Bab 6 Bab 6
by Lapelion
16:42,Mar 03,2024
"Kita lihat saja nanti, aku atau kamu yang bakal hancur, Shel!" gumamku sambil beranjak dari pembaringan.
Untuk menghadapi benalu tentu memerlukan tenaga yang banyak bukan? Jadi mari kita mengisi perut terlebih dahulu.
"Ma, masak apa? Clara laper mau mam," ucapku manja.
Mama yang sedang fokus menonton tayangan dari channel ikan terbang itu pun segera menoleh ke arah ku sambil menggelengkan kepalanya. "Ra... Ra... Kamu itu dah gede, masih aja manja. Tinggal lihat itu di meja makan ada lauk apa, kalau dingin tinggal di panasin. Gitu aja pake tanya," ucap Mama.
"Iss, Clara kan mau makan sama, Mama."
"Heleh! Mau makan sama Mama, apa mau minta di suapi kamu tuh? Udah gede kelakuannya masih aja kayak anak kecil. Kalo gak di turutin ngambek," omelnya. Namun Mama tetap beranjak dan segera mengajak ku untuk makan bersama.
Momen seperti inilah yang ku rindu kan. Makan masakan Mama sambil di suapi, menikah aku tak pernah lagi bermanja-manja dengan, Mama. Karena aku anak bungsu dan perempuan satu-satunya lah yang membuat Mama sangat memanjakan ku. Hingga saat menikah aku harus susah payah beradaptasi menjadi wanita mandiri yang hanya menurut apa kata suami.
Tapi lupakan saja, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang aku hanya ingin fokus menghabiskan waktu bersama keluarga ku, dan membalas semua perbuatan mereka yang telah menyakiti ku.
*****
"Ma, besok Clara mau berangkat ke kantor ya."
Mama hanya menoleh sekilas dan menganggukkan kepala nya. Sedikit membuat ku sebal memang, mama lebih memilih fokus menonton televisi daripada melihat anaknya yang cantik pari purna ini.
"Ma! Ih noleh dulu ke Clara dong. Clara lagi ngomong loh ini," pinta ku.
"Ngomong tinggal ngomong aja, Clara. Mama juga tetep dengerin kok." Jawaban mama membuat ku seketika merengut sebal. Tidak bisakah Mama meladeni ocehan ku sebentar? Ingin rasanya ku musnahkan televisi yang ada agar tak menyita perhatian Mama ku.
"Besok Clara mau ke kantor buat liat langsung pemecatan Mas Danu, Ma. Boleh kan?" tanya ku.
"Boleh, asal jangan jauh-jauh dari kakak mu. Mama takut kamu kenapa- kenapa nanti kalau si Danu sama selingkuhannya itu berulah," ucap Mama yang langsung ku setujui.
Kami pun melanjutkan obrolan mulai dari membicarakan Kak James yang sudah menginjak kepala 3 tapi tak kunjung memiliki kekasih, hingga anak tukang kebun kami pun tak luput dari topik perbincangan kami.
Namun keseruan kami tak berlangsung lama, karena ada tamu tak di undang yang langsung menerobos masuk dan merusak suasana bahagia ku.
"CLARA! KURANG AJAR KAMU YA!" teriak Danu sambil menghampiri Clara.
"Apa-apaan kamu, Danu. Berani kamu bentak anak saya, Hah?!" bentak Mama Auryn.
Clara mengelus tangan Mama nya pelan sambil menggelengkan kepala. "Tenang, Ma. Gak usah kesulut emosi, biar Clara yang ngadepin benalu kayak mas Danu," bisik Clara.
Untuk menghadapi benalu tentu memerlukan tenaga yang banyak bukan? Jadi mari kita mengisi perut terlebih dahulu.
"Ma, masak apa? Clara laper mau mam," ucapku manja.
Mama yang sedang fokus menonton tayangan dari channel ikan terbang itu pun segera menoleh ke arah ku sambil menggelengkan kepalanya. "Ra... Ra... Kamu itu dah gede, masih aja manja. Tinggal lihat itu di meja makan ada lauk apa, kalau dingin tinggal di panasin. Gitu aja pake tanya," ucap Mama.
"Iss, Clara kan mau makan sama, Mama."
"Heleh! Mau makan sama Mama, apa mau minta di suapi kamu tuh? Udah gede kelakuannya masih aja kayak anak kecil. Kalo gak di turutin ngambek," omelnya. Namun Mama tetap beranjak dan segera mengajak ku untuk makan bersama.
Momen seperti inilah yang ku rindu kan. Makan masakan Mama sambil di suapi, menikah aku tak pernah lagi bermanja-manja dengan, Mama. Karena aku anak bungsu dan perempuan satu-satunya lah yang membuat Mama sangat memanjakan ku. Hingga saat menikah aku harus susah payah beradaptasi menjadi wanita mandiri yang hanya menurut apa kata suami.
Tapi lupakan saja, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang aku hanya ingin fokus menghabiskan waktu bersama keluarga ku, dan membalas semua perbuatan mereka yang telah menyakiti ku.
*****
"Ma, besok Clara mau berangkat ke kantor ya."
Mama hanya menoleh sekilas dan menganggukkan kepala nya. Sedikit membuat ku sebal memang, mama lebih memilih fokus menonton televisi daripada melihat anaknya yang cantik pari purna ini.
"Ma! Ih noleh dulu ke Clara dong. Clara lagi ngomong loh ini," pinta ku.
"Ngomong tinggal ngomong aja, Clara. Mama juga tetep dengerin kok." Jawaban mama membuat ku seketika merengut sebal. Tidak bisakah Mama meladeni ocehan ku sebentar? Ingin rasanya ku musnahkan televisi yang ada agar tak menyita perhatian Mama ku.
"Besok Clara mau ke kantor buat liat langsung pemecatan Mas Danu, Ma. Boleh kan?" tanya ku.
"Boleh, asal jangan jauh-jauh dari kakak mu. Mama takut kamu kenapa- kenapa nanti kalau si Danu sama selingkuhannya itu berulah," ucap Mama yang langsung ku setujui.
Kami pun melanjutkan obrolan mulai dari membicarakan Kak James yang sudah menginjak kepala 3 tapi tak kunjung memiliki kekasih, hingga anak tukang kebun kami pun tak luput dari topik perbincangan kami.
Namun keseruan kami tak berlangsung lama, karena ada tamu tak di undang yang langsung menerobos masuk dan merusak suasana bahagia ku.
"CLARA! KURANG AJAR KAMU YA!" teriak Danu sambil menghampiri Clara.
"Apa-apaan kamu, Danu. Berani kamu bentak anak saya, Hah?!" bentak Mama Auryn.
Clara mengelus tangan Mama nya pelan sambil menggelengkan kepala. "Tenang, Ma. Gak usah kesulut emosi, biar Clara yang ngadepin benalu kayak mas Danu," bisik Clara.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved