Bab 5 Orang Asing
by Remisakho N.R
16:04,May 19,2023
Bab 5
Raiden menjawab, “Aku ada permintaan buat kamu. Mau dengar?”
Gisel, “permintaan apa kak?” Gisel bertanya dengan bingung.
Kemudian Raiden menolehkan tatapan matanya ke arah adik kecilnya. Terlihat adik kecilnya sudah mendorong celananya sampai begitu terlihat menonjol. Dari sini juga sudah terlihat ukurannya.
Gisel yang mengikuti tatapan Raiden, melihat hal ini dia tidak bisa menahan diri untuk terkejut dan menutup mulut dengan tangannya.
Dia juga bukan wanita yang suci, tentu saja sudah sering melihat hal seperti ini. Tapi ini pertama kalinya dia melihat ukuran yang begitu besar ini. Ukuran ini mungkin sama seperti BBC, yang membuatnya sedikit takut.
Gisel lalu menoleh lagi, melihat tatapan penuh nafsu Raiden padanya, lalu dia belum sempat berkata, Raiden sudah berkata lebih dulu, “Blowjob ya? Kalau cuma blowjob kan aman harusnya.”
Gisel tidak tahu harus menjawab apa. Biasanya tidak pernah ada yang melakukan eksekusi di ruangan VIP resto langsung. Biasanya juga mereka janjian diluar, itupun Gisel tidak pernah menerimanya. Karena dia memang bukan berprofesi sebagai pelacur murni.
Karena biaya kuliah dan biaya hidup yang cukup mahal, dia baru mau mengerjakan hal seperti ini. Tapi rata-rata pelanggan adalah om-om gendut beristri yang sudah bosan di rumah. Mereka pergi ke tempat ini untuk mendapatkan kesenangan. Meraba-raba wanita cantik, lalu kalau mereka cocok, mereka akan menjadikan para wanita cantik ini sebagai peliharaan jangka panjang.
Gisel sendiri, tidak pernah menerima order diluar. Hanya sebatas diraba-raba, meski dia sudah pernah melakukan hubungan seks dengan cowoknya, tapi bukan berarti dia pelacur bayaran. Paling tidak, dia masih punya prinsip.
Tapi melihat pria di depannya yang cukup tampan, berumur 30 an, dan juga lumayan punya uang, dia melihat secercah prospek. Toh hanya sebatas blowjob, semua aman dan akan hilang tanpa bekas. Sama-sama senang, toh mungkin sudah tidak akan saling bertemu lagi kedepannya.
Gisel mengangguk pelan, kemudian dia berjongkok di depan Raiden.
Raiden merasa senang, melihat Gisel yang berjongkok sambil membuka resleting celananya yang dari tadi sudah menonjol.
Tidak tahu berapa kali dia sudah membayangkan adegan ini bersama Cleova. Namun karena posisi dan status dalam pekerjaan, juga karena kemampuan Cleova yang agak misterius, Raiden tidak mau bertindak bodoh. Paling hanya menggodanya seperti terakhir kali, dia belum pernah berani bertindak lebih jauh.
Pada saat ini, Gisel yang melihat batang tinggi di depannya seakan takut. Dia belum pernah melihat ukuran sebesar ini. Dia menelan ludah, lalu menyentuhnya perlahan.
Baru pada saat mulutnya terbuka, pintu ruangan sudah diketok dari luar.
Dok dok dok.
Raiden dan Gisel terkejut, melihat ke arah pintu.
Gisel segera duduk kembali di kursi seberang Raiden dan merapikan bajunya, Raiden juga dengan malas dan kesal menutup kembali reseltingnya dan menyimpan kembali adik kecilnya.
Raiden berteriak ke arah pintu, “Siapa? Aku tidak panggil pelayan. Ganggu aja sialan.”
Dok dok dok
Orang diluar pintu tidak menjawab. Dan suara ketukannya lebih keras. Lalu dia berkata melalui speaker yang tersambung ke dalam ruangan, “maaf Tuan, ini dari layanan restoran. Ada pesan penting untuk anda.”
Raiden menyipitkan matanya sejenak. Dia berdiri, kemudian berjalan ke arah pintu sambil berkata,“Ya tunggu sebentar. Aku buka pintu.”
Pintu ruangan ini dan meja makan berjarak sekitar 3 meter. Jadi ruangan ini cukup besar. Lebih mirip seperti konsep KTV namun dikemas dalam bentu restoran. Karena ijin restoran di negara ini lebih mudah daripada tempat hiburan. Namun bagi para pelanggan yang sudah memahami ini, tidak terlalu terganggu dengan konsep usaha tempat begini. Karena yang mereka cari memang utamanya adalah kesenangan, tentu saja berbeda dengan yang Ekonomi dan Setengah Sultan, dimana ruangan mereka adalah ruang bersama dan ditaruh di depan bangunan ini. Jadi pelanggan di kedua paket yang lebih murah memang mereka yang sedang ingin makan.
Pada saat Raiden memegang kenop pintu, dia terhenti sejenak.
Dia bisa merasakan bahwa orang di balik pintu bukanlah orang biasa. Aura cakra orang biasa tidak akan sekental ini. Ditambah dengan aroma darah pada cakra ini, ini bukanlah orang yang akan bekerja sebagai pelayan biasa.
Sebelum Raiden memutar kenop pintu, dia berkata lebih dulu, “Siapa dan apa tujuanmu?”
Wushhh
Braaakkk
Sebuah pisau tangan menembus pintu kayu ruangan yang setebal 5 cm, mengarah ke leher Raiden di balik pintu.
Raiden melihat ini, matanya membelalak, kemudian dia segera menghindar dengan sekuat tenaga, lalu melompat ke belakang.
Gisel yang melihat ini, segera berteriak dan berlari ke sudut ruangan.
Orang diluar memasukkan tangan, menyentuh kenop pintu dalam dan memutarnya. Dia kemudian membuka pintu, dan masuk ke dalam.
Setelah masuk ke dalam, dia berkata pada Raiden, “Raiden Roschak? Master Internal? Sweeper nomer satu di The Judge? Apa betul itu kamu?”
Orang yang masuk adalah orang berkulit hitam, botak, dengan tinggi hampir 2 meter, dan badannya sangat besar dan kekar. Seakan dia bisa meremas tulang orang dewasa menjadi debu dalam sekejap. Dia memakai pakaian kaos hitam dan jaket jeans. Dengan celana panjang dan sepatu Yeezy.
Raiden melihat orang itu, kemudian dia berkata, “menyerang dulu baru mengkonfirmasi ? Babi kau, bunuh orang seenak jidat. Kau pikir ini negara bapakmu?”
Orang hitam itu tidak menjawab pertanyaan Raiden, yang seakan sudah mengkonfrimasi.
“Ternyata betul ya. Kelihatannya informasi dari Organisasi terlalu berlebihan. Melihat kecoa sepertimu ini, ketakutan mereka terlalu berlebihan.”
Raiden berkata, “kamu belum jawab pertanyaanku, siapa dan darimana kamu?”
Orang hitam itu tersenyum, lalu menjawab, “Untuk apa orang mati mengetahui hal ini?”
Raiden menjawab kembali, “karena siapa yang mati belum bisa ditentukan.”
Orang hitam itu meludah ke lantai. Kemudian dia segera maju, menggunakkan pisau cakra lagi, membelah ke arah Raiden.
Melihat ini, Raiden segera menghindar, meja makan yang ada di belakangnya segera terbelah menjadi dua, bahkan tembok disampingnya juga muncul goresan yang dalam.
Raiden melihat ini, dia terpana, “Master Solid ?”
Orang hitam berkata, “betul sekali. Aneh sekali kan, kenapa organisasi mengirim Master Solid sepertiku untuk membunuh kecoa sepertimu. Bahkan mereka mengatakan aku tidak boleh menahan kekuatanku saat berhadapan denganmu. Kelihatannya mereka memang lebay.”
Setelah berkata, orang hitam maju kembali, menyerang Raiden dengan serangan pisau cakra lagi. Kali ini, dia memakai kedua tangan untuk membentuk pisau cakra di kedua tangan, ingin memisahkan kepala dan tubuh Raiden.
Orang hitam berteriak, “Head Slasher !”
Raiden melihat ini, beda level, beda tingkat kekuatan, apakah dia akan mati disini hari ini?
Raiden menjawab, “Aku ada permintaan buat kamu. Mau dengar?”
Gisel, “permintaan apa kak?” Gisel bertanya dengan bingung.
Kemudian Raiden menolehkan tatapan matanya ke arah adik kecilnya. Terlihat adik kecilnya sudah mendorong celananya sampai begitu terlihat menonjol. Dari sini juga sudah terlihat ukurannya.
Gisel yang mengikuti tatapan Raiden, melihat hal ini dia tidak bisa menahan diri untuk terkejut dan menutup mulut dengan tangannya.
Dia juga bukan wanita yang suci, tentu saja sudah sering melihat hal seperti ini. Tapi ini pertama kalinya dia melihat ukuran yang begitu besar ini. Ukuran ini mungkin sama seperti BBC, yang membuatnya sedikit takut.
Gisel lalu menoleh lagi, melihat tatapan penuh nafsu Raiden padanya, lalu dia belum sempat berkata, Raiden sudah berkata lebih dulu, “Blowjob ya? Kalau cuma blowjob kan aman harusnya.”
Gisel tidak tahu harus menjawab apa. Biasanya tidak pernah ada yang melakukan eksekusi di ruangan VIP resto langsung. Biasanya juga mereka janjian diluar, itupun Gisel tidak pernah menerimanya. Karena dia memang bukan berprofesi sebagai pelacur murni.
Karena biaya kuliah dan biaya hidup yang cukup mahal, dia baru mau mengerjakan hal seperti ini. Tapi rata-rata pelanggan adalah om-om gendut beristri yang sudah bosan di rumah. Mereka pergi ke tempat ini untuk mendapatkan kesenangan. Meraba-raba wanita cantik, lalu kalau mereka cocok, mereka akan menjadikan para wanita cantik ini sebagai peliharaan jangka panjang.
Gisel sendiri, tidak pernah menerima order diluar. Hanya sebatas diraba-raba, meski dia sudah pernah melakukan hubungan seks dengan cowoknya, tapi bukan berarti dia pelacur bayaran. Paling tidak, dia masih punya prinsip.
Tapi melihat pria di depannya yang cukup tampan, berumur 30 an, dan juga lumayan punya uang, dia melihat secercah prospek. Toh hanya sebatas blowjob, semua aman dan akan hilang tanpa bekas. Sama-sama senang, toh mungkin sudah tidak akan saling bertemu lagi kedepannya.
Gisel mengangguk pelan, kemudian dia berjongkok di depan Raiden.
Raiden merasa senang, melihat Gisel yang berjongkok sambil membuka resleting celananya yang dari tadi sudah menonjol.
Tidak tahu berapa kali dia sudah membayangkan adegan ini bersama Cleova. Namun karena posisi dan status dalam pekerjaan, juga karena kemampuan Cleova yang agak misterius, Raiden tidak mau bertindak bodoh. Paling hanya menggodanya seperti terakhir kali, dia belum pernah berani bertindak lebih jauh.
Pada saat ini, Gisel yang melihat batang tinggi di depannya seakan takut. Dia belum pernah melihat ukuran sebesar ini. Dia menelan ludah, lalu menyentuhnya perlahan.
Baru pada saat mulutnya terbuka, pintu ruangan sudah diketok dari luar.
Dok dok dok.
Raiden dan Gisel terkejut, melihat ke arah pintu.
Gisel segera duduk kembali di kursi seberang Raiden dan merapikan bajunya, Raiden juga dengan malas dan kesal menutup kembali reseltingnya dan menyimpan kembali adik kecilnya.
Raiden berteriak ke arah pintu, “Siapa? Aku tidak panggil pelayan. Ganggu aja sialan.”
Dok dok dok
Orang diluar pintu tidak menjawab. Dan suara ketukannya lebih keras. Lalu dia berkata melalui speaker yang tersambung ke dalam ruangan, “maaf Tuan, ini dari layanan restoran. Ada pesan penting untuk anda.”
Raiden menyipitkan matanya sejenak. Dia berdiri, kemudian berjalan ke arah pintu sambil berkata,“Ya tunggu sebentar. Aku buka pintu.”
Pintu ruangan ini dan meja makan berjarak sekitar 3 meter. Jadi ruangan ini cukup besar. Lebih mirip seperti konsep KTV namun dikemas dalam bentu restoran. Karena ijin restoran di negara ini lebih mudah daripada tempat hiburan. Namun bagi para pelanggan yang sudah memahami ini, tidak terlalu terganggu dengan konsep usaha tempat begini. Karena yang mereka cari memang utamanya adalah kesenangan, tentu saja berbeda dengan yang Ekonomi dan Setengah Sultan, dimana ruangan mereka adalah ruang bersama dan ditaruh di depan bangunan ini. Jadi pelanggan di kedua paket yang lebih murah memang mereka yang sedang ingin makan.
Pada saat Raiden memegang kenop pintu, dia terhenti sejenak.
Dia bisa merasakan bahwa orang di balik pintu bukanlah orang biasa. Aura cakra orang biasa tidak akan sekental ini. Ditambah dengan aroma darah pada cakra ini, ini bukanlah orang yang akan bekerja sebagai pelayan biasa.
Sebelum Raiden memutar kenop pintu, dia berkata lebih dulu, “Siapa dan apa tujuanmu?”
Wushhh
Braaakkk
Sebuah pisau tangan menembus pintu kayu ruangan yang setebal 5 cm, mengarah ke leher Raiden di balik pintu.
Raiden melihat ini, matanya membelalak, kemudian dia segera menghindar dengan sekuat tenaga, lalu melompat ke belakang.
Gisel yang melihat ini, segera berteriak dan berlari ke sudut ruangan.
Orang diluar memasukkan tangan, menyentuh kenop pintu dalam dan memutarnya. Dia kemudian membuka pintu, dan masuk ke dalam.
Setelah masuk ke dalam, dia berkata pada Raiden, “Raiden Roschak? Master Internal? Sweeper nomer satu di The Judge? Apa betul itu kamu?”
Orang yang masuk adalah orang berkulit hitam, botak, dengan tinggi hampir 2 meter, dan badannya sangat besar dan kekar. Seakan dia bisa meremas tulang orang dewasa menjadi debu dalam sekejap. Dia memakai pakaian kaos hitam dan jaket jeans. Dengan celana panjang dan sepatu Yeezy.
Raiden melihat orang itu, kemudian dia berkata, “menyerang dulu baru mengkonfirmasi ? Babi kau, bunuh orang seenak jidat. Kau pikir ini negara bapakmu?”
Orang hitam itu tidak menjawab pertanyaan Raiden, yang seakan sudah mengkonfrimasi.
“Ternyata betul ya. Kelihatannya informasi dari Organisasi terlalu berlebihan. Melihat kecoa sepertimu ini, ketakutan mereka terlalu berlebihan.”
Raiden berkata, “kamu belum jawab pertanyaanku, siapa dan darimana kamu?”
Orang hitam itu tersenyum, lalu menjawab, “Untuk apa orang mati mengetahui hal ini?”
Raiden menjawab kembali, “karena siapa yang mati belum bisa ditentukan.”
Orang hitam itu meludah ke lantai. Kemudian dia segera maju, menggunakkan pisau cakra lagi, membelah ke arah Raiden.
Melihat ini, Raiden segera menghindar, meja makan yang ada di belakangnya segera terbelah menjadi dua, bahkan tembok disampingnya juga muncul goresan yang dalam.
Raiden melihat ini, dia terpana, “Master Solid ?”
Orang hitam berkata, “betul sekali. Aneh sekali kan, kenapa organisasi mengirim Master Solid sepertiku untuk membunuh kecoa sepertimu. Bahkan mereka mengatakan aku tidak boleh menahan kekuatanku saat berhadapan denganmu. Kelihatannya mereka memang lebay.”
Setelah berkata, orang hitam maju kembali, menyerang Raiden dengan serangan pisau cakra lagi. Kali ini, dia memakai kedua tangan untuk membentuk pisau cakra di kedua tangan, ingin memisahkan kepala dan tubuh Raiden.
Orang hitam berteriak, “Head Slasher !”
Raiden melihat ini, beda level, beda tingkat kekuatan, apakah dia akan mati disini hari ini?
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved