Bab 14 Bab 14
by Lapelion
16:47,Mar 03,2024
Clara menghembuskan nafas perlahan. la segera bangkit dan menyambar tas nya, ia akan pulang dan badannya. la tak akan bisa bekerja dengan pikiran yang terus melayang memikirkan masalah rumah tangganya.
"Kak Rea, tolong bilangin ke Kak James aku pulang duluan kalo dia nyariin ya," ujar Clara pada sekretaris kakaknya.
"Kamu sakit, Ra? Perlu kakak anter ke tanya Rea dengan raut wajahnya yang sangat ketara jika ia khawatir pada adik bungsu atasannya.
Clara menggelengkan kepalanya pelan, "Nggak kok kak, aku cuma agak gak enak badan aja."
Akhirnya Rea pun mengangguk dan membiarkan Clara pergi meninggalkan kantor. 'Kasian banget, Clara. Punya sahabat sama suami yang tega nusuk dari belakang," batin Rea sambil kembali mengerjakan tugasnya.
*****
Setibanya di rumah, Clara segera merebahkan tubuhnya. la kembali menatap foto pernikahannya dengan Danu. Tanpa di sadari air mata mulai membasahi pipi mulusnya. Clara kembali tergugu sembari memeluk lututnya. Sungguh, ia masih mencintai suaminya, senyum nya, tutur katanya, perlakuannya, semua itu adalah hal yang Clara sukai sebelum mengetahui perselingkuhan sang suami.
Clara mengamati sebuah pigura yang ia letakkan di nakas. Disana terpampang Clara dan Danu yang tersenyum bahagia saat liburan ke pulau Dewata. Clara tersenyum miris, ia merasa dunia tidak adil. Clara selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama, ia tak pernah berbuat semena-mena pada orang lain. Tapi mengapa? Mengapa harus Clara yang mengalami hal seperti ini? Apa salahnya? Apa kurangnya? Clara kembali meraung melampiaskan segala sesaknya di dada, la benci takdirnya, mengapa harus dia?
"Apa kamu puas sekarang, Shel? Apa salahku? Aku bantu kamu tanpa mengharap imbalan apapun, aku anggap kamu sodara ku sendiri, tapi apa balasan kamu buat ku, Shel?" lirik Clara meringkuk memeluk dirinya sendiri.
"Mas, apa kurang ku sampai bikin kamu berpaling dariku? Aku bahkan rela meninggalkan semua kenyamanan ku di rumah demi mengabdi pada dirimu. Aku melayani kebutuhan mu dengan sepenuh hati, kenapa kamu tega, Mas?"
Clara terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. la tak berhenti memukuli dadanya yang terasa sesak. Hingga tak lama kemudian Clara bangkit dan membasuh wajahnya yang sudah terlihat samgat sembab.
Clara menatap pantulan wajahnya di cermin, ia menyakinkan dirinya jika bukan ia yang harusnya terpuruk, tapi para penghianat itulah yang harusnya menangis darah saat ini!
"Walaupun kau berhasil memporak- porandakan hidupku, aku takkan membiarkan hidup mu bahagia, Shela Anindita! Tunggu hari dimana kalian akan merangkak memohon belas kasih ku kembali. Saat itu, akan ku buktikan jika kau tak akan pernah menang melawanku!" desis Clara mengepalkan tangannya.
Clara menyunggingkan seringainya. Tujuannya saat ini adalah mendatangi rumah orang tua Shela di kampung. la akan mulai membuat perhitungan pada Shela di mulai dari orang tuanya.
"Dan buat kamu, Mas. Tunggu saja giliran mu untuk kembali berlutut di hadapan ku!"
Clara telah membayangkan semua rencana yang akan ia lakukan untuk membalas semua sakit hatinya. Hingga tak sadar telah terlelap dengan tangan yang senantiasa terkepal erat.
Pagi ini Danu berencana untuk kembali kerumah. la akan berniat membujuk Clara agar mengizinkannya kembali bekerja di perusahaan milik Kakaknya.
"Shel, Mas pulang dulu ya, kamu baik-baik di rumah," pamit Danu sembari mengelus surai Shela.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved