Bab 17 Bab 17
by Lapelion
16:49,Mar 03,2024
Ponsel Clara berdering menandakan ada panggilan masuk. la melirik nama yang terpampang di layar ponselnya itu.
Benalu. Kata itu yang tertera di layar atas ponsel Clara hingga membuatnya berdecak malas. Setelah mengetahui perselingkuhan suaminya, Clara pun mengubah nama kontak suaminya menjadi Benalu, kata-kata yang cocok untuk penghianat seperti Danu.
Clara membiarkan ponselnya terus berdering. la yakin Danu menelponnya karena menginginkan sesuatu. Jika tidak, pria itu tak mungkin menghubunginga berkali-kali seperti itu.
[Sayang, angkat telponnya dong...]
[Aku kerumah kok pintunya di kunci?]
[Yaudah, kalo kamu sibuk. Nanti kabarin Mas kalo udah pulang ya.]
Clara hanya membaca pesan dari Danu dan tak berniat untuk membalasnya.
la tak ingin menghancurkan moodnya sendiri dengan menanggapi pesan dari calon mantan suaminya itu.
Setelah ini Clara akan pergi ke pengadilan agama untuk mengajukan permohonan cerai, lalu mengunjungi rumah orang tua Shela.
Clara pun segera membereskan sisa makanannya dan meminta Mahen untuk membawa gelas dan piring kotornya kedapur. Setelah itu, Clara beranjak pergi dari restorannya setelah berpesan pada pada karyawannya agar tetap fokus dan semangat bekerja.
*****
Dengan semangat 45, Clara melajukan mobilnya ke kampung tempat orang tua Shela tinggal. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 45 menit untuk tiba disana.
Clara menghidupkan musik untuk mengurangi keheningan di dalam mobil, sesekali ia pun ikut bersenandung dan melantunkan beberapa lirik lagu yang ia hafal.
Hingga tak terasa, kini Clara telah berdiri di depan rumah yang lebih cocok di sebut gubuk karena ada beberapa lubang yang terlihat di dinding kayunya.
Tak ingin menyiakan waktu, Clara pun segera merogoh saku mengambil ponselnya, la segera mengarahkan kameranya ke rumah yang ada di hadapannya. Tak membutuhkan waktu lama, kini gambar tersebut telah terkirim ke nomer milik Shela.
Clara yakin, setelah ini Shela akan mencercanya dengan berbagai pertanyaan. Dan benar saja, tak perlu menunggu lama pesannya telah centang biru menandakan telah di baca oleh penerima pesan.
Hingga kemudian ponsel Clara berdering menandakan adanya panggilan masuk. Clara tersenyum sinis, dengan santai ia mengusap tombol hijau dan menyambut sapaan Shela dengan lembut.
"Hai, sahabatku tersayang?"
"Lo! Ngapain lo ke rumah orang tua gue hah?!" teriak Shela.
Clara hanya terkekeh mendengar teriakan panik Shela dari sebrang telepon.
"Kira-kira gue mau ngapain, Shel? Kalo gue tunjukin video panas lo sama suami gue, kira-kira gimana respon orang tua lo?"
"Jangan kelewatan lo, Clara! Ini masalah kita jangan bawa-bawa orang tua gue!" bentak Shela tak terima jika Clara membocorkan kelakuannya pada orang tuanya.
"Eitsss! Selow dong, Shel. Gak perlu ngomong pake urat, lagian sebelum memulai harusnya lo sadar konsekuensi yang bakal lo terima bukan?" ucap Clara santai.
"Dasar gak punya hati! Pantes aja lo mandul, orang lo aja gak punya perasaan!" maki Shela semakin emosi.
Clara mengepalkan tangannya mendengar makian Shela kepadanya. Sungguh, ia tak terima jika di hina mandul, karena selama ini ia sudah periksa ke dokter kandungan dan sudah jelas jika kandungannya tak bermasalah. la tak kunjung mengandung pun karena Danu yang selalu beralasan belum siap memiliki momongan.
Tapi tak apa, kali ini Clara akan bersabar agar rencananya berjalan mulus.
"Oke dengan lo bilang gitu, makin ngeyakinin gue buat ngebongkar semua kelakuan bej't lo ke orang tua lo! Jadi, selamat menunggu balasannya, Bitch." Clara segera memutus panggilan itu sepihak.
Benalu. Kata itu yang tertera di layar atas ponsel Clara hingga membuatnya berdecak malas. Setelah mengetahui perselingkuhan suaminya, Clara pun mengubah nama kontak suaminya menjadi Benalu, kata-kata yang cocok untuk penghianat seperti Danu.
Clara membiarkan ponselnya terus berdering. la yakin Danu menelponnya karena menginginkan sesuatu. Jika tidak, pria itu tak mungkin menghubunginga berkali-kali seperti itu.
[Sayang, angkat telponnya dong...]
[Aku kerumah kok pintunya di kunci?]
[Yaudah, kalo kamu sibuk. Nanti kabarin Mas kalo udah pulang ya.]
Clara hanya membaca pesan dari Danu dan tak berniat untuk membalasnya.
la tak ingin menghancurkan moodnya sendiri dengan menanggapi pesan dari calon mantan suaminya itu.
Setelah ini Clara akan pergi ke pengadilan agama untuk mengajukan permohonan cerai, lalu mengunjungi rumah orang tua Shela.
Clara pun segera membereskan sisa makanannya dan meminta Mahen untuk membawa gelas dan piring kotornya kedapur. Setelah itu, Clara beranjak pergi dari restorannya setelah berpesan pada pada karyawannya agar tetap fokus dan semangat bekerja.
*****
Dengan semangat 45, Clara melajukan mobilnya ke kampung tempat orang tua Shela tinggal. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 45 menit untuk tiba disana.
Clara menghidupkan musik untuk mengurangi keheningan di dalam mobil, sesekali ia pun ikut bersenandung dan melantunkan beberapa lirik lagu yang ia hafal.
Hingga tak terasa, kini Clara telah berdiri di depan rumah yang lebih cocok di sebut gubuk karena ada beberapa lubang yang terlihat di dinding kayunya.
Tak ingin menyiakan waktu, Clara pun segera merogoh saku mengambil ponselnya, la segera mengarahkan kameranya ke rumah yang ada di hadapannya. Tak membutuhkan waktu lama, kini gambar tersebut telah terkirim ke nomer milik Shela.
Clara yakin, setelah ini Shela akan mencercanya dengan berbagai pertanyaan. Dan benar saja, tak perlu menunggu lama pesannya telah centang biru menandakan telah di baca oleh penerima pesan.
Hingga kemudian ponsel Clara berdering menandakan adanya panggilan masuk. Clara tersenyum sinis, dengan santai ia mengusap tombol hijau dan menyambut sapaan Shela dengan lembut.
"Hai, sahabatku tersayang?"
"Lo! Ngapain lo ke rumah orang tua gue hah?!" teriak Shela.
Clara hanya terkekeh mendengar teriakan panik Shela dari sebrang telepon.
"Kira-kira gue mau ngapain, Shel? Kalo gue tunjukin video panas lo sama suami gue, kira-kira gimana respon orang tua lo?"
"Jangan kelewatan lo, Clara! Ini masalah kita jangan bawa-bawa orang tua gue!" bentak Shela tak terima jika Clara membocorkan kelakuannya pada orang tuanya.
"Eitsss! Selow dong, Shel. Gak perlu ngomong pake urat, lagian sebelum memulai harusnya lo sadar konsekuensi yang bakal lo terima bukan?" ucap Clara santai.
"Dasar gak punya hati! Pantes aja lo mandul, orang lo aja gak punya perasaan!" maki Shela semakin emosi.
Clara mengepalkan tangannya mendengar makian Shela kepadanya. Sungguh, ia tak terima jika di hina mandul, karena selama ini ia sudah periksa ke dokter kandungan dan sudah jelas jika kandungannya tak bermasalah. la tak kunjung mengandung pun karena Danu yang selalu beralasan belum siap memiliki momongan.
Tapi tak apa, kali ini Clara akan bersabar agar rencananya berjalan mulus.
"Oke dengan lo bilang gitu, makin ngeyakinin gue buat ngebongkar semua kelakuan bej't lo ke orang tua lo! Jadi, selamat menunggu balasannya, Bitch." Clara segera memutus panggilan itu sepihak.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved