Bab 17 #More than friends

by Hyoki 11:36,Feb 18,2021

1. Selalu bersama
Kalian nyaris tak terpisahkan. Kemana-mana selalu bersama. Ingin selalu berada didekatnya dan melakukan hampir semua hal bersamanya. Saat tidak sedang bersamanyapun kalian saling berkirim pesan atau mengobrol lewat telepon.

2. Sangat sadar akan keberadaannya
Selama ini anda tak pernah terlalu memperhatikannya, tetapi tiba-tiba saja anda jadi sangat menyadari keberadaannya

3. Bahasa tubuh
Tanpa sadar nada bicaranya menjadi lebih lembut padamu dan biasa saja saat dengan orang lain. Padangan Mata selalu memperhatikanmu. Anda juga mudah tersenyum dan tertawa bahagia saat bersamanya, dan tanpa sadar tubuhnya akan condong ke arah anda begitupun dia. Apalagi kalau sampai senang menyentuh satu sama lain.

4. Perhatian terhadap satu sama lain
Anda dan dia sangat perhatian terhadap satu sama lain. Perubahan kecil saja dari salah satu, makan yang lain akan segera menyadari dan memberikan komentar. Anda dan dia sering menunjukan perhatian berupa kekhawatiran terhadap satu sama lain. Merasa khawatir saat dia sedang sakit atau tampak lebih pendiam dari biasanya.

5. Saling bergantung
Anda dan dia saling membutuhkan sampai ke tahap saling bergantung. Kalian berbagi banyak sekali hal, saling menceritakan masalah dan rahasia masing-masing. Anda merasa perlu untuk menceritakan hal yang tak penting sekalipun padanya.

6. Overprotectif
Dia selalu menjagamu, tak ingin melihatmu terluka dan selalu melarangmu ini dan itu yang bisa membuatmu berada dalam bahaya menurutnya.

7. Orang-orang di sekitar mengomentari kedekatan kalian
Banyak yang berkomentar tentang hubungan kalian. Kamu dan dia dinilai pasangan yang cocok.
Artikel merdeka.com
“aaaaaaa!!!!!!”
Aku berteriak membaca artikel itu pagi ini.
“kenapa? Ada Kecoa? Kenapa Dek?”
Mas Rama muncul dari ruang tengah dengan membawa sendalnya sebelah seperti siap memukul sesuatu.
“kenapaa!!”
“Gimana iniiii??”
Aku tak menjawab peetanyaan Mas Rama hanya menendang-nendang bantal dan selimutku.
“apa si, hah? Bikin takut aja deh”
“iniii”
Aku memberikan handphoneku pada Mas Rama dan Mas Rama mengambilnya. Dengan mengucek matanya Mas Rama membaca artikel yang tadi kubaca.
“hahhh kirain apaan Dek, kirain akun rekeningmu tiba-tiba angus gitu”
“ini lebih parah dari itu Mas Rama”
Mas Rama tak menggubris, malah berbaring kembali di kasurku.
“Mas Rama, Mas Rama Adek harus gimana?”
Aku menggoyang-goyangkan tubuh Mas Rama,
“apa si? Ini ceritanya kamu lebih dari temen ini sama siapa? Sama Galih? kan udah jadian”
Jawab Mas Rama malas
“bukan, Mas Rafa”
“hah?!! Kok Rafa”
Mas Rama bangun dan duduk menghadapku.
“ini gara-gara Mas Rama sih ngomongin more than friend semalem jadinya gini nih”
Aku memukul Mas Rama jadinya, dan menyalahkannya karena membuatku kepikiran soal hubunganku dengan Mas Rafa.
“Dek, perasaan kamu aja, itu mungkin kena sugesti kali, kamu itukan lagian orangnya over thinking”
Mas Rama mencoba menenagkanku.
“tapi yah hampir semua cocok sama tanda-tanda artikel ini”
“masa?”
Mas Rama tak percaya. aku mengambil handphoneku dan menscrol dari awal tanda-tandanya.
“pertama selalu bersama, Adek sama Mas Rafa kayak di lem. Kemana-mana barengan, itu karena tetanggaan, dan kita sahabatan. Tapi masalahnya kalo di inget lagi intensitasnya lebih banyak sama Adek di banding sama pacarnya sendiri Linda”
Kataku
“ya kan intensitas nggak menentukan kualitas pertemuan. Kalo sama kamu mungkin Cuma main-main ngabisin waktu dari pada sendiri tapi kalo sama Linda itu lebih ke quality time, penuh cinta gitu waktu mereka barengnya”
Mungkin benar apa kata Mas Rama, tapi aku dalam seminggu saja bisa bermalam dengan Mas Rafa lima hari. Absen saat ada Mas Galih. setiap hari Mas Rafa makan, dan tidur pasti di rumahku.
“semoga deh, dan yang kedua ya Mas selalu sadar keberadaannya. Adek baru sadar semalem Mas Rafa emang selalu ada di samping Adek kapanpun itu. kemarin gak sadar, tapi pas insiden pembalut kok yang di lakuin Mas Rafa sama kayak yang di lakuin Mas Galih pacar aku sendiri.
“pembalut?”
Mas Rama menaikan alis tak mengerti maksudnya
“Mas Rafa beliin aku pembalut, obat Pereda sakit sama kompresan Mas, dan Mas Galih juga lakuin itu kemarin. Dan Mas Rafa sebelum-sebelumnya juga suka bantuin Adek buat beliin pembalut kalo Adek kepepet gitu”
Mas Rama menghela napas beratnya.
“ya mungkin namanya laki-laki yang juga sahabat kamu pasti gak mau kamu kesusahan dank arena kepepet juga mungkin”
“okey lanjut ke tiga bahasa tubuh, Mas Rafa gimana ya sama Adek? Tapi sejauh ini yang Adek rasain mas Rafa lembut banget sama Adek. Setiap kali ketemu pasti Adek atau Mas Rafa langsung sadaran di badan masing-masing entah itu Adek senderan di Mas Rafa atau Mas Rafa yang tiba-tiba tiduran di kaki Adek”
“kenapa Rafa gak sandaran ke Linda? Padahal kayaknya sandaran ke Linda lebih enak deh bodynya kan lebih bagus dari kamu Dek secara dia kan model”
Aku menatap Mas Rama, kenapa dia jadi membanding-bandingkan tubuhku dengan Linda
“body shaming, jahat banget sih sama adek sendiri”
“ooh maaf maaf”
“yang keempat perhatian, Mas Rafa bisa sadar perubahan di diri Adek yang bahkan Adek aja gak sadarin itu. mungkin kemaren Mas Rafa udah tau kalo Adek udah masuk ke perode dateng bulan jadi dia sebelum pergi dari rumah Adek siapin semua itu, terus selalu aja Mas Rafa sadar apa yang salah dari Adek dan bantu Adek perbaikin itu. Adek pikir Mas Rafa jauh lebih tau Adek dari pada Adek sendiri”
“masa?”
Mas Rafa bahkan bukain Adek bra Mas, biar Adek bisa tidur nyenyak. Mas Rafa udah bantuin Adek buat gedein volume dada Adek dengan dia rutin kasih Adek susu stroberi. Diem-diem beliin barang yang Adek suka tapi gak sempet Adek beli. Hahhh gimana iniii
Aku terus bergelut dengan batinku sendiri.
“selanjutnya saling bergantung, Mas tau sendiri Adek anaknya gimana, kalo gak ada Mas Rafa yang bantuin Adek buat urusin tektek bengek soal surat-surat, fotocopy atau ke kantor-kantor gitu Adek mati udah, tanpa Mas Rafa. Mas Rafa udah jadi tukang pijet Adek kalo Adek kecapen, jadi tukang ledeng botulin air, segala pokoknya”
Mas Rama kali ini menatapku serius.
“wah, kalo sejauh ini si gimana ya Dek, kamu kan juga punya Galih dan Rafa juga punya Linda”
Adek sama Mas Rafa udah saling tergantung, saling bagi rahasia, gilanya Mas Rafa kemaren sampe ajarin Adek orgasme, skinship, bantuin gosokin badan Adek, mandiin, huaaaaa!!!! Kok oon banget si baru sadar sekarang itu bukan hal normal di lakuin orang sahabatan.
“Mas Rafa itu overpoterctive sama Adek, meskipun dia sering banget dorong Adek buat ketemu cowok tapi ujung-ujungnya dia komentarin buat Adek gak sama cowok itu, jemput Adek di tengah ketemuan”
Bahkan kemaren Mas Rafa marah banget waktu bibir Adek bengkak gara-gara ciuman sama Mas Galih.
Tambahku dalam hati.
“padahal semua orang udah beberapa kali salah sangka sama aku sama Mas Rafa, kalo yang pacarnya Mas Rafa itu aku bukan Linda, banyak yang bilang gitu. Seharusnya aku sadar ada yang salah. Hahhh Mas Rama bantiun adikmu ini”
huuuu huuuuu huuuu
Mas Rama malah tidur,
“ih sebel Mas Rama dari tadi gak dengerin Adek!”
Aku memukul Mas Rama, namun tak berhasil membangunkannya. Mas Rama pasti begadang semalem nonton liga sepak bola.
Sekarang aku harus gimana kalo ketemu Mas Rafa, Linda dan aku juga harus mengahrgai Mas Galih yang sudah memberikan banyak cinta untukku.
“aarghhhh!!!”
“Berisik”
Mas Rama menedangku dari kasur.
“ah, Mas Rama jahat banget si”
Aku bangun sambil mengelus-elus pantatku. Berjalan ke dapur dan mengambil segelas air. Duduk di sofa.
“pagi”
Uhuk
Gimana Mas Rafa bisa masuk
Tanyaku dalam hati.
“sampe keselek gitu, kaget ya liat Mas makin ganteng aja tiap harinya”
Aku hanya menelap tumpahan air di dagu dan leherku. Namun Mas Rafa mendekat sambil membawa tisu untuk mengelap air di wajahku.
“pelan-pelan kalo minum, jadi keselek gini kan”
Kata Mas Rafa sambil mengelap wajahku dari dekat, aku bisa mersakan napas Mas Rafa dari dekat.
Kenapa aku jadi negrasa aneh gini si, biasnaya juga lebih deket B aja
“ini sakit? Kayanya kena begah gitu dek perut kamu”
Mas Rafa mengusap perutku.
“ih Mas Rafa apaan pegang-pegang”
Kataku sambil menjauh dari Mas Rafa.
“bisanya juga pegang-pegang gak papa tuh”
Mas Rafa bangun dan berjalan kedapur. Tak lama Mas Rafa kembali duduk di sampingku membawa segelas teh.
“ini, anget Mas tambahin madu sama mint biar enak perut kamunya”
Aku meminumnya, rasanya memang enak sekali untuk perutku, wanginya juga membuatku lebih rilex.
“kok Mas Rafa tau perut Adek gak enak”
Tanyaku penasaran, padahal sedari bangun tidur tadi aku mengabaikan rasa tak nyaman di perutku dan sibuk dengan pikiran tak jelas soal artikel yang tadi ku baca dengan Mas Rama.
“Dek plis deh kaya orang baru kenal kemaren aja, aku udah liat kamu dan denger kamu kesakitan kaya gitu tiap kamu dateng bulan lima tahun Dek, LIMA TAHUN”
“ah, iya juga”
Benar, mungkin memang karena sudah kenal selama itu makanya jadi sedekat ini. seharusnya gak ada lagi yang perlu ku khawatirkan, karena aku percaya Mas Rafa perhatian padaku hanya karena aku ini Adek, adik dimatanya, sahabatnya, dan tetangganya.
“ah ahaha dasar konyol banget aku”
“dih, kenapa Dek tiba-tiba ketawa gitu”
Mas Rafa keget melihatku yang tak di ketahuinya aku sempat kebingungan karena sikapnya, tapi sekarang aku sadar itu tak mungkin.
“nggak, efek dapet terus di kasih teh madu sama Mas Rafa makanya moodnya naik kaya gini”
“hahah bisa aja, kalo efeknya sehebat itu aku jualin, pasti laku jadi kaya mendadak Mas ini Dek”
“sini mau di pijit Gak?”
Tanya Mas Rafa,
“ehm pengen, punggung rada kebawah deket pinggang”
Kataku langsung membalikan tubuhku bersiap untuk mendapat pijatan pagi dari Mas Rafa.
“ahh Mas Rafa emang jago kalo mijitin Adek”
Pujiku saat Mas Rafa mulai memijit punggungku.
“aah geli, Mas Rafa pijit yang bener, Aaah”
Mas Rafa seperti biasanya menjahiliku, sempat-sempatnya dia menggelitiki perutku.
“ahahaha Mas Rafa geli”
Aku berbalik dan menghentikannya.
“bodo amaat, hahaha”
Aku membalas menggelitiki perut Mas Rafa.
Pagi ini berjalan seperti biasanya, aku memang dekat dengan Mas Rafa. Jika memang mungkin more than friend antara aku dengan Mas Rafa. aku hanya akan membiarkannya terjadi. Karena memang begini adanya, baik aku maupun Mas Rafa, sama-sama nyaman dengan kedekatan ini juga hubungan ini.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

55