Bab 10 Part 10

by Dinda Tirani 17:13,May 08,2024
Kang Zafran, maafin Ika tiba-tiba pergi dari rumah ga pamit sama akang.. Ika bener-bener butuh waktu buat sendiri dulu kang..
Ika mau ke makam bapa sama ema supaya nenanggin diri dulu. Sampein maaf Ika ke Teh Ratna..
Ika mohon buat akang supaya bantuin Teh Ratna ya kang..
Terima kasih Kang Zafran.

Ika.

Pagi ini aku membaca sebuah surat bertulisan tangan Ika.

Setelah Ratna menjelaskan semua nya, Ika tampak begitu syok dan merasa bersalah. Sepertinya Ika butuh waktu untuk memaafkan diri nya sendiri yang telaht bersikap jahat terhadap Ratna..

Ratna..

Aku betul-betul terkejut mendengar penjelasan Ratna tadi malam. Ternyata Ratna memisahkan Cecep dengan Ika bukan sekedar untuk kepentingan Ratna saja melainkan dilakukan untuk melindungi keselamatan Ika.

Cecep. Anak juragan angkot di desa sebelah. Keluarganya termasuk yang lumayan kaya di kecamatan ini. Sayang, kelakuan bejat nya telah menghabiskan seluruh kekayaan keluarga nya.

Ketika muda, Ratna adalah salah satu kembang desa Cigeprek, desa tetangga Cicilok. Dulu seluruh pria di desa itu sangat terpesona pada kecantikan wajah dan keseksian tubuh Ratna. Tak terkecuali pun si Cecep.

Dengan bermodalkan relasi baik antara orang tua Cecep dengan orang tua Ratna, akhirnya mereka berhasil dijodohkan.

Hidup Ratna setelah menikah dengan Cecep awalnya berjalan baik-baik saja seperti pasangan muda pada umumnya di daerah terpelosok ini.

Sayang, tak lama dari pernikahan mereka, kedua orang tua Cecep kemudian meninggal karena kecelakaan angkot. Seluruh harta keluarganya akhirnya diwariskan ke Cecep sebagai anak tunggal.

Cecep yang tidak tamat sekolah itu tidak dapat meneruskan usaha milik keluarga nya. Ditambah hobi Cecep yang gemar berjudi, dalam tempo singkat, seluruh kekayaan keluarganya mendadak raib untuk melunasi hutang-hutang judi milik Cecep. Saat itu, Ratna sedang mengandung anak mereka dengan usia kandungan 6 bulan.

Kelimpungan karena sudah kehabisan uang, Cecep ternyata tidak kapok dan tetap menlanjutkan kegemarannya itu. Sampai akhirnya Cecep memaksa Ratna untuk menyerahkan uang tabungan dan gaji Ratna sebagai modal judi. Padahal, uang itu di simpan Ratna untuk biaya kontrol kandungan ke rumah sakit yang lumayan bagus di ibukota kabupaten.

Murka karena tidak dituruti, Cecep gelap mata hingga akhirnya menendang perut Ratna hingga pendarahan. Ratna pun akhirnya keguguran.

Bermodalkan BPJS Kesehatan, rahim Ratna pun akhirnya harus diangkat karena rusak akibat tendangan Cecep tersebut. Sudah kehilangan calon jabang bayi, kesempatan memiliki keturunan pun hilang. Sejak saat itu hanya ada kebencian dan penderitaan yang dirasakan Ratna dalam pernikahannya.

Beberapa tahun kemudian Cecep mulai insyaf.

Ia mulai kerja serabutan hingga terakhir menjadi kernet truk pasir. Walaupun uang nya tetap dipakai untuk judi, setidaknya gaji Ratna kini tidak lagi di ganggu gugat.

Gaji ratna yang hanya menjadi PNS honorer di tingkat kecamatan memang hanya cukup untuk membiayai belanja sembako dan biaya makan sehari-hari. Entah bagaimana hidup mereka kalau gaji Ratna yang tidak sampai sejuta itu dipakai juga oleh Cecep untuk berjudi.

Kabar burung beredar dengan cepat.

Pernikahan Cecep dengan Ika akhirnya sampai ke telinga Ratna. Awalnya Ratna murka karena ada gadis desa Cicilok yang kegatelan dengan suaminya. Walaupun sudah tidak ada cinta, Ratna memang mati-matian tidak ingin menjadi janda seperti mayoritas perempuan di kecamatan itu.

Sampai akhirnya Ratna tahu latar belakang Ika.

Cerita Ika yang begitu menyedihkan membuat Ratna paham kalau biang keroknya bukan dari Ika melainkan dari Cecep. Ika yang polos nantinya akan dimanfaatkan Cecep untuk modal judi. Bisa jadi Ika dijual untuk membayar hutang-hutang judi milik Cecep. Kalau saja orang tua Ratna sudah tiada seperti Ika, mungkin Ratna sudah dipakai sebagai alat pembayaran utang oleh Cecep.

Akhirnya Ratna pun bertindak.

Ratna tahu kalau dengan cara baik-baik pastinya Ika akan sulit percaya kata-kata Ratna karena sudah terpengaruh dengan rayuan Cecep. Akhirnya Ratna memaksa Cecep kembali pulang ke rumah dengan kasar. Kejadian itulah yang membuat Ika, gadis polos itu, menjadi sangat dendam kepada Ratna.

Hingga akhirnya kemarin Ratna kembali melihat Ika yang sedang menemaniku ke instansi tempat Ratna bekerja.

Ternyata Ratna sudah tahu kalau Ika adalah pembantu bos besar dari Cicilok, yaitu aku. Tak susah dia mendekati ku karena aku pun berencana mendekatinya. Hingga akhirnya kejadian semalam terjadi.

Ratna tahu tidak mudah bagi Ika udah mendengar cerita apalagi sampai mau memaafkan Ratna. Makanya, ketika diperlakukan begitu kasar, Ratna hanya bisa pasrah menganggap itu adalah balasan dari Ika telah disakiti perasaann nya oleh Ratna.

Ika yang mendengar semua cerita itu langsung terguncang. Wanita yang sangat ia benci itu ternyata selama ini berniat baik melindungi Ika. Tidak heran, kini Ika izin pergi dulu meninggalkan Cicilok untuk menenangkan diri.

“Sarapan dulu kang..” ujar Ratna keluar dari dapur menyiapkan sarapan untuk ku. Ratna mengenakan baju kerja nya seperti kemarin karena baju Ika tidak ada yang muat ditubuhnya.

“Iya ayo bareng Na.. kamu mandi terus pake kaos akang aja atuh, muat harusnya mah..” ujarku disambut anggukan dan senyuman manis dari Ratna.

Usia Ratna yang sudah 32 tahun itu terlihat begitu dewasa namun tetap cantik dan seksi. Benar-benar istri idaman yang tulus melayani suami. Sayang, pilihan suami nya adalah orang brengsek yang tidak bisa diandalkan.

“Kang.. Akang teh serius mau nyuruh Ratna cerai?” ujar Ratna ditengah sarapan kami.

Setelah mendengar ceritanya yang menyedihkan itu, aku pun spontan menyuruhnya untuk segera cerai supaya cepat keluar dari jurang penderitaan menikahi si Cecep belegug itu.

“Nama Ratna teh dipake si Cecep buat tanda tangan perjanjian utang dia.. Kalau Ratna cerai pasti nanti Ratna yang dikejer kang..” alasan Ratna tidak ingin mencerai Cecep selain tidak ingin menjadi janda memang karena nama Ratna dijadikan penanggung utang Cecep ke rentenir kampung.

Nominalnya hampir 50 juta. Tidak mungkin Ratna bisa melunasinya mengandalkan gaji PNS honerer yang tidak seberapa itu.

“Iya nanti Ratna langsung temuin rentenir nya, tanya utang nya berapa kalau dilunasin, terus langsung lapor ke akang” titah ku pada Ratna. Raut wajah Ratna langsung terharu.

“Makasih kangg… dari dulu sebenernya Ratna pingin pisah dari si Cecep tapi ga bisa.. Ratna pasti utang budi seumur idup ini mah sama akang..” ujar Ratna sambil bersimpuh ke kaki ku. Aku pun langsung menarik tubuhnya karena risih.

“Jangan gitu atuh, anggep aja bales jasa Ratna udah bantuin Ika..” ucap ku dengan tubuh Ratna memeluk tubuhku sambil terisak haru.

“Beruntung banget Ika punya akang..” ucap Ratna lirih.

“Emang nya kalo Ratna punya siapa?” ujarku menggoda nya. Ratna langsung melepas dekapannya dan menatap ku lekat. Matanya sudah sembab akibat tangis nya barusan.

“Ratna punya akang seorang.. Ratna dijadiin pembantu ato jadi gundik nya akang juga ikhlas kok kang. Yang penting Ratna bisa berguna buat akang..” ujarnya mantap dan bersungguh-sungguh.

Aku pun berdesir melihat kesungguhan Ratna untuk menyerahkan hidupnya untuk ku. Tak sabar, aku pun mencium bibirnya Ratna yang sungguh menggoda.

“Hmmmphhh…” desahan Ratna begitu seksi karena suara nya yang agak berat. Bibir nya mengulum bibir ku dengan buas seakan balas dendam karena kemarin bibir nya tertutup lakban.

“Iya gitu kanghhh..” Ratna mulai meracau karena tetek nya yang besar sudah mulai kuremas-remas dari luar kemeja nya. Sebelum kutelanjangi, ingin tanganku menjalar setiap jengkal lekuk tubuhnya yang seksi ini.

“Gede banget toket sama pantat kamu na..” ujarku sambil gemas meremas pantatnya yang bahenol.

“Awwww…” Ratna terpekik merasakan remasan pantat nya membuat selangkangannya tergesek.


Bersambug

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

355