Bab 14 #Tiktok
by Hyoki
11:30,Feb 18,2021
Fake love 11
#Tiktok
“Dek”
“ehmm”
Mas Galih hari ini libur dan bermain video game di rumahku. Gege juga sedang bersamaku, tidur dalam pangkuanku.
Aku sedang kecanduan tiktok. Aku bahkan beberapa kali menirukan gerakan 34+35 Ariana, Mas Galih melihat itu langung menghapusnya.
“Dek jangan aneh-aneh lagi”
“iih apa si Mas”
“Adek pengen coba challenge yang ini”
“apa”
Mas Galih masih sibuk dengan stick video gamenya, bahkan ia berbicara tanpa melihatku. Aku menaruh handphoneku sudah dengan mode record dan berjalan ke arah Galih. aku mengangkat tangannya dan masuk diantara tangannya duduk dalam pangkuannya memeluk Mas Galih.
“hemmm cuddling”
Mas Galih mengecupku dari samping. Menghirup aromaku tubuhku. Aku memeluk Mas Galih erat.
“love you”
“love you too”
Pacaran, ternyata bisa ada untungnya, aku jadi bisa memeluk dan melakukan cuddling seperti ini.
“Mas yang ini aku upload ya”
“upload apa?”
“tiktiok hehe”
Mas Galih tersenyum padaku, mengecup bibirku.
“Mas aja yang upload, biar semua orang tau kamu itu punya Mas”
“eyyy Mas Galih ini”
“pamer pacar cantic sekali-kali”
Ucapnya, aku turun dari pangkuannya dan melihat hasilnya.
“bagus loh Mas, aiguuu kita kayak apa disini, Cici liat ini pasti iri nih”
Mas Galih ikut melihatnya dan mengacak-acak rambutku gemas.
Beberapa kali aku membuat video bersama Mas Galih, aku sering menjahilinya, prank dan lain-lainnya. Gemas sekali Mas Galih bereaksi, satu videonya pernah ku jadikan salah satu konten video di youtubeku.
How my boyfriend react to my sexy outfit then tell him I wanna go to market.
Aku sengaja memakai celana super pendek hari itu dengan krop top, Mas Galih menatapku tak percaya awalnya,
“what the-“
“apa Mas?”
Kataku, berpura-pura tak mengerti. Mas Galih memelukku, dan mengeluskan tangannya di paha dan perutku. Ia tak bisa melepaskan pandangannya dari tubuhku.
“Adek mau ke supermarket depan”
“what! No!”
“kenapa??”
“nggak! Nggak pokoknya ganti baju”
katanya menarik tubuhku yang mulai berjalan ke arah pintu.
“gak papa Mas bentar”
Gukgukguk
“tuh liat Gege aja gak setuju”
“deket Mas”
“enggak”
Akhirnya aku diam sebentar, namun aku mencoba berlari kearah pintu. Mas Galih menyadari itu langsung memangkuku ke kamarku.
“iiiih Mas Galih lepas”
Teriaku berada dalam pengkuannya. Mas Galih menjatuhkanku di atas kasur dan menggulungku dengan selimut.
“udah kamu itu emang paling cantic kaya gini, tertutup”
“kaya roll gulung gini, lepasin ah”
“gak, Gak boleh”
“yaudah”
Kataku, Mas Galih kemudian melihat lampu merah dari kamera yang ku pasang sebelum Mas Galih sampai.
“apa ini? kok nyala”
“iya nyala, aku record Mas”
“buat?”
“prank hahahah”
Aku tertawa puas sementara Mas Galih menjatuhkan tubuhnya lemas,
“Dek jail bengeettt sih, Mas pikir kamu benerannn mau keluar kaya gitu”
Mas Galih memelukku dan menggoyang-goyangkan tubuhku yang tadi di balut selimut olehnya.
“aaah”
Suaraku jadi tak stabil karena terguncang oleh Mas Galih.
“nyebelin”
Mas Galih mencubit hidungku.
“hehe”
Mas Galih seharian bersamaku hari itu, menemaniku editing, dan hanya bermalas-malasan selama day off nya. Mas Galih memakai celana santai dan hoodie tak perti biasanya. Aku dan Mas Galih mulai nyaman menunjukan sisi yang seperti itu satu sama lain.
“Mas nginep?”
“ehmm boleh emang?”
“boleh kok, kenapa enggak?”
“tapi besok Mas harus kerja pagi, lain kali aja lagi, kalo engga minggu depan sabtu malem Mas nginepnya”
“okey”
Kataku, Mas Galih sangat senang sekali memelukku dan menghirup leherku.
“diem Mas Adek lagi edit”
“wangi banget, suka”
“emmppph”
“akhh jangan gini”
Aku menaruh laptopku dan menaiki tubuh Mas Galih, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya tadi padaku. Mas Galih kegelian namun aku terus saja melakukannya. Kami bermain-main sepanjang hari sampai Mas Galih pulang dari rumahku hari itu.
Videoku itu dalam dua hari sudah 998k penonton, dan semingu kemarin 1.4 juta penonton. Mas Galih masih kesal jika melihat videoku itu. ia masih tak terima ku kerjain. Tapi saat membaca komentarnya yang berkata aku dengannya adalah couple goals, bikin iri katanya, sampai emot love yang di memenuhi komentarkukupn sangat banyak. Mas Galih selalu tersenyum saat membaca komentar yang di tinggalkan disana.
*
Rumah Cici
“ehemm Dek bisa gak gausah pamer kemesraan gitu, bikin aku tambah jones tau gak?”
“hahahah, biarin wheee”
“Lin, bantuin glow up dong”
Linda yang sedang menggunakan sheet mask hanya bisa menoleh dan tak menjawab.
“kaya kamu itu loh yang video before after, aku juga pengen glow up biar si Gio nyesel gitu udah lakuin itu”
“ooooh balas dendam nih ceritanya”
Linda melepas maskernya dan duduk.
“Ci, udah cantic gitu mau di bikin kayak gimana lagi”
Cici kemudian menunjukan handphone dan memperlihatkan foto perempuan memakai lagging dan sport bra, dada dan bootsnya up, sangat up tapi tak seperti Cardi B.
“kayak gini, badass”
“wah kalo ini si, gym Ci, diettt”
“bisa gak ya?”
“glow up itu intinya bukan jadi lebih kurus atau boobs sama boots nya ngegedein, bukan jadi lebih putih-”
“udah amoy gini, pengen tanned biar sexy”
“yah itulah, intinya glow up itu mencintai diri sendiri sih. maksudnya bukan kasih semua keinginan kita juga, nanti loe bablas borong semua toko cemilan lagi, tapi boosting diri loe buat jadi seseorang yang lebih baik, best version loe, bukan juga balas dendam. tapi itu bisa memotivasi sih sebenernya, tapi menurut gue luruskan niat, jangan sampe loe berubah buat orang lain, mending lakuin semua hal itu buat jadi yang terbaik buat diri loe”
Aku bertepuk tangan mendengar kata-kata Linda, aku tahu dulu sekali dia sempat kesulitan diet dan kesulitan dalam mencintai dirinya. ia mengalami gangguan makan, kesulitan karena harus cedera saat sesi gym yang berat. Tapi itu semua berhasil di laluinya, sekarang Linda sudah di bilang pro dalam bidangnya.
“wah, untung punya temen kaya loe Lin, ada guru”
“kan ada Adek juga Ci”
“halah si Adek, ciuman aja kemaren jadi bengak di ragukan kalo dapet masukan dari dia”
“jahat bangett sih Ci, gak liat video youtubeku sama Mas Galih udah lebih dari satu juta yang nonton”
“bikin iri tau Dek”
Kata Linda, aku jadi terheran
“kana da Mas Rafa”
“ah Mas Rafa, gak pekaan orangnya”
“iya? Tapi –“
“ih cobain ini sama Mas Rafa”
Lanjutku menunjukan challenge yang react my boyfriend when I do heavy breath
Mas Rafa tak lama datang dari balik pintu, aku, Cici dan Linda berpura-pura biasa saja, tapi tak lama
“haahhh”
Linda bernapas berat seperti perempuan di aplikasi tiktiok tadi, sayangnya Mas Rafa hanya diam saja tak seperti pasangan yang ada di video itu, seharunya Mas Rafa langsung bertanya dan khawatir pada Linda.
“Hahhhh”
Sekali lagi usaha Linda tapi Mas Rafa tak juga bereaksi apapun hanya sibuk mengunyah Cheetos dan memainkan handphonenya.
“tuhkan gak peka”
Kata Linda putus asa, aku yang tadi sudah bersiap dengan kamera langsung mematikannya,
“huuu Mas Rafa gak peka”
“tau pergi ah”
Kata Linda sambil berjalan keluar,
“kemana?”
“balik, mau siapin buat acara malem”
Linda benar-benar pergi, kudengar suara mobilnya sudah dinyalakannya.
“gak anterin Linda Mas?”
“baru sampe Dek”
Aku mengangguk, aku focus lagi pada handphoneku kulihat beberapa jadwal dalam satu minggu kedepan, dan itu sudah penuh sementara aku inginnya berleha-leha dan malah kecanduan tiktok
“hahhhh”
“kenapa Dek”
Mas Rafa mendekat ke arahku dan duduk di sampingku.
“jadwalku mulai padet”
“Jangan kecapean”
Mas Rafa menaikan kepalaku dan membuatku tertidur diatas dadanya.
“waaah aku jadi bingung pacarnya Mas Rafa ini Linda apa Adek si?”
“si Adekmah bocah, jadi harus lebih di perhatiin kaya gini nih”
Mas Rafa mencubiti pipiku
“ah aha aaa lepas sakit pipi Adek jadi tembem nanti gimana?”
“biarin wheee”
Mas Rafa negbandel. Dan memeluk erat tubuhku. Mas Rafa memakai jaket aku jadi masuk kedalam jaketnya.
“angett”
“hem cuaca mulai dingin Dek jangan pake baju tipis-tipis”
“gak papa nanti biar aku ada bahan modus di peluk Mas Galih”
Plakk
“ahhh sakit”
“genit banget sih jadi cewek”
“biarin sama pacar Adek ini”
Cici memluk Gege sambil menatapku dan Mas Rafa yang sedang berpelukan di sofanya.
gukguk
“sedih banget kita Ge, terlantar kaya gini, kita masuk kamar aja yuk”
Ucap Cici sambil membawa Gege masuk kedalam kamarnya. Aku berdua bersama Mas Rafa di sofa.
“di Malang kemaren nagapain, belum cerita”
Tanya Mas Rafa tiba-tiba
“kalian tuh racunin Adek tau gak? Mas Galih gak ada niatan buat tidurin Adek, Adek jadi malu malah dikira mikir mesum sama Mas Galih”
“jadi kalian gak ngapa-ngapain”
Tanya Mas Rafa sambil bangun duduk tegap menghadap ke arahku.
“nggak!”
“wah, gak nyangka”
“Mas Galih emang baik banget, gak kayak Mas Rafa”
Mas Rafa menaikan alisnya,
“apaan Mas?”
“Mas sempet bikin dada Adek bengkak”
“oooh yang waktu itu, anggap aja itu proses belajar”
Aku memukul Mas Rafa, kesal.
“nyebelin”
“aku 1-0 di banding si dokter hewan yes!”
“iih Mas Rafa bikin Adek takut ah”
kataku sambil bangun dan lari kekamar Cici. Mas Rafa hanya tertawa kutinggalkan di sofa sendiri.
#Tiktok
“Dek”
“ehmm”
Mas Galih hari ini libur dan bermain video game di rumahku. Gege juga sedang bersamaku, tidur dalam pangkuanku.
Aku sedang kecanduan tiktok. Aku bahkan beberapa kali menirukan gerakan 34+35 Ariana, Mas Galih melihat itu langung menghapusnya.
“Dek jangan aneh-aneh lagi”
“iih apa si Mas”
“Adek pengen coba challenge yang ini”
“apa”
Mas Galih masih sibuk dengan stick video gamenya, bahkan ia berbicara tanpa melihatku. Aku menaruh handphoneku sudah dengan mode record dan berjalan ke arah Galih. aku mengangkat tangannya dan masuk diantara tangannya duduk dalam pangkuannya memeluk Mas Galih.
“hemmm cuddling”
Mas Galih mengecupku dari samping. Menghirup aromaku tubuhku. Aku memeluk Mas Galih erat.
“love you”
“love you too”
Pacaran, ternyata bisa ada untungnya, aku jadi bisa memeluk dan melakukan cuddling seperti ini.
“Mas yang ini aku upload ya”
“upload apa?”
“tiktiok hehe”
Mas Galih tersenyum padaku, mengecup bibirku.
“Mas aja yang upload, biar semua orang tau kamu itu punya Mas”
“eyyy Mas Galih ini”
“pamer pacar cantic sekali-kali”
Ucapnya, aku turun dari pangkuannya dan melihat hasilnya.
“bagus loh Mas, aiguuu kita kayak apa disini, Cici liat ini pasti iri nih”
Mas Galih ikut melihatnya dan mengacak-acak rambutku gemas.
Beberapa kali aku membuat video bersama Mas Galih, aku sering menjahilinya, prank dan lain-lainnya. Gemas sekali Mas Galih bereaksi, satu videonya pernah ku jadikan salah satu konten video di youtubeku.
How my boyfriend react to my sexy outfit then tell him I wanna go to market.
Aku sengaja memakai celana super pendek hari itu dengan krop top, Mas Galih menatapku tak percaya awalnya,
“what the-“
“apa Mas?”
Kataku, berpura-pura tak mengerti. Mas Galih memelukku, dan mengeluskan tangannya di paha dan perutku. Ia tak bisa melepaskan pandangannya dari tubuhku.
“Adek mau ke supermarket depan”
“what! No!”
“kenapa??”
“nggak! Nggak pokoknya ganti baju”
katanya menarik tubuhku yang mulai berjalan ke arah pintu.
“gak papa Mas bentar”
Gukgukguk
“tuh liat Gege aja gak setuju”
“deket Mas”
“enggak”
Akhirnya aku diam sebentar, namun aku mencoba berlari kearah pintu. Mas Galih menyadari itu langsung memangkuku ke kamarku.
“iiiih Mas Galih lepas”
Teriaku berada dalam pengkuannya. Mas Galih menjatuhkanku di atas kasur dan menggulungku dengan selimut.
“udah kamu itu emang paling cantic kaya gini, tertutup”
“kaya roll gulung gini, lepasin ah”
“gak, Gak boleh”
“yaudah”
Kataku, Mas Galih kemudian melihat lampu merah dari kamera yang ku pasang sebelum Mas Galih sampai.
“apa ini? kok nyala”
“iya nyala, aku record Mas”
“buat?”
“prank hahahah”
Aku tertawa puas sementara Mas Galih menjatuhkan tubuhnya lemas,
“Dek jail bengeettt sih, Mas pikir kamu benerannn mau keluar kaya gitu”
Mas Galih memelukku dan menggoyang-goyangkan tubuhku yang tadi di balut selimut olehnya.
“aaah”
Suaraku jadi tak stabil karena terguncang oleh Mas Galih.
“nyebelin”
Mas Galih mencubit hidungku.
“hehe”
Mas Galih seharian bersamaku hari itu, menemaniku editing, dan hanya bermalas-malasan selama day off nya. Mas Galih memakai celana santai dan hoodie tak perti biasanya. Aku dan Mas Galih mulai nyaman menunjukan sisi yang seperti itu satu sama lain.
“Mas nginep?”
“ehmm boleh emang?”
“boleh kok, kenapa enggak?”
“tapi besok Mas harus kerja pagi, lain kali aja lagi, kalo engga minggu depan sabtu malem Mas nginepnya”
“okey”
Kataku, Mas Galih sangat senang sekali memelukku dan menghirup leherku.
“diem Mas Adek lagi edit”
“wangi banget, suka”
“emmppph”
“akhh jangan gini”
Aku menaruh laptopku dan menaiki tubuh Mas Galih, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya tadi padaku. Mas Galih kegelian namun aku terus saja melakukannya. Kami bermain-main sepanjang hari sampai Mas Galih pulang dari rumahku hari itu.
Videoku itu dalam dua hari sudah 998k penonton, dan semingu kemarin 1.4 juta penonton. Mas Galih masih kesal jika melihat videoku itu. ia masih tak terima ku kerjain. Tapi saat membaca komentarnya yang berkata aku dengannya adalah couple goals, bikin iri katanya, sampai emot love yang di memenuhi komentarkukupn sangat banyak. Mas Galih selalu tersenyum saat membaca komentar yang di tinggalkan disana.
*
Rumah Cici
“ehemm Dek bisa gak gausah pamer kemesraan gitu, bikin aku tambah jones tau gak?”
“hahahah, biarin wheee”
“Lin, bantuin glow up dong”
Linda yang sedang menggunakan sheet mask hanya bisa menoleh dan tak menjawab.
“kaya kamu itu loh yang video before after, aku juga pengen glow up biar si Gio nyesel gitu udah lakuin itu”
“ooooh balas dendam nih ceritanya”
Linda melepas maskernya dan duduk.
“Ci, udah cantic gitu mau di bikin kayak gimana lagi”
Cici kemudian menunjukan handphone dan memperlihatkan foto perempuan memakai lagging dan sport bra, dada dan bootsnya up, sangat up tapi tak seperti Cardi B.
“kayak gini, badass”
“wah kalo ini si, gym Ci, diettt”
“bisa gak ya?”
“glow up itu intinya bukan jadi lebih kurus atau boobs sama boots nya ngegedein, bukan jadi lebih putih-”
“udah amoy gini, pengen tanned biar sexy”
“yah itulah, intinya glow up itu mencintai diri sendiri sih. maksudnya bukan kasih semua keinginan kita juga, nanti loe bablas borong semua toko cemilan lagi, tapi boosting diri loe buat jadi seseorang yang lebih baik, best version loe, bukan juga balas dendam. tapi itu bisa memotivasi sih sebenernya, tapi menurut gue luruskan niat, jangan sampe loe berubah buat orang lain, mending lakuin semua hal itu buat jadi yang terbaik buat diri loe”
Aku bertepuk tangan mendengar kata-kata Linda, aku tahu dulu sekali dia sempat kesulitan diet dan kesulitan dalam mencintai dirinya. ia mengalami gangguan makan, kesulitan karena harus cedera saat sesi gym yang berat. Tapi itu semua berhasil di laluinya, sekarang Linda sudah di bilang pro dalam bidangnya.
“wah, untung punya temen kaya loe Lin, ada guru”
“kan ada Adek juga Ci”
“halah si Adek, ciuman aja kemaren jadi bengak di ragukan kalo dapet masukan dari dia”
“jahat bangett sih Ci, gak liat video youtubeku sama Mas Galih udah lebih dari satu juta yang nonton”
“bikin iri tau Dek”
Kata Linda, aku jadi terheran
“kana da Mas Rafa”
“ah Mas Rafa, gak pekaan orangnya”
“iya? Tapi –“
“ih cobain ini sama Mas Rafa”
Lanjutku menunjukan challenge yang react my boyfriend when I do heavy breath
Mas Rafa tak lama datang dari balik pintu, aku, Cici dan Linda berpura-pura biasa saja, tapi tak lama
“haahhh”
Linda bernapas berat seperti perempuan di aplikasi tiktiok tadi, sayangnya Mas Rafa hanya diam saja tak seperti pasangan yang ada di video itu, seharunya Mas Rafa langsung bertanya dan khawatir pada Linda.
“Hahhhh”
Sekali lagi usaha Linda tapi Mas Rafa tak juga bereaksi apapun hanya sibuk mengunyah Cheetos dan memainkan handphonenya.
“tuhkan gak peka”
Kata Linda putus asa, aku yang tadi sudah bersiap dengan kamera langsung mematikannya,
“huuu Mas Rafa gak peka”
“tau pergi ah”
Kata Linda sambil berjalan keluar,
“kemana?”
“balik, mau siapin buat acara malem”
Linda benar-benar pergi, kudengar suara mobilnya sudah dinyalakannya.
“gak anterin Linda Mas?”
“baru sampe Dek”
Aku mengangguk, aku focus lagi pada handphoneku kulihat beberapa jadwal dalam satu minggu kedepan, dan itu sudah penuh sementara aku inginnya berleha-leha dan malah kecanduan tiktok
“hahhhh”
“kenapa Dek”
Mas Rafa mendekat ke arahku dan duduk di sampingku.
“jadwalku mulai padet”
“Jangan kecapean”
Mas Rafa menaikan kepalaku dan membuatku tertidur diatas dadanya.
“waaah aku jadi bingung pacarnya Mas Rafa ini Linda apa Adek si?”
“si Adekmah bocah, jadi harus lebih di perhatiin kaya gini nih”
Mas Rafa mencubiti pipiku
“ah aha aaa lepas sakit pipi Adek jadi tembem nanti gimana?”
“biarin wheee”
Mas Rafa negbandel. Dan memeluk erat tubuhku. Mas Rafa memakai jaket aku jadi masuk kedalam jaketnya.
“angett”
“hem cuaca mulai dingin Dek jangan pake baju tipis-tipis”
“gak papa nanti biar aku ada bahan modus di peluk Mas Galih”
Plakk
“ahhh sakit”
“genit banget sih jadi cewek”
“biarin sama pacar Adek ini”
Cici memluk Gege sambil menatapku dan Mas Rafa yang sedang berpelukan di sofanya.
gukguk
“sedih banget kita Ge, terlantar kaya gini, kita masuk kamar aja yuk”
Ucap Cici sambil membawa Gege masuk kedalam kamarnya. Aku berdua bersama Mas Rafa di sofa.
“di Malang kemaren nagapain, belum cerita”
Tanya Mas Rafa tiba-tiba
“kalian tuh racunin Adek tau gak? Mas Galih gak ada niatan buat tidurin Adek, Adek jadi malu malah dikira mikir mesum sama Mas Galih”
“jadi kalian gak ngapa-ngapain”
Tanya Mas Rafa sambil bangun duduk tegap menghadap ke arahku.
“nggak!”
“wah, gak nyangka”
“Mas Galih emang baik banget, gak kayak Mas Rafa”
Mas Rafa menaikan alisnya,
“apaan Mas?”
“Mas sempet bikin dada Adek bengkak”
“oooh yang waktu itu, anggap aja itu proses belajar”
Aku memukul Mas Rafa, kesal.
“nyebelin”
“aku 1-0 di banding si dokter hewan yes!”
“iih Mas Rafa bikin Adek takut ah”
kataku sambil bangun dan lari kekamar Cici. Mas Rafa hanya tertawa kutinggalkan di sofa sendiri.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved