Bab 16 #Insiden pembalut 2

by Hyoki 11:34,Feb 18,2021
...
“pembalut”

jawabku pelan bahkan hampir tak jelas terdengar.
Malu aku, sumpah aku malu sekali harus mengatakan itu pada Mas Galih. meski Mas Galih adalah pacarku, tapi untuk urusan perempuan seperti ini, seharusnya aku bisa mengurusnya sendiri.
“tunggu, Mas kesupermarket sebentar. Tunggu”
Ku dengar suara langkahnya yang cepat keluar dari toilet. Akhirnya ku buka pintu bilik toilet bermaksud melihat Mas Galih. tapi ia sudah tak disana. Aku menunggu seperti yang di katakana Mas Galih. tak lama suara langakah terdengar kembali.
“Adek hah hah hah”
Mas Galih memanggilku sambil ngosngosan.
“Mas”
“ini”
Aku mengambilnya dari bawah pintu bilik yang menyisakan ruang di sana.
“Mas gak tau harus beli yang kaya gimana, jadi Mas beli semua”
Satu kresek penuh isinya berbagai jenis pembalut. Satu pack celana dalam wanita sekali pakai. Ini lucu sekali. Ingin tertawa rasanya, tapi aku sangat berterimakasih pada Mas Galih.
“makasih banyak Mas”
Kataku,
“iya, itu bisa kamu pake kan? Mas belinya ada yang benernya kan?”
“iya Mas, Adek pake”
Kataku memilih satu pembalut yang tipis dengan daya serap tinggi dan memiliki sayap. Ku dengar langkahnya lebih pelan dari tadi berjalan keluar.
Aku selesai dengan cepat. Ku lihat Mas Galih sedang menunduk dan bersadar pada dinding di luar toilet.
“udah?”
“ehm, makasih banyak Mas”
Aku mengatakannya dengan wajah yang tak bisa menahan tawa. Tanganku menjinjing satu kresek penuh pembalut pemberian Mas Galih.
“ini, sekali lagi makasih banyak”
Kataku sambil mengacungkan kresek penuh pembalut di tanganku.
“itu, soalnya Mas gak tau yang kamu pake itu kayak apa, makanya itu-“
Aku mendekat dan menyembunyikan wajahku yang sudah sangat merah dalam dadanya Mas Galih.
“hahaha”
Aku tertawa dalam pelukannya, aku menertawakan diriku dan Mas Galih yang tampak sangat konyol di hari jadi ke 100 ini.
“jangan ketawa, Mas pertama kalinya beli barang kaya gitu”
“hahah Mas Galih ini lucu banget, Adek gak bisa nahan ketawa”
“Adek mah, gak tau Mas di ketawain sama deretan antrian di kasir Mas beli pembalut sebanyak ini”
“beneran?”
Tanyaku, baru ingat bagaimana reaksi orang-orang lihat Mas Galih membeli pembalut wanita.
“iya, Kasirnya aja nahan ketawa waktu mas mau bayar”
Aku mendongak, hari ini Mas Galih hero banget. Aku menciumnya.
Cup cup cup
“makasih banyak Mas, you’re my hero, my superman yang udah terbang dengan capat buat beli pembalut perempuan”
“Mas masih ngosngosan lari takut kamu nunggu lama”
“aduuuh pacarku jadi kerepotan gini gara-gara Adek”
“gak papa buat Adek, Mas lakuin apa aja, Mas udah janji bakal jagain kamu”
Mas Galih memelukku erat.
“makan yu”
Kataku. Aku masih tertawa saja, tak bisa berhenti dan melupakan apa yang terjadi. Sampai resto, Mas Galih sempat memotret sekantong penuh pembalut yang di belinya tadi, dan menguploadnya dengan caption.
“demi Adek @KadekKPutri88 lari–lari buat beli pembalut sebanyak ini, gak inget malu, yang diinget cuma pacarku butuh itu buat datang bulannnya, happy 100 days with me Dek love you”
Aku menambahkan komentar dalam postingannya itu, love you Mas
Banyak orang yang mengomentari betap heroiknya seorang Galih Prasetyo, Linda dan Cici saja memenuhi kolom komentar di akun instragram Mas Galih. beberapa koleganya juga kulihat banyak mengomentari dan menertawakan Mas Galih. tapi yang pasti aku sangat beruntung memiliki Mas Galih di sisiku, keputusanku untuk menerima cintanya dan menjadikannya kekasihku bukan keputusan yang salah. Aku pikir ini akan menjadi awal bagiku sudah harus berkomitmen untuk memberikan banyak cinta untuknya. Hubunganku dengan Mas Galih harus bukan lagi karena Mas Galih orang baik dan tak ingin mengecewakannya tapi karena aku mencintainya.
Mas Galih mengantarku sampai rumah hampir tengah malam, kulihat seseorang berdiri di depan pintu rumahku.
“Mas Rama”
“hay Adek cie yang abis ngedate, gak nyangka liat kamu bisa ngedate kaya gini”
Mas Galih mengikutiku turun dari dalam mobilnya,
“Mas Galih ini kenalin Mas Rama, kakak Adek”
Mas Rama menjabat tangan Mas Galih, mereka saling mengenalkan diri mereka.
“Adek ngerepotin kan? Pasi manja banget”
“ih, Mas Rama apaan si”
Aku memukul Mas Rama pelan,
“gak kok, Adek pacar yang baik”
Puji Mas Galih, aku hanya tersenyum mendengarnya,
“tuh denger, Adek itu baik”
Kataku pada Mas Rama. Mas Galih mengacak-acak rambutku gemas.
“Dek, Mas Rama, aku pamit udah terlalu malem, lain kali kita ngobrol lagi”
“oh iya pasti nanti aku hubungin, kita ngopi bareng”
Mas Rama menyahuti Mas Galih. aku bersyukur Mas Rama tak aneh-aneh pada Mas Galih malah bersikap sangat terbukanya.
“hati-hati Mas, jangan ngebut”
Kataku, dan Mas Galih pergi kedalam mobilnya, menyalakan mobilnya dan sempat melambaikan tangannya padaku sebelum pergi.
Setelah keluar komplek, aku menatap Mas Rama dengan penuh tanya.
“Mas ngapain malem-malem kesini?”
“nggak boleh?”
“gak boleh!”
Kataku langsung masuk kedalam rumah.
“Mas mau ketemu sama Rafa mintain dia buat jadi photographer di acara kantor nanti”
“ooh udah?”
“udah, malah tadi ketemu siang ketemu Rafa di supermarket depan, tau gak dia beli apa?”
“apa?”
“pembalut warna pink yang suka kamu beli tiap bulan”
“loh buat apa?”
Tanyaku terheran,
“buat pacarnya kali”
Aku diam terheran tak mengerti, kerena setahku Linda tengah berada di luar kota dan akan pulang lusa nanti. Untuk siapa Mas Rafa membeli pembalut. Ah ada apa hari ini, apa sedang trend ya laki-laki membeli pembalut.
“Mas Rama udah makan?”
Kataku mengalihkan pembicaraan.
“udah tadi”
“nginep di sini kan?”
“pulang nggak ya?”
“iih udah kemaleman, nginep aja di sini”
Kataku, Mas Rama kemudian mengangguk. Aku berjalan kekamarku, mencari beberapa pakaian besar. Dan dalam lemariku ada beberapa pakaian Mas Rafa yang tertinggal, dan biasanya memang aku juga memakainya.
“ini”
Mas Rama tidak menerima celana training dan hoodie yang keberikan padanya.
“ini punya Galih?”
Tanya Mas Rama,
“bukan”
“terus?”
“Mas Rafa”
Mas Rama menatapku curiga.
“iih Mas Rafa, Cici, Linda emang suka sembarangan ninggalin barangnya, terus akhirnya numpuk di rumah Adek”
“benerankan?”
“Mas Rama ini kenapa si, udah cepetan ganti bajunya tidur”
Kataku,
“iya, galak banget”
“jangan ganggu Adek lagi dapet”
Kataku memperingatkan Mas Rama. Duduk di sofa menyalakan tv dan menonton drama yang belum kulanjutkan.
“Dek”
“ehm apa Mas”
“Galih gimana orangnya?”
Mas Rama bertanya soal Mas Galih, mungkin sejak lama Mas Rama ingin bertanya itu padaku tapi selalu ku jawab dengan candaan, atau gitulah pokoknya jawaban andalanku.
“Mas cuma penasaran aja, kemaren kemaren di kenalin sama banyak cowok gak ada yang nyangkut tapi sama Galih kayaknya cerita kamu beda banget Dek”
“Mas Galih itu orangnya baik banget, Adek emm bersyukur banget punya Mas Galih disamping Adek”
Mas Rama berjalan kedapur dan membuka kulkas,
“Dek ini susu stroberi?”
“mana?”
Aku berbalik kebelakang, Mas Rama memperlihatkan susu yang dimaksudnya itu padaku. Terdapat notes disana.
Diminum sebelum tidur!

“itu pasti Mas Rafa”
“Rafa?”
“rajin banget dia”
“gitu deh pokoknya”
“kalian gak lagi ada hubungan saling suka atau more than friend gitu kan?”
Aku menaikan dahiku,
“ya ampun Mas, Mas Rafa itu sahabat aku, pacar Linda, lagian ngapain Adek punya hubungan kaya gitu sama Mas Rafa, Adek punya Mas Galih”
Kataku, tapi perkataan Mas Rama soal more than Friend, tunggu itu.. ah pokoknya gak ada istilah itu antara aku dan Mas Rafa.
“Rafa, emmmh malah Mas dulu ngiranya bakal jadian sama kamu loh bukan sama Linda”
“kenapa?”
Tanyaku
“dulu dia itu pokoknya Cuma cowok deh yang ngerti dan sekilas aja langsung tau gelagatnya kalo dia itu nyimpen perasaan lebih sama kamu”
“hahahahah”
Aku tertawa mendengar perkataan Mas Rama,
“Mas Rama ini ngelucunya aneh deh”
“serius, gak inget tiap hari Rafa gak pernah absen kerumah, mau panas mau ujan pasti nangkring tuh di gazebo belakang rumah”
“iya, itukan biar ketemu Linda”
“Linda, kenapa mainnya kerumah kita bukan kerumah Linda coba”
Aku diam, benar juga kata Mas Rama.
“tau deh, udah ah Mas Rama ngelantur ngomongnya”
Kataku dan berjalan kekamarku. Kulihat disamping kotak maku upku.
Obat Pereda nyeri haid, kompresan perut dan pembalut yang biasa ku pakai, ada note disana

Jadwal dateng bulanmu, kalo sakit obatnya diminum

Aku tahu siapa pengirimnya, tulisannya dan gaya bahasanya suda pasti Mas Rafa. Biasanyapun seperti ini, tapi kenapa hari ini rasanya aneh ya, apa benar aku dan Mas Rafa more than friend. Kalau kuingat lagi sebelum dengan Mas Galih, Mas Rafa bahkan menemaniku semalaman saat aku merasakan sakitnya datang bulan. Mas Rafa selalu berada di sampingku, mengompres perutku dan membantuku meredakan sakitnya.
“hufffttt kenapa aku baru ngerasa aneh sekarang??”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

55