Bab 19 Ramzan Kadyrof

by Remisakho N.R 10:06,May 23,2023
Bab 19

***ada kesalahan tulis, Raiden harus melawan 3 orang dulu untuk melawan Jubohka***

Pembawa acara berkata dengan tatapan misterius.

“Saran saya adalah, anda memasang besar pada lawan Jubohka nanti. Karena pemenang taruhan yang memasang pada lawan Jubohka, akan mendapat 20 kali lipat daripada hadiah biasa.”

Setelah itu muncul keheningan sesaat.

HA HA HA HA HA HA

PROK PROK PROK PROK

Club riuh lagi, suara tawa dari seluruh ruangan terdengar.

“Hahaha, lucu sekali, boleh-boleh.”

”Saran yang bagus. Yang nurut akan menyesalinya.”

“Haha. Aku sudah mendengar dengan serius. Aku kira akan ada bonus dan tawaran menarik kali ini. Ternyata bertaruh untuk lawan Jubohka. Bercanda !”

“Lawan Jubohka tidak menyerah saja sudah bagus.”

....

Setelah keriuhan sesaat, pembawa acara sedikit menjelaskan sistem taruhan, nominal uang yang didapat, bonus-bonus dan lain-lain.

Setelah itu dia segera berkata lagi, “Untuk menghemat waktu, kita langsung saja panggil pertandingan pertama, Kevin Nash melawan Torga Machj.”

“Kevin Nash, dari Amerika Serikat, dengan rekor 10 kali menang, 3 draw, 4 kali kalah......”

Di sudut meja bar.

Raiden yang mendapat urutan pertandingan keempat, tidak terlalu memperhatikan keributan di atas ring.

Tapi dia selalu fokus pada ruangan kaca di lantai 2, dimana bisa melihat langsung ke arah ring.

Ada seseorang berkacamata hitam, memakai pakaian kerah putih dengan corak bunga-bunga, seperti pakaian turis di Bali.

Kepalanya botak, kulitnya hitam, bibirnya tebal, dan janggutnya tebal.

Dia memakai sendal jepit, jam tangan emas, kalung emas besar dengan aksesori berbentuk tengkorak di tengah kalungnya.

Orang-orang di sebelahnya semua berkulit hitam dan botak, memakai jas hitam, mengelilingi pria berpakaian Bali tersebut.

Ya, pria berpakaian Bali tersebut adalah pemilik club ini, Uguwe.

Duduk di sampingnya, beberapa wanita berkulit hitam, langsing dan sangat eksotis, dengan pakaian yang begitu terbuka dari dada dan pahanya.

Mereka mengobrol tertawa dengan Uguwe, kadang kala memberikan anggur ke mulutnya.

Ya, pria berpakaian Bali itu adalah target Raiden kali ini.

Uguwe, pemilik Black Dancer, pemimpin Black Killer.

...

Setelah beberapa saat, ronde ke 3 ring octagon hari ini selesai. Memasuki ronde keempat, yaitu giliran Raiden.

Setelah beberapa saat, pembawa acara meneriakkan, “Kita ke pertandingan selanjutnya, kita sambut Raiden Roschak, petarung amatir, dia masuk ke ring kali ini agar bisa pensiun dini, mendapatkan banyak uang.”

Pembawa acara agak salting membaca deskripsi ini, namun sebagai pembawa acara kawakan dia tetap harus profesional.

Raiden terkejut sesaat, dia berpikir, si Cleova gadis licik itu, bisa-bisanya memberikan informasi memalukan seperti itu pada panitia.

Apa dia tidak bisa sedikit saja memasukkan reputasinya yang luar biasa, lagian dia juga pernah membunuh seorang master Solid Puncak, Onigumo.

Raiden berjalan ke atas ring, mengangkat satu tangannya, seolah dia ingin menunjukkan dirinya.

Lampu menyorot ke arahnya, dia memakai kaus simple dan jaket, kemudian celana jeans dan sepatu kets. Pakaiannya bukan seperti petarung pada umumnya.

Namun karena ini arena bebas, tidak legal, jadi disini aturannya selama tidak membawa senjata tajam, tidak ada masalah.

Tentu saja, panitia mengecek seluruh tubuh Raiden sebelum dia memasukki ring.

“Maaf, tolong lepas sepatu, dan jaketmu. Juga dengan kausmu. Karena ini bisa potensi jadi senjata di atas ring.” Seorang panitia yang memeriksa berkata

“Tidak masalah” Raiden menjawab dengan santai.

Dia membuka jaketnya, kemudian kausnya, terlihat bekas luka dan otot yang begitu jelas.

Otot di tubuhnya bukan seperti otot para binaraga yang besar dan bulat, tapi lebih ke kering dan membuat orang yang melihatnya seakan tahu bahwa tubuh yang cukup kurus ini memiliki daya tahan yang tidak buruk.

Para tatapan wanita di bawah panggung yang melihat tubuhnya juga berbinar, seakan mereka ingin segera membawa pemuda 30 tahun ini ke hotel untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana performanya di atas ranjang.

Ya, tempat ini adalah tempat dimana nafsu, uang, harta dan gemerlap dunia terjadi.

Pembawa acara yang menyadari situasi saat ini juga berkelakar, “Maaf para nona cantik, jika ingin menyewa pemuda ini, mungkin harus bersaing dengan para pria yang ingin menjadikannya bodyguard.”

Ha ha ha ha ha ha

Tawa terdengar lagi.

Raiden bertelanjang dada, hanya mengenakan jeans dan kaki telanjang, masuk ke dalam ring.

Pembawa acara kemudian segera berteriak lagi, “Baiklah, langsung saja. Lawan dari Raiden Roschak kali ini adalah petarung militer dari Chechnya. Kabarnya saat di medan perang, dia tidak memakai senjata api, tapi membunuh musuhnya dengan tangan kosong. Di atas ring, dia memiliki rekor 18 win, 0 draw, 1 lose. Dia hanya pernah dikalahkan oleh Jubohka dari Russia. Kali ini dia kembali lagi untuk menantang Jubohka.

Kita sambut, Ramzan Kadyrof.........”

Wooooooo

Keriuhan terjadi lagi, kali ini lebih riuh.

Ramzan Kadyrof, terkenal sebagai petarung yang sangat luar biasa.

Karena dia bukan hanya mampu bertahan di militer, namun rekor 18 kali menang dan sekali kalah.

Kalah pun hanya 1 kali, itupun dengan bintang utama, juga juara bertahan malam ini, Jubohkan The Zeus.

“UWOOOHHH”

Ramzan muncul dari pintu masuk utama, berteriak keras.

Ramzan adalah pria berkulit putih, berumur sekitar 35 an, memiliki janggut warna merah lebat, dengan otot yang besar.

Perutnya juga terlihat besar dan cukup gemuk.

Tingginya 2 meter, dengan mata warna biru dan rambut merah cepak.

Di punggungnya ada tato kepala beruang merah yang sedang mencakar.

Di dadanya ada tato bertuliskan, “PUTIN IS GOD”.

“Ramzan”

“Ramzan”

“Ramzan”

….

Teriakan bergema di seluruh ruangan, tentu saja kebanyakan dari mereka sudah tahu siapa Ramzan.

Dia bukan pertama kalinya mengikuti kompetisi MMA.

Di dunia pertarungan, sudah banyak orang yang mengetahui keganasan Ramzan.

Dia jarang mengampuni musuhnya, kebanyakan dari mereka berakhir cacat permanen atau mati.

Dengan reputasi ini jugalah, banyak para penonton yang hadir merasa kasihan untuk Raiden.

Petarung amatir yang belum pernah terlihat ini harus melawan veteran ganas di dalam ring.

Ramzan terus berjalan melewati lorong entrance, disorot lampu cahaya, dia menatap dengan ganas ke arah ring dimana Raiden berdiri.

Dia memasuki ring, menggertakkan giginya, seakan sudah bersiap untuk mengunyah Raiden.

Ramzan yang bertelanjang dada dan mengenakan celana boxing, menapakkan kakinya seperti sumo.

“HAAAHHHH.”

“Bammmm.”

Terdengar suara keras di dalam ring.

Ring ini dibuat dari bahan khusus, sehingga tidak rusak jika terkena benturan yang sangat keras.

Namun pijakkan Ramzan kali ini bahkan membuat radius 5 meter dari ring bergetar.

Semua penonton sekali lagi dibuat terpana oleh gaya Ramzan di atas ring.

Raiden melihat ini, dia sedikit terkejut. “Master Cakra?”

Ya, Raiden menyadari, bahwa Ramzan ini sebenarnya adalah Master Cakra, dia mengumpulkan cakra di kakinya dan membuat dentuman barusan.

Raiden sedikit tersenyum, lalu berkata, “Huh, pamer.”

Setelah Ramzan dan Raiden berdiri berhadapan di atas ring, mereka bertatapan satu sama lain dalam jarak 1 meter.

Wasit yang berkaos hitam dan berkulit hitam juga memberikan saran pada Raiden, “Nak, kalau mau kabur sekarang, masih bisa.”

Dia melihat Raiden dengan tatapan merendahkan.

Raiden menjawab, “ayo segera dimulai. Aku masih ada pertandingan selanjutnya.”

Dia berkata sambil melihat serius ke arah Razman.

Wasit berkata lagi, “huh, ini kamu yang mau pria tampan. Padahal di bawah ring sudah ada beberapa tante muda kaya yang mau memberimu uang. Tapi kamu pilih mati di atas ring.”

“Kalian berdua kemari.” Wasit segera mendekatkan kedua petarung.

Ramzan terus menatap dengan ganas ke arah Raiden. Matanya seakan seperti beruang salju yang haus akan darah. Dia juga tidak berhenti menggeram.

“Aturannya sederhana, yang mati, kabur, menyerah akan kalah.”

Wasit melihat kedua pemain tidak berkata apapun, dia berteriak.

“MULAI !”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

30