Bab 10 Crocodile

by Remisakho N.R 16:07,May 19,2023
Bab 10

Raiden berkata, “Tidak perlu, ambil saja uang ini. Aku tetap akan membunuh si Clark Crocodile. Tapi...”

“Tapi untuk anakmu, kamu harus berjanji. Kalau aku boleh mendekatinya, dan kamu tidak akan keberatan. Hihihi.”

Reyhan kesal ketika mendengar ini, mengambil tongkat di sampingnya.

Ketika dia menoleh, Raiden sudah hilang bersama dokumen Goran, pintu juga terbuka.

Raiden segera ke toko depan, berjalan ke kasir sebentar, dia menatap Amera sejenak.

Amera yang sedang bermain HP terkejut, kemudian juga menatap Raiden.

Raiden berkata, “Aku pergi dulu istriku.”

Kemudian dia segera membuka pintu toko, masuk ke mobil dan menyetir pergi.

Amera yang masih terbengong dengan kelakukan Raiden, beberapa saat kemudian menutup mulutnya dan tertawa.

Pemuda bodoh itu memang tidak pernah berubah.

Reyhan yang di ruang belakang dan sedang merokok, menatap foto keluarga Azegaf mereka, lalu berkata, “Fatima, aku harap penilaianmu benar. Aku harap, Raiden memang seperti yang kamu katakan...”

Untuk Clark Si Crocodile, Raiden sudah tahu dimana mencarinya.

Nama Clark sudah cukup terkenal, karena dia adalah pembunuh keji, dan juga tidak bermoral.

Namun karena rekornya di The Judge juga luar biasa, petinggi The Judge sendiri sering menutup mata terhadap perbuatannya.
Selama perbuatannya adalah kriminal pribadi yang tidak membahayakan organisasi secara keseluruhan, The Judge tidak akan terlalu peduli.

Dengan mobilnya, Raiden berhenti di depan gedung bordil.

Saat dia turun, dia berjalan kedepan pintu yang dijaga oleh preman berbadan besar dan berambut gondrong.

“Cari siapa?”

Preman tersebut bertanya pada Raiden.

Raiden berkata “Clark si Crocodile.”

Preman tersebut bertanya lagi, “siapa kamu, ada urusan apa?”

“Raiden Roschak. Hunter. Bilang saja sama bos mu. Dia akan tahu.”

“Tunggu sebentar.”

Preman tersebut masuk kembali ke gedung, kemudian 5 menit kemudian dia keluar lagi, berkata, “Masuk lurus, belok kanan, ruang VIP 03.”

Raiden tidak ragu lagi, setelah preman tersebut memeriksa tubuhnya dan dia tidak membawa senjata tajam atau senjata api, dia memanggil seseorang untuk memandu Raiden.

Bagi master seperti Raiden, tidak sedikit juga yang membawa senjata di tubuhnya. Namun senjata tersebut kebanyakan untuk mendukung kekuatan mereka. Misalnya jika membawa pisau, maka dengan adanya cakra pisau tersebut jangkauannya akan jadi lebih jauh.

Sesampainya di depan ruang VIP 03, pemandu Raiden mengetuk pintu.

Dok dok dok.

Setelah beberapa saat pintu diketuk, ada suara dari dalam.

“Masuk.”

Raiden dipersilahkan masuk oleh pemandu.

Dia kemudian berjalan ke ruangan yang cukup besar dan bergaya remang. Penuh dengan asap rokok, di dalam ruangan ini seperti bar. Banyak kursi bundar dan orang-orang duduk dengan bermain kartu.

Saat Raiden masuk, semua orang memandangnya sejenak, kemudian mereka kembali bermain kartu.

Kira-kira ada 20 orang di dalam sini.

Lalu duduk di kursi sofa besar, adalah pria kurus jangkung dengan tinggi sekitar 190 cm. Kulitnya putih pucat, matanya sipit, memakai kacamata dengan frame emas.

Pergelangan tangannya memakai jam Rolex edisi terbaru, sepatu emas, jas putih, sambil memegang rokok.

Di sebelahnya banyak wanita penghibur yang menemaninya duduk dan minum, kemudian di samping sofanya berdiri sekitar 6 orang berjas hitam, yang keliahatannya adalah bodyguardnya.

Raiden berjalan ke meja sofa, kemudian melihat pemuda kurus sipit di depannya, berkata, “Clark Si Crocodile. Sweeper dari The Judge. Disebut Crocodile karena metode pembunuhannya menggigit bagian tubuh musuh sampai terkoyak, kemudian dengan jurus cakar putarnya bisa membunuh puluhan orang biasa dalam waktu singkat. Dikenal juga sebagai Setan Moral, karena beberapa kali memperkosa gadis dibawah umur, membunuh gadis muda, dan masih banyak lagi.”

Clark melihat pemuda di depannya, yang berbicara begitu panjang, dia hanya melihat ke arah pemuda tersebut dengan tatapan datar.

Setelah menaruh rokok di tangannya, dia menghela asap sejenak ke atas. Kemudian dia berkata, “berani masuk ke sarangku, masih meludah di depanku, apa kita pernah bertemu?”

Raiden berkata, “tidak secara langsung. Tapi kamu sudah membuat masalah dengan orangku.”

Clark menatapnya sebentar, lalu berkata kepada semua wanita di sebelahnya, “kalian semua pergi dulu.”

Setelah semua wanita penghibur di sebelahnya keluar, ruangan itu seakan sunyi. Tidak ada lagi tawa orang bermain kartu, mereka semua berdiri di belakang Raiden. 20 an orang yang bermain kartu tadi, juga sebenarnya adalah bawahan Clark si Crocodile.

Setelah pintu ditutup, Clark masih menatap Raiden.

“Siapa orang yang kamu maksud?”

“Wanita muslim dari Toko Al Zahra.”

”Oh, wanita cantik itu. Ya aku membunuhnya, tapi sebelumnya aku memperkosanya dulu. Dia ternyata istri si Spy, informan para sweeper. Ada hubungan apa kamu dengannya?”

Sambil berkata, Clark tersenyum, seakan itu adalah hal yang biasa dia lakukan.

“Tidak ada hubungan spesial. Hanya mengenalnya dekat saja. “

Clark, “Kamu juga seorang sweeper kan? Kamu tahu bahwa yang kita lakukan semuanya adalah murni pekerjaan. Profesionalitas. Tidak ada masalah personal.”

Raiden berkata, “Lalu bagaimana dengan perbuatan yang kamu lakukan diluar misi? Apakah pemerkosaan juga termasuk profesionalitas?”

Wajah Clark sedikit merengut, dia berkata, “Dengar, aku bukan orang yang suka cari masalah. Aku orang yang cinta damai. Kita adalah sesama sweeper, kulihat kamu juga seorang master. Kamu juga masih cukup muda, kurasa masa depanmu masih panjang. Kamu kurangilah ikut campur urusan orang lain. Tidak perlu menjadi pahlawan, kita bukanlah pahlawan, kita adalah mesin pembunuh. Kita bekerja, mendapat uang, selesai. Senang-senang dengan uang tersebut. Kenapa kamu begitu ribet?”

Raiden kemudian tersenyum, lalu berkata, “Cinta damai? Kamu hanya pengecut yang hanya melawan mereka yang tidak berdaya. Kalau yang kamu habisi sesuai dengan tugas dari The Judge, aku tidak akan komplain. Dan jika orang lain yang bukan kenalanku pun, aku mungkin bisa tidak peduli. Tapi kali ini kamu sudah membunuh orang yang salah.”

Mata Clark makin menyipit, dia melihat pemuda di depannya dengan tatapan tajam.

“Tunggu, sepertinya aku kenal denganmu. Apakah kamu adalah Hunter? Peringkat terbaik dalam beberapa tahun belakangan ini di The Judge?”

Raiden berkata dengan tatapan datar, “Bagus kalau kamu sudah tahu, sekarang, kamu mau membunuh dirimu sendiri, atau aku yang akan membunuhmu?”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

30