakin aneh.

Mereka berpikir, seorang wanita yang datang ke Departemen Kebidanan dan Kandungan, tapi dengan penampilan yang begitu aneh, bahkan memakai topi, penutup wajah dan kacamata, seperti takut ketahuan orang saja.

Niat Claire Shen tidak ingin mencari perhatian, tapi hasilnya malah berbanding terbalik. Lagi pula di tempat umum, penampilan seperti ini akan membuat orang-orang semakin menaruh perhatian kepadanya.

Saat tiba di gilirannya, melihat dirinya yang hanya menunjukkan sepasang mata, dokter pun mengerutkan dahi kebingungan. “Untuk apa kamu datang kemari? Periksa tubuh?”

Claire Shen berbatuk ringan, lalu mengulur tangan melepaskan penutup wajahnya. “Dokter, aku datang untuk periksa tubuh.”

“Untuk apa kamu bertampil begitu misterius….. Kamu malu?” Dokter asal bertanya, lalu menyipitkan matanya. “Kamu bekerja di bidang itu?”

Mendengar ini, Claire Shen terdiam sesaat, jelas sekali ia tidak mengerti maksudnya. “Hah?”

“Aku tanya kamu bekerja di bidang itu? Kamu tidak mengertinya?”

Claire Shen berpikir sebentar dan akhirnya mengerti maksudnya. “Dokter, aku….”

“Tiba-tiba hamil? Kalau begitu, kamu harus menjalani operasi aborsi.” Dokter itu menghela nafas. “Kalian ini ya, mengapa tidak mengerti untuk menyayangi tubuh kalian sendiri? Kemarin juga ada seseorang yang bekerja di bidang yang sama dengan kalian, ia bahkan sudah hamil sebanyak lima enam kali. Kalian ini harus aborsi berapa kali? Apakah kalian tidak takut tubuh kalian jatuh sakit?”

“Aku bukan…..” Claire Shen ingin menjelaskan dirinya tidak bekerja pada bidang itu, tapi baru saja membuka mulut, kemudian ada beberapa pria yang berpakaian hitam langsung menerobos ke dalam dan mengejutkan semua orang yang berada di dalam ruangan.

Melihat adanya orang yang masuk, Claire Shen pun langsung menarik penutup wajahnya dengan ketakutan, lalu bangkit dari tempat, diam-diam ingin melarikan diri.

“Berhenti!” Siapa yang menyangka bahwa segerombolan orang itu menerobos masuk karena dirinya. Melihat ia mau melarikan diri, mereka pun langsung mengadangnya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1203