Bab 9 # Adek bukan anak kecil lagi 2

by Hyoki 11:08,Feb 18,2021
“tadi itu kayaknya Adek berhasil orgasme loh”
Mas Rafa menatapku, ekspresinya tak bisa di jelaskan.Aku hanya tersenyum padanya, aku merasa menang, entah soal apa, tapi yang pasti aku bisa orgasme dan normal. Tak lama aku keluar dari kamar mandiku setelah berganti dengan hot pantsku.
“ih bikin kaget aja, ngapain masih di sini? Pulang sana”
Kataku pada Mas Rafa.
“rasanya gimana?”
“ehmm senenglah, Adek bukan frigid”
“bukan-bukan, tadi waktu keluar gimana rasanya?”
“gimana ya tadi, ehmm Adek lupa besok Adek inget-inget lagi gimana rasanya, sekarang Mas Rafa pulang soalnya Adek mau tidur”
Mas Rafa bukannya pulang malah masuk kedalam selimutku dan berbaring disana.
“Males, mau nginep”
“iih apaan pulang sana”
Aku menarik-narik tangan Mas Rafa agar turun dari kasurku, tapi Mas Rafa malah memeluk bantalku, dan memejamkan matanya.
“wah, Linda kok mau ya pacaran sama Mas Rafa”
“jangan bahas Linda, Mas males sama dia”
Sepertinya masih belum akur sama Linda. Aku yang tahu itu membiarkan Mas Rafa tidur di sisi ranjangku dan aku tidur di sebelahnya.
“kenapa si Mas kok kayak anak kecil gitu beratem mulu sama Linda”
Tak di jawabnya, Mas Rafa mendekat ke tubuhku dan memelukku.
“berisik anak kecil gak boleh tau”
“ih enak aja anak kecil, anak kecil mana bisa orgasme”
Mas Rafa bangun dan menatapku, terkehkeh kemudian
“halah sombong banget si, baru sekali udah bangga gitu”
“biarin whee”
Mas Rafa memelukku, memang biasanyapun begitu, aku Cici, Linda dan Mas Rafa biasa tidur dan berdekatan seperti ini, biasanya bersama tidur diruang tengah, Mas Rafa tidur di sebelahku atau di sebelah Linda. Tapi begitu aku bagun Mas Rafa selalu memelukku dan bukan Linda. Pertama kali, dua tahun lalu tepatnya saat Mas Rafa dan Linda resmi berpacaran aku merasa aneh, kenapa Mas Rafa masih saja memelukku dan bukan pacarnya. Aku hanya berpikir mungkin itu kebiasaannya selama lima tahun bersahabat denganku. Lindapun akhirnya jadi selalu memelukku dan bukan Mas Rafa. Persahabatanku memang cukup unik, tapi semua baik-baik saja. aku suka itu.
“Mas Rafa jangan di pegang lagi, turunin tangannya”
Mas Rafa memegang payudaraku, namun kulihat matanya sudah tertutup. Aku menurunkannya, namun Mas Rafa memegangnya kembali. Aku membuang tangan Mas Rafa dari dadaku dan Mas Rafa menaikan kembali tangannya dan menempel erat sekali di dadaku yang tak ku pakaikan bra.
“hemmm, terserah”
Kataku lelah akhirnya. Kenapa Mas Rafa tak melakukan ini pada pacarnya saja ya? Kenapa harus padaku? Tunggu apa semua teman laki-laki melakukan ini pada teman perempuannya. Aku mengambil handphoneku dan membuka apps tiktok. Kulihat feedku disana. I tried to kiss my bestfriend.
Kulihat videonya, seorang gadis berkulit putih mencium bibir laki-laki yang di ketahui itu adalah sahabatnya.
“wah”
Cahaya dari layar handphoneku pasti mengganggu Mas Rafa dan membuatnya melihat video yang sedang ku tonton.
Cup
Mas Rafa mengecup bibirku,
“ih Mas Rafa cium-cium Adek”
“sekarang udah biasa kaya gitu”
“Mas kan punya Linda, ngapain cium Adek”
“I tried to kiss my best friend Adek, itu judul challengenya”
“oooh”
Mas Rafa menerbut handphoneku dan mematikannya.
“udah tidur”
Mas Rafa memelukku, tak seperti biasanya aku yang tidur di lengannya, Malam ini Mas Rafa tidur dalam pelukanku,
“hem”
“Mas Rafa, diem ih ngapain bergerak-gerak di sana”
Kataku saat Mas Rafa terus bergerak di dekat payudara kiriku.
“tambah gede ya Dek”
Mas Rafa menenggelamkan wajahnya di dadaku, dan saat kulihat putingku sudah mengeras dan mencuat ketas. Itu menonjol dari balik kaosku.
“itu gara-gara Mas Rafa”
Mas Rafa yang menyadari payudaraku semakin keras, tangannya memainkan putingku yang menonjol itu.
“ah, jangan mainin”
Aku jadi bergerak-garak tak jelas karena Mas Rafa.
Tangan Mas Rafa menyelusup masuk kedalam kaosku. Memainkan payudaraku. Beberapa kali Mas Rafa meremasnya dengan kuat.
“Mas Rafa jangan kaya gini akhhhhh”
Kataku, aku malah jadi mendesah dan semakin tak bisa diam.
Mas Rafa bangun dari tidurnya dan menaikkan kaosku. Akupun malah jadi melepaskan bagian tangan kaosku itu. dan tanpa sadar aku sudah melepasnya. Mas Rafa berada diatasku, mengulum dadaku dengan rakus.
“akhhh disana”
Aku menekan kepala Mas Rafa yang sedang memainkan payudaraku, menjilat dan menghisap payudaraku. Tangan satu lagi Mas Rafa gunakan untuk meremas dadaku yang tak di kulumnya, di remasnya sangat kasar. Aku jadi mengelinjang tak tahan.
“akhhh Mas Rafa”
Mas Rafa menghentikan aktifitasnya dan bangun. Aku menatapnya kecewa,
“kenapa berhenti?”
“Bentar Dek”
Mas Rafa membuka kaosnya dan membuka kancing dan resleting celananya.
“sesek disini”
Ucap Mas Rafa suaranya jadi sangat berat.
“ini?”
Tanyaku sambil memang sesuatu yang tiba-tiba seperti akan jatuh keluar dari celana Mas Rafa. Aku kaget, itu sangat keras, tanganku bahkan tak bisa memegangnya sepenuhnya.
“akhhh”
Desah Mas Rafa seperti orang kesakitan.
“oh maaf Mas”
Aku jadi bangun dari tidurku, dan bermaksud menarik tangaku, namun Mas Rafa mengentikannya.
“pegang, terus urut”
Kata Mas Rafa, sambil terengah-engah
“gimana?”
Mas Rafa akhirnya menuntun tanganku masuk kedalam celananya, aku bisa merasakan batangnya yang berurat itu.
“gini”
“iyaaah teruss”
Aku terus mengatakan apa yang diperintahkan Mas Rafa.
“akhhhh Adek”
Mas Rafa terus mendesah, kemudian karena di rasa mengahalangi, celananya ia turunkan sampai lutut. Aku kaget dan menghetikan aksiku menaik turunkan tanganku di batangnya.
“kenapahh, kenapa berhenti?”
“itu, apa Mas Rafa mau lakuin itu sama Adek?”
“Mas udah bikin kamu orgasme tadi giliran Adek yang bikin Mas orgasme”
“tapi mana bisa kita lakuin ini, Mas Rafa punya Linda, sahabatku sendiri”
“enggak, enggak, Mas gak mungkin masukin kamu, gak ada pengaman”
Kata Mas Rafa, aku ketakutan. Aku baru ingat dan sadar Mas Rafa itu milik Linda, dan aku malah melakukan ini dengan pacarnya, meski Mas Rafa itu memang dekat, dan lebih dekat denganku di bandingkan pacarnya sendiri. Tetap saja ini terlalu jauh.
Aku berpikir dan menunduk melihat tubuhku yang hanya tinggal mengenakan celana hot pantsku.
Mas Rafa kemudian mendekat padaku dan menciumku, menjilat bibirku, melumatnya dan mengulumya. Aku membalas apa yang Mas Rafa lakukan. Entah kenapa aku merasa sangat menginginkan Mas Rafa. Aku sangat bernafsu untuk melakukan lebih. Mas Rafa kembali memegang payudaraku, meremasnya
“akhhh”
Suara desahanku di antara suara decakan ciumanku dengan Mas Rafa. Aku melepaskan ciumanku dan kulihat Mas Rafa sudah full naked. Aku melihat tubuh Mas Rafa yang berotot. Tanganku meraba otot perutnya, turun pada batangnya yang sudah berdiri tegak menantang, warnanya sangat cerah.
Mas Rafa mengambil kaosnya dan memakaikanya padaku, aku hanya menatapnya tak mengerti.
“ayo kita tidur”
“tapi itu, masih..”
Aku menunjuk pada batang Mas Rafa yang masih keras dan tegak itu.
“ini, nanti juga turun”
Kata Mas Rafa sambil mengelus-leus batangnya itu. Mas Rafa kemudian memelukku dengan masih bertelanjang seperti sebelumnya masuk kedalam selimut bersamaku.
“maaf, Mas kelewatan”
“ehmm salah Adek juga kok”
“ada yang Mas belum cerita”
“apa?”
Aku bebalik menghadapnya,
“hubungan Mas dan Linda mungkin bakal segera berakhir”
“kenapa? Kok bisa?”
“Mas ngerasa udah gak bisa lanjut”
“kok gitu?”
“Linda udah bukan Linda yang kita kenal, bukan yang Mas kenal tepatnya, Linda selalu jadi budak sex para CEO dan beberapa clientnya. Bahkan dia juga malah tidur sama pothographernya waktu ulang tahun Mas kemarin”
Aku menatap Mas Rafa tak percaya, aku jadi teringat pada kondom yang di bawa Linda dalam pocket make upnya.
“buat hari ini, bisa gak kamu lupain dulu temen kamu itu, dan jadi perempuan yang mau terima manusia malang yang di selingkuhin pacarnya ini?”
Mas Rafa bertanya dengan nada bercanda, tapi aku merasa sangat menyesal padanya, aku tak tahu hubungannya yang sudah berada di ambang perpisahan.
“dulu apa yang bikin Mas Rafa mau jadian sama Linda?”
“Linda, dulu tiba-tiba cium Mas waktu lagi sesi foto, dia bilang suka sama Mas”
“karena itu?”
“Mas tolak hari itu, karena Mas masih sayang sama cinta pertama Mas“
“tunggu, aku gak tau Mas punya cinta pertama, siapa?”
Putusku pada cerita Mas Rafa, aku tak tahu Mas Rafa bisa mencintai perempuan selain Linda.
“adalah pokoknya, kalau aja Linda hari itu gak tiba-tiba buka semua pakaiannya, dan sentuh Mas, Mas pasti gak akan pacaran sama Linda”
Aku terkejut Linda bisa seperti itu, memang dia adalah perempuan yang berani. Aneh sangat aneh, aku melihat mereka berdua sangat lengket dan romantic, kalau ada pasangan paling so sweet sebelum aku tahu cerita mereka berdua pasti aku memilih Mas Rafa dan Linda.
“tau pacaran bisa bikin sakit hati kayak gitu, kenapa kemarin-kemarin dorong Adek biar pacaran, Mas Rafa juga pake banyak banget kenalin Adek ke banyak cowo”
“itu sih iseng Dek, lagian Mas tau kamu pasti bakal nolak. Makanya mas agak kaget waktu kamu terima Galih”
“itu kebetulan aja”
Mataku melirik apa yang menonjol dari selimutku,
“Mas masih bangun itunya”
Aku bangun dan membuka selimut, ternyata masih sama kayak tadi. Aku melihatnya dari dekat. Dan menatap Mas Rafa yang seperti sedang mengatur napasnya.
“Adek pegang ya?”
“akhhh
Mas Rafa langsung mendesah
Tanganku sekarang bahkan meremas bulatan yang berada di bawah batangnya itu.
“akhh kenapa dimainin, akhhh”
Aku manaik dan menurunkan tanganku, dengan tempo yang tak beraturan. Aku jadi teringat adegan mengulum batang yang selalu dilakukan para pemain film dewasa. entah kenapa aku jadi penasaran bagaimana rasanya. Sambil menungging aku memasukan batangnya pada mulutku.
“Adek, Adekkk akhhh terusss ahhh”
Aku lihat Mas Rafa kaget, matanya membelalak saat ku masukan batangnya kedalam mulutku.
“teruss sayangg akhhh”
Sesekali aku menjilatnya, dan meremas kedua bola Mas Rafa.
“akhhh Adekk ini enakk”
“kamu pinter bangttt akhhh”
Mas Rafa terus meracau seperti itu, batangnya di mulutku semakin besar dan bekedut
“akhhh aku, akuu mauu”
“ahhhhhh”
Mas Rafa sedikit berteriak, dan tak lama cairan berwarna putih mencrat dari kepala batangnya itu. aku melihatnya beberapa kali itu terjadi dan dengan banyak sekali. Itu bececeran di selimutku.
“akhhh, kamu kenapa kulum itu, Adek?”
Kata Mas Rafa sambil bangun, dan mengambil tisu, kemudian membersihkannya. Aku membantunya membersihkannya.
“aku penasaran Mas”
“udah penasarannya, gimana?”
“oh, Kaget”
“udah ayo tidur”
“tapi kayaknya Adek harus ganti celana lagi”
Mas Rafa menatapku,
“kenapa?”
“celana Adek basah”
Mas Rafa menarikku, meraba bagian itu
“basah beneran Dek”
Aku menatap ke arah lain saat Mas Rafa menyentuhnya, aku menggigit bibirku menahan untuk tak bersuara.
“lepas”
Kata Mas Rafa singkat, aku mendengarnya hanya bisa menatap Mas Rafa.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

55