Bab 12 Baginda! Baginda!

by Zhao Kang 13:05,Dec 01,2023
Kereta kuda melaju di jalan dan meninggalkan dua bekas roda yang mendalam.

Di dalam kereta kuda.

Sejak meninggalkan Desa Jiangyuan, Layra Xiao masih memikirkan perkataan yang dikatakan Domino Zhao bahwa petani dan pengusaha sama-sama penting, harus membiarkan rakyat memiliki tanah sendiri.

Vella yang duduk di samping terpesona dengan kecantikan kaisar wanita ini.

Juga tidak tahu kenapa, semenjak keluar dari Desa Jiangyuan, baginda seolah-olah kehilangan roh, beberapa hari ini terus melamun.

"Nona."

Terdengar suara teriakan Senior Lin dari luar, membuat Layra Xiao buyar.

"Ada apa, Senior Lin?"

"Kita sudah sampai di ibu kota," ujar Senior Lin.

Layra Xiao baru sadar, dia langsung merapikan baju dan berkata, "Baik, Vella, kamu mengendarai kereta kuda. Senior Lin, kamu bawa dua kereta yang berisi daun teh di luar kota dulu. Ingat, jangan sampai ada yang tahu, segalanya tunggu perintahku selanjutnya."

"Baik!"

Senior Lin tersenyum, dia ingin melihat apakah baginda bisa menjual 250 kilogram daun teh ini?

Total ada tiga kereta kuda, Senior Lin mencari beberapa orang untuk membantu membawa kereta kuda ini. Sampai sana harus menunggu arahan dari Layra Xiao lagi, dia langsung membawa kereta untuk mencari tempat penginapan di luar kota.

Sebagian besar jalan di ibu kota masih tanah kuning, karena ada banyak yang lewat, kondisi jalan tidak rata.

Semua ini tidak ada hubungan dengan keterampilan Vella dalam membawa kereta kuda.

Saat merasa goyangan yang kuat, Layra Xiao membuka penutup jendela melihat keluar. Dia melihat seorang ibu membawa baskom berisi kotoran sambil melihat kiri dan kanan. Saat melihat tidak ada orang yang melihat, dia langsung membuang ke tempat yang kosong.

Aroma bauk langsung menyebar, ibu itu langsung lari kembali ke rumah, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Tak kusangka, diriku menjadi kaisar selama lima tahun, meskipun bisa menahan serangan dari luar, tapi ibu kota ini malah tidak bisa dibandingkan dengan Desa Jiangyuan yang kecil itu!"

Saat berpikir demikian, Layra Xiao langsung merasa kesal.

Kereta kuda melaju melewati beberapa jalan besar menuju ke istana. Saat Vella mengeluarkan token, maka tidak ada yang berani menghalangi, bahkan mereka langsung berlutut memberi hormat.

Saat kembali ke istana, Layra Xiao langsung masuk ke ruang baca. Pengurus utama sangat berhati-hati ketika melihat ekspresi wajah kaisar wanita yang begitu datar. Dia pun berpikir apakah baginda sudah mengetahui hal itu?

Mustahil?

Saat dia masih berpikir, Layra Xiao langsung berkata dengan nada datar, "Pengurus Zhao, segera panggil semua menteri di atas pangkat empat berkumpul di ruang bacaku setelah satu jam kemudian."

"Baik, laksanakan!"

Saat melihat pengurus utama pergi, Layra Xiao sudah berpikir dirinya harus bagaimana mengamuk?

Dulu mereka sering membohonginya, sekarang adalah waktu untuk memarahi mereka.

Tidak lama kemudian, para menteri dari enam departemen besar bergegas masuk ke istana. Mereka masih belum sempat menyanjung, langsung kena marah sampai tak berkutik oleh Layra Xiao.

Saat Layra Xiao meminta kondisi kehidupan rakyat dari seluruh kabupaten, semua orang langsung menundukkan kepalanya.

"Terios Liu, Komandan Utama Lima Kota!"

Terios Liu yang dipanggil langsung panik, kenapa malah dirinya yang dipanggil? Dirinya hanyalah pengurus kecil di ibu kota.

"Ba, baginda ..." Terios Liu memberanikan diri untuk berjalan maju.

Saat teringat dengan hal yang tidak menyenangkan, suasana hati Layra Xiao semakin kesal.

"Kamu sebagai komandan utama keamanan kota, apakah tidak melihat seberapa kotornya di bagian luar kota, bahkan kemarin saat aku pulang, aku melihat seorang ibu membuang kotoran di jalan, bauknya sangat menyengat! Apa kalian tidak merasa bau?"

"Uang yang diberikan bagian keuangan setiap tahun kepada kalian, apa gunanya? Bahkan kebersihan yang seharusnya saja tidak ada! Apa gunanya kamu!"

Terios Liu merasa tak berdaya, tetapi dia juga tidak berani membantah. Selama belasan tahun, Kota Chenghuang selalu begini, apa salah dirinya?

Semua ini juga tidak boleh menyalahkan Menteri Liu, siapa suruh baginda pergi ke Desa Jiangyuan.

Jalan yang datar dan lebar, kemudian juga sangat bersih. Sampai sekarang, Layra Xiao sangat kagum dengan lingkungan di sana. Kenapa seorang kepala desa bisa hidup tenang di lingkungan seperti itu?

Awalnya Layra Xiao juga tidak begitu memerhatikan lingkungan Kota Chenghuang. Alhasil setelah pulang dari Desa Jiangyuan, dia merasa tidak nyaman dengan lingkungan di sekitarnya.

Bahkan, tidak ada kloset putih di kamar mandi, benar-benar kesal sekali!

Saat melihat Terios Liu yang berlutut, Layra Xiao lanjut berkata, "Aku berikan kamu waktu tiga bulan, baik-baik mengurus Kota Chenghuang. Tiga bulan kemudian, jika aku masih melihat ada orang yang sembarangan membuang kotoran, kamu boleh mengundurkan diri saja!"

Terios Liu langsung terdiam. Seketika, dia merasa masa depannya sudah hancur, dia langsung memohon dan mengatakan semua unek-unek dalam hatinya.

"Baginda, Baginda, jangan seperti itu ..."

"Kenapa tidak boleh?" Tatapan mata Layra Xiao sangat tajam.

Terios Liu tidak berani bermain-main dengan masalah masa depan dan langsung berkata, "Baginda, ingin memperbaiki lingkungan Kota Chenghuang bukan bisa dilakukan dalam waktu singkat. Lalu, ingin menggali saluran pembuangan kotoran juga memerlukan uang!"

"Menteri Zhang, sekarang uang negara masih sisa berapa banyak?" tanya Layra Xiao.

Menteri bagian keuangan merenung sejenak barulah berkata, "Baginda, sekarang hanya sisa lima ratus ribu sen saja."

Layra Xiao langsung menengadahkan kepala dan berkata, "Lima ratus ribu sen? Uang pergi ke mana saja?"

Menteri Zhang langsung berkata, "Baginda, memang tidak sampai lima ratus ribu sen. Empat tahun awal, terus dilanda peperangan, semua uang digunakan untuk membeli senjata dan pangan. Lalu, Baginda juga menghapus pajak, ditambah dua pangeran selalu menghambur-hamburkan uang, sekarang bagian keuangan sudah tidak punya banyak uang lagi."

"Kalian ..."

Saat mendengar mereka mengeluh tidak ada uang, Layra Xiao sangat emosi, tetapi setelah dipikir-pikir, tidak ada gunanya. Karena apa yang dikatakan Menteri Zhang benar, dia pun berusaha menenangkan pikirannya.

Layra Xiao teringat sesuatu dan berkata, "Di mana Pangeran Xiao? Kenapa aku tidak melihat batang hidungnya?"

Para menteri langsung panik, dalam hati berkata, "Mampuslah, kenapa bertanya pula?"

"Kenapa kalian diam saja?" Layra Xiao langsung kaget, apakah si berengsek ini kembali membuat kekacauan?

Tidak lama kemudian, semua menteri langsung mulai meminta maaf, Layra Xiao langsung merasakan firasat buruk. Dia langsung melihat ke arah menteri pendidikan internal keluarga kaisar.

"Apa yang terjadi?"

Menteri pendidikan langsung menangis dan berkata, "Baginda, semua ini salahku! Salahku!"

"Katakan dengan jelas!" teriak Layra Xiao.

Menteri tua langsung berkata, "Saat baginda baru keluar dari istana, Pangeran Xiao mengatakan ingin melihat pasukan militer, kami melarangnya. Pangeran pun meminta para pelayan dan kasim menjadi dua pasukan militer untuk simulasi latihan. Dua hari yang lalu, pangeran sangat semangat dan ingin meniru ..."

"Meniru apa!" Layra Xiao sedikit panik.

Menteri tua berkata dengan hati-hati, "Meniru baginda membakar gudang pangan musuh tengah malam, alhasil membakar graha leluhur, kami tidak sempat membawa keluar papan almarhum para kaisar .... Baginda! Baginda, Anda kenapa? Cepat panggil tabib kemari!"

"Dasar durhaka!"

Layra Xiao hampir muntah darah, membuat Vella panik setengah mati.

"Apa lagi?"

Dari sikap para menteri ini, Layra Xiao tahu pasti bukan hanya satu hal saja.

Menteri pendidikan lanjut berkata, "Satu bulan yang lalu, Pangeran mendadak berkata ingin merasakan penderitaan dunia ini, dia meminta para pelayan dan kasim menyamar menjadi rakyat jelata. Dua hari yang lalu, pangeran juga tidak tahu mendengar dari mana, kalau orang yang selingkuh harus dimasukkan ke dalam kandang lalu direndam dalam air. Dia malah mau berperan sebagai pria yang selingkuh itu dan hampir ...."

"Hampir mati tenggelam di kolam taman bunga. Lalu, pangeran juga membuka beberapa rumah bordil di istana belakang, meminta kami untuk menjadi pelanggan, dia menjadi muncikari. Baginda! Baginda! Kemari, panggil tabib ke sini! Baginda pingsan!"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

40