chapter 18 Pria Tidak Boleh Mengaku Tidak Sanggup

by Sean Kenneth 12:00,Jan 15,2024
Ferry Gao menahan rasa geli di hatinya.

Setelah sekian lama mengikuti Jessy Ouyang, akhirnya dia memiliki kesempatan untuk memamerkan kemampuannya.

Begitu dia berhasil menyingkirkaan orang idiot tidak tahu diri ini, Jessy pasti akan semakin mengaguminya.

Pada saat itu, mungkin dia akan mulai tertarik padanya, dan bukan hanya sekedar pada tanahnya saja.

Maka, dia, Ferry dan seluruh Keluarga Gao, akan menjadi makmur!

Dia mengacungkan tinjunya dan mengincar area yang mematikan.

Akan tetapi, jeritan kesakitan yang dia tunggu-tunggu, tidak kunjung terdengar.

Dia menarik tinjunya, dan menoleh ke belakang.

Tinjunya tidak mengenai sasaran?!

Feriko meliriknya sekilas.

"Lemah sekali."

Ferry merasa sangat marah!

Bukan hanya berhasil menghindar dari tinjunya, dia juga berani menghinanya?!

Dia menjejakkan kakinya dan berdiri tegap, lalu dia mengganti jurus dan mulai melancarkan serangan lagi.

Kali ini, dia mengerahkan seluruh tenaganya. Dia harus memastikan semua gigi pria ini jatuh berserakan.

Aura Ferry memenuhi tempat itu. Tetapi, melihat Feriko sama sekali tidak bergerak dari tempatnya, Ferry hanya mencibir.

Matilah!

Feriko tampak seolah tidak mendengarnya sama sekali. Tetapi, pada saat tinjuan itu nyaris menghantamnya, kedua kakinya melesat ke pinggir dengan lincah.

Lagi-lagi, dia berhasil menghindar.

Setelah dua kali gagal menghantamnya, Jessy mulai merasa cemas.

"Apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu sanggup?!"

Ferry langsung merasa gusar.

Dia tidak boleh gagal, bukan hanya karena Jessy sedang menontonnya dari pinggir.

Terlebih lagi, karena seorang pria tidak boleh mengaku bahwa dirinya tidak sanggup.

Kali ini, dia tidak berani terlalu gegabah. Dia memusatkan konsentrasinya, dan mengumpulkan energinya. Dia sedikit menajuhkan diri.

"Mati kamu!"

Ferry menambah beberapa langkah untuk membantunya berlari. Seluruh tubuhnya melesat seperti peluru meriam. Dia melenting ke arah Feriko. Tinjunya seperti desiran angin yang berputar-putar di kepalanya. Selanjutnya dia mulai menyerang.

Feriko menyipitkan matanya.

Dia mundur tiga langkah.

Tepat ketika tangan Ferry hendak menghantamnya, Feriko meluncur ke depan dengan kaki kirinya.

"Aduh!" Dia seperti berpura-pura terpeleset ke depan sambil menghindari serangan tersebut.

Kemudian, Feriko memanfaatkan titik buta Ferry, mengeluarkan jarum, dan menusukkannya pada pahanya.

"Ah!" Ferry menjerit.

"Apa yang terjadi?"

Saat Roslin dan Samuel tiba di tempat mereka berada, Feriko dan Ferry sama-sama terhempas di atas tanah. Kaki kanan Ferry kejang-kejang. Kelihatannya sangat menyakitkan.

Pada saat Jessy melihat Roslin ada di sana, tanpa sadar, dia membalikkan tubuhnya dan ingin sekali meninggalkan tempat itu. Tetapi apa boleh buat, Ferry sedang mengerang kesakitan di atas tanah. Demi reputasinya, dia hanya bisa tinggal di sana.

"Bagus sekali peraturan yang diberlakukan di Kebun Obat Keluarga Shangguan. Bisa-bisanya orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalamnya. Bahkan sampai memukul orang!"

Dia mengambil inisiatif dan menyalahkan Feriko Li.

"Masalah hari ini belum selesai sampai di sini! Aku pasti akan melapor pada Ayahku setelah pulang nanti. Aku tidak tahu apakah Kebun Obat Westin masih bisa dipertahankan!"

Roslin mengerutkan alisnya.

Selama ini dia tahu bahwa Jessy Ouyang memiliki temperamen yang buruk. Tetapi dia tidak menyangka, selain temperamen buruk, dia juga tidak tahu malu. Kakak Feriko terlihat begitu lemah. Mana mungkin dia tampak seperti bisa berkelahi?"

Pasti dia dulu yang menindasnya!

Samuel sudah membantu

"Tuan Li, apa kamu baik-baik saja? Apakah kamu terluka?"

Feriko menepis-nepis debu di celananya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya terpeleset."

Melihat Feriko tidak terluka, Roslin baru bisa merasa tenang. Roslin menarik Feriko ke belakang dan menggunakan tubuhnya yang mungil itu untuk melindunginya.

Hati Feriko tersentuh.

Ini sudah yang kedua kalinya.

Jessy mengangkat alisnya karena merasa ada yang aneh.

"Nona Shangguan biasanya selalu meninggikan diri. Mengapa sekarang bisa bersama-sama dengan orang idiot ini. Membuat orang ingin tertawa."

Roslin menegapkan tubuhnya dan berkata dengan dingin.

"Bersama siapapun aku, tidak ada hubungannya dengan Nona Ouyang!"

"Aturan Keluarga Shangguan, juga tidak ada urusannya dengan Keluarga Ouyang!"

"Hak pemakaian tanah Kebun Obat Westin di kota ini, memiliki prosedur dan izin formal. Perjanjian ini tidak bisa sembarangan dibatalkan."

Nada bicaranya semakin lama semakin lantang. Pembawaannya sangat menekan orang.

"Nona Ouyang. Apakah ada hal lain yang ingin kamu katakan?"

Jessy berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan diri. Dia sama sekali tidak menyangka, seorang Roslin yang selalu melakukan segalanya dengan diam-diam, ternyata berani melawannya seperti itu demi melindungi seorang Feriko.

Apakah mungkin... Keluarga Shangguan menemukan keunggulan dalam diri Feriko?

Dia mengamati Feriko dengan seksama. Memang dia tidak tampak dungu seperti kemarin. Tetapi dia juga tidak tampak seperti memiliki kemampuan apa-apa.

Keluarga Shangguan memintanya memutuskan perjanjian pernikahan terlebih dulu, lalu membiarkan Roslin menggodanya...

Apakah ada sesuatu di balik semua ini.

Tidak bisa! Dia harus memberitahu ayahnya tentang hal ini.

Setelah berpikir sejenak, dia mengeluarkan selembar undangan dari dalam tasnya.

"Sejak awal Keluarga Ouyang tidak ada sangkut pautnya dengan Keluarga Shangguan. Aku tidak bisa ikut campur dalam urusan keluarga kalian. Hanya saja, berhubung kita sudah bertemu, aku akan memberikan undangan ini untukmu."

Roslin mengambilnya. Ternyata Kakek Jessy, Tuan Besar Keluarga Ouyang, akan mengadakan pesta perayaan ulang tahun tiga hari lagi.

"Nona Shangguan selalu bersikap dingin dan biasanya tidak pernah menghadiri pesta perayaan semacam ini. Tetapi kali ini, aku sudah mengundangmu dengan sepenuh hati. Kamu harus hadir, ya! Oh, ya. Bawa dia bersamamu!"

Dia menunjuk Feriko sambil menyunggingkan senyuman yang penuh arti.

"Kalau tidak, aku tidak berani menjamin, apa yang akan terjadi padanya di kemudian hari."

Dia sampai mengancamnya!

Jari-jari Roslin yang sedang menggenggam undangan itu ramping dan pucat. Matanya terpaku ke arah Jessy.

"Baik. Kita pasti datang!"

Jessy memiringkan kepalanya dengan puas.. Dia tidak lagi menghiraukan Ferry yang berguling-guling kesakitan di atas tanah. Dia menjejakkan sepatu hak tingginya dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Nona, apa yang harus kulakukan dengan orang ini?"

Samuel tadinya hendak langsung mengusirnya. Tetapi tiba-tiba Feriko berseru bahwa tadi Ferry hendak memukulnya.

Tatapan mata Roslin menjadi sedingin es, dan dia berkata, "Hajar dulu, lalu buang dia!"



Di area tengah kompleks vila, rumah Keluarga Shangguan.

"Apa? Kamu berjanji untuk menghadiri undangan dari Jessy Ouyang?"

Di dalam kamar, Cicil Xiahou tiba-tiba bangung dan duduk di atas ranjangnya.

"Dia hanya memprovokasimu. Jika kamu membawa Feriko ke pesta ulang tahun, sama saja kamu menyerahkan dirimu untuk dihinanya. Tidak boleh! Kamu tidak boleh pergi!"

Roslin menghela napas.

Tentu saja dia tahu ini merupakan sebuah jebakan.

Setelah itu, dia sempat bertanya pada Kakak Feriko. Jika dia tidak ingin pergi, maka sekalipun Jessy akan menertawainya seumur hidupnya, dia tidak akan menepati janjinya.

Akan tetapi, Feriko berkata, jika ada makanan, ada minuman dan ada kakak-kakak cantik, maka tentu saja dia akan pergi.

Cicil merasa sangat kesal!

"Kamu malah menuruti semua perkataan orang idiot iut! Kamu sebentar lagi juga akan menjadi orang idiot!"

Roslin mengangkat dagunya dan berkata dengan bangga, "Kakak Feriko tidak idiot! Dia hanya polos dan lugu. Lagipula, teknik pengobatannya begitu hebat. Bisa jadi, ada suatu hari, dia bisa menjadi dokter ternama di Kota Anbu. Semua orang-orang ternama itu akan memohonnya untuk penyembuhan!"

Cicil memutar bola matanya ke arahnya.

"Jika dia bisa menjadi dokter ternama di Kota Anbu, maka aku akan membalik namaku!"

Roslin tiba-tiba menjadi bersemangat!

"Tidak perlu seperti itu. Jika hari itu tiba, maka kamu hanya perlu melakukan empat hal."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

381