Bab 3 Kewajiban Seorang Istri
by Danielle
10:41,Jun 01,2021
Claire Shen ditinggal sendiri dalam kamar untuk semalaman. Ia bangun sangat pagi dan memindahkan semua pakaiannya ke dalam lemari baju, memenuhi satu ruangan.
Ia sudah mengatakan semuanya dengan jelas kepada Colden Ye dan seharusnya ia tidak akan tinggal di sini, jadi satu kamar ini akan menjadi miliknya.
Suami istri yang hanya menyandang status saja dan tidak mengganggu satu sama lain.
Baginya, hal ini merupakan hal yang baik.
Setelah mengganti pakaian, Claire Shen pun turun ke lantai bawah. Segerombolan pembantu tengah sibuk bekerja, Claire Shen yang lapar pun ingin bertanya dimana dapur berada. Siapa sangka pembantu wanita itu langsung mengulur tangan menyingkirkannya.
“Wanita dari mana kamu? Jangan halangi jalan!”
Claire Shen yang kurang fokus pun terjatuh ke lantai.
Pembantu wanita itu pun meliriknya angkuh, kemudian tatapannya berubah menjadi penuh hormat.
Sepasang tangan besar yang hangat langsung membantu Claire Shen berdiri. Claire Shen menoleh ke belakang, matanya pun bertemu dengan mata yang hangat dan lembut.
Orang itu memakai kemeja putih dan berpakaian sangat rapi, senyumannya sangat hangat bagai angin musim semi yang menerpa.
Claire Shen termenung sesaat dan tersadar kembali, lalu mundur dua langkah ke belakang untuk menjaga jarak dengannya.
“Terima kasih.”
“Sama-sama, Adik Ipar.”
“Adik Ipar?”
“Aku Kakaknya Colden, namaku Davin.”
Davin Ye pun mengulur tangan ke arah Claire Shen.
Claire Shen terdiam sesaat, ternyata Kakaknya ya. Ia pun mengulur tangan dan bersalaman dengan Davin Ye. “Salam kenal, Kak.”
Suaranya terdengar agak gugup.
“Tadi pembantu lah yang salah, aku mewakili mereka untuk meminta maaf kepadamu, berharap kamu tidak membawanya ke dalam hati. Semua anggota Keluarga Ye sangat baik, lain kali aku akan memberitahu situasi rumah kepada mereka.”
Claire Shen mengangguk. “Terima kasih, Kak.”
Davin Ye tersenyum dan ingin mengatakan sesuatu lagi, kemudian terdengar suara dingin yang tiba-tiba muncul.
“Sepertinya aku datang pada waktu yang kurang tepat.”
Suara ini…..Claire Shen pun menoleh mengikuti suara itu.
Arthur Xiao mendorong Colden Ye yang terduduk di atas kursi roda mendekat. Colden Ye duduk di atas kursi roda dengan kedua kakinya yang terbalut dengan selimut wol.
Meski dirinya duduk di atas kursi roda, tapi ia masih bersikap seperti dirinya adalah seorang raja.
Tatapannya yang dingin bagai silet mendarat pada wajah Claire Shen.
Claire Shen pun merunduk kepala dengan ketakutan.
Tunggu sebentar, untuk apa ia merasa takut? Ia hanya menyapa anggota keluarganya saja, bukan?
“Colden, jarang sekali bisa bertemu denganmu di rumah.” Davin Ye tetap memasang senyuman saat berhadapan dengan adik laki-lakinya ini. Tapi sikap Colden Ye kepadanya malah berbeda, bahkan wajahnya tidak memasang ekspresi sama sekali dan hanya mengangguk ringan.
“Kak.”
“Hmm, kalau begitu Kakak tidak mengganggumu dan Adik Ipar.”
Selesai berkata, Davin Ye pun menoleh ke Claire Shen dan berkata dengan ramah. “Adik Ipar, aku harus pergi ke kantor, jadi aku pergi dulu.”
Claire Shen mengangguk bengong, lalu memandang Davin Ye yang meninggalkan tempat begitu saja. Ketika ia menarik kembali tatapannya, ia pun mendengar Colden Ye yang berada di sebelahnya menyindirnya. “Wanita yang baru cerai sudah begitu haus untuk menggoda pria lain?”
Mendengar ini, Claire Shen langsung tersadar kembali. “Apa yang kamu katakan?”
Mata Colden Ye yang kelam dan dalam pun menjadi suram. Claire Shen juga bisa merasakan aura iblisnya yang semakin berat.
Claire Shen mengigit bibir bagian bawahnya. “Aku tidak sejijik yang kamu pikir.”
“Benarkah?” Senyuman yang ditunjukkan Colden Ye pun penuh dengan sindiran, ia sama sekali tidak menganggapnya ada. “Wanita yang baru saja cerai dan buru-buru mencari pria baru, apakah benar-benar tidak menjijikan?”
Claire Shen mengepalkan tangan dan merasa sedikit kesal.
Apakah ia sendiri yang mau mencari pria baru? Ia juga terpaksa.
Tapi Claire Shen tidak akan memberitahu semua itu kepadanya, lagi pula entah bagaimanapun ia hanya perlu bisa menetap di sini.
Mengingat ini, Claire Shen pun merenggangkan kepala tangannya.
“Sebaiknya kamu pegang baik-baik janjimu itu dan tidak mengganggu anggota Keluarga Ye. Jika aku menemukan kamu melakukan sesuatu di luar dengan nama Keluarga Ye, atau menaruh pikiran pada Keluarga Ye, aku akan menyiksamu hingga mati.”
“Arthur.”
Arthur Xiao pun mendorong Colden Ye pergi.
Setelah Colden Ye dan Arthur Xiao pergi, seorang pembantu wanita pun datang kemari dan berkata kepadanya.
“Nyonya Muda Kedua, Tuan Besar kita mau bertemu dengan Anda.”
Tuan Besar? Apakah ia itu Kakek Keluarga Ye?
Seketika Claire Shen menjadi gugup. Sebelumnya Ibunya pernah bilang bahwa anggota Keluarga Ye tidak pernah bertemu dengan Caroline Shen, jadi mereka bisa begitu berani membiarkannya yang menggantikan Caroline Shen menikah kemari.
Sekarang mendengar Tuan Besar ingin bertemu dengannya, Claire Shen seketika pun menjadi gugup.
“Nyonya Muda Kedua, mari ikut aku.”
Pembantu wanita itu sudah berumur, melihat Claire Shen yang kebingungan di tempat, ia pun langsung membuka mulut berkata.
Claire Shen tersadar kembali, mengangguk dan mengikuti langkahnya.
Rumah Keluarga Ye ini sangatlah besar. Meski ada pembantu wanita yang membawa jalan, Claire Shen juga masih mudah tersesat.
Dengan cepat, mereka tiba di ruang belajar. Sikap pembantu wanita itu sangat rendah hati.
“Silahkan masuk, Nyonya Muda Kedua.”
Claire Shen berterima kasih kepadanya dan masuk ke dalam ruang belajar.
Ruang belajar ini hampir sama dengan yang dibayangkannya, sangat tegas dan tenang, apalagi perabot rumah tangga dan rak bukunya berupa gaya klasik. Di atas rak sana tertata berbagai jenis lukisan dan kaligrafi.
Claire Shen hanya melirik sekilas dan langsung menarik kembali pandangannya, lalu memandang ke orang yang berada di dalam ruangan.
“S-salam kenal, Tuan Besar.”
Mata Claire Shen bertemu dengan mata Tuan Besar Keluarga Ye, lalu matanya pun langsung tertangkap oleh mata pintarnya itu.
Tuan Besar Keluarga Ye tengah melihatnya.
Mengingat statusnya sendiri, Claire Shen pun menjadi sangat gugup dan langsung merunduk tak berdaya, takut akan Tuan Besar Keluarga Ye bisa menyadari dirinya yang ketakutan.
Ia sudah berhasil mengatasi masalah Colden Ye sana untuk sementara waktu. Tapi bagaimana kalau suatu saat Tuan Besar Keluarga Ye menyadari ia bukanlah Caroline Shen yang sesungguhnya?
“Caroline Shen!”
“Hah?”
Claire Shen langsung mengangkat kepala dan bertemu dengan mata Tuan Besar Keluarga Ye, kemudian merunduk kepala lagi dengan cepat.
Tatapan Tuan Besar Keluarga sangatlah tegas.
“Tubuh Colden sejak kecil sudah kurang baik. Jika kamu sudah menikah dengannya, maka kamu harus merawatnya dengan baik. Apa saja yang harus dilakukan sebagai seorang istri, seharusnya aku tidak perlu mengajarimu, bukan?”
“Aku mengerti.”
“Mulai dari besok, kamu ikut di samping Colden bekerja dan menjadi asistennya.”
Mendengar ini, Claire Shen mengangkat kepalanya dengan terkejut. “Tapi Tuan Besar, aku ada pekerjaan……”
“Wanita Keluarga Ye tidak boleh bekerja di luar. Kalaupun mau kerja, juga harus ikut bersama suaminya.”
Apa? Apakah pandangan Keluarga Ye begitu kolot? Claire Shen tentu saja tidak berani melontarkan kata-kata ini di hadapan Tuan Besar Keluarga Ye. Tuan Besar Keluarga Ye pun tidak memberinya kesempatan lagi untuk berpendapat dan membiarkannya pergi.
Setelah meninggalkan ruang belajar, Claire Shen kembali ke kamar sendiri dan suasana hatinya masih murung.
Tapi Tuan Besar Keluarga Ye sudah menekankan kata-katanya. Claire Shen tahu jika ia tidak pergi mengundurkan diri, maka Tuan Besar Keluarga Ye pasti akan datang mempertanyakannya.
Akhirnya Claire Shen hanya bisa memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Pekerjaannya cukup biasa. Setelah menikah dengan James Lin, demi memasak makanan untuknya sebelum pulang kerja, jadi dirinya pun bekerja sebagai asisten GM sebuah perusahaan kecil dekat rumahnya.
Claire Shen memberi surat pengunduran diri, kemudian dengan cepat ada orang yang menggantikan posisinya.
Claire Shen mematung lama setelah mendengar informasi tersebut.
Ia pun baru menyadari, mau pekerjaan atau pun hubungan suami istri, pasti selalu ada orang yang bisa menggantikan posisinya dengan cepat.
Claire Shen tersenyum pahit.
Hari kedua setelah mengundurkan diri, Tuan Besar Keluarga Ye langsung maju dan membiarkan Colden Ye untuk membawanya ke kantor bersama.
“Kamu tidak mencari asisten, aku tahu apa yang kamu khawatirkan. Tapi Caroline sudah menjadi istrimu sekarang, maka biarkan ia berada di sampingmu merawatmu saja.”
Nada bicara saat Tuan Besar Keluarga Ye berbicara kepada Colden Ye sama saja seperti kepada dirinya. Claire Shen merasa sedikit aneh. Ada apa yang terjadi? Bahkan ia mengira kedua Kakek cucu ini memiliki hubungan yang sangat baik.
Ketika terlarut dalam pikirannya, Claire Shen pun bisa merasakan sebuah pandangan yang tajam mendarat pada dirinya, tanpa berpikir lagi, ia pun sudah tahu siapakah orang itu.
Colden Ye menatapnya sinis. “Boleh.”
Claire Shen sedikit terkejut. Dirinya mengira….ia akan menolaknya.
Tapi siapa sangka ia bisa-bisanya tidak menentang.
“Hmm, berangkat sana.” Raut wajah Tuan Besar Keluarga Ye pun membaik.
Colden Ye yang duduk di atas kursi roda tidak memasang ekspresi sama sekali dan Arthur Xiao mengangguk ke Tuan Besar Keluarga Ye. “Tuan Besar, kalau begitu kita berangkat dulu ke kantor.”
“Bawa Caroline bersama.”
Claire Shen hanya bisa mengikuti Colden Ye dari belakang.
Keluar dari aula besar dan tiba di kebun, Colden Ye pun menyindirnya. “Kamu sudah begitu cepat menjalin hubungan baik dengan Kakek? Mau mengawasiku?”
Langkah Claire Shen seketika berhenti, ia pun mengerutkan dahinya.
“Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.”
“Huh~” Colden Ye mendengus pelan, “Sebaiknya selamanya kamu tidak mengerti, kalau tidak--------"
Ia sudah mengatakan semuanya dengan jelas kepada Colden Ye dan seharusnya ia tidak akan tinggal di sini, jadi satu kamar ini akan menjadi miliknya.
Suami istri yang hanya menyandang status saja dan tidak mengganggu satu sama lain.
Baginya, hal ini merupakan hal yang baik.
Setelah mengganti pakaian, Claire Shen pun turun ke lantai bawah. Segerombolan pembantu tengah sibuk bekerja, Claire Shen yang lapar pun ingin bertanya dimana dapur berada. Siapa sangka pembantu wanita itu langsung mengulur tangan menyingkirkannya.
“Wanita dari mana kamu? Jangan halangi jalan!”
Claire Shen yang kurang fokus pun terjatuh ke lantai.
Pembantu wanita itu pun meliriknya angkuh, kemudian tatapannya berubah menjadi penuh hormat.
Sepasang tangan besar yang hangat langsung membantu Claire Shen berdiri. Claire Shen menoleh ke belakang, matanya pun bertemu dengan mata yang hangat dan lembut.
Orang itu memakai kemeja putih dan berpakaian sangat rapi, senyumannya sangat hangat bagai angin musim semi yang menerpa.
Claire Shen termenung sesaat dan tersadar kembali, lalu mundur dua langkah ke belakang untuk menjaga jarak dengannya.
“Terima kasih.”
“Sama-sama, Adik Ipar.”
“Adik Ipar?”
“Aku Kakaknya Colden, namaku Davin.”
Davin Ye pun mengulur tangan ke arah Claire Shen.
Claire Shen terdiam sesaat, ternyata Kakaknya ya. Ia pun mengulur tangan dan bersalaman dengan Davin Ye. “Salam kenal, Kak.”
Suaranya terdengar agak gugup.
“Tadi pembantu lah yang salah, aku mewakili mereka untuk meminta maaf kepadamu, berharap kamu tidak membawanya ke dalam hati. Semua anggota Keluarga Ye sangat baik, lain kali aku akan memberitahu situasi rumah kepada mereka.”
Claire Shen mengangguk. “Terima kasih, Kak.”
Davin Ye tersenyum dan ingin mengatakan sesuatu lagi, kemudian terdengar suara dingin yang tiba-tiba muncul.
“Sepertinya aku datang pada waktu yang kurang tepat.”
Suara ini…..Claire Shen pun menoleh mengikuti suara itu.
Arthur Xiao mendorong Colden Ye yang terduduk di atas kursi roda mendekat. Colden Ye duduk di atas kursi roda dengan kedua kakinya yang terbalut dengan selimut wol.
Meski dirinya duduk di atas kursi roda, tapi ia masih bersikap seperti dirinya adalah seorang raja.
Tatapannya yang dingin bagai silet mendarat pada wajah Claire Shen.
Claire Shen pun merunduk kepala dengan ketakutan.
Tunggu sebentar, untuk apa ia merasa takut? Ia hanya menyapa anggota keluarganya saja, bukan?
“Colden, jarang sekali bisa bertemu denganmu di rumah.” Davin Ye tetap memasang senyuman saat berhadapan dengan adik laki-lakinya ini. Tapi sikap Colden Ye kepadanya malah berbeda, bahkan wajahnya tidak memasang ekspresi sama sekali dan hanya mengangguk ringan.
“Kak.”
“Hmm, kalau begitu Kakak tidak mengganggumu dan Adik Ipar.”
Selesai berkata, Davin Ye pun menoleh ke Claire Shen dan berkata dengan ramah. “Adik Ipar, aku harus pergi ke kantor, jadi aku pergi dulu.”
Claire Shen mengangguk bengong, lalu memandang Davin Ye yang meninggalkan tempat begitu saja. Ketika ia menarik kembali tatapannya, ia pun mendengar Colden Ye yang berada di sebelahnya menyindirnya. “Wanita yang baru cerai sudah begitu haus untuk menggoda pria lain?”
Mendengar ini, Claire Shen langsung tersadar kembali. “Apa yang kamu katakan?”
Mata Colden Ye yang kelam dan dalam pun menjadi suram. Claire Shen juga bisa merasakan aura iblisnya yang semakin berat.
Claire Shen mengigit bibir bagian bawahnya. “Aku tidak sejijik yang kamu pikir.”
“Benarkah?” Senyuman yang ditunjukkan Colden Ye pun penuh dengan sindiran, ia sama sekali tidak menganggapnya ada. “Wanita yang baru saja cerai dan buru-buru mencari pria baru, apakah benar-benar tidak menjijikan?”
Claire Shen mengepalkan tangan dan merasa sedikit kesal.
Apakah ia sendiri yang mau mencari pria baru? Ia juga terpaksa.
Tapi Claire Shen tidak akan memberitahu semua itu kepadanya, lagi pula entah bagaimanapun ia hanya perlu bisa menetap di sini.
Mengingat ini, Claire Shen pun merenggangkan kepala tangannya.
“Sebaiknya kamu pegang baik-baik janjimu itu dan tidak mengganggu anggota Keluarga Ye. Jika aku menemukan kamu melakukan sesuatu di luar dengan nama Keluarga Ye, atau menaruh pikiran pada Keluarga Ye, aku akan menyiksamu hingga mati.”
“Arthur.”
Arthur Xiao pun mendorong Colden Ye pergi.
Setelah Colden Ye dan Arthur Xiao pergi, seorang pembantu wanita pun datang kemari dan berkata kepadanya.
“Nyonya Muda Kedua, Tuan Besar kita mau bertemu dengan Anda.”
Tuan Besar? Apakah ia itu Kakek Keluarga Ye?
Seketika Claire Shen menjadi gugup. Sebelumnya Ibunya pernah bilang bahwa anggota Keluarga Ye tidak pernah bertemu dengan Caroline Shen, jadi mereka bisa begitu berani membiarkannya yang menggantikan Caroline Shen menikah kemari.
Sekarang mendengar Tuan Besar ingin bertemu dengannya, Claire Shen seketika pun menjadi gugup.
“Nyonya Muda Kedua, mari ikut aku.”
Pembantu wanita itu sudah berumur, melihat Claire Shen yang kebingungan di tempat, ia pun langsung membuka mulut berkata.
Claire Shen tersadar kembali, mengangguk dan mengikuti langkahnya.
Rumah Keluarga Ye ini sangatlah besar. Meski ada pembantu wanita yang membawa jalan, Claire Shen juga masih mudah tersesat.
Dengan cepat, mereka tiba di ruang belajar. Sikap pembantu wanita itu sangat rendah hati.
“Silahkan masuk, Nyonya Muda Kedua.”
Claire Shen berterima kasih kepadanya dan masuk ke dalam ruang belajar.
Ruang belajar ini hampir sama dengan yang dibayangkannya, sangat tegas dan tenang, apalagi perabot rumah tangga dan rak bukunya berupa gaya klasik. Di atas rak sana tertata berbagai jenis lukisan dan kaligrafi.
Claire Shen hanya melirik sekilas dan langsung menarik kembali pandangannya, lalu memandang ke orang yang berada di dalam ruangan.
“S-salam kenal, Tuan Besar.”
Mata Claire Shen bertemu dengan mata Tuan Besar Keluarga Ye, lalu matanya pun langsung tertangkap oleh mata pintarnya itu.
Tuan Besar Keluarga Ye tengah melihatnya.
Mengingat statusnya sendiri, Claire Shen pun menjadi sangat gugup dan langsung merunduk tak berdaya, takut akan Tuan Besar Keluarga Ye bisa menyadari dirinya yang ketakutan.
Ia sudah berhasil mengatasi masalah Colden Ye sana untuk sementara waktu. Tapi bagaimana kalau suatu saat Tuan Besar Keluarga Ye menyadari ia bukanlah Caroline Shen yang sesungguhnya?
“Caroline Shen!”
“Hah?”
Claire Shen langsung mengangkat kepala dan bertemu dengan mata Tuan Besar Keluarga Ye, kemudian merunduk kepala lagi dengan cepat.
Tatapan Tuan Besar Keluarga sangatlah tegas.
“Tubuh Colden sejak kecil sudah kurang baik. Jika kamu sudah menikah dengannya, maka kamu harus merawatnya dengan baik. Apa saja yang harus dilakukan sebagai seorang istri, seharusnya aku tidak perlu mengajarimu, bukan?”
“Aku mengerti.”
“Mulai dari besok, kamu ikut di samping Colden bekerja dan menjadi asistennya.”
Mendengar ini, Claire Shen mengangkat kepalanya dengan terkejut. “Tapi Tuan Besar, aku ada pekerjaan……”
“Wanita Keluarga Ye tidak boleh bekerja di luar. Kalaupun mau kerja, juga harus ikut bersama suaminya.”
Apa? Apakah pandangan Keluarga Ye begitu kolot? Claire Shen tentu saja tidak berani melontarkan kata-kata ini di hadapan Tuan Besar Keluarga Ye. Tuan Besar Keluarga Ye pun tidak memberinya kesempatan lagi untuk berpendapat dan membiarkannya pergi.
Setelah meninggalkan ruang belajar, Claire Shen kembali ke kamar sendiri dan suasana hatinya masih murung.
Tapi Tuan Besar Keluarga Ye sudah menekankan kata-katanya. Claire Shen tahu jika ia tidak pergi mengundurkan diri, maka Tuan Besar Keluarga Ye pasti akan datang mempertanyakannya.
Akhirnya Claire Shen hanya bisa memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Pekerjaannya cukup biasa. Setelah menikah dengan James Lin, demi memasak makanan untuknya sebelum pulang kerja, jadi dirinya pun bekerja sebagai asisten GM sebuah perusahaan kecil dekat rumahnya.
Claire Shen memberi surat pengunduran diri, kemudian dengan cepat ada orang yang menggantikan posisinya.
Claire Shen mematung lama setelah mendengar informasi tersebut.
Ia pun baru menyadari, mau pekerjaan atau pun hubungan suami istri, pasti selalu ada orang yang bisa menggantikan posisinya dengan cepat.
Claire Shen tersenyum pahit.
Hari kedua setelah mengundurkan diri, Tuan Besar Keluarga Ye langsung maju dan membiarkan Colden Ye untuk membawanya ke kantor bersama.
“Kamu tidak mencari asisten, aku tahu apa yang kamu khawatirkan. Tapi Caroline sudah menjadi istrimu sekarang, maka biarkan ia berada di sampingmu merawatmu saja.”
Nada bicara saat Tuan Besar Keluarga Ye berbicara kepada Colden Ye sama saja seperti kepada dirinya. Claire Shen merasa sedikit aneh. Ada apa yang terjadi? Bahkan ia mengira kedua Kakek cucu ini memiliki hubungan yang sangat baik.
Ketika terlarut dalam pikirannya, Claire Shen pun bisa merasakan sebuah pandangan yang tajam mendarat pada dirinya, tanpa berpikir lagi, ia pun sudah tahu siapakah orang itu.
Colden Ye menatapnya sinis. “Boleh.”
Claire Shen sedikit terkejut. Dirinya mengira….ia akan menolaknya.
Tapi siapa sangka ia bisa-bisanya tidak menentang.
“Hmm, berangkat sana.” Raut wajah Tuan Besar Keluarga Ye pun membaik.
Colden Ye yang duduk di atas kursi roda tidak memasang ekspresi sama sekali dan Arthur Xiao mengangguk ke Tuan Besar Keluarga Ye. “Tuan Besar, kalau begitu kita berangkat dulu ke kantor.”
“Bawa Caroline bersama.”
Claire Shen hanya bisa mengikuti Colden Ye dari belakang.
Keluar dari aula besar dan tiba di kebun, Colden Ye pun menyindirnya. “Kamu sudah begitu cepat menjalin hubungan baik dengan Kakek? Mau mengawasiku?”
Langkah Claire Shen seketika berhenti, ia pun mengerutkan dahinya.
“Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.”
“Huh~” Colden Ye mendengus pelan, “Sebaiknya selamanya kamu tidak mengerti, kalau tidak--------"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved