Bab 6 Part 6

by Dinda Tirani 17:06,May 08,2024
“Yaudah atuh saya pamit teh, takut suami nya teteh marah kalo saya deket-deket gini sama teh Ratna..” sok memelas, aku pun bersiap-siap untuk berdiri seakan mau pergi.

Melihatku gestur ku yang sudah memegang ujung meja untuk mengangkat tubuhku, Ratna langsung refleks menangkap pergelangan tangan ku. Tubuh nya pun secara otomatis menyorong maju terhalang meja yang ada di tengah kami berdua.

“Ehh.. ga akan marah dia mah, lagian juga ga deket segini mah kang.. kan masih kepisah meja..” ujarnya sambil tetap membungkuk ke arahku.

“Kalo segini udah deket belum teh?” ujarku ketika aku memajukan badanku mendekat ke arah nya.

Posisi kami kini sama-sama sudah setengah berdiri. Muka Ratna langsung memerah kaget ketika wajah ku sudah begitu dengan dengan wajahnya. Saking dekatnya, hembusan nafasnya terasa menerpa ke kulit wajahku.

“Ehem.. kalo segini mah masih belom atuh kang.. masih kurang deket...” Ratna mendehem mengatur emosi nya mulai tidak karuan. Pastinya sekarang dada Ratna sudah berdebar karena aku menggodanya seberani ini.

“Mmmhhhh..” Ratna menahan pekik nya terkaget ketika bibir kami sudah bersentuhan. Aku kembali memajukan badan ku semakin dekat kepada Ratna. Sudah tidak ada jarak diantara wajah kami.

Belum ada kecupan, aku memang sengaja masih cuma menempelkan saja bibirku dengan bibirnya. Ratna menggigit ujung bibirnya yang tebal itu seakan tak sabar menunggu aksi ku selanjutnya.

“Kalo sekarang gimana teh.. udah deket belomhhh..” ujarku lagi dengan pelan dan penuh penekanan. Gerakan bibirku ketika aku berbicara membuat gesekan-gesekan kecil antara bibirku dengan bibirnya. Bibir Ratna sudah mulai terbuka sedikit seakan tidak sabar menyambar bibirku ini.

“Belomhh kanghh..” Ratna menjawabku dengan parau. Dadanya yang besar mulai naik turun menahan degupan jantungnya yang semakin kencang.

“Achhhh…mmmmmpphhh... ” langsung kupagut bibirnya yang sudah sejak tadi sangat menggoda.

Ratna juga langsung membalas pagutanku dengan tidak sabar. Sepertinya sudah daritadi dia menunggu momen ini. Kami pun berciuman panas.

Kugigit-gigit pelan bibir bawah nya tebal itu. Ratna juga mulai mendesah merasakan lidah ku menyeruak masuk ke dalam mulutnya. Lidah kami saling menggesek menambah nikmatnya cumbuan singkat kami.

Mata nya sudah terpejam menikmati ciuman dari ku. Ratna seakan sudah tidak peduli kalau ada orang lain yang masuk ke ruangan kantor nya ini.

“Kang…” Ratna seperti mau memprotes ku ketika kulepaskan ciuman panas kami. Muka Ratna sudah terlihat begitu sange. Bibirnya yang seksi masih membuka seakan mengundang bibirku kembali menghampiri bibir nya.

“Lanjut dirumahku yuk Teh..” ujarku sambil tersenyum nakal.

Ratna yang mengerti senyumanku langsung terkejut. Ratna seakan tidak percaya kalau aku seberani ini menggodanya.

Dahi nya sedikit mengkerut berfikir. Mungkin dia ragu karena dia telah bersuami. Tapi sepertinya dia juga tidak rela kalau melepaskan momen ini.

“Kalau di Cicilok kan suami teh Ratna ga bakal tau..” aku kembali merayu Ratna. Ku sentuh tangan nya dan kuelus halus. Ratna terlihat semakin galau. Sepertinya sedang ada perang antara logika dengan nafsu nya.

“Suami Ratna lagi nganter barang seminggu. Tapi nanti kalau ke Cicilok, Ratna pulangnya gimana..” ternyata suaminya yang kernet itu sedang tidak ada di rumah. Kalau sebatas takut pulang nya aja sih gampang itu mahhhh..

“Nanti nginep aja di rumah aku teh, besok aku anterin pulang deh..” mumpung besok sudah Sabtu, tidak ada alasan dia menolak ajakkan ku.

Satu tangan ku naik mengelus pipi nya. Ada sedikit getaran dari Ratna ketika jemariku mengelus pipi nya yang mulus itu. Sepertinya gairah nya sudah meninggi, dia pun juga kelihatan jelas ada rasa suka kepadaku.

Tinggal satu langkah lagi rencana ku bisa kujalankan..

“Ya udah deh..." Ratna menjawabku ragu.

"Ratna siap-siap dulu ya kang, akang nunggu diluar dulu yah. Takut ada yang liat” Ratna langsung mengambil tas nya dan merapihkan beberapa barang miliknya. Sunggingan senyum setan langsung muncul diujung bibirku.

“Fortuner putih ya teh..” ujarku sebelum keluar ruangannya. Ratna makin bergegas bersiap untuk segera menyusulku.

----

Benar dugaanku. Ratna tidak hanya cantik tapi juga sangat seksi.

Saat ini Ratna sedang duduk di kursi penumpang. Jilbabnya sudah terlepas menampilkan rambut hitam nya yang lebat sepunggung. Rambutnya yang bergelombang itu membuat Ratna terlihat semakin cantik. Tangan kanan nya sudah meremasi penisku yang tegang dari luar jeans ku.

“Buka dulu atuh retsletingnya..” ujarku memintanya membuka retsleting celana ku. Penisku mulai terasa tidak nyaman tertekuk di balik celana. Dengan susah payah dia mencoba membuka retsleting ku.

“Berenti dulu atuh kanghh.. katanyah Ratnah disuruh buka resleting nya akanghhh..” sambil mendesah Ratna memprotes kocokan jari ku di memek nya. Rok span Ratna memang sudah terangkat naik hingga sepinggul. Celana dalamnya sudah kusibak memudahkan jariku masuk ke dalam memeknya yang ternyata sudah lembab. Sepertinya ciuman di kantornya tadi telah berhasil memancing gairah Ratna.

“Basahin dulu Na..” ujarku meminta Ratna membasahi penisku sebelum dikocok dengan tangan kanan nya. Aku sudah tidak memanggil nya teteh karena dia tidak ingin terasa lebih tua.

Ratna pun langsung merunduk ke arah selangkanganku. Punggung nya langsung menelungkupi persneling ku.

Untung saja mobil ku matic, jadinya aku tidak perlu memindahkan gigi selama perjalanan. Pasti kalau harus memindahkan gigi, persnelingku akan tertahan dengan tetek Ratna yang besar itu. Duh.. kalo tangan gue ga perlu megang stir, pasti udah gue remes itu toket..

“Mmmhhh… mmmhhhh..” kepala Ratna mulai naik turun menghisap penisku. Masih kulanjutkan kocokan jariku di memeknya. Desahan nya terhalang penisku menyumpal mulutnya.

Kami terus bergantian memberikan rangsangan di kemaluan pasangan kami. Hisapan mulutnya di penisku terasa begitu nikmat. Tidak sehebat Ika memang, tapi tetap saja sentuhan bibirnya yang tebal itu memberikan sensasi tersendiri di penisku yang tidak ku dapat dari bibir tipis Ika. Duh beruntung banget si kernet brengsek itu bisa punya istri cakep-cakep kaya mereka.

Kocokan ku juga tidak main-main. Meskipun konsentrasi ku terpecah karena masih menyetir, tempo kocokan ku masih dapat kuatur dengan baik. Kadang cepat, kadang juga pelan. Kadang jempol ku menekan-nekan klitoris nya, kadang telunjuk ku menekan-nekan gerinjal g-spot di dalam memek Ratna. Memek Ratna sudah terasa begitu becek akibat permainan jari ku.

“Aughhh… akangghhh…” Ratna melepaskan hisapan mulutnya di penisku. Penisku kini mengacung tegang masih basah dengan air liur Ratna.

Tubuh Ratna sudah kembali duduk tegak di kursi penumpang. Mulutnya semakin kencang mengeluarkan desahan dan erangan. Sepertinya Ratna sudah tidak kuat menerima kocokan di memeknya.

"Terushhh kanghhh... nikmathhhh..." Ratna meracau dengan suara nya yang parau.

Ratna kini sudah menurunkan jok kursi sehingga kini tubuhnya bisa merebah menikmati kocokan jariku di memek nya. Paha nya yang putih dan sintal suda dibuka dengan lebar. Celana dalam renda berwarna merah terlihat kontras dengan selangkangannya yang putih mulus. Celana dalamnya sudah kugeserkan ke samping supaya jariku bisa keluar masuk vagina nya dengan lancar.

Berkali-kali kulirik tubuh Ratna yang begitu seksi menggeliat akibat rangsangan ku di memeknya. Ditambah dengan lenguhannya yang begitu erotis, aku sudah semakin tidak konsen memandang jalan.

“Auhhh… auhhh… akanghhh.. Ratna mo pipishhhh…”

Ratna mencengkram tanganku erat dan menariknya dengan kuat sehingga jariku langsung menyeruak memeknya semakin dalam. Tubuhnya yang sunggu menggoda itu sudah menggelepar di kursi penumpang. Ratna akhirnya mencapai klimaksnya.

Lenguhan dan badannya yang begitu seksi membuatku tak sabar untuk menyetubuhinya. Duhh.. ingin rasanya aku langsung menarik kemejanya hingga robek sehingga aku bisa melihat teteknya yang besar itu.

Andai saja aku tidak ingat dengan rencana ku bersama Ika, pasti sudah kuparkirkan mobil ini dan langsung ku entot wanita bersuami ini.

Kulihat ada gapura tanda perbatasan menandakan mobil kami sudah masuk ke wilayah Cicilok. Tinggal beberapa menit lagi mobil ini sudah sampai di rumahku. Disana sudah ada Ika menunggu kedatangan kami. Sudah tak sabar kunantikan rencana lanjutan untuk Ratna.


Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

355