Bab 11 Dia Memang Bodoh

by Jessica Cinnamon 17:27,Mar 18,2022
Kezia tidak berbicara sama sekali saat berada di dalam mobil Alex.

Tidak lama kemudian mereka tiba di rumah keluarga Carson.

Nenek Carson tinggal di pinggir kota dan lebih sering berdoa, hanya ada beberapa pelayan yang menemaninya.

Dari jauh Kezia bisa mendengar suara Nenek Carson yang sedang batuk.

“Kamu tunggu saja di sini.” Kata Nenek Carson dengan dingin pada Alex, sebelum membawa Kezia ke kamarnya. Nenek terlihat pucat dan tidak sehat.

“Aku tidak menyangka setelah keluar dari sini, ada hal besar yang terjadi. Kezia, kamu terlalu gegabah.”

Kezia tahu kalau dia sedang membahas perceraiannya dengan Alex.

Kezia perlahan maju, memegang tangan dingin nenek dan tersenyum. “Nyonya, kamu harus bahagia untukku karena akhirnya aku bisa jadi diriku sendiri, kan?”

Nenek Carson berkata dengan sedikit sedih, tapi sengaja berteriak supaya Alex yang ada di luar bisa mendengar. “Alex memang anak yang bodoh. Dia pasti akan menyesal kehilangan istri baik sepertimu. Bahkan sekarang kamu panggil aku Nyonya, dengan sangat sopan.”

Kezia terkejut, “Nenek..”

Nenek itu menepuk punggung tangannya, “Kezia, aku tahu seperti apa perasaanmu pada Alex selama ini, kamu benar-benar bisa merelakannya?”

“Iya, aku gak punya pilihan lain.” Hati Kezia terasa sakit, dia tidak punya pilihan lain selain merelakan pria itu.

Nenek memeluknya dan dengan lembut menepuk punggungnya, “Nenek tidak salahkan kamu bercerai dengan Alex. Aku tahu cepat atau lambat hari ini akan datang, tapi Alex emang bodoh.”

Kezia bersandar di lengan nenek.

Selama bertahun-tahun menjadi anggota keluarga Carson, hanya nenek yang bersikap baik padanya.

Saat ada nenek, Belina dan Michael tidak akan berani melakukan apa pun karena takut, sudah sejak lama Kezia menganggap nenek seperti keluarganya sendiri.

Kezia tidak menyesali perceraiannya tapi dia sedikit kecewa karena tidak bisa berbakti pada nenek.

“Kezia, aku sudah kenal Alex sejak kecil. Aku tahu sifatnya dan kalau suatu hari dia ingin rujuk denganmu, apakah kamu mau?”

Nenek itu tidak mau melepaskan cucu menantu yang sangat baik dan tentu saja dia berharap kalau di masa depan mereka akan bersama lagi.

Kezia tidak naif dan dia tahu kalau Sunny adalah satu-satunya wanita yang dicintai oleh Alex, dan bukan dirinya.

Kezia tersenyum tipis. “Nek, dia membenciku dan seharusnya sejak 6 tahun lalu aku tahu tentang ini.”

Nenek menyadari sesuatu, ekspresinya berubah muram dan terdiam.

“Nek, meskipun aku bukan cucu menantumu lagi, tapi aku tetap menyayangimu.” Kezia mengulurkan tangan untuk merapihkan rambut nenek dan tersenyum, “Kamu harus terus bahagia dan jaga kesehatan, jangan khawatir tentang hal lain.”

Alex berdiri di luar kamar.

Tentu saja dia mengerti kedekatan Kezia dan neneknya.

Meskipun Alex tidak menyukai Kezia, tapi dia tidak bisa menyangkal bahwa wanita itu sangat baik pada neneknya dan bahkan lebih baik dari anak kandung.

Sikap Belina dan Michael juga tidak baik padanya, tapi Kezia selalu merawat mereka.

Setelah tahu bahwa kecelakaan mobil Sunny karena ulah Kezia, Alex merasa sangat jijik. Tapi demi neneknya, dia merelakan cinta sejatinya.

Itu bisa dianggap sebagai belas kasihan terakhir.

Setelah beberapa saat akhirnya kedua orang itu keluar.

“Kezia, ke depannya kalau kamu punya waktu jangan lupa temui aku ya. Aku takut kalau hidupku sudah tidak lama lagi.”

“Nenek ngomong apa sih? Kamu akan hidup sampai seratus tahun dan aku akan sering menemuimu.”

Lalu Alex melangkah maju, “Aku antar kamu.”

Kezia menolaknya, “Gak perlu, ada yang menjemputku.”

Dia berbalik dan berjalan menuju mobil maybach hitam yang sudah tiba.

Tatapan Alex berubah muram saat melihat kalau yang menjemput adalah Hito dan model pria itu.

Mereka bertiga berbicara dan tertawa, sangat akrab.

Nenek batuk beberapa kali dan menghela nafas, “Aku sudah tua dan gak bisa mengurusmu lagi. Tapi Alex… kuharap suatu hari nanti kamu tidak menyesal.”

Nenek sangat menyayanginya dan merasa sangat kecewa, dia tidak ingin melihat Alex lagi dan meminta bantuan pelayan.

Alex berdiri sendirian di depan pintu dengan ekspresi dingin.

Menyesal?

Mustahil.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

957