Bab 8 Part 8

by Dinda Tirani 17:08,May 08,2024
Dengan sekali dorongan, akhirnya penisku menyeruak masuk ke vagina nya yang sudah sangat basah. Rasa hangat langsung menjalar ke batang penisku yang kini tenggelam dihisap oleh lubang kemaluan Ika yang sungguh sempit.

Menyadari bahwa penisku telah berhasil penetrasi sepenuhnya, pinggulku yang daritadi diam pun mulai ikut menghentak. Posisi kami yang berpangkuan membuat penisku masuk begitu dalam ke memek Ika.

Goyangan pinggul kami terasa begitu seirama membuat penisku melesak hingga menyundul ujung memek Ika.

“AAAAARGHHHHHHHH…..NIKMATHHH KANGGGGGHHH….” tanpa malu-malu Ika berteriak melepaskan rasa nikmat yang mendera memek nya.

Jemari-jemari tangannya ikut aktif mencubit dan memelintir puting ku seingga menambah gelombang kenikmatan ke seluruh tubuhku. Nafasku ikut terengah menahan rangsangan yang Ika berikan.

Aku yang juga sudah begitu bernafsu tak mau kalah membalas Ika. Tanganku berpinda ke bawah meremas-remas pantat Ika dan beberapa kali memberikan tamparan hingga membuat kulit pantat Ika mulai memerah.

Bibirku pun mencaplok puting coklat milik Ika. Aku menyedot dan menggiti puting nya dengan keras. Kulit payudaranya juga tak luput dari ciuman bibir ku. Sudah banyak tanda merah bekas cupangan bibirku di dada Ika menambah keseksian tubuh nya.

“Kanggghhh… ikhaaaa… dah mo sampehhhhh….” hentakan pinggul Ika semakin menjadi-jadi. Ika mendekapku dengan kencang sampai-sampai wajahku terbenam di teteknya.

Duhh.. empuknya..

Tidak begitu lama kemudian Ika pun kelojotoan di atas pangkuanku. Aku pun juga hampir mencapai klimaks ku. Jepitan memek Ika yang sebentar lagi orgasme itu semakin nikmat mencekik penisku. Ahhh… memek Ika emang enakkkkk…

“AAAARRRGHHHH… IKHAAA PIPISHHH… KANGG ZAFRAAAAANNHHHHHHH…” Ika melolong keras meneriakkan nama ku sebelum tubuhnya ambruk.

“Gue jugaaaahhhhhh….” aku pun ikut mengerang dan menghentak pinggulnya kencang membuat tubuh Ika yang sudah ambruk tergoncang hebat.

Crooot… crotttt.. crotttttttt…

Cairan orgsme Ika dan sperma ku bersatu di dalam memek Ika. Ika tersenyum bahagia melihat aku mengerang puas. Tangannya masih tetap mendekapku erat. Kami pun berciuman dengan mesra.

“MMMMPPPHHHHH… MMMMPPPHHHH…” tiba-tiba terdengar suara gumaman yang keras dari arah seberang kursiku.

Ratna ternyata sudah terbangun dari pingsan nya. Kedua bola matanya terlihat melotot ke arah kami. Ratna bergumam sembari menghentak-hentakkan pinggulnya yang besar itu secara tidar beraturan. Ratna juga terlihat sibuk menggerak-gerakkan kaki dan tangannya yang terikat kencang seakan ia coba lepaskan.

Tiba-tiba hentakan pinggul Ratna semakin tinggi hingga hampir membuat kursinya terjengkang jatuh ke belakang.

Ploppp…

Vibrator pink itu terlempar keluar dari memek Ratna. Pancuran cairan bening keluar dari memeknya.

Ratna squirt!

Ternyata Ratna seakan meminta tolong meminta tolong kepada kami untuk melepaskan ikatannya karena tak kuat menahan getaran dari vibrator yang tertancap di memek nya sejak ia pingsan tadi.

Badannya masih bergetar-getar sampai kucuran cairan orgasme nya berakhir. Pandangan mata Ratna kini sayu kehabisan tenaga setelah mencapai klimaks tadi.

Ika yang masih sibuk mengatur nafasnya langsung menoleh cepat ke arah Ratna. Seakan tenaga nya sudah kembali pulih, Ika langsung bangkit dari pangkuan ku dan berjalan cepat menuju Ratna.

Plakkkk…

Tamparan kencang dari tangan Ika mendarat ke pipi Ratna. Ratna tampat terkejut dan mengerang kesakitan menerima tamparan keras itu dengan tiba-tiba.

Mata Ratna langsung berkaca-kaca akibat rasa nyeri di pipi nya..

“Bisa-bisanya teteh pipis lagi kaya gini ya?! Dasar lonte!!” bentak Ika sambil menjambak rambut tebal milik Ratna. Kepala Ratna mendongak ke atas mengikuti arah tarikan tangan Ika. Air mata mulai meleleh dari kedua mata Ratna.

“Ga usah sok nangis deh, dulu pas Ika nangis juga teteh masa bodo kan?” Plakkkkk… kembali tamparan menghampiri pipi chubby Ratna.

Ika yang mungil dan selalu berlaku sopan ini ternya tiba-tiba berubah menjadi sipir penjara yang sungguh kejam. Sedemikian besarnya dendam Ika terhadap Ratna sampai membuatnya bisa seperti ini. Aku hanya bisa terdiam membiarkan Ika melampiaskan amarahnya hingga puas.

Plaaaakkkk….

Ayunan tangan Ika memberikan tamparan ketiga untuk Ratna. Namun kali ini arah tamparan Ika bukan ke wajah Ratna yang cantik, melainkan ke tetek kiri Ratna. Bongkahan padat tetek Ratna itu langsung tergoncang kesana kemari akibat tamparan tangan Ika yang keras.

Kulit payudara Ratna yang begitu putih langsung memerah sama seperti pipi Ratna sekarang.

“Tetek ini kan yang bikin si Cecep lebih milih teh Ratna daripada Ika?!” ujar Ika dengan nada tinggi sambil mencubit keras kedua pentil Ratna yang kecil itu.

“AAAAAAAAAAAARRRRRGHHHHHHHH….” Ratna mendengus dengan keras akibat rasa nyeri akibat cubitan tangan Ika di pentil nya.

Andai saja tidak ada lakban hitam itu, mungkin suara lolongan Ratna sudah terdengar ke segala penjuru desa akibat kedua puting Ratna ditarik Ika dengan keras ke atas.

Tetek Ratna yang bulat itu sampai melancip akibat tarikan Ika di puting Ratna. Puting Ratna terlihat memerah dan membengkak akibat perlakuan Ika.

Plakkkkkk…

Seakan tidak puas menampar tetek kiri Ratna, kali ini giliran tetek kanan nya yang terkena tamparan keras tangan Ika. Semua kulit area dada Ratna sudah memerah akibat tamparan-tamparan barusan.

“Jangan teteh kira pembalasan dendam Ika cuma sampai sini..” wajah Ika yang biasanya polos kali ini menyunggingkan senyum jahat. Ika langsung meninggalkan kamar ku dan pergi ke dapur.

Tak begitu lama, Ika kembali dengan membawa 2 buah timun yang sepertinya sudah dipersiapkan sebelum aku pulang. Tanpa meminta izin padaku, Ika membuka laci lemari ku dan mengambil botol cairan pelumas milik ku.

Ratna terlihat makin panik melihat barang-barang yang Ika persiapkan. Mata nya memicing seakan khawatir dengan apa yang akan selanjutnya dilakukan Ika kepada tubuhnya.

Tak lama kemudian, Ika merebahkan kursi Ratna hingga membuat tubuh Ratna seperti hampir terjungkal ke belakang. Kursi yang diduduki Ratna memang kursi kerja direktur milik ku, jadinya kursi itu bisa reclining ke belakang seperti jok mobil.

Ika kemudian mengambil bantal dari kasurku dan di taruh di bawah pinggul Ratna sehingga selangkangannya menjadi semakin mengangkang.

Dari arah tempat aku duduk, aku bisa melihat seluruh bagian sensitif tubuh Ratna di selangkangannya. Vagina nya yang kecoklatan yang masih terlihat becek serta lubang anus nya yang agak hitam masih menutup rapat.

“AAAAAAAAAAAARRRRRGHHHHHHHH….”

Kembali suara teriakan tertahan itu terdengar.

Ratna mengguncang guncangkan tubuhnya dengan hebat. Kepala Ratna terbanting ke kanan dan ke kiri. Bulir keringat membasahi seluruh tubuhnya menahan sakit ketika timun yang dipegang oleh Ika masuk ke dalam vagina dan anus Ratna dengan sekali hentakan.

Untung saja Ika masih ada sedikit hati yang tersisa, kedua timun itu sempat dilumurin oleh cairan pelumas sebelumnya. Kalau saja tidak, bisa jadi kulit timun yang keset itu bisa merobek lobang pantat Ratna yang masih kering.

“Gimana teh rasanya? Ika udah baik loh nyari timun yang ukurannya mirip sama kontol Kang Zafran. Biar nanti pas ditusuk beneran pake kontol si akang, teteh ga bakal pingsan hihihi” ujar Ika ditutup dengan tawa jahat nya.

Aku hanya bisa geleng-geleng melihat pembalasan dendam Ika pada Ratna.

Meskipun ada rasa iba untuk Ratna, tontonan 2 perempuan bugil di depanku dengan adegan si mungil menyiksa si seksi benar-benar membangkitkan gairahku. Penisku yang tadi loyo habis memuntahkan sperma nya di memek Ika kini sudah mulai bangkit kembali.

Drrrrrtttttt… suara getaran vibrator kembali terdengar. Getaran sudah di set oleh Ika sampai maksimum.

Ika menempelkan vibrator itu tepat di kelentit milik Ratna. Dengan dibantu lakban, vibrator itu menempel lekat sehingga membuat goyangan pinggung Ratna yang mencoba melepaskan vibrator itu menjadi percuma.

Seakan bipolar, setelah aksi kejam nya barusan selesai, tingkah Ika tiba-tiba berubah dengan drastis.

Tidak ada lagi kekerasan yang dilakukan oleh Ika saat ini. Malahan kini Ika merangsang Ratna dengan penuh nafsu.

Lidah Ika menciumi leher jenjang milik Ratna. Jilatan dan hisapan mulut Ika menjalar hingga ke tetek Ratna yang masih memerah. Bukan tamparan seperti tadi, kini remasan halus dan jilatan pelan diberikan oleh Ika kepada Ratna.

Tak kuat menerima rangsangan tiba-tiba dari Ika, Ratna mulai mendengus kencang. Rasa nyeri di tetek Ratna seakan langsung digantikan oleh rangsangan nikmat yang memancing nafsu Ratna. Kepala nya yang tadi ia banting ke kanan dan ke kiri menahan nyeri sekarang berubah menengadah menahan gairah.

Sambil terus menjilati dan menciumi tetek Ratna, tangan Ika sudah berpindah memegang ujung timun yang bersarang di memek dan pantat Ratna. Dengan gerakan lembut, tangannya mulai memaju mundurkan timun-timun itu. Lelehan cairan memek Ratna dan pelumas di pantat Ratna membuat timun-timun itu semakin licin.

“Nngghhhh…. Ngghhnnnn… Nghhhh..” Ratna tampaknya mulai mendesah di dera stimulasi di tetek dan kelentit nya. Lubang memek dan pantatnya juga pasti sudah terasa gatal dan penuh akibat sodokan-sodokan Ika.

“Nghh.. Nghh.. Nghh..” dengus nafas Ratna semakin memberat diiringi desahannya yang semakin memendek mengikuti kocokan yang semakin cepat di kedua lubang miliknya.

Kepala Ratna sudah bergeleng-geleng tak kuat menahan rangsangan di semua titik sensitif tubuhnya. Pinggulnya sudah mulai bergerak maju mundur menyambut kocokan timun di kedua lobang kenikmatan Ratna. Hingga akhirnya..

“Mmmmmhhhhhhh….”

Bukan orgasme yang ternyata Ratna peroleh.

Tahu sebentar lagi Ratna akan kembali klimaks, kedua timun itu ditarik oleh Ika sampai terlepas. Terlihat lobang pantat dan memek nya mengerjap ketika kedua batang yang daritadi memberikan kenikmatan telah hilang.

Vibrator pun langsung dimatikan dan di lepas oleh Ika dari klitoris nya. Mulut Ika sudah berhenti memberikan ciuman dan jilatan di tetek besar milik Ratna.

“Nanggung yah teh? Ga enak kan?” ucap Ika sambil kembali menunjukkan sisi gelap nya.

Ratna mendongak seakan memohon untuk melanjutkan rangsangan kepada tubuhnya karena gelombang klimaks Ratna hampir sampai. Sepertinya Ika berhasil memberhentikan semua rangsangan untuk Ratna di detik terakhir Ratna akan klimaks.

“Sama kaya aku dulu teh. Lagi enak-enak nya ngerasain punya suami, dientot tiap hari, eh tiba-tiba di bawa kabur sama teh Ratna. Kalo aja Kang Zafran ga kesini, mungkin tiap hari Ika masih nyodok-nyodokin memek Ika pake timun teh..” ujar Ika dengan penuh kebencian. Dendam dan kebencian Ika yang telah dipendam lama untuk Ratna sepertinya berhasil dia balaskan hari ini.

Tak lama, Ika mendekat ke arahku. Tubuh mungil Ika menempel ke tubuhku dengan posisi membelakangiku.

Blesss…


Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

355