chapter 14 Aku Menunggumu di Kamar

by Sean Kenneth 12:00,Jan 15,2024
Roslin memandang Cicil dengan tidak puas. Jelas dia merasa seenaknya membuat keputusan sendiri.

Tetapi orang itu sudah diundang. Apalagi, karena hubungan bisnis keluarga, dia sudah pernah mendengar tentang Lyde.

Muda, menjanjikan, tampan dan kaya. Sekalipun belajar di luar negeri, tetapi yang dipelajari adalah ilmu pengobatan tradisional Tiongkok. Spesialisasinya adalah meridian. Dalam kondisi pendidikan yang begitu ketat, dia berhasil menjadi spesialis ternama di usia yang begitu muda, benar-benar merupakan andalan generasi muda di dunia kedokteran.

Keluarga Shangguan berkecelimpung dalam bidang pengobatan. Mereka selalu bersikap menerima dan menampung orang-orang yang bertalenta.

Dia tidak bisa mengusir orang ini.

"Ternyata Anda adalah Tuan Lyde. Sudah lama mendengar nama baik Anda." Roslin menyapanya dengan sangat resmi. Dia tidak besikap terlalu dekat dengannya hanya karena dia dikenalkan oleh Cicil.

Lyde langsung menyunggingkan senyuman sopan.

"Nona Shangguan, Anda terlalu menyanjungku. Aku juga sudah lama mendengar nama Anda. Begitu bertemu Anda, ternyata Anda jauh lebih cantik dari bintang di langit!" Setelah berkata demikian, dia menyambut tangan Roslin dan mengecupnya.

Roslin merasa gugup.

Dia tidak ingin bersentuhan dengan pria lain di hadapan Kakak Feriko. Dia segera menarik kembali tangannya tanpa memedulikan apakah dia bersikap sopan atau tidak.

"Maaf, aku... tidak terbiasa."

Cicil juga tidak menyangka Lyde akan langsung mencium tangannya untuk memberi salam. Dia cepat-cepat menenangkan, "Karena kondisi penyakit Roslin, maka dia tidak terbiasa bersentuhan dengan orang lain. Bahkan denganku pun juga tidak bisa."

Lyde mengerutkan alisnya. Dia merasa tidak puas. Tetapi dia tetap berkata dengan datar, "Tidak apa-apa, setelah aku menyembuhkan Nona Shangguan, Anda bisa mencariku untuk membayar sikap tidak sopan barusan."

Roslin tidak menjawab, dia malah bertanya, "Dengan cara apa Tuan Lyde hendak menyembuhkanku?"

"Aku sudah mempelajari gejala penyakit Nona Shangguan. Anda tidak berkembang dengan baik, karena meridian Anda tersumbat. Istilah ilmiahnya "Pertumbuhan Terhambat". Asalkan kita gunakan akupuntur untuk membuka jalur itu, maka kita bisa mengobati hingga ke akarnya."

Raut wajah Roslin tetap tidak berubah. Dia berkata dengan datar, "Aku sudah mengetahui hal ini, semalam Tuan ini sudah melakukan akupuntur padaku."

Lyde menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Matanya tampak meremehkan dan merendahkan Feriko.

"No, no, no! Yang dinamakan akupuntur, bukan sekedar perlu mengetahui titik yang tepat. Pengetahuan akan keseluruhan pengobatan juga perlu diketahui. Sebelum jarum ditusukkan, meridian di seluruh tubuh Anda juga harus diperhatikan. Ini adalah sebuah ilmu yang sangat tinggi. Bukan sembarang orang yang hanya sekedar membaca buku, bisa mempelajarinya."

Proses pengobatannya kemarin sudah Cicil jelaskan padanya.

Itu hanyalah sekedar trik-trik penipu.

Dengan trik kecil seperti itu, dia mau bersaing dengannya?

Mendengar itu, Fenty menjadi marah. Baru saja ingin membuka mulut untuk berdebat, tetapi Feriko menahannya dan membawanya ke meja makan untuk sarapan.

Melihat Feriko pergi, Lyde merasa semakin bangga.

"Ini..." Roslin menjadi bingung.

Bukannya dia tidak percaya pada Feriko. Hanya saja, Lyde terlihat begitu percaya diri. Jika dia menolaknya begitu saja dan hal ini tersebar luas, maka hal ini akan merusak reputasi Keluarga Shangguan.

Ditambah lagi, Cicil terus-menerus membujuknya. Dia juga tidak bisa mengesampingkan maksud baik sahabatnya itu.

"Baiklah. Silakan membuat persiapan. Aku akan segera kembali."

Lyde menyunggingkan senyuman kemenangan.

"Baiklah, Nona Shangguan. Aku akan menunggumu di kamar."

Dia mengeraskan suaranya dan sengaja berkata dengan nada mesra. Selanjutnya, dia juga mengedipkan mata ke arahnya.

Roslin berusaha keras utuk menahan rasa ingin muntah yang sangat kuat. Dia cepat-cepat membalikkan tubuhnya untuk mencari Feriko, lalu menjelaskan keadaannya.

"Aku mengerti. Pergilah!" Feriko bahkan sama sekali tidak melihat ke arahnya. Matanya sibuk memandangi makanan yang terhidang di atas meja itu.

"Roti ini, minta sepiring lagi. Rasanya enak sekali!"

Roslin hanya bisa tertawa sambil menangis.

Kakak Feriko! Orang itu menindasmu di hadapanmu, mengapa kamu masih begitu tenang!

Dia hanya bisa merasa kasihan padanya.

Kekaguman dan rasa malu Roslin, rasa jijik dan sindiran Cicil, hinaan dan aniaya Lyde... sepertinya tidak bisa dirasakan oleh Feriko.

Jika dikatakan dengan baik-baik, isi hatinya sangat polos, tidak banyak pikiran jahat.

Jika dikatakan dengan buruk, dia sangat bebal.

Lupakanlah. Untuk seterusnya, asal Roslin ada di dekatnya, dia tidak akan membiarkan Feriko ditindas orang lain.

Feriko sama sekali tidak tahu. Dia hanya meminta sepiring Pao, tetapi Roslin sudah berpikiran sejauh itu.

Dia benar-benar hanya merasa bahwa roti itu enak...

Di lantai atas, di dalam kamar...

"Nona Shangguan, silakan ulurkan lenganmu. Aku akan segera memulai."

Lengan?

Roslin merasa bingung, tetapi dia tetap mengikuti perkataannya.

Gerakan Lyde sangat cekatan. Hanya sebentar saja, sudah ada 7 batang jarum perak yang tertusuk pada lengannya.

"Ah... Sakit sekali..." Seluruh tubuh Roslin basah oleh keringat.

Hal itu membuat Lyde menjadi gugup, "Hold on! Tahan rasa sakit ini, dan kamu akan pulih sepenuhnya!"

Tetapi, rasa sakit itu malah semakin kuat!

Wajah Roslin mulai menjadi pucat dan lengannya mulai kejang-kejang tak terkendali.

Butiran-butiran keringat sebesar kacang polong bergulir turun dari keningnya. Rasanya perutnya mulai bergejolak, rasanya sakit seperti terlilit. Seluruh tubuhnya terasa seperti digerogoti semut-semut kecil. Setiap sendinya terasa sangat sakit!

"Ah!"

Akhirnya dia lepas kendali dan berteriak. Dia jatuh ke atas lantai dan seluruh tubuhnya kejang-kejang tak berhenti.

"Roslin! Ada apa denganmu?! Roslin! Sadarlah!" Cici kaget dan ketakutan sekali seperti jiwanya lepas dari raganya. Tetapi dia malah melihat Lyde hanya berdiri diam di sana tanpa menggerakkan tangan dan kakinya.

"Lyde, mengapa kamu tertedun di sana? Cepat tolong dia!"

"Hah?! Aku... aku tidak bisa..." Tatapan mata Lyde dipenuhi kebingungan. Sama sekali tidak tampak rasa percaya diri dan kesombongannya yang tadi.

Dia segera menunduk dan mencabut ketujuh jarum itu. Lalu dia memijat-mijat titik akupuntur pada telapak tangan Roslin dan menekan titik di atas bibirnya.

"Mengapa bisa begini... Mengapa bisa... Ini tidak mungkin..."

Saat ini, dia benar-benar panik!

Lyde juga hanya tidak sengaja mendengar percakapan dua orang di koridor suatu pertemuan. Mereka berkata, sesungguhnya meridian utama manusia terletak pada lengannya. Asal ditusuk dengan tujuh jarum, maka bisa melancarkan seluruh meridian di dalam tubuh seseorang.

Sekali ini, dia datang ke Keluarga Shangguan dengan penuh harapan.

Meskipun teknik ini hanya didengarnya sekali lewat, tetapi jika berhasil, dia mungkin bisa masuk menjadi anggota Keluarga Shangguan.

Dengan wajahnya yang rupawan, bisa jadi Roslin akan suka padanya.

Dengan itulah dia baru benar-benar bisa menonjolkan dirinya di Dunia Pengobatan.

Tetapi dia tidak menyangka, teknik ini akan membuat dirinya menjadi pembunuh!

Saat itu, Cicil sudah tidak peduli apa-apa lagi. Dia segera berlari keluar dari kamar dan memanggil Feriko. Dia menangis sampai tidak bersuara. Dengan gemetaran, dia sama sekali lupa akan rasa jijiknya pada Feriko.

"Cepat... bukankah kamu bisa ilmu pengobatan? Cepat tolong Roslin..."

Pada saat itu, kejangan tubuh Roslin semakin melemah. Wajah mungilnya yang pucat, sudah tercekat sampai kebiruan.

Feriko berkata di dalam hatinya, gawat!

Dia akan mati karena sesak napas!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

381