Bab 7 #Adek sudah jadi perempuan dewasa
by Hyoki
10:54,Feb 18,2021
“akhh Mas Rafa”
Tanganku sakit saat Mas Rafa dengan terburu-buru membenarkan pengait tali bra dan dressku, tangannya beberapa kali tak sengaja menyentuh payudaraku dan membuatku merasa aneh.
“ngapain si Dek gitu-gituan, mesum tau gak?”
Kata Mas Rafa saat pakaianku sudah selesai di benarkannya. Mas Rafa mengambil cardigan dan memakaikannya padaku.
“jangan pernah pake baju itu depan si dokter hewan!”
Tegas ia berkata begitu padaku
“kenapa?”
“gak Liat? Dadamu itu keliatan walaupun cuma dikit”
“ah Mas Rafa mah, Adek kan udah gede. Jadi ya….”
Tak ku selesaikan, Mas Rafa menaikan alisnya aneh melihat sikapku.
“kenapa si, kok tiba-tiba aneh gini, gara-gara si Galih?”
Mas Rafa naik ke kasurku dan mengambil bantal, jika sudah begitu artinya Mas Rafa siap mendengarkan ceritaku.
“iya, bukan-bukan maksudnya, itu…. ehmmm, kok bisa yah Adek gak terangsang waktu ciuman kemaren? Adek cuma ngalir aja gitu ikutin dia tanpa ngerasa apapun”
“hahahahh, masa? Ahahahahh”
Mas Rafa tertawa dengan puas mendengar ceritaku.
“sebel ih, Mas Rafa mah gak ngerti, Adek tuh takut kalo Adek tuh gak normal, gimana kalo adek ternyata gak bisa kaya perempuan lainnya”
“perempuan lain gimana?”
“ituloh, gimana kalo Adek ternyata gak bisa terangsang terus gak bisa puasin pasangan Adek waktu pas hubungan sexual”
Jujurku Mas Rafa hanya diam tak mejawabku,
“ahhh tau ah”
Aku melepaskan cardigan yang tadi Mas Rafa pakaikan, berbaring di kasurku, Mas Rafa yang duduk di sampingku hanya melihatku dengan tatapan anehnya.
“Adek udah gede ya”
“ehm? Maksudnya?”
“tuh”
Tatapan Mas Rafa mengarah pada dadaku.
“ih, semua perempuan juga gitu”
“tapi emang gede loh”
Tangan Mas Rafa menjulur sudah berada di depan dadaku.
“jangan di pegang katanya bisa bikin orgasme”
“jadi tadi? Nyobain orgasme?!!”
Tanya Mas Rafa dengan sangat terkejut, matanya hampir saja loncat melihatku.
“berisik, mau bikin satu komplek tahu ya!”
“ya abis ada-ada aja deh, terus gimana? keluar?”
“keluar apanya?”
“Dek, sumpah polos apa oon si, itu loh, itu”
“apa sih Mas??!!”
“itu cairan di bawah sana”
Mata Mas Rama beralih menatap bagian bawah tubuhku.
“ehm, enggak deh kayanya gak tau Adek”
“bentar”
Aku meraba bagian bawahku, tanganku merasakan bagian V ku yang tertutup itu.
“Dek, bisa gak nanti aja, Mas itu cowok loh”
Kata Mas Rafa, aku jadi menarik lagi tanganku. Aku diam jadinya.
“hahh”
Aku mengela napas berat. Aku merubah posisiku berbaring menyamping ke arah Mas Rafa yang duduk di sampingku.
“kira-kira kalo Mas Galih tau aku kaya gini, dia bakal gimana ya? Pasti ngetawain deh, atau mungkin aja dia minta putus”
“gak waras kalo dia putusin kamu gara-gara itu Dek”
Kata Mas Rafa, aku manatap Kaki Mas Rafa, sesuatu menonjol dari sana. tanganku yang sangat kebiasaan menyentuh apapun yang terlihat aneh di mataku langsung merabanya. Bagian kiri dekat pinggul bawah Mas Rafa.
“Akhh Adek!!”
Kata Mas Rafa.
“Mas Rafa benjol ya? Jatoh?”
“bukan itu punya Mas!! Ngapain di pegang?”
Aku menarik tanganku buru-buru,
“aku gak tauuu, kok gitu? kenapa di samping bukan di bawah?”
“soalnya Mas Pake jeans lumayan ketat gini”
Mas Rafa menjitak kepalaku,
“aw sakit”
Aku jadi tak bisa mengalihkan perhatianku dari itu,
“jangan di liatin mulu”
Kata Mas Rafa, tangannya menutup Mataku.
“kok gitu sih Mas, aku baru tau loh ternyata bisa di kepinggirin”
Kataku polos. Mas Rafa yang mulai memerah wajahnya memukulku dengan bantal yang di peluknya tadi.
“Adek, stop ih”
Aku yang jahil malah membuat tanganku bersiap kembali akan menyentuhnya.
“haa haaa hahhh Mas Rafaaa”
Tangaku bertingkah seolah menakut-nakutinya.
“diem Gak”
Mas Rafa memegang tanganku dan menjatuhkan tubuhnya di atasku. Menindihi tubuhku. Aku yang tak mau kalah dan diam begitu saja, terus bergerak dan tak bisa diam.
“gak mau hweee”
Jahilku menjulurkan lidahku
“bener-bener deh”
Mas Rafa akhirnya menggunakan kekuatannya, memelukku, membuatku diam dengan mengeratkan lingkaran tangannya di tubuhku.
“ah, sakit lepas”
“gak mau hweee”
Menjulurkan lidahnya, Mas Rafa jadi memelukku dari belakang, tangannya masih mencengram kedua tanganku. Gara-gara tak bisa diam, talo dress dan tali braku jadi turun. Napas Mas Rafa kurasakan di pundak dan lebih atas lagi di bagian belakang leherku.
“Geli ih, jangan napas di situ”
“apa? Ini? huuuuh”
Jahil Mas Rafa malah meniupi kulitku yang jadi terbuka karena tak tertutupi itu.
“hahahh berhenti Mas Rafa!!”
“gak mau”
Mas Rafa malah makin terus meniupi bahkan sekarang dia meniupi dengan jarak yang sangt dekat. Bibirnya beberapa kali menyentuh kulitku.
“ahh Mas Rafa”
Rasanya aneh saat bibir Mas Rafa menyentuh kulitku apaladi di daerah leherku”
“kenapa? Suka ya?”
“ahhh Mas sstt”
Aku jadi bersuara aneh. Banyangan di film-film dengan adegan erotic tiba-tiba bermunculan di kepalaku.
“Mas Jangannnn di gigittt”
Kataku saat Mas Rafa bukannya berhenti malah mengigiti kecil area leher belakangku, bernapas di dekat telingaku.
“Dek”
Kata Mas Rafa memanggilku dengan suara yang untuk pertama kalinya kudengar dia mendengarku begitu.
“mau Mas bantu orgasme gak?”
Tanyanya, aku hanya bisa diam. Mas Rafa tak berhenti terus menciumi kulitku kini.
“akhh Mas udah”
“Mas ajarin kamu”
Mas Rafa melepaskan cengkramannya dari pergelangan tanganku, dressku yang di buatnya turun dan dadaku jadi terbuka. Mas Rafa menuntun tanganku untuk memegang dadaku.
“pelan Dek, di pijitnya pelan aja dulu, iyaa bagus”
Kata Mas Rafa, diatas tanganku, menuntunku untuk meremas payudaraku.
“akhhh Mas Rafa, Adek ahh”
“kenapa?”
“ituu, jangan di mainin”
Dua jari Mas Rafa menjepit putingku yang sudah mengeras, tangan besar Mas Rafa yang menumpuk tanganku yang kecil, jadi rasanya hanya tangan Mas Rafa yang sedang meremas kedua payudaraku.
“akhhh”
Aku hanya bisa bersuara begitu. Mirip sekali dengan film-film dewasa di serial Neftlix. Mas Rafa membalikan tubuhku, ada bantal di bawah tubuhku jadi sebenarnya posisiku tak sepebuhnya tertidur. Setengah tertidur, terlebih Mas Rafa sekarang berada di belakangku, aku berada di atas Mas Rafa yang masih betah mencumi area leherku. Tangannya menurunkan tanganku dan menggantikanku meremas payudaraku.
Tanganku reflex meremas rambut Mas Rafa,
“Dek, kamu turn on”
Kata Mas Rafa.
“apa aku bisa orgasme?”
Mas Rafa lagi menurunkan pandangan matanya ke bagian bawah tubuhku. Dress yang jadi naik, dan tak karuan menutupi tubuhku. Tangan Mas Rafa menuntun tanganku untuk masuk meraba v ku di ballik celana dalamku.
“basah?”
“ehmm lembab”
Jawabku, mendengar itu Mas Rafa membalikan tubuhnya jadi berada di atasku, bibirnya meraup payudaraku dan mengulumnya bergantian.
“ahhh Mas”
Aku jadi merasa sangat panas, menekan kepala Mas Rafa untuk melakukan lebih, meremas rambut belakang Mas Rafa. Saat itu Mas Rafa tersenyum melihatku yang sangat aneh mungkin dimatanya.
Mas Rafa menggiti kecil kepala payudaraku, rasanya seperti ia menggelitikuku, aneh. Tapi aku tak ingin menghentikannya.
“akhhhh Mas Rafa aku pengen pipis bentar”
Tak tahan aku mengehentikannya dan berlari kekamar mandi, aku menurunkan celana dalamku, bukan urin yang keluar. Tapi suatu cairan putih lengket.
“ah, ini cairan orgasme”
Aku baru melihatnya, dulu sekali mungkin aku pernah mengeluarkannya saat aku melihat film dewasa korea, tapi itu rasanya sangat berbeda dengan malam ini karena ulah Mas Rafa.
“aku normal, aku bukan frigid”
Dengan senang aku membuka pintu kamar mandi
“Mas Rafa, Ade-“
“hay”
Mas Galih entah mucul dari mana dan berdiri di depan pintu kamarku, manatapku dan Mas Rafa yang sedang duduk di ranjangku.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved