Bab 1 Tugas Terakhir The Judge
by Remisakho N.R
15:32,May 15,2023
Indonesia, Jakarta, di sebuah toko sparepart motor, seorang pemuda berusia 30 tahun bernama Raiden Roschak sedang melayani pembeli. Toko ini bertuliskan Rejo Makmur Motor. Dilihat sekilas, toko-toko ini memang tidak berbeda dengan toko-toko sparepart motor lainnya, yaitu menjual sparepart motor dan di depannya tentu saja ada bengkel kecil-kecilan.
Toko ini terkenal dengan harga yang cukup bersaing dan setiap hari selalu ramai dengan pengunjung.
Raiden sendiri adalah pemilik tunggal dari Rejo Makmur Motor, kedua orang tuanya sudah pergi dan tidak kembali sejak dia berumur 13 tahun.
Dia punya seorang kakak laki-laki yang juga pergi pada saat dia berumur 16 tahun ke luar negeri untuk menjadi TKI. Kakak laki-lakinya bernama Regen Roschak. Namun setelah sampai di Perancis, dia tidak pernah menghubunginya lagi. Kemudian ada juga seorang adik perempuan, yang bernama Rivelin Roschak. Saat Raiden berumur 14 tahun, gadis itu masih berumur 8 tahun, namun ada berita bahwa sepulang sekolah dia diculik oleh kelompok tertentu.
Tentu saja sudah dilaporkan pada polisi, namun sampai sekarang tidak pernah ada hasilnya.
Raiden sendiri selain bekerja menjaga toko sparepart motornya juga memiliki pekerjaan online dari sebuah perusahaan IT. Tentu saja dia bekerja double job, sambil menjaga toko sparepart motornya.
Di tahun 2023 ini, dimana semua serba mahal, biaya hidup meningkat, yang menikmati hanya yang punya kesempatan untuk melakukan korupsi, semua orang harus bekerja sangat keras.
Lalu, apa bedanya Raiden dengan kita semua? Kalau ditanya perbedaannya, pada siang hari, Raiden juga seperti para pencari rejeki lainnya, bekerja bagai kuda, stres diberi beban oleh klien bengkel motor maupun bos perusahaan IT-nya.
Dia sudah beberapa kali mengalami stres berat karena pekerjaan ini. Tentu saja ini bukan pekerjaan yang dia sukai. Dilahirkan dari keluarga kaya, namun saat 13 tahun orang tuanya menghilang
Tapi pada malam hari, Raiden melepaskan semua penat kerjanya, dan melakukan pekerjaan sampingannya. Pekerjaan sampingan yang pendapatannya bisa puluhan kali UMR Jakarta, high risk, high return. Pekerjaan sampingan yang baru dia dapatkan 3 tahun ini, memang tidak main-main. Pekerjaan Raiden ini disebut “Sweeper”. Disebut sweeper, atau penyapu, karena kerjaan Raiden sendiri adalah “membersihkan”. Membersihkan lawan bisnis, membersihkan musuh pihak lain, dan lain-lain. Para sweeper ini memiliki kekuatan ‘super’ di atas rata-rata manusia. Ada yang bisa melompat puluhan meter, ada yang bisa memanjat gedung dengan tangan kosong, ada yang ahli melempar pisau, dan lain-lain. Semua kekuatan mereka bergantung pada cakra, dan setiap sweeper memiliki keunggulan sendiri dalam mengubah bentuk cakra mereka. Ada yang bilang para sweeper ini adalah berkah Tuhan, ada juga yang bilang kutukan, karena kekuatan mereka biasanya membawa mereka ke dalam dunia gelap.
Seperti Raiden Roschak, dia adalah Sweeper yang bisa mengendalikan cakra untuk memperkuat tubuhnya. Ilmu ini disebut Tubuh Baja. Biasanya satu sweeper hanya bisa melakukan satu pengendalian cakra. Mereka yang ahli melompat tinggi dengan cakra, tidak akan bisa menguasai melempar pisau dengan cakra, atau ilmu lain. Karena untuk menguasai pengendalian cakra satu jurus saja bisa memakan waktu tahunan, juga tergantung bakat dari orang tersebut.
Tentu saja Sweeper ini juga bukan sembarangan orang. Setiap orang yang menjadi Sweeper sudah melewati tes penyiksaan secara fisik maupun mental, kemudian pengecekan latar belakang, dan segala yang terkait pada informasi hidupnya. Organisasi yang menaungi Sweeper disebut The Judge. The Judge ini tentu saja tidak pernah dikenal dan didengar di luar. Hanya orang tertentu di Indonesia yang mengetahui keberadaannya, termasuk Sweeper itu sendiri.
Jam 16.00, jam tutup bengkel.
Setelah tutup bengkel, Raiden rebahan sejenak, bermain MOBA. Setelah bermain 1 game dan menjadi MVP, sebuah telepon masuk ke HP nya.
Did did did....
Raiden “Ya, halo.”
Pihak lain “Hunter, betul?”
Raiden “Tergantung.”
Pihak lain “Ada tugas dari The Judge.”
Raiden “Oke, aku kesana”
Tit, sambungan diputus.
Raiden menaiki mobil Avanza tahun 2015 lalu pergi ke pinggiran kota Tangerang. Ada daerah yang dikelilingi gedung-gedung apartemen pencakar langit pengembang, daerah ini begitu miskin dan kumuh. Daerah ini sangat luas, dan dikenal dengan tingkat kriminalitasnya yang tinggi. Daerah ini disebut “Kota Terbuang”.
Raiden turun dari mobil Avanzanya, berjalan ke arah Kota Terbuang. Banyak orang yang menatap padanya, namun tidak berani mendekatinya. Raiden terus berjalan ke sebuah rumah reyot, kemudian mengetuk pintu.
Tok tok tok.
Penjaga rumah, seperti kakek berusia 70 tahun membuka pintu, hanya menatapnya tanpa berkata apapun.
Raiden berkata “Keadilan Tanpa Kekerasan.”
Penjaga rumah “Hunter, silahkan masuk.”
Ternyata kalimat Raiden tadi adalah password untuk masuk ke dalam rumah reyot ini. Setelah dipersilakan masuk, Raiden masuk dan menuju ke sebuah lemari di dalam kamar. Penjaga rumah sendiri kembali duduk di sofa dan melanjutkan menonton TV.
Saat lemari dibuka, terdapat baju-baju yang digantung. Saat baju-baju tersebut digeser, ada sebuah lubang kunci kecil, yang jika tidak dicari dengan teliti tidak akan kelihatan. Raiden memasukkan kunci yang dia ambil dari kantongnya, lalu dinding belakang lemari terbuka, tersambung ke sebuah tangga terowongan menurun yang cukup gelap. Raiden terus berjalan masuk, seakan dia sudah sering ke tempat ini tanpa ada hambatan sedikitpun.
Setelah berjalan sekitar 2 menit, dia tiba di sebuah bangunan bawah tanah kuno, bergaya Eropa, dengan luas sekitar 3000 meter persegi. Bangunan ini begitu mewah dan sangat detail. Seluruh ornamen dan furniturnya adalah buatan tangan yang tidak akan ada duanya di dunia. Ya betul, ini adalah Markas The Judge di Jakarta. Alasan kenapa Kota Terbuang tidak pernah bisa disentuh oleh apartemen dan cluster pengembang adalah karena ada tangan besar yang memiliki tempat ini, yaitu The Judge. The Judge sendiri, beranggotakan orang-orang besar di Indonesia, ada yang menyebutnya 9 Roschak, ada yang menyebutnya Mafia, ada yang menyebutnya Cendana, bahkan ada yang menyebutnya Gurita Cikeas, dan lain-lain. Apapun itu, Raiden sendiri tidak pernah tahu siapa pengendali terbesar The Judge, atau siapa sebenarnya yang berhak “merilis” tugas yang diberikan olehnya.
Ada cerita menarik di belakang dia tertarik dengan ‘pekerjaan sampingan’ dari The Judge ini.
Dia hanya merasa, hidupnya yang 30 tahun ini, sebagai sebatang kara yang tidak punya privilege, ditinggal orang tua “sialan” yang tidak tahu kemana, masih harus bekerja double job di perusahaan IT bergaji kecil dan menjaga toko sparepart motor peninggalan orang tuanya, membuatnya merasa seakan di dunia ini hidup tidak begitu bermakna. Hanya ada penderitaan, dan tujuan hidup sendiri adalah merasakan penderitaan tersebut sampai diri sendiri mati rasa. Menunggu penderitaan lebih besar lainnya datang. Paling tidak, itu yang membuatnya belum meminum racun, melompat dari gedung atau gantung diri di rukonya.
Ya, dimana jiwa ini sudah begitu lelah dengan beban hidup, dimana era media sosial yang memperlihatkan kenikmatan hidup orang-orang, dia merasa hidup ini kadang melelahkan.
Mungkin tidak hanya Raiden yang merasa begini.
Dia berjalan di aula bangunan mewah Eropa ini. Kemudian dia sampai ke depan seorang wanita cantik berambut hitam sebahu yang dikuncir kuda, hidungnya cukup tajam dan wajahnya tirus. Matanya coklat, memakai pakaian hem wanita yang ketat warna putih dengan rok hitam di atas lutut. Rok itu terlihat sangat pas di pinggang yang ramping tanpa lemak itu. Tentu saja kebanggaanya juga terlihat sangat jelas. Kedua gunung kembar di depannya seakan ingin merobek kemeja ketat yang dia pakai. Bra biru muda dalam kemeja putihnya juga menambah keseksiannya. Dengan kacamata frame tipis yang dipakainya, memperlihatkan dia adalah wanita kelas atas yang sulit untuk dijangkau.
Dia adalah atasan atau pembawa perintah untuk si ‘Hunter’, dia dipanggil ‘Manager’. Di depan Raiden yang memiliki tinggi 180 cm, Manager yang memiliki tinggi 168 cm tidak terlihat begitu tinggi. Manager melihat Raiden sekilas, ada atmosfer aneh di kilatan matanya, namun segera menghilang dengan cepat. Di bawah manager, ada puluhan atau mungkin ratusan Sweeper, namun di depan Cleova si manager ini, Raiden memiliki tempat cukup spesial di hatinya.
Namun dalam organisasi The Judge, perasaan dalam bentuk apapun antar anggota sangat dilarang. Semua dilatih untuk satu tugas, yaitu menyelesaikan pengaturan ‘Presiden’ The Judge.
Toko ini terkenal dengan harga yang cukup bersaing dan setiap hari selalu ramai dengan pengunjung.
Raiden sendiri adalah pemilik tunggal dari Rejo Makmur Motor, kedua orang tuanya sudah pergi dan tidak kembali sejak dia berumur 13 tahun.
Dia punya seorang kakak laki-laki yang juga pergi pada saat dia berumur 16 tahun ke luar negeri untuk menjadi TKI. Kakak laki-lakinya bernama Regen Roschak. Namun setelah sampai di Perancis, dia tidak pernah menghubunginya lagi. Kemudian ada juga seorang adik perempuan, yang bernama Rivelin Roschak. Saat Raiden berumur 14 tahun, gadis itu masih berumur 8 tahun, namun ada berita bahwa sepulang sekolah dia diculik oleh kelompok tertentu.
Tentu saja sudah dilaporkan pada polisi, namun sampai sekarang tidak pernah ada hasilnya.
Raiden sendiri selain bekerja menjaga toko sparepart motornya juga memiliki pekerjaan online dari sebuah perusahaan IT. Tentu saja dia bekerja double job, sambil menjaga toko sparepart motornya.
Di tahun 2023 ini, dimana semua serba mahal, biaya hidup meningkat, yang menikmati hanya yang punya kesempatan untuk melakukan korupsi, semua orang harus bekerja sangat keras.
Lalu, apa bedanya Raiden dengan kita semua? Kalau ditanya perbedaannya, pada siang hari, Raiden juga seperti para pencari rejeki lainnya, bekerja bagai kuda, stres diberi beban oleh klien bengkel motor maupun bos perusahaan IT-nya.
Dia sudah beberapa kali mengalami stres berat karena pekerjaan ini. Tentu saja ini bukan pekerjaan yang dia sukai. Dilahirkan dari keluarga kaya, namun saat 13 tahun orang tuanya menghilang
Tapi pada malam hari, Raiden melepaskan semua penat kerjanya, dan melakukan pekerjaan sampingannya. Pekerjaan sampingan yang pendapatannya bisa puluhan kali UMR Jakarta, high risk, high return. Pekerjaan sampingan yang baru dia dapatkan 3 tahun ini, memang tidak main-main. Pekerjaan Raiden ini disebut “Sweeper”. Disebut sweeper, atau penyapu, karena kerjaan Raiden sendiri adalah “membersihkan”. Membersihkan lawan bisnis, membersihkan musuh pihak lain, dan lain-lain. Para sweeper ini memiliki kekuatan ‘super’ di atas rata-rata manusia. Ada yang bisa melompat puluhan meter, ada yang bisa memanjat gedung dengan tangan kosong, ada yang ahli melempar pisau, dan lain-lain. Semua kekuatan mereka bergantung pada cakra, dan setiap sweeper memiliki keunggulan sendiri dalam mengubah bentuk cakra mereka. Ada yang bilang para sweeper ini adalah berkah Tuhan, ada juga yang bilang kutukan, karena kekuatan mereka biasanya membawa mereka ke dalam dunia gelap.
Seperti Raiden Roschak, dia adalah Sweeper yang bisa mengendalikan cakra untuk memperkuat tubuhnya. Ilmu ini disebut Tubuh Baja. Biasanya satu sweeper hanya bisa melakukan satu pengendalian cakra. Mereka yang ahli melompat tinggi dengan cakra, tidak akan bisa menguasai melempar pisau dengan cakra, atau ilmu lain. Karena untuk menguasai pengendalian cakra satu jurus saja bisa memakan waktu tahunan, juga tergantung bakat dari orang tersebut.
Tentu saja Sweeper ini juga bukan sembarangan orang. Setiap orang yang menjadi Sweeper sudah melewati tes penyiksaan secara fisik maupun mental, kemudian pengecekan latar belakang, dan segala yang terkait pada informasi hidupnya. Organisasi yang menaungi Sweeper disebut The Judge. The Judge ini tentu saja tidak pernah dikenal dan didengar di luar. Hanya orang tertentu di Indonesia yang mengetahui keberadaannya, termasuk Sweeper itu sendiri.
Jam 16.00, jam tutup bengkel.
Setelah tutup bengkel, Raiden rebahan sejenak, bermain MOBA. Setelah bermain 1 game dan menjadi MVP, sebuah telepon masuk ke HP nya.
Did did did....
Raiden “Ya, halo.”
Pihak lain “Hunter, betul?”
Raiden “Tergantung.”
Pihak lain “Ada tugas dari The Judge.”
Raiden “Oke, aku kesana”
Tit, sambungan diputus.
Raiden menaiki mobil Avanza tahun 2015 lalu pergi ke pinggiran kota Tangerang. Ada daerah yang dikelilingi gedung-gedung apartemen pencakar langit pengembang, daerah ini begitu miskin dan kumuh. Daerah ini sangat luas, dan dikenal dengan tingkat kriminalitasnya yang tinggi. Daerah ini disebut “Kota Terbuang”.
Raiden turun dari mobil Avanzanya, berjalan ke arah Kota Terbuang. Banyak orang yang menatap padanya, namun tidak berani mendekatinya. Raiden terus berjalan ke sebuah rumah reyot, kemudian mengetuk pintu.
Tok tok tok.
Penjaga rumah, seperti kakek berusia 70 tahun membuka pintu, hanya menatapnya tanpa berkata apapun.
Raiden berkata “Keadilan Tanpa Kekerasan.”
Penjaga rumah “Hunter, silahkan masuk.”
Ternyata kalimat Raiden tadi adalah password untuk masuk ke dalam rumah reyot ini. Setelah dipersilakan masuk, Raiden masuk dan menuju ke sebuah lemari di dalam kamar. Penjaga rumah sendiri kembali duduk di sofa dan melanjutkan menonton TV.
Saat lemari dibuka, terdapat baju-baju yang digantung. Saat baju-baju tersebut digeser, ada sebuah lubang kunci kecil, yang jika tidak dicari dengan teliti tidak akan kelihatan. Raiden memasukkan kunci yang dia ambil dari kantongnya, lalu dinding belakang lemari terbuka, tersambung ke sebuah tangga terowongan menurun yang cukup gelap. Raiden terus berjalan masuk, seakan dia sudah sering ke tempat ini tanpa ada hambatan sedikitpun.
Setelah berjalan sekitar 2 menit, dia tiba di sebuah bangunan bawah tanah kuno, bergaya Eropa, dengan luas sekitar 3000 meter persegi. Bangunan ini begitu mewah dan sangat detail. Seluruh ornamen dan furniturnya adalah buatan tangan yang tidak akan ada duanya di dunia. Ya betul, ini adalah Markas The Judge di Jakarta. Alasan kenapa Kota Terbuang tidak pernah bisa disentuh oleh apartemen dan cluster pengembang adalah karena ada tangan besar yang memiliki tempat ini, yaitu The Judge. The Judge sendiri, beranggotakan orang-orang besar di Indonesia, ada yang menyebutnya 9 Roschak, ada yang menyebutnya Mafia, ada yang menyebutnya Cendana, bahkan ada yang menyebutnya Gurita Cikeas, dan lain-lain. Apapun itu, Raiden sendiri tidak pernah tahu siapa pengendali terbesar The Judge, atau siapa sebenarnya yang berhak “merilis” tugas yang diberikan olehnya.
Ada cerita menarik di belakang dia tertarik dengan ‘pekerjaan sampingan’ dari The Judge ini.
Dia hanya merasa, hidupnya yang 30 tahun ini, sebagai sebatang kara yang tidak punya privilege, ditinggal orang tua “sialan” yang tidak tahu kemana, masih harus bekerja double job di perusahaan IT bergaji kecil dan menjaga toko sparepart motor peninggalan orang tuanya, membuatnya merasa seakan di dunia ini hidup tidak begitu bermakna. Hanya ada penderitaan, dan tujuan hidup sendiri adalah merasakan penderitaan tersebut sampai diri sendiri mati rasa. Menunggu penderitaan lebih besar lainnya datang. Paling tidak, itu yang membuatnya belum meminum racun, melompat dari gedung atau gantung diri di rukonya.
Ya, dimana jiwa ini sudah begitu lelah dengan beban hidup, dimana era media sosial yang memperlihatkan kenikmatan hidup orang-orang, dia merasa hidup ini kadang melelahkan.
Mungkin tidak hanya Raiden yang merasa begini.
Dia berjalan di aula bangunan mewah Eropa ini. Kemudian dia sampai ke depan seorang wanita cantik berambut hitam sebahu yang dikuncir kuda, hidungnya cukup tajam dan wajahnya tirus. Matanya coklat, memakai pakaian hem wanita yang ketat warna putih dengan rok hitam di atas lutut. Rok itu terlihat sangat pas di pinggang yang ramping tanpa lemak itu. Tentu saja kebanggaanya juga terlihat sangat jelas. Kedua gunung kembar di depannya seakan ingin merobek kemeja ketat yang dia pakai. Bra biru muda dalam kemeja putihnya juga menambah keseksiannya. Dengan kacamata frame tipis yang dipakainya, memperlihatkan dia adalah wanita kelas atas yang sulit untuk dijangkau.
Dia adalah atasan atau pembawa perintah untuk si ‘Hunter’, dia dipanggil ‘Manager’. Di depan Raiden yang memiliki tinggi 180 cm, Manager yang memiliki tinggi 168 cm tidak terlihat begitu tinggi. Manager melihat Raiden sekilas, ada atmosfer aneh di kilatan matanya, namun segera menghilang dengan cepat. Di bawah manager, ada puluhan atau mungkin ratusan Sweeper, namun di depan Cleova si manager ini, Raiden memiliki tempat cukup spesial di hatinya.
Namun dalam organisasi The Judge, perasaan dalam bentuk apapun antar anggota sangat dilarang. Semua dilatih untuk satu tugas, yaitu menyelesaikan pengaturan ‘Presiden’ The Judge.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved