Bab 7 Sepertinya Ia Hamil?
by Danielle
10:42,Jun 01,2021
Rumah sakit.
Claire Shen mengambil nomor mengantre, tiba di gilirannya, ia pun memberi tahu kondisinya kepada dokter. Tatapan yang dilempar dokter kepadanya pun menjadi sedikit aneh.
“Apakah beberapa hari ini kamu mudah mengantuk?”
Claire Shen mengangguk.
“Ingin mual saat pagi-pagi sikat gigit?”
Claire Shen lanjut mengangguk.
“Apakah kamu sering buang air kecil?”
Claire Shen dibuat bingung dengan pertanyaan ini. Setelah berpikir sebentar, ia baru mengangguk lagi.
“Tapi apakah ini ada kaitan dengan penyakitku?”
Dokter pun meliriknya tak berdaya dan lanjut bertanya, “Kamu sudah berapa lama tidak mengalami menstruasi?”
Mendengar ini, Claire Shen pun mulai menghitung. “Kira-kira ada sebulan lebih…..”
Seketika ia berhenti berkata, seperti teringat akan sesuatu. Raut wajahnya pun pelan-pelan mengalami perubahan.
Dokter tertawa. “Beberapa hari ini pernah melakukan hubungan intim, bukan? Lain kali kamu harus menaruh perhatian pada kesehatanmu. Hari ini aku tidak beri resep obat untukmu dulu. Lebih baik kamu mengambil nomor antrean baru dan periksa lagi.”
Claire Shen meninggalkan rumah sakit dengan keadaan tidak sadar.
Ia tidak berani mengambil nomor antrean, melainkan membeli alat tes kehamilan di apotek. Setelah tiba di Kediaman Ye, ia pun langsung mengunci dirinya di dalam kamar mandi.
Setelah menunggu lama dengan khawatir dan menemukan alat tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif, wajah Claire Shen yang awalnya sangat pucat pun menjadi semakin buruk.
Ia merunduk melihat perut ratanya dan hatinya masih tidak dapat memercayai itu.
Saat itu, kejadian itu berlangsung dengan terlalu mendadak. Ia tidak pernah mengalami masalah seperti itu, lalu dirinya langsung buru-buru melarikan diri ke rumah. Tiba di rumah, ia dipaksa untuk menikah lagi. Dirinya yang merasa sedih melupakan kejadian itu dan tidak keburu untuk meminum pil kontrasepsi darurat.
Dan sekarang perutnya pun mendadak muncul sebuah makhluk hidup kecil.
Tidak!
Claire Shen mengulur tangan membungkam mulutnya. Ia masih tidak dapat memercayainya.
Tidak boleh, ia tidak boleh panik.
Mungkin saja hasil alat tes kehamilan itu tidak akurat. Ia harus pergi ke rumah sakit untuk periksa lagi.
Mengingat ini, Claire Shen pun langsung mengumpulkan barang-barang itu dan melemparnya ke dalam tempat sampah, lalu bangkit dari tempat dan keluar dari kamar mandi.
Mungkin karena hamil, jadi Claire Shen merasa sangat takut. Saat keluar, ia pun memandang sekitarnya, takut Colden Ye yang mendadak muncul.
Untungnya Colden Ye tidak pulang seharian itu.
Pada malam hari, Claire Shen pun gemetar ketakutan lagi. Ia pun buru-buru mandi, kemudian menarik kopernya menunggu di depan gerbang pintu, sambil memindahkan sebuah bangku untuknya.
Saat Colden Ye pulang, ia pun menemukan dirinya yang tertidur duduk di atas kursi.
Apa dayanya?
Karena dokter tidak memberi resep obat demam untuknya dan Claire Shen khawatir dirinya benar-benar hamil, jadi seharian ini ia pun minum air panas saja.
Tubuhnya yang masuk angin, ditambah dengan tidak minum obat dan tidak istirahat dengan baik, demamnya tentu saja menjadi semakin serius.
Melihat tubuh yang kecil itu, pandangan Colden Ye seketika berhenti.
Apakah seharian ini ia berada di sini?
Jelas sekali bukan, ia sudah mengganti pakaian dan sudah memandikan dirinya. Jelas sekali bahwa ia mengambil kesempatan untuk beristirahat di dalam kamar saat dirinya tidak berada di rumah, lalu buru-buru pindah lagi ke depan gerbang pintu sebelum dirinya pulang.
Hngg, untungnya ia tahu diri.
“Tuan Muda Ye?” Arthur Xiao tidak mengerti dan memanggilnya pelan. “Apakah mau….”
“Terserah ia saja.”
“Oh.”
Arthur Xiao hanya bisa mendorong Colden Ye masuk ke dalam rumah. Saat bel berbunyi, Claire Shen pun dibuat terkejut, lalu tersadar Kembali dari tidurnya.
Kepalanya berat sekali.
Ingin tidur….
Claire Shen mengulur tangan memijat alis matanya, lalu bangkit dan berjalan ke lantai dasar.
Ia pergi ke dapur menuangkan segelas air panas untuk sendiri. Tanpa meneguk beberapa kali, ia pun mulai merasa jijik lagi, sehingga ia langsung meletakkan gelasnya dan berjalan ke luar dari dapur.
“Kakek selalu percaya dengan kemampuanmu, jadi membiarkan kamu yang mengurus masalah ini, Kakek bisa merasa tenang.”
“Baik, Kakek.”
Saat Claire Shen keluar dari dapur, kebetulan ia bertemu dengan Tuan Besar Keluarga Ye yang sedang berbincang dengan Davin Ye.
Mata kedua pihak saling berkontak sebentar, kemudian tatapan Tuan Besar Keluarga Ye seketika menjadi tegas. “Caroline Shen?”
Claire Shen langsung menegakkan tubuhnya dan mengangguk ketakutan.
“Untuk apa kamu tidak merawat Colden di dalam kamar dan datang ke bawah?”
“Eh….” Bibir merah Claire Shen menganga pelan, kemudian terdengar suara Davin Ye yang membantunya sebelum ia membalasnya. “Untuk hal ini, aku tadi dengar pembantu bilang bahwa Adik Ipar tidur di depan gerbang pintu kemarin. Sekarang wajahnya tampak begitu pucat, apakah Adik Ipar merasa tidak enak badan?”
“Apa?” Raut wajah Tuan Besar Keluarga Ye seketika berubah. “Tidur di depan gerbang? Ada apa yang terjadi?”
Claire Shen seketika terdiam, lalu mengigit bibir bagian bawahnya.
Gawat.
Mengapa Davin Ye memberitahu masalah ini Tuan Besar Keluarga Ye? Kalau saat itu Colden Ye ditegur Tuan Besar Keluarga Ye, apakah dirinya yang kesal akan langsung membongkar identitasnya yang sesungguhnya?
Mengingat ini, Claire Shen langsung melambaikan tangannya dan menjelaskan. “Tuan Besar, tidak ada masalah seperti itu. Aku hanya terlalu lelah kemarin malam, jadi jatuh pingsan di depan gerbang pintu dan tidak ada yang menyadari akan hal itu. Akhirnya aku ada pulang ke kamar setelah tersadar kembali.”
Meski sepasang mata Tuan Besar Keluarga Ye itu sudah kurang jelas, tapi malah terasa sangat tegas, seperti bisa membaca isi hati orang.
Beberapa saat kemudian, Tuan Besar Keluarga Ye pun menghela nafas berkata. “Kamu tidak perlu membantunya, Nak. Sebagai Kakeknya, aku jelas tahu bagaimana dengan sifat Colden. Membiarkan kamu menikah ke sini memang cukup menyusahkan kamu.”
Mendengar ini, Claire Shen langsung mengangkat kepala terkejut.
Ia mengira Tuan Besar Keluarga Ye itu sangat tegas dan susah diajak bicara. Tapi siapa sangka ia bisa-bisanya begitu peduli kepada dirinya.
“Ayo, aku temani kamu pergi bertemu dengan Colden.”
Sembari berkata, Tuan Besar Keluarga Ye langsung naik ke atas dengan tongkatnya. Raut wajah Claire Shen pun berubah dan ia buru-buru mengejarnya. “Jangan, Tuan Besar!”
Mendengar ini, langkah kaki Tuan Besar Keluarga Ye pun berhenti sesaat. “Jangan? Jangan-jangan kamu ingin tidur terus di luar dan membiarkan pembantu menertawaimu?”
Davin Ye juga ikut maju ke depan. “Benar, tidak hanya bawahan yang akan menertawaimu, bahkan kamu juga tidak boleh tidur terus di depan pintu, tubuhmu tidak akan kuat menerimanya.” Claire Shen mengigit bibir bagian bawahnya dan menggeleng kepala. “Aku sungguh baik-baik saja. Kemarin malam aku hanya tidak sengaja jatuh pingsan dan malam ini aku akan pulang ke kamar. Mohon Tuan Besar tidak perlu khawatir akan hubungan kita. Jika aku sudah menikah ke Keluarga Ye, maka aku akan merawatnya dengan baik.”
Mendengar ini, Tuan Besar Keluarga Ye hanya terdiam lama, akhirnya ia juga tidak mengatakan apapun, lalu berbalik badan meninggalkan tempat.
Menunggu ia pergi, Davin ye pun memandangnya tidak berdaya.
“Adik Ipar, mengapa kamu harus seperti ini?”
Claire Shen meliriknya sekilas. “Aku baik-baik saja.”
Ia pun langsung berbalik badan naik ke atas, setelah selesai mengatakannya.
Meski Colden Ye ada kecacatan pada kaki, tapi ia memiliki wajah yang tampan, serta bertindak tegas dan cepat dalam mengatasi masalah. Jadi maupun ia duduk di atas kursi roda, orang-orang pun harus mengakui cara kerjanya itu. Akan tetapi di sampingnya tidak pernah muncul seorang wanita pun. Kali ini Tuan Besar Keluarga Ye pun memaksa mengadakan sebuah pernikahan untuknya, bahkan ia sendiri tidak muncul di acara itu, jadi para pembantu Keluarga Ye pun mengerti maksudnya dan mengetahui bahwa Nyonya Muda Kedua yang akan menikah ke dalam Keluarga Ye ini tidak dianggap penting olehnya. Tentu saja mereka tidak tahan untuk membicarakannya di belakangnya.
Saat Claire Shen mau naik ke atas, kebetulan ia bertemu dengan beberapa pembantu.
Salah satu dari mereka pun sengaja menabrak pundaknya, sehingga Claire Shen mundur beberapa langkah ke belakang. Untungnya ia memegang susuran tangga, sehingga ia bisa menahan tubuhnya terjatuh dari tangga.
“Kamu……”
“Maaf sekali, Nyonya Muda Kedua, tadi aku tidak melihat Anda. Melihat dari jauh sana, aku kira Anda adalah seorang pembantu. Maaf sekali ya, apakah Anda membutuhkan bantuanku?” Meski pembantu wanita itu berkata seperti itu, tapi sikapnya yang sombong itu sama sekali tidak ada maksud untuk membantunya.
Claire Shen mengambil nomor mengantre, tiba di gilirannya, ia pun memberi tahu kondisinya kepada dokter. Tatapan yang dilempar dokter kepadanya pun menjadi sedikit aneh.
“Apakah beberapa hari ini kamu mudah mengantuk?”
Claire Shen mengangguk.
“Ingin mual saat pagi-pagi sikat gigit?”
Claire Shen lanjut mengangguk.
“Apakah kamu sering buang air kecil?”
Claire Shen dibuat bingung dengan pertanyaan ini. Setelah berpikir sebentar, ia baru mengangguk lagi.
“Tapi apakah ini ada kaitan dengan penyakitku?”
Dokter pun meliriknya tak berdaya dan lanjut bertanya, “Kamu sudah berapa lama tidak mengalami menstruasi?”
Mendengar ini, Claire Shen pun mulai menghitung. “Kira-kira ada sebulan lebih…..”
Seketika ia berhenti berkata, seperti teringat akan sesuatu. Raut wajahnya pun pelan-pelan mengalami perubahan.
Dokter tertawa. “Beberapa hari ini pernah melakukan hubungan intim, bukan? Lain kali kamu harus menaruh perhatian pada kesehatanmu. Hari ini aku tidak beri resep obat untukmu dulu. Lebih baik kamu mengambil nomor antrean baru dan periksa lagi.”
Claire Shen meninggalkan rumah sakit dengan keadaan tidak sadar.
Ia tidak berani mengambil nomor antrean, melainkan membeli alat tes kehamilan di apotek. Setelah tiba di Kediaman Ye, ia pun langsung mengunci dirinya di dalam kamar mandi.
Setelah menunggu lama dengan khawatir dan menemukan alat tes kehamilan yang menunjukkan hasil positif, wajah Claire Shen yang awalnya sangat pucat pun menjadi semakin buruk.
Ia merunduk melihat perut ratanya dan hatinya masih tidak dapat memercayai itu.
Saat itu, kejadian itu berlangsung dengan terlalu mendadak. Ia tidak pernah mengalami masalah seperti itu, lalu dirinya langsung buru-buru melarikan diri ke rumah. Tiba di rumah, ia dipaksa untuk menikah lagi. Dirinya yang merasa sedih melupakan kejadian itu dan tidak keburu untuk meminum pil kontrasepsi darurat.
Dan sekarang perutnya pun mendadak muncul sebuah makhluk hidup kecil.
Tidak!
Claire Shen mengulur tangan membungkam mulutnya. Ia masih tidak dapat memercayainya.
Tidak boleh, ia tidak boleh panik.
Mungkin saja hasil alat tes kehamilan itu tidak akurat. Ia harus pergi ke rumah sakit untuk periksa lagi.
Mengingat ini, Claire Shen pun langsung mengumpulkan barang-barang itu dan melemparnya ke dalam tempat sampah, lalu bangkit dari tempat dan keluar dari kamar mandi.
Mungkin karena hamil, jadi Claire Shen merasa sangat takut. Saat keluar, ia pun memandang sekitarnya, takut Colden Ye yang mendadak muncul.
Untungnya Colden Ye tidak pulang seharian itu.
Pada malam hari, Claire Shen pun gemetar ketakutan lagi. Ia pun buru-buru mandi, kemudian menarik kopernya menunggu di depan gerbang pintu, sambil memindahkan sebuah bangku untuknya.
Saat Colden Ye pulang, ia pun menemukan dirinya yang tertidur duduk di atas kursi.
Apa dayanya?
Karena dokter tidak memberi resep obat demam untuknya dan Claire Shen khawatir dirinya benar-benar hamil, jadi seharian ini ia pun minum air panas saja.
Tubuhnya yang masuk angin, ditambah dengan tidak minum obat dan tidak istirahat dengan baik, demamnya tentu saja menjadi semakin serius.
Melihat tubuh yang kecil itu, pandangan Colden Ye seketika berhenti.
Apakah seharian ini ia berada di sini?
Jelas sekali bukan, ia sudah mengganti pakaian dan sudah memandikan dirinya. Jelas sekali bahwa ia mengambil kesempatan untuk beristirahat di dalam kamar saat dirinya tidak berada di rumah, lalu buru-buru pindah lagi ke depan gerbang pintu sebelum dirinya pulang.
Hngg, untungnya ia tahu diri.
“Tuan Muda Ye?” Arthur Xiao tidak mengerti dan memanggilnya pelan. “Apakah mau….”
“Terserah ia saja.”
“Oh.”
Arthur Xiao hanya bisa mendorong Colden Ye masuk ke dalam rumah. Saat bel berbunyi, Claire Shen pun dibuat terkejut, lalu tersadar Kembali dari tidurnya.
Kepalanya berat sekali.
Ingin tidur….
Claire Shen mengulur tangan memijat alis matanya, lalu bangkit dan berjalan ke lantai dasar.
Ia pergi ke dapur menuangkan segelas air panas untuk sendiri. Tanpa meneguk beberapa kali, ia pun mulai merasa jijik lagi, sehingga ia langsung meletakkan gelasnya dan berjalan ke luar dari dapur.
“Kakek selalu percaya dengan kemampuanmu, jadi membiarkan kamu yang mengurus masalah ini, Kakek bisa merasa tenang.”
“Baik, Kakek.”
Saat Claire Shen keluar dari dapur, kebetulan ia bertemu dengan Tuan Besar Keluarga Ye yang sedang berbincang dengan Davin Ye.
Mata kedua pihak saling berkontak sebentar, kemudian tatapan Tuan Besar Keluarga Ye seketika menjadi tegas. “Caroline Shen?”
Claire Shen langsung menegakkan tubuhnya dan mengangguk ketakutan.
“Untuk apa kamu tidak merawat Colden di dalam kamar dan datang ke bawah?”
“Eh….” Bibir merah Claire Shen menganga pelan, kemudian terdengar suara Davin Ye yang membantunya sebelum ia membalasnya. “Untuk hal ini, aku tadi dengar pembantu bilang bahwa Adik Ipar tidur di depan gerbang pintu kemarin. Sekarang wajahnya tampak begitu pucat, apakah Adik Ipar merasa tidak enak badan?”
“Apa?” Raut wajah Tuan Besar Keluarga Ye seketika berubah. “Tidur di depan gerbang? Ada apa yang terjadi?”
Claire Shen seketika terdiam, lalu mengigit bibir bagian bawahnya.
Gawat.
Mengapa Davin Ye memberitahu masalah ini Tuan Besar Keluarga Ye? Kalau saat itu Colden Ye ditegur Tuan Besar Keluarga Ye, apakah dirinya yang kesal akan langsung membongkar identitasnya yang sesungguhnya?
Mengingat ini, Claire Shen langsung melambaikan tangannya dan menjelaskan. “Tuan Besar, tidak ada masalah seperti itu. Aku hanya terlalu lelah kemarin malam, jadi jatuh pingsan di depan gerbang pintu dan tidak ada yang menyadari akan hal itu. Akhirnya aku ada pulang ke kamar setelah tersadar kembali.”
Meski sepasang mata Tuan Besar Keluarga Ye itu sudah kurang jelas, tapi malah terasa sangat tegas, seperti bisa membaca isi hati orang.
Beberapa saat kemudian, Tuan Besar Keluarga Ye pun menghela nafas berkata. “Kamu tidak perlu membantunya, Nak. Sebagai Kakeknya, aku jelas tahu bagaimana dengan sifat Colden. Membiarkan kamu menikah ke sini memang cukup menyusahkan kamu.”
Mendengar ini, Claire Shen langsung mengangkat kepala terkejut.
Ia mengira Tuan Besar Keluarga Ye itu sangat tegas dan susah diajak bicara. Tapi siapa sangka ia bisa-bisanya begitu peduli kepada dirinya.
“Ayo, aku temani kamu pergi bertemu dengan Colden.”
Sembari berkata, Tuan Besar Keluarga Ye langsung naik ke atas dengan tongkatnya. Raut wajah Claire Shen pun berubah dan ia buru-buru mengejarnya. “Jangan, Tuan Besar!”
Mendengar ini, langkah kaki Tuan Besar Keluarga Ye pun berhenti sesaat. “Jangan? Jangan-jangan kamu ingin tidur terus di luar dan membiarkan pembantu menertawaimu?”
Davin Ye juga ikut maju ke depan. “Benar, tidak hanya bawahan yang akan menertawaimu, bahkan kamu juga tidak boleh tidur terus di depan pintu, tubuhmu tidak akan kuat menerimanya.” Claire Shen mengigit bibir bagian bawahnya dan menggeleng kepala. “Aku sungguh baik-baik saja. Kemarin malam aku hanya tidak sengaja jatuh pingsan dan malam ini aku akan pulang ke kamar. Mohon Tuan Besar tidak perlu khawatir akan hubungan kita. Jika aku sudah menikah ke Keluarga Ye, maka aku akan merawatnya dengan baik.”
Mendengar ini, Tuan Besar Keluarga Ye hanya terdiam lama, akhirnya ia juga tidak mengatakan apapun, lalu berbalik badan meninggalkan tempat.
Menunggu ia pergi, Davin ye pun memandangnya tidak berdaya.
“Adik Ipar, mengapa kamu harus seperti ini?”
Claire Shen meliriknya sekilas. “Aku baik-baik saja.”
Ia pun langsung berbalik badan naik ke atas, setelah selesai mengatakannya.
Meski Colden Ye ada kecacatan pada kaki, tapi ia memiliki wajah yang tampan, serta bertindak tegas dan cepat dalam mengatasi masalah. Jadi maupun ia duduk di atas kursi roda, orang-orang pun harus mengakui cara kerjanya itu. Akan tetapi di sampingnya tidak pernah muncul seorang wanita pun. Kali ini Tuan Besar Keluarga Ye pun memaksa mengadakan sebuah pernikahan untuknya, bahkan ia sendiri tidak muncul di acara itu, jadi para pembantu Keluarga Ye pun mengerti maksudnya dan mengetahui bahwa Nyonya Muda Kedua yang akan menikah ke dalam Keluarga Ye ini tidak dianggap penting olehnya. Tentu saja mereka tidak tahan untuk membicarakannya di belakangnya.
Saat Claire Shen mau naik ke atas, kebetulan ia bertemu dengan beberapa pembantu.
Salah satu dari mereka pun sengaja menabrak pundaknya, sehingga Claire Shen mundur beberapa langkah ke belakang. Untungnya ia memegang susuran tangga, sehingga ia bisa menahan tubuhnya terjatuh dari tangga.
“Kamu……”
“Maaf sekali, Nyonya Muda Kedua, tadi aku tidak melihat Anda. Melihat dari jauh sana, aku kira Anda adalah seorang pembantu. Maaf sekali ya, apakah Anda membutuhkan bantuanku?” Meski pembantu wanita itu berkata seperti itu, tapi sikapnya yang sombong itu sama sekali tidak ada maksud untuk membantunya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved