Bab 4 Part 4

by Dinda Tirani 10:09,Apr 26,2024
Memek Ika juga sudah semakin banjir dengan campuran cairan kewanitaannya dengan air liurku.

Pantatnya mulai menggeol-geol menikmati kombinasi jilatan, sedotan, dan gigitan mulut ku di klitorisnya.

Penisku mulai tidak diurus oleh bibir dan tangan Ika. Desahan Ika semakin kencang. Sebentar lagi sepertinya Ika akan mencapai klimaks.

“Achh.. achh.. achh.. Ihhkaa.. phiphisss… uhhhh…” kucuran cairan kenikmatannya mengalir dari sela memek nya.

Ika mengejang menikmati orgasme nya dan langsung ambruk di samping penisku yang masih berdiri tegak.

Ika langsung kubalikkan menjadi telentang. Dengan posisi missionary, aku tidak mau menunggu lama untuk membobol memek janda kembang ini.

“Ssshhh… nikmath banget itu nya akang…” Ika hanya bisa mengaduh sambil meremasi sprei merasakan penetrasi penisku di memek nya.

“Itu namanya kontol Ka..” ucapku membetulkan.

“Iyahh.. aduhhh... kontol akang gede pisan ihh.. nikmatthhh…duh Gustihhh..” Ika menggeleng-geleng menahan nikmat yang menjalar di selangkangannya.

“Ughh.. sempit amat kaya perawan Ka..” jepitan memek Ika begitu nikmat menjepit torpedo ku.

“He.. ehh… belom ampe sepuluh kali di ewe udah keburu ditinggalin.. sekarang mah memek Ika punya akanghhh…” Ika betul-betul menikmati setiap ayunan kontol ku membobol vagina nya.

Aku merunduk menciumi bibir dan tetek nya yang mungil itu. Kupilin-pilin pentil nya hingga tertarik makin menegang.

“Aduduhhh… Ika diapain inihh Gustiiiii.. Teu kuat kanghhh… mo pipishhh lagihhhh….”

Pinggul Ika langsung mengejang-ngejang mencapai klimaksnya. Aku masih terus saja memompa memek nya yang peret.

“Ampunhhh kanggg.. Lemeshhh… oughhh.. Duh gusti… nikmath kanggg…”

Ika terus meracau menikmati goyangan pinggulku dengan tempo yang cepat.

“Akangghhhhh… Ikahhhh pipishhh lagiiiiihhhhhhhh…” semprotan vagina nya terasa kencang ke penisku yang masih menancap di memek Ika.

Ika sudah tersengal-sengal mengalami orgasme beruntun dari goyanganku barusan.

Ploppp..

Kulepas penisku dari vaginanya. Ika sudah mengangkang pasrah masih mengatur nafas usai mencapai klimaks nya tadi.

“Duh akang teh perkasa pisan.. Dulu mah Ika paling mentok pipis dua kali. Ini mah terus terusan pipis ihhh. Nagih ini mah pasti memek Ika sama kontol akang..” ucap Ika sambil menciumi wajah dan dadaku. Aku senang, walaupun Ika sudah kepayahan, dia tetap berusaha melayaniku yang masih belum klimaks.

“Belom keluar ya kang? Keluarin di dalem yah, Ika pake spiral kok, belom di lepas daridulu takut hamil ga ada duitnya..” ujar Ika sambil mengambil posisi di atasku.

Slebbb…

Kontol ku kembali masuk menembus memek Ika.

Ika langsung menggoyangkan tubuhnya sambil mencubiti pentil ku yang begitu sensitif. Pintar juga ternyata Ika memancing gairahku. Dia tahu bagaimana cara merangsang pejantan nya.

“Duhh gustiiiii… kok makin gede kontolnya akang sih… duh kalo gini mah Ika mah ga kuat atuh… ampunhhhh…”

Gerakan pinggul Ika semakin tak beraturan.

Kadang pinggulnya naik turun menhentak kontol ku, kadang Ika memutar mutar pinggulnya seakan meremasi kontol ku dengan nikmat.

Wah, jago juga gadis desa ternyata. Tak sia-sia mereka dari kecil belajar nari hingga goyangannya mengalahkan model majalah dewasa di Jakarta.

“Teu kuat… Ika teu kuattt…. Oughhhh…” Ika ambruk setelah kembali mencapai klimaksnya.

Sebetulnya sedikit lagi aku mencapai klimaks ku. Tak ingin ujung orgasme ku berhenti, ku genggam pantat milik Ika membantu nya menaik turunkan pinggulnya.

Dari bawah, dengan liar kusodok-sodokkan penisku mengorek isi memek indah milik Ika. Cairan kawin kami sudah membasahi selangkangan kami berdua hingga merembes sampai ke paha.

“Kaaa.. akanghh mau keluarrrr….” pekik ku ketika gelombang klimaks ku telah tiba. Aku sudah tidak peduli kalau ada tetangga yang mendengar erangan kami.

“He eh.. Ikah jugah pipis lagi ini ampun..” ternyata Ika yang daritadi menggigit bibir bawahnya keras-keras juga mencapai orgasme nya kembali.

“AAAARGHHHHHHH….” erangan kami menutup permainan seru kami malam ini.

Semprotan sperma ku membanjiri memek Ika.

Aku mendekap tubuh mungil Ika hingga kontol ku mulai mengecil layu dan terlepas dari vagina nya.

Kami berdua masih tersengal melewati gelombang klimaks kami yang dahsyat barusan.

“Akang ga mau nambah pembantu lagi? Kalau Ika sendiri, kayaknya kalo di ewe tiap hari ga bakal kuat buat bersih-bersih rumahnya..” ujar Ika lemas sebelum langsung terlelap.

“Yaudah cariin satu lagi Ka..” kukecup dahi Ika mesra dan ikut terlelap sambil tetap mendekap Ika di atas tubuhku.

...
Sudah seminggu aku tinggal di Cicilok. Bagai pengantin baru, hampir setiap hari Ika tidur di kasurku. Tentu tidak hanya tidur, janda muda itu begitu jago membuat gairah ku terbang melayang. Permintaan Ika supaya aku menambah pembantu baru masih aku pending. Aku masih mau berbulan madu dulu dengan Ika sampai puas. Baru kucari yang baru hehehe..

Bangun tidur, aku langsung mencari keberadaan Ika.

Seharian kemarin aku bahkan aku menggauli Ika sampai aku 3 kali klimaks. Entah berapa kali orgasme yang dirasakan Ika seharian. Yang jelas, ketika persetubuhan kami yang terakhir, Ika sampai pingsan saking letih nya.

Pagi ini, torpedo ku kembali sudah berdiri tegak segera minta diluncurkan ke sasarannya.

Setelah keluar kamar, kulihat Ika sedang sibuk memasak di dapur.

“Akhh…” Ika terpekik kaget ketika aku mendekapnya dari belakang dan langsung meremas tetek mungil nya.

“Ih tega Ika mah.. akang ditinggal tidur..” aku merajuk manja sambil memeluknya. Seminggu ini aku memang sudah tidak jaim untuk bermanjaan dengannya seperti orang yang pacaran. Halah.. penjajah darimana manja begini..

“Ada yang nyariin Ika nih..” godaku sambil menempelkan selangkangan ku ke sela pantatnya yang masih terbungkus hotpants merah. Ika terlihat begitu seksi menampilkan paha dan betisnya yang kecoklatan.

“Ihh masih pagi atuh kang.. udah ada yang nyundul ajahh..” Ika menimpali ku dengan manja. Ika pasti sudah merasakan cetakan penisku yang sudah tegang minta disarungkan ke memek Ika yang legit itu.

Melihat respon manja dari Ika, aku yang sudah sangat gemas ini langsung memagut bibir tipisnya sambil tetap meremas-remas teteknya.

“Ssshhh… kanghhh.. bentar…” desis Ika mencoba melepaskan diri dari pagutanku. Ah, bisa aja Ika sok-sok menolak ajakkan ku. Pasti ini sengaja memancing supaya aku makin bergairah. Kulanjutkan terus cumbuan ku tanpa kendor.

“Shhhh… tunggu… ihhh…” Ika semakin berontak dari dekapanku seakan memang sedang tidak ingin dicumbu. Aku pun langsung melepaskan cumbuan ku heran.

“Kenapa ga mau ih?” ujarku protes. Sudah seminggu aku menggauli Ika, tidak pernah sekali pun Ika menolak.

“Mmmm.. itu kang.. masih perih..”

“Yahhhh…” aku langsung memelas karena roman-roman nya torpedoku gagal meluncur ke sasaran pagi ini.

Melihat muka ku yang kecewa, Ika langsung buru-buru mematikan kompor. Tangannya kemudian meremas penisku dari luar celana boxerku.

“Ika isepin aja yah kang.. jangan bete atuh..”

Duhh.. bete ku langsung lumer melihat Ika sepertinya tidak ingin membuatku kentang. Aku pun langsung luluh dan mengangguk senang.

Lumayan lah ga dapet memek, bibir pun jadi..

Slebbb..

Dengan lihai, Ika menurunkan celana boxer ku dan langsung melahap habis penisku yang sudah tegang sejak bangun tidur tadi.

“Ihhkaa.. ghhanti.. ihniii yahh kangghhh…” ucapnya tak jelas karena mulut nya penuh dengan penisku. Mulut dan tangan nya langsung aktif bergerilya memainkan penis dan bola zakar ku.

“Grookkk… Groghhh… hoekkk..” lagi-lagi Ika memberikan kenikmatan kepada kepala penisku yang kini asyik menyundul-nyundul ujung kerongkongannya.

Rambut Ika sudah acak-acakkan akibat jambakan ku memaju mundurkan kepala nya menghisap penisku. Jago betul memang hisapan janda kembang ini…


Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

355