Bab 6 Tapi Aku Ini Istrimu

by Danielle 10:41,Jun 01,2021
Entah sudah menyeduh cangkir ke berapa, Claire Shen pun sudah merasa kelelahan dan tidak dapat menahannya lagi. Saat membawa kopi ke dalam ruang rapat, ia sudah tidak menemukan bayangan Colden Ye di sana.

Ia bahkan belum menyatakan dirinya lolos dan sudah menghilang begitu saja?

Claire Shen menaruh kopi di atas meja, berbalik badan dan keluar dari ruangan juga.

Tiba di lantai dasar gedung, ia kebetulan menemukan mobil khusus milik Colden Ye meninggalkan Ye’s Corp.

Sedangkan dirinya ditinggal lagi.

Claire Shen menertawai dirinya. Ia sudah seharusnya menebak ini sejak awal.

Ia berjalan ke pinggir jalan dan bersiap memanggil taksi, tapi sebuah mobil berwarna perak malah berhenti di hadapannya.

“Adik Ipar, aku antar kamu pulang sini.”

Jendela mobil diturunkan, sehingga menunjukkan wajah Davin Ye yang lembut dan tampan itu.

Claire Shen terdiam sesaat dan menggeleng kepala. “Tidak perlu.”

Kalau ketahuan Colden Ye, ia pasti akan dikatai menggoda orang sembarangan.

“Naik saja, kamu sudah lari berjam-jam dan sangat kelelahan.” Sembari berkata, Davin Ye pun melepaskan sabuk pengamannya dan turun mobil membukakan pintu mobil untuknya. Tindakannya yang lemah lembut itu sungguh membuatnya tidak dapat menolak.

Akhirnya Claire Shen tetap menaiki mobilnya.

“Terima kasih.”

“Kamu terlalu sungkan.” Davin Ye langsung tersenyum lembut kepadanya, lalu mengingatkannya. “Sabuk pengaman.”

Ia pun menaiki mobil Davin Ye tiba di Kediaman Ye. Selama perjalanan, ia pun tetap diam, tidak banyak menanyakannya, apalagi ia menurunkannya di depan gerbang pintu.

Saat Claire Shen pelan-pelan naik tangga menuju kamarnya, hatinya pun masih memuji kelembutan seorang Davin Ye.

Padahal mereka berdua adalah kakak adik, tapi mengapa sifat mereka bisa beda begitu jauh?

Setelah memasuki kamar, langkah kaki Claire Shen pun langsung berhenti.

Karena ada kopernya yang terlempar di lantai sana.

Setelah termenung sekian detik, Claire Shen pun mengangkat kepala memandang orang yang berada di dalam kamar.

“Siapa yang mengizinkanmu untuk memenuhi satu ruanganku dengan barang-barangmu?”

Claire Shen terdiam sesaat dan maju menarik kopernya. “Bukankah kamu tidak pulang ke sini?”

Pada malam pertama mereka, ia langsung membiarkan anak buahnya mendorongnya pergi meninggalkan tempat. Claire Shen pun mengira ia tidak akan kembali lagi.

“Huh, ruangan ini adalah kamarku.”

Claire Shen diam sesaat dan mengigit bibir bagian bawahnya, “Tapi aku ini istrimu.”

“Istri yang menggunakan nama adik perempuanmu?”

Claire Shen kehabisan kata-kata.

Sepertinya ia tidak membiarkan dirinya untuk tinggal di dalam kamar ini. Dari ucapan dan tingkah lakunya, dirinya bisa melihat jelas bahwa ia sangat membenci dirinya. Tapi ia benar-benar tidak boleh keluar dari sini.

Mengingat ini, Claire Shen pun menatapnya dengan tatapan bermohon. “Bolehkah aku bermohon kepadamu untuk memberiku satu ruangan kecil saja di dalam kamar ini? Aku tidak perlu banyak-banyak.”

“Tidak boleh!”

Wajah Claire Shen menjadi pucat. “Kakek akan menyadarinya jika aku keluar.”

Colden Ye memberi sebuah kode dan Arthur Xiao pun langsung maju ke depan. “Mohon, Nona Shen, jangan paksa aku untuk bertingkah kasar.”

Claire Shen mengigit bibir bagian bawahnya, “Apakah benar-benar tidak ada kesempatan lagi untuk membahasnya?”

Tatapan Colden Ye sangat dalam seperti tatapan serigala, gelap dan membawa sinar kebuasan.

Setelah memandang satu sama lain untuk waktu yang lama, Claire Shen pun berbalik badan dalam diam dan menarik kopernya keluar kamar.

Lalu menutup pintu kamar.

“Tuan Muda Ye, sepertinya ia benar-benar mau menyerah.”

Colden Ye pun tersenyum sinis tidak peduli. Ia kira keteguhan yang dimilikinya sangat kuat, akan tetapi tindakannya ini malah langsung mengalahkannya.

Huh, benar-benar mudah menyerah.

“Untuk rumah sakit, apakah kamu sudah menyuruh orang-orang ke sana?” tanya Colden Ye tiba-tiba.

Raut wajah Arthur Xiao langsung berubah. “Belum, belum keburu menjalaninya.”

“Kalau begitu, mengapa kamu masih berada di sini?”

Arthur Xiao membalas. “Aku akan segera melaksanakannya!”

Arthur Xiao meninggalkan tempat dengan cepat. Saat keluar, ia pun menemukan Claire Shen yang masih menarik kopernya berdiri di depan gerbang. Ia pun memberi tatapan kasihan kepadanya, lalu meninggalkan tempat.

Pagi esok hari.

Saat datang mencari Colden Ye, Arthur Xiao pun tidak tahan untuk membelalak mata besar melihat adegan di depan gerbang sana.

Ia pelan-pelan berjalan ke dalam kamar dan membangunkan Colden Ye, lalu melayaninya untuk membasuh wajah dan menggantikan pakaian.

Setelah semuanya selesai, ia pun tidak tahan untuk membuka mulut berkata, “Tuan Muda Ye, itu, Nona Shen…..”

Mengungkit wanita itu, Colden Ye pun langsung mengerutkan dahi tidak senang. Aura yang terpancar dari tubuhnya juga menjadi dingin.

“Tuan Muda Ye, aku tidak sengaja mengungkitnya, melainkan ia….” Arthur Xiao tidak bisa melanjutkannya dan langsung berkata. “Lebih baik Tuan Muda Ye pergi ke gerbang pintu untuk melihatnya sendiri.”

“Dorong aku ke luar.”

Meski Colden Ye memiliki mental yang sangat kuat, tapi ia tetap terkejut saat melihat wanita itu memeluk jaket tidur di depan gerbang.

Claire Shen menaruh kopernya di samping, sedangkan dirinya terbalut dengan sehelai jaket dan tidur bersandar pada dinding. Mungkin karena sudah terlalu lelah, sehingga sekujur tubuhnya langsung terjatuh ke lantai, mungkin karena dingin juga, jadi ia pun terus menekuk tubuhnya yang gemetar ke dalam jaket dan hanya menunjukkan wajah kecilnya yang putih.

Kulit putihnya termasuk kulit putih yang bisa bersinar. Rambutnya yang tidak dirawat baik malah tampak lurus dan lembut. Beberapa helai rambutnya pun menempel pada keningnya, sehingga menambahkan rasa tidak bersalah pada wajahnya.

Memandang tubuhnya yang gemetar, Colden Ye bisa-bisanya merasa sedikit kasihan.

Kemudian, ia langsung berkata dengan datar. “Panggil ia bangun.”

Arthur Xiao berhenti sesaat. “Bagaimana memanggilnya bangun?”

Colden Ye, “…..Terserah kamu mau gimana.”

Arthur Xiao pun berjalan mendekatinya, lalu mengangkat kakinya menendang bokong Claire Shen.

Raut wajah Colden Ye seketika menjadi murung dan berkata dengan suara tidak acuh. “Apa yang kamu lakukan?”

Arthur Xiao memasang wajah tidak bersalah. “Sedang membangunkannya.” Setelah itu, ia pun menyentuh hidungnya. “Apakah Tuan Muda Ye merasa diriku terlalu ringan saat menendangnya? Kalau begitu, aku tendang lebih kencang.”

Bagi Arthur Xiao, Colden Ye itu sangat membenci Claire Shen.

“Cukup, aku menyuruhmu untuk memanggilnya bangun, tidak menyuruhmu untuk melukainya.” Colden Ye menahan amarahnya yang hampir mau meledak itu.

“Mengerti!” Arthur Xiao seketika mengerti maksudnya, lalu langsung berjongkok dan mendorong pundak Claire Shen. Tidur Claire Shen sangatlah nyenyak, ia pun membuka kedua matanya sulit setelah Arthur Xiao mendorongnya lama.

“Nona Shen, hari sudah pagi, cepatlah bangun.”

Apakah hari sudah pagi?

Setelah terdiam sesaat, Claire Shen pun mendudukan diri, memandang langit sekitarnya yang terang itu, lalu mengucek matanya.

Siapa sangka ia benar-benar tidur semalaman di luar sini? Waktu benar-benar berlalu dengan cepat…..

“Siapa yag membiarkanmu tidur di depan gerbang pintu?”

Saat ia sedang berpikir, tiba-tiba ada sebuah pertanyaan yang tidak acuh terdengar di telinganya.

Ia duduk dan termenung sebentar, seperti sedang mengingat ulang apa saja yang telah terjadi. Kemudian ia memeluk jaket dalam pelukannya dengan erat dan berkata dengan suara pelan. “Tidak ada tempat yang bisa aku pergi.”

Mungkin karena tidur semalaman di lantai ini, sehingga suara Claire Shen terdengar sedikit suara sengau.

“Jadi kamu mempermalukan kita semua di sini?”

Claire Shen mengigit bibir bagian bawahnya, kemudian mengangkat kepalanya, bertemu dengan mata Colden Ye yang dingin itu, berkata dengan berani. “Kalau kamu merasa aku mempermalukan kalian, maka biarkan aku tidur di dalam.”

“Kamu….”

Colden Ye seketika kehabisan kata-kata. Berani-beraninya wanita ini membantahnya.

Claire Shen pun menatapnya dengan berani. Dibanding dengan kemarin malam, wajahnya termasuk putih yang tidak normal, seperti sedang sakit. Melihat penampilannya ini, entah mengapa Colden Ye langsung menjadi lembut hati, kemudian ia pun mendengus pelan.

“Mari kita pergi.”

Arthur Xiao maju dan mendorong kursi rodanya. “Tuan Muda Ye, Nona Shen itu…..”

Colden Ye menoleh balik dengan tatapan yang kesal. “Jangan mempermalukan aku di depan gerbang pintu.”

Setelah mereka pergi, Claire Shen baru memeluk jaketnya bangkit dati lantai.

Maksud ucapannya tadi….sudah mengizinkan ia masuk ke dalam kamar, bukan?

Entah iya atau bukan, lagi pula ia sudah meninggalkan tempat, lebih baik dirinya masuk ke dalam dan membasuhkan diri.

Saat menyikat gigi, Claire Shen bisa-bisanya ingin mual. Ia pun bertumpu pada wastafel, mual berkali-kali, baru selesai menyikat gigi.

Setelah selesai berkumur, Claire Shen pun merasa dingin. Oleh karena itu, ia pun pergi mandi air panas.

Selesai mandi, ia masih merasa dingin, apalagi tenggorokannya juga menjadi serak dan kepalanya terasa berat. Setelah berpikir sebentar, Claire Shen pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit mengambil obat.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1203