Bab 8 Part 8
by Dinda Tirani
09:05,Apr 26,2024
“Jangan ditahan-tahaan, Ndraa...” Desahku sambil menahan kenikmatan ini.
Mendengar perkataanku, Indra pun mulai mengulum puting susuku dengan intens. Sepertinya, ia begitu menikmati mengulum puting susuku. Tak ayal lagi, nafsu birahiku pun naik dengan drastis. Aku pun mulai menciumi kening Indra sambil menjambak rambutnya.
Setelah itu, Indra pun melepaskanku, kemudian ia segera berdiri dan melepaskan seluruh pakaiannya hingga ia telanjang bulat. Ooohh... Pemandangan yang sebetulnya sangat kurindukan dan membuatku berdebar-debar. Aku merasa otot-otot ditubuhnya semakin kekar sejak dua minggu lalu, dan batang kemaluannya yang sudah tegak berdiri pun terasa lebih menggairahkan. Entah itu hanya perasaanku saja, atau memang kondisinya seperti itu.
Setelah telanjang bulat, Indra pun menyodorkan batang penisnya kehadapanku. Aku mengerti kemauan kamu, Ndra. Aku pun langsung duduk di ranjang, dan mulai menggenggam batang penis yang besar itu. Uuhh, aku ingat betul batang penis yang besar dan keras ini pernah singgah di lubang vaginaku, dan membuatku merasa begitu nikmat. Aku pun mulai mengocok-ngocok batang penis jumbo itu. Indra pun mulai memejamkan matanya, dan menunjukkan ekspresi yang begitu menikmati kocokan tanganku di penisnya itu. Indra tampak begitu tidak berdaya dengan kenikmatan yang kuberikan.
Tiba-tiba, muncul di benakku untuk memberikan Indra kenikmatan yang lebih. Maka, aku pun meminta Indra untuk berbaring.
“Ndra, tiduran Ndra...” Kataku dengan lembut.
Indra pun membuka matanya, dan tanpa membuang waktu, ia pun menuruti perkataanku untuk berbaring di tempat tidur. Aku yang berada diatas tubuhnya, menggenggam bagian pangkal batang penisnya dengan tangan kananku, dan kemudian mulai mencium dan menjilati kepala batang penis Indra.
“Ssshhh.... Ooohhh...” Desahan Indra keluar dari mulutnya untuk menahan kenikmatan yang kuberikan itu.
“Kenapa, Ndraa?...” Kataku dengan nada yang menggoda.
“Gelii ciii... Manteeppp...” Desah Indra dengan begitu tidak berdaya.
Melihat Indra yang begitu tidak berdaya, aku pun langsung melanjutkan ke tahapan yang selanjutnya. Aku mulai membenamkan kepala batang penis Indra ke dalam mulutku. Luar biasa, batang penis Indra begitu besar, sehingga aku hanya dapat menampung sepertiga dari keseluruhan batang penisnya. Aku pun juga memainkan lidahku untuk memberi kenikmatan pada batang penis Indra yang ada dalam mulutku. Aku mendengar napas Indra semakin berat, dan erangan pun keluar dari mulutnya.
Tiba-tiba, Indra pun menggapai kakiku, dan memutar tubuhku, sehingga kini kepalaku menghadap selangkangannya, dan kepala Indra juga menghadap selangkanganku. Indra pun langsung melepaskan celana dan celana dalamku dengan cepat. Kemudian, ia mulai mengulum dan menjilati lubang vaginaku. Uurrgghh... begitu geli dan nikmat sekali rasanya. Didorong oleh kenikmatan itu, aku pun melanjutkan aktivitas mengulum penis Indra dengan semakin intens, dan Indra pun juga melakukan hal yang sama kepadaku. Aahh, kuluman dan permainan lidah Indra di vaginaku membuatku semakin lama semakin kehilangan kesadaran.
Akhirnya, Indra melepaskan vaginaku, dan ia pun juga bangkit dan mengangkat tubuhku. Ia pun membaringkan tubuhku di ranjang, dan langsung menindih tubuhku. Kemudian, ia mencium bibirku dengan begitu intens, dan aku pun melakukan hal yang sama.
“Ciii... I lovee youuu...” Desah Indra.
“I lovee youu too, Ndraa....” Desahku.
Kemudian, Indra pun membuka kedua pahaku dengan perlahan, dan ia pun memposisikan batang penis miliknya dihadapan lubang vaginaku. Kini, ujung batang penisnya sudah bersentuhan dengan bibir lubang vaginaku. Kemudian, ia menciumku dengan lembut.
“Cii... aku masukk yaa...” Kata Indra dengan lembut.
Aku hanya mengangguk untuk mempersilakan Indra. Saat itu juga, batang penis Indra yang besar itu langsung masuk menerobos lubang vaginaku. Ooohh... Rasa nikmat yang kurasakan ini sungguh tidak ada duanya dibandingkan dengan rasa nikmat yang sebelumnya. Indra pun mulai memaju-mundurkan batang penisnya dalam lubang vaginaku. Betul-betul terasa sekali bagaimana batang penis Indra yang keras itu menggesek-gesek dinding lubang vaginaku.
Semakin lama, genjotan penis Indra di vaginaku semakin cepat. Aku pun juga mulai menyeimbangi genjotan Indra dengan menggoyang-goyang pantatku. Cleep... Cleep... Cleep... Cleep... Cleep... Cleepp... Itulah suara yang daritadi berkumandang terus ditelingaku.
Terus mendapat kenikmatan yang betul-betul hebat seperti ini, aku pun merasa bahwa puncak kenikmatanku akan segera tiba. Maka, aku pun mulai memeluk tubuh Indra dengan kencang. Ciumanku di bibir Indra pun juga semakin liar.
“Ndraa... Aku hampiirr klimaakkss...” Erangku.
Mendengar hal itu, Indra langsung menghentikan genjotannya. Ia mendorong penisnya sekuat tenaga kedalam rahimku. Ia pun mencium bibirku, meremas-remas buah dadaku, dan juga menggesek-gesekkan penisnya dengan perlahan dalam rahimku. Bukan main, perlakuan Indra itu betul-betul meningkatkan nafsu birahiku sampai ke titik maksimal, dan akhirnya...
“Uoooohhhhh.... Auuuhhhh... Aku klimaakss, Ndraaa...” Erangku dengan begitu kencang di telinga Indra.
“Ayoohh... jangan ditahan-tahaan... keluariin semuaanyaahh...” Bisik Indra dengan perlahan di telingaku.
Bisikan Indra itu seolah menghipnotis tubuhku untuk mengeluarkan kenikmatan yang sudah tertimbun dalam tubuhku. Aku merasa seluruh tubuhku dikuasai oleh rasa nikmat yang begitu hebat. Pandanganku betul-betul tidak menentu, seolah-olah seperti melihat banyak spektrum warna yang bergerak dengan cepat.
Setelah tidak tahu berapa lamanya, akhirnya kenikmatan puncak itu mulai mereda. Aku pun masih berusaha mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan yang masih ada dalam birahiku. Aku pun juga mengatur napasku, sambil mengeluarkan erangan-erangan kecil. Aku juga memeluk tubuh Indra dengan sekuat tenaga.
Akhirnya, seluruh kenikmatan itu sudah lepas semua dari tubuhku. Aku masih berusaha mengatur napas akibat kenikmatan puncak yang kudapatkan itu. Cup! Aku merasakan ada ciuman lembut yang mendarat di bibirku. Aku pun membuka mataku, dan melihat wajah Indra yang begitu tampan itu.
“Aku sayang banget sama cici.” Kata Indra dengan lembut.
“Iyaah... Aku juga sayaang kamu, Ndra...” Kataku.
Indra pun membiarkanku istirahat sejenak. Ia mengelus-elus kepalaku, sambil sesekali mencium bibir dan keningku. Tangannya juga sekali-sekali membelai leher sampai ke buah dadaku. Luar biasa, setelah kenikmatan puncak ini, aku dihujani oleh belaian dan ciuman yang begitu lembut. Aku betul-betul merasa sangat nyaman dan begitu disayang.
Setelah tenagaku sedikit pulih, aku pun mulai mencium bibir Indra.
“Ndra, ayo lanjut aja.” Kataku.
“Oke, ci.” Kata Indra sambil kembali mengambil posisi.
Sebelum melanjutkan genjotannya, Indra pun mencium keningku sekali. Kemudian, ia kembali memaju-mundurkan pantatnya untuk menggesek-gesek rongga dalam vaginaku dengan batang penisnya. Ia melakukannya dengan begitu lembut, sehingga aku tidak merasakan ngilu di lubang vaginaku. Sambil menggenjot lubang vaginaku, ia pun juga menciumi seluruh wajahku, leherku, buah dada dan puting susuku. Tangan kanannya pun juga sibuk memegangi pipiku, dan kemudian ia mencium pipiku. Mendapat rangsangan yang seperti ini terus menerus, aku merasa seolah-olah rangsangan yang Indra berikan itu bertransformasi menjadi kekuatan yang menguatkan tubuhku. Maka, aku pun kembali mencium bibir Indra, dan memutar-mutar pantatku.
Tahu bahwa tenagaku sudah pulih, Indra langsung mencabut batang penisnya dari lubang vaginaku.
“Cii... cici mao ngerangkak ga?” Tanya Indra.
Aahh... Doggy style? Meskipun aku belum pernah melakukannya dengan suamiku, tapi aku tahu posisi bercinta itu. Maka, aku pun bangun, dan pasang posisi tubuh merangkak. Indra memegangi pantatku dengan kedua tangannya sebagai tumpuan, kemudian ia langsung mendorong batang penisnya masuk ke lubang vaginaku dari belakang dan menggesek-gesekannya. Ooohh... sensasi kenikmatan yang begitu berbeda yang tidak pernah kudapatkan sebelumnya. Jadi seperti ini ya rasanya doggy style? Pantas saja banyak wanita yang menyukainya, tidak heran aku.
Aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan mengendur dan mengedutkan lubang vaginaku. Selain itu, aku juga mendorong pantatku saat Indra maju. Semakin lama, genjotan Indra semakin kencang, tanda bahwa nafsunya sudah semakin naik lagi. Aku pun merasakan kedua tangan Indra menggapai buah dadaku dan meremas-remasnya. Aku pun merasa klimaks keduaku hampir sampai.
Indra pun menumpukan tubuhnya diatas tubuhku, sehingga kepalanya bisa mencapai kepalaku. Indra pun mulai mencium bibirku. Semua itu dilakukan sambil menggenjot batang penisnya dan meremas-remas kedua buah dadaku. Akan tetapi, mungkin nasibnya kurang bagus, kedua tangan dan kakiku tidak kuat menahan tubuh Indra, sehingga aku pun terjatuh dalam posisi tengkurap di ranjang. Akan tetapi, Indra pun tidak kecewa dan tidak membuang waktu. Ia langsung membalikan tubuhku, dan mengangkat kedua kakiku. Kemudian, ia langsung melanjutkan genjotan batang penisnya ke lubang vaginaku. Nafsu birahiku yang seharusnya sempat turun akibat aku terjatuh tadi, langsung naik dengan seketika.
“Ndraa... akuu mao klimaakkss lagiii...” Erangku.
Mendengar hal itu, Indra pun langsung menurunkan kakiku. Kini, ia kembali menindihku, dan memompa selangkanganku dengan cepat. Aku yang mendapat rangsangan tanpa henti pun langsung orgasme untuk yang kedua kalinya.
“Ouuhhhh... Aku orgaasmee lagiii Ndraaaa...” Erangku.
Kenikmatan klimaks pun langsung menghantam tubuhku dan membuyarkan pandanganku. Di sela-sela kenikmatan klimaks itu, aku merasakan genjotan Indra yang semakin cepat di lubang vaginaku.
“Ciii... Akuu mao keluaarr... Di daleem yaahh...” Erang Indra.
Mendengar hal itu, untungnya akal sehatku masih bekerja. Aku pun langsung tersentak dan membuka mataku.
“Ndraa... jangan keluaar di daleem... pleaasee...” Erangku.
Indra pun langsung mencabut batang penisnya dari lubang vaginaku. Belum sempat ia mengocok batang penisnya, sperma Indra langsung mengucur deras ke perut dan buah dadaku.
“Ouuhh... hangaat Ndraa... keluariin semuaanyyaah...” Kataku.
Batang penis Indra pun memuntahkan semua sperma yang ditampung oleh Indra, dan membasahi tubuh bagian atasku. Setelah kenikmatan itu, kami berdua pun berusaha mengatur napas. Setelah napas kami lumayan normal, aku pun meminta Indra untuk memeluk tubuhku. Akan tetapi, tidak kuduga, Indra langsung beranjak dan duduk di tepi tempat tidur. Wajahnya menandakan ada sesuatu yang sedang ia pikirkan. Eh? Mengapa sehabis klimaks yang membara tiba-tiba dia seolah memikirkan sesuatu yang serius? Ada apa ya?
Bersambung
Mendengar perkataanku, Indra pun mulai mengulum puting susuku dengan intens. Sepertinya, ia begitu menikmati mengulum puting susuku. Tak ayal lagi, nafsu birahiku pun naik dengan drastis. Aku pun mulai menciumi kening Indra sambil menjambak rambutnya.
Setelah itu, Indra pun melepaskanku, kemudian ia segera berdiri dan melepaskan seluruh pakaiannya hingga ia telanjang bulat. Ooohh... Pemandangan yang sebetulnya sangat kurindukan dan membuatku berdebar-debar. Aku merasa otot-otot ditubuhnya semakin kekar sejak dua minggu lalu, dan batang kemaluannya yang sudah tegak berdiri pun terasa lebih menggairahkan. Entah itu hanya perasaanku saja, atau memang kondisinya seperti itu.
Setelah telanjang bulat, Indra pun menyodorkan batang penisnya kehadapanku. Aku mengerti kemauan kamu, Ndra. Aku pun langsung duduk di ranjang, dan mulai menggenggam batang penis yang besar itu. Uuhh, aku ingat betul batang penis yang besar dan keras ini pernah singgah di lubang vaginaku, dan membuatku merasa begitu nikmat. Aku pun mulai mengocok-ngocok batang penis jumbo itu. Indra pun mulai memejamkan matanya, dan menunjukkan ekspresi yang begitu menikmati kocokan tanganku di penisnya itu. Indra tampak begitu tidak berdaya dengan kenikmatan yang kuberikan.
Tiba-tiba, muncul di benakku untuk memberikan Indra kenikmatan yang lebih. Maka, aku pun meminta Indra untuk berbaring.
“Ndra, tiduran Ndra...” Kataku dengan lembut.
Indra pun membuka matanya, dan tanpa membuang waktu, ia pun menuruti perkataanku untuk berbaring di tempat tidur. Aku yang berada diatas tubuhnya, menggenggam bagian pangkal batang penisnya dengan tangan kananku, dan kemudian mulai mencium dan menjilati kepala batang penis Indra.
“Ssshhh.... Ooohhh...” Desahan Indra keluar dari mulutnya untuk menahan kenikmatan yang kuberikan itu.
“Kenapa, Ndraa?...” Kataku dengan nada yang menggoda.
“Gelii ciii... Manteeppp...” Desah Indra dengan begitu tidak berdaya.
Melihat Indra yang begitu tidak berdaya, aku pun langsung melanjutkan ke tahapan yang selanjutnya. Aku mulai membenamkan kepala batang penis Indra ke dalam mulutku. Luar biasa, batang penis Indra begitu besar, sehingga aku hanya dapat menampung sepertiga dari keseluruhan batang penisnya. Aku pun juga memainkan lidahku untuk memberi kenikmatan pada batang penis Indra yang ada dalam mulutku. Aku mendengar napas Indra semakin berat, dan erangan pun keluar dari mulutnya.
Tiba-tiba, Indra pun menggapai kakiku, dan memutar tubuhku, sehingga kini kepalaku menghadap selangkangannya, dan kepala Indra juga menghadap selangkanganku. Indra pun langsung melepaskan celana dan celana dalamku dengan cepat. Kemudian, ia mulai mengulum dan menjilati lubang vaginaku. Uurrgghh... begitu geli dan nikmat sekali rasanya. Didorong oleh kenikmatan itu, aku pun melanjutkan aktivitas mengulum penis Indra dengan semakin intens, dan Indra pun juga melakukan hal yang sama kepadaku. Aahh, kuluman dan permainan lidah Indra di vaginaku membuatku semakin lama semakin kehilangan kesadaran.
Akhirnya, Indra melepaskan vaginaku, dan ia pun juga bangkit dan mengangkat tubuhku. Ia pun membaringkan tubuhku di ranjang, dan langsung menindih tubuhku. Kemudian, ia mencium bibirku dengan begitu intens, dan aku pun melakukan hal yang sama.
“Ciii... I lovee youuu...” Desah Indra.
“I lovee youu too, Ndraa....” Desahku.
Kemudian, Indra pun membuka kedua pahaku dengan perlahan, dan ia pun memposisikan batang penis miliknya dihadapan lubang vaginaku. Kini, ujung batang penisnya sudah bersentuhan dengan bibir lubang vaginaku. Kemudian, ia menciumku dengan lembut.
“Cii... aku masukk yaa...” Kata Indra dengan lembut.
Aku hanya mengangguk untuk mempersilakan Indra. Saat itu juga, batang penis Indra yang besar itu langsung masuk menerobos lubang vaginaku. Ooohh... Rasa nikmat yang kurasakan ini sungguh tidak ada duanya dibandingkan dengan rasa nikmat yang sebelumnya. Indra pun mulai memaju-mundurkan batang penisnya dalam lubang vaginaku. Betul-betul terasa sekali bagaimana batang penis Indra yang keras itu menggesek-gesek dinding lubang vaginaku.
Semakin lama, genjotan penis Indra di vaginaku semakin cepat. Aku pun juga mulai menyeimbangi genjotan Indra dengan menggoyang-goyang pantatku. Cleep... Cleep... Cleep... Cleep... Cleep... Cleepp... Itulah suara yang daritadi berkumandang terus ditelingaku.
Terus mendapat kenikmatan yang betul-betul hebat seperti ini, aku pun merasa bahwa puncak kenikmatanku akan segera tiba. Maka, aku pun mulai memeluk tubuh Indra dengan kencang. Ciumanku di bibir Indra pun juga semakin liar.
“Ndraa... Aku hampiirr klimaakkss...” Erangku.
Mendengar hal itu, Indra langsung menghentikan genjotannya. Ia mendorong penisnya sekuat tenaga kedalam rahimku. Ia pun mencium bibirku, meremas-remas buah dadaku, dan juga menggesek-gesekkan penisnya dengan perlahan dalam rahimku. Bukan main, perlakuan Indra itu betul-betul meningkatkan nafsu birahiku sampai ke titik maksimal, dan akhirnya...
“Uoooohhhhh.... Auuuhhhh... Aku klimaakss, Ndraaa...” Erangku dengan begitu kencang di telinga Indra.
“Ayoohh... jangan ditahan-tahaan... keluariin semuaanyaahh...” Bisik Indra dengan perlahan di telingaku.
Bisikan Indra itu seolah menghipnotis tubuhku untuk mengeluarkan kenikmatan yang sudah tertimbun dalam tubuhku. Aku merasa seluruh tubuhku dikuasai oleh rasa nikmat yang begitu hebat. Pandanganku betul-betul tidak menentu, seolah-olah seperti melihat banyak spektrum warna yang bergerak dengan cepat.
Setelah tidak tahu berapa lamanya, akhirnya kenikmatan puncak itu mulai mereda. Aku pun masih berusaha mengeluarkan sisa-sisa kenikmatan yang masih ada dalam birahiku. Aku pun juga mengatur napasku, sambil mengeluarkan erangan-erangan kecil. Aku juga memeluk tubuh Indra dengan sekuat tenaga.
Akhirnya, seluruh kenikmatan itu sudah lepas semua dari tubuhku. Aku masih berusaha mengatur napas akibat kenikmatan puncak yang kudapatkan itu. Cup! Aku merasakan ada ciuman lembut yang mendarat di bibirku. Aku pun membuka mataku, dan melihat wajah Indra yang begitu tampan itu.
“Aku sayang banget sama cici.” Kata Indra dengan lembut.
“Iyaah... Aku juga sayaang kamu, Ndra...” Kataku.
Indra pun membiarkanku istirahat sejenak. Ia mengelus-elus kepalaku, sambil sesekali mencium bibir dan keningku. Tangannya juga sekali-sekali membelai leher sampai ke buah dadaku. Luar biasa, setelah kenikmatan puncak ini, aku dihujani oleh belaian dan ciuman yang begitu lembut. Aku betul-betul merasa sangat nyaman dan begitu disayang.
Setelah tenagaku sedikit pulih, aku pun mulai mencium bibir Indra.
“Ndra, ayo lanjut aja.” Kataku.
“Oke, ci.” Kata Indra sambil kembali mengambil posisi.
Sebelum melanjutkan genjotannya, Indra pun mencium keningku sekali. Kemudian, ia kembali memaju-mundurkan pantatnya untuk menggesek-gesek rongga dalam vaginaku dengan batang penisnya. Ia melakukannya dengan begitu lembut, sehingga aku tidak merasakan ngilu di lubang vaginaku. Sambil menggenjot lubang vaginaku, ia pun juga menciumi seluruh wajahku, leherku, buah dada dan puting susuku. Tangan kanannya pun juga sibuk memegangi pipiku, dan kemudian ia mencium pipiku. Mendapat rangsangan yang seperti ini terus menerus, aku merasa seolah-olah rangsangan yang Indra berikan itu bertransformasi menjadi kekuatan yang menguatkan tubuhku. Maka, aku pun kembali mencium bibir Indra, dan memutar-mutar pantatku.
Tahu bahwa tenagaku sudah pulih, Indra langsung mencabut batang penisnya dari lubang vaginaku.
“Cii... cici mao ngerangkak ga?” Tanya Indra.
Aahh... Doggy style? Meskipun aku belum pernah melakukannya dengan suamiku, tapi aku tahu posisi bercinta itu. Maka, aku pun bangun, dan pasang posisi tubuh merangkak. Indra memegangi pantatku dengan kedua tangannya sebagai tumpuan, kemudian ia langsung mendorong batang penisnya masuk ke lubang vaginaku dari belakang dan menggesek-gesekannya. Ooohh... sensasi kenikmatan yang begitu berbeda yang tidak pernah kudapatkan sebelumnya. Jadi seperti ini ya rasanya doggy style? Pantas saja banyak wanita yang menyukainya, tidak heran aku.
Aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan mengendur dan mengedutkan lubang vaginaku. Selain itu, aku juga mendorong pantatku saat Indra maju. Semakin lama, genjotan Indra semakin kencang, tanda bahwa nafsunya sudah semakin naik lagi. Aku pun merasakan kedua tangan Indra menggapai buah dadaku dan meremas-remasnya. Aku pun merasa klimaks keduaku hampir sampai.
Indra pun menumpukan tubuhnya diatas tubuhku, sehingga kepalanya bisa mencapai kepalaku. Indra pun mulai mencium bibirku. Semua itu dilakukan sambil menggenjot batang penisnya dan meremas-remas kedua buah dadaku. Akan tetapi, mungkin nasibnya kurang bagus, kedua tangan dan kakiku tidak kuat menahan tubuh Indra, sehingga aku pun terjatuh dalam posisi tengkurap di ranjang. Akan tetapi, Indra pun tidak kecewa dan tidak membuang waktu. Ia langsung membalikan tubuhku, dan mengangkat kedua kakiku. Kemudian, ia langsung melanjutkan genjotan batang penisnya ke lubang vaginaku. Nafsu birahiku yang seharusnya sempat turun akibat aku terjatuh tadi, langsung naik dengan seketika.
“Ndraa... akuu mao klimaakkss lagiii...” Erangku.
Mendengar hal itu, Indra pun langsung menurunkan kakiku. Kini, ia kembali menindihku, dan memompa selangkanganku dengan cepat. Aku yang mendapat rangsangan tanpa henti pun langsung orgasme untuk yang kedua kalinya.
“Ouuhhhh... Aku orgaasmee lagiii Ndraaaa...” Erangku.
Kenikmatan klimaks pun langsung menghantam tubuhku dan membuyarkan pandanganku. Di sela-sela kenikmatan klimaks itu, aku merasakan genjotan Indra yang semakin cepat di lubang vaginaku.
“Ciii... Akuu mao keluaarr... Di daleem yaahh...” Erang Indra.
Mendengar hal itu, untungnya akal sehatku masih bekerja. Aku pun langsung tersentak dan membuka mataku.
“Ndraa... jangan keluaar di daleem... pleaasee...” Erangku.
Indra pun langsung mencabut batang penisnya dari lubang vaginaku. Belum sempat ia mengocok batang penisnya, sperma Indra langsung mengucur deras ke perut dan buah dadaku.
“Ouuhh... hangaat Ndraa... keluariin semuaanyyaah...” Kataku.
Batang penis Indra pun memuntahkan semua sperma yang ditampung oleh Indra, dan membasahi tubuh bagian atasku. Setelah kenikmatan itu, kami berdua pun berusaha mengatur napas. Setelah napas kami lumayan normal, aku pun meminta Indra untuk memeluk tubuhku. Akan tetapi, tidak kuduga, Indra langsung beranjak dan duduk di tepi tempat tidur. Wajahnya menandakan ada sesuatu yang sedang ia pikirkan. Eh? Mengapa sehabis klimaks yang membara tiba-tiba dia seolah memikirkan sesuatu yang serius? Ada apa ya?
Bersambung
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved