Bab 9 Bab 9

by Lapelion 16:43,Mar 03,2024
"James, biasain sarapan dulu sebelum ke kantor. Mama udah siapin roti sama susu nya tuh, cepetan habisin baru berangkat," titah sang ayah.


Akhirnya James ikut bergabung di meja makan dan menikmati sarapannya bersama sang adik. Sedangkan Aska dan sang Ayah telah menyelesaikan sarapan mereka sejak tadi sebelum keduanya selesai bersiap.

Setelah sarapan, Clara dan James segera berangkat menuju kantor. Clara tak henti-hentinya tersenyum membayangkan wajah penuh emosi Danu dan Shela nanti.

"Jangan senyum-senyum sendiri gitu dek, ngeri Kakak liatnya kayak orang kesambet aja," tegur James.

"Apa sih kak! Orang lagi seneng juga malah di bilang kesambet. Emang kakak mau Clara nangis terus gitu?" ujar Clara sambil menekuk wajahnya kesal.

James hanya terkekeh melihat adik bungsunya itu merajuk. Walaupun telah dewasa, Clara masih sangat manja kepada keluarga nya. Jadi tidak heran jika ia sering merajuk jika di buat kesal sedikit saja, apalagi oleh Aska jahil.


Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam, akhirnya James dan Clara tiba di kantor. Keadaan kantor terlihat lumayan ramai walaupun masih pagi, karena mereka telah di tugaskan oleh James untuk mempersiapkan kejutan untuk 2 benalu perusahaannya. James memutuskan untuk memecat sepihak Danu dan shela bukan semata-mata karena ulah mereka menghianati kepercayaan sang adik, namun Danu dan Shela terbukti telah sering menggelapkan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi mereka.


Hingga hari dimana Clara menangis menceritakan perselingkuhan Danu, hari itu juga bertepatan dengan terkumpulnya bukti-bukti jika Danu dan Shela telah melakukan korupsi yang menyebabkan kerugian untuk perusahaan nya. Maka sempurna lah rencana James untuk memberhentikan mereka secara tidak hormat dengan pelanggaran perselingkuhan yang mencoreng nama baik perusahaan, serta kasus penggelapan dana yang akan ia bawa ke ranah hukum.



James segera melangkah memasuki area kantor bersam sang adik. Beberapa karyawan menyapa dan tersenyum ke arah mereka. James pun bukan tipikal atasan yang arogan ataupun garang, hingga ia sangat di sukai oleh para karyawan nya.

Saat hendak memasuki lift, tiba-tiba Clara terhuyung karena tarikan di tas nya. Clara menoleh dengan cepat dan langsung melengos malas saat tahu yang menarik tas nya adalah Shela.


"Heh! Ngapain lo kesini? Mau nyariin mas Danu? Ngaca dong, Ra! Liat penampilan lo aja lebih cocok jadi pembantunya, pake nyamperin ke kantor segala. Mau bikin mas Danu malu?" hardik Shela.

James mengepalkan tangannya mendengar hinaan demi hinaan yang Shela lontarkan kepada sang adik. la berusaha menahan emosinya agar tidak kelepasan memukul seorang wanita tak tahu malu seperti Shela.


"Jadi gini kerjaan kamu, Shela? Bukannya menyelesaikan tugas yang saya beri malah kelayapan gak jelas sambil godain suami orang?" potong James sebelum Shela kembali melontarkan kata-kata merendahkan adiknya.

Shela terkejut mendapati sang bos berada tepat di belakang Clara. Wajahnya menegang karena ketahuan sedang berkata kasar pada Clara. Selama ini ia berusaha bersikap manis didepan James, bahkan terkadang ia sengaja mengenakan pakaian ketat untuk menarik perhatian atasannya itu.


"Mamp*s gue!" batin Shela cemas.

"Eh, Pak James. Pagi pak, saya tadi habis dari pantry terus ngeliat istrinya pak Danu lewat jadi saya sapa," ucap Shela sambil berusaha menyembunyikan rasa kagetnya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

26