Bab 16 Bab 16

by Lapelion 16:48,Mar 03,2024
Dengan cepat jari Clara mengetikkan sebuah kalimat yang dengan jelas ia tujukan untuk mantan sahabatnya tersayang.

"memang sangat susah menyakinkan lalat jika bunga lebih baik dari pada sampah. Jadi yasudah lah, nikmati saja hasil rebutanmu itu sahanatku tersayang. Ku berikan dengan suka rela lelaki yang kau rebut itu, tapi jangan harap untuk menikmati harta yang ia dapatkan dari belas kasihanku!"

Clara tersenyum puas setelah memposting unek-uneknya. Shela pikir ia masih Clara yang dulu? Hanya bisa menangis dan bersembunyi saat ada yang menghina dan merendahkannya?

"Tunggu saja, Shel. Akan ku buat hidup mu bahkan lebih menderita dari sebelum nya. Jangan berharap aku akan membiarkan mu bahagia setelah apa yang kau lakukan padaku."

Tok! Tok! Tok!

"Permisi, Bu. Saya boleh masuk?" Tanya Mahen.

"Masuk aja, Hen. Pintunya gak di kunci kok," jawab Clara dari dalam.



Mahen segera masuk sambil membawakan pesanan milik Clara.

"Silahkan di nikmati, Bu."

Clara meraih pie lemon pesanannya dan mencicipinya. "Selalu enak, pertahankan terus kualitas makanan yang kita produksi ya, Hen. Terus awasi dan tinjau semua olahan dan bahan yang di gunakan agar tak mengecewakan pelanggan kita," ucap Clara yang di balas anggukan oleh Mahen.

"Jadi, ada apa Ibu manggil saya?"


"Oh iya. Apa kamu dah dapet pramusaji baru? Saya kasihan lihat para pegawai kesusahan melayani banyak nya permintaan pelanggan karena kekurangan tenaga kerja," tanya Clara.

"Maaf, Bu. Saya belum menemukan orang yang cocok. Kebanyakan para pendaftar hanya penasaran dan coba-coba, hingga saat ini pun belum ada lagi yang memasukkan lamaran pekerjaan," terang Mahen.

Clara mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Apa kalian sudah coba untuk menerima pelamar yang tidak memiliki ijazah SMA? Tidak ada salahnya memberikan kesempatan untuk mereka mencoba bekerja disini."



"Baik, Bu. Saya akan membuat pengumuman loker kembali tanpa minimal pendidikan terakhir," ucap Mahen.

"Yasudah, tapi ingat, walaupun tidak menggunakan ijazah kamu harus tetap memperhatikan kemampuan dan usahanya. Paham?"

"Paham, Bu. Kalau begitu saya permisi pamit, Bu."

Mahen segera undur diri dari hadapan Clara. Clara pun kembali menikmati minuman dan dessert yang tersaji di mejanya. la termenung sejenak, apakah karena ia suka mengkonsumsi makanan manis dan membuat tubuhnya sedikit berisi sehingga Danu berpaling darinya?

"Ah sudahlah, aku tak mau ambil pusing lagi dengan ulah mas Danu."

Clara kembali menyendokkan potongan demi potongan pie lemon di hadapannya. la begitu menikmati saat-saat seperti ini, karena sedari kecil Clara memang sangat menyukai aneka dessert dan minuman manis. Hal itu pula yang mendorongnya untuk mendirikan sebuah restoran yang kini memiliki banyak peminat.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

26