Bab 13 Permainan Yang Menyenangkan
by Tyas Kusuma13
09:09,Aug 11,2023
"Akh! Akhirnya dia sudah menemukannya!" Maria tersenyum senang dan memeluk ponsel di tangannya dengan erat.
"Anda sedang senang rupanya. Apakah ada kabar baik?" tanya Paman Chen yang setia berdiri di belakang sang nyonya.
"Iya, Paman Chen. Kabar yang sangat baik sekali. Kita akan segera bertemu dengan anak itu, cucu kita."
Paman Chen tersenyum senang mendengar ucapan dari Maria.
"Paman Chen. Bisakah kau menyiapkan satu ruangan untuk cucu kita nanti? Aku ingin dia betah jika berkunjung ke rumah ini."
"Baik, Nyonya."
Bukan hanya Maria saja yang senang, Paman Chen juga ikut senang akan berita yang baik ini.
**
Yvan duduk di kursinya. Dia tidak bisa memikirkan hal lain setelah pertemuannya dengan Clara malam itu. Dia yakin sekali jika Cloud adalah putranya.
Ketukan di pintu membuat pandangan Yvan teralihkan. Tim masuk dengan membawa beberapa berkas di tangannya.
"Tuan--"
"Berikan aku kabar baik." Tatapan Yvan tajam menatap dirinya. Tim menelan salivanya dengan susah payah. Beruntung yang dia bawa kali ini adalah kabar baik.
“Aku sudah menemukan keberadaan wanita itu, Tuan.” Tim memberikan map itu dan dia tidak menyangka jika Yvan malah membuang berkas tersebut ke tempat sampah setelah sekilas melihatnya.
Tatap heran terbit di matanya. Dia sudah susah payah mencari keberadaan wanita itu, dan setelah ketemu, Yvan membuangnya begitu saja?
“Kau terlambat tujuh langkah di belakangku. Clara Grim, dua puluh delapan tahun, tinggal di Manhattan, bekerja sebagai perancang perhiasan di sebuah perusahaan, cucu dari seorang pengusaha ternama di Canada, memiliki seorang anak berusia lima tahun, dan dia wanita yang menyebalkan!”
Tim melongo mendengar ucapan dari Yvan. Pencariannya selama hampir satu minggu ini benar-benar sia-sia karena Yvan sudah lebih banyak tahu dan tidak melewatkan apa yang akan dia sampaikan.
“Pergi ke distrik empat. Urus pekerjaan yang ada di sana.”
Lagi-lagi Tim menelan salivanya dengan susah payah. Distrik empat, merupakan tempat yang cukup keras dan masih sulit untuk dia tangani. Biasanya ada Carol yang memegang tempat tersebut, tapi setelah Yvan menghabisi wanita itu karena sebuah pengkhianatan yang dilakukannya, distrik empat masih belum ada yang menghandle-nya untuk saat ini.
“Berikan laporan lengkap selama satu minggu ini. Jika ada selisih sedikit saja, kau yang akan menerima akibatnya!”
Tim mengundurkan diri dari hadapan Yvan. Tatapan laki-laki itu masih tajam menatap hingga Tim tidak lagi dapat dia lihat.
Saat bangkit, Yvan melihat sesuatu tergeletak di lantai, tertutupi map biru yang Tim bawakan tadi. Dia menunduk dan memungutnya. Senyumnya lebar saat melihat foto yang ada di tangan.
“Aku senang kau memberikan nama yang bagus untuk putra kita.”
**
“Honey. Aku akan pergi sebentar. Kau bisa duduk manis di rumah hingga aku kembali?"
“Hem.” Hanya itu jawaban yang diberikan oleh Cloud saat Clara mengenakan jas kerjanya.
“Kau tidak akan berulah kan? Aku akan memanggil Shine jika kau bosan.”
“Tidak perlu. Aku sudah menemukan mainan baru.” Kening Clara mengerut. “Kau harus segera pergi jika tidak ingin terlambat.”
Clara yang akan membuka mulutnya mengurungkan niat karena ucapan putranya ini. Memang benar jika dia bisa saja akan terlambat mengingat hari ini adalah hari yang penting untuknya. Perusahaan tempatnya bekerja, sedang dalam kondisi yang bagus karena pelelangan di malam itu menyebabkan banyak pesanan perhiasan yang harus dia urus desainnya.
“Baiklah. Aku percaya kepadamu. Ingat untuk tidak bermain di area dapur. Mom akan mengirimkan makan siang nanti. Tetap—“
“Waspada di rumah. Jangan membukakan pintu untuk orang asing. Jangan bermain api, dan jangan membuka jendela terlalu lebar. Aku sudah mengerti, Mom.”
Clara mengacungkan kedua ibu jarinya, mengagumi kepintaran putranya. “Bagus jika kau sudah mengerti. Aku tidak akan khawatir meninggalkanmu sendirian di rumah.”
“Aku bukan anak bayi. Aku sudah bisa mengurus diriku sendiri.”
Hal yang paling Clara benci adalah hal ini. Cloud berusia lima tahun, tapi sikapnya menyebalkan karena dia seolah menolak jika dirinya memang masih seorang anak kecil.
“Oke, baiklah. Aku akan pergi. Berikan ciuman untuk ibumu ini.”
“Mom!” protes Cloud tidak suka saat pipinya basah oleh ciuman gemas sang ibu, dan yang pasti dia sudah yakin jika sesuatu menempel di sana. “Kau bisa menjual perhiasan hingga satu juta dolar, tapi kau tidak mampu untuk membeli lipstik yang bagus.” Tangan kecil anak itu mengusap warna merah di pipinya.
Clara berdecak kesal. Bukan dia tidak mampu untuk membeli lipstik yang bagus, tapi dia masih belum memiliki waktu untuk membelinya.
“Aku pergi. Bye! Ingat semua pesan yang aku katakan!” teriak Clara sebelum menutup pintu.
Cloud kesal, menatap pintu yang kini tertutup. Dia menutup game yang sedang dia mainkan dan kini jari mungilnya bermain dengan laptop.
“Kita lihat saja. Apa yang akan kau lakukan?” Senyum menyeramkan anak itu tersungging, membuat orang lain tidak akan percaya. Di balik wajahnya yang tampan dan imut, dia bisa saja menjadi bom waktu yang akan bisa menghancurkan seseorang dengan tangannya.
sementara itu di dalam sebuah perusahaan ....
“Apa yang terjadi? Aku tidak bisa mengaksesnya!”
“Aku juga.”
“Pekerjaanku hilang!”
“Ada apa ini? Apakah kita sedang diserang?”
Riuh suara terdengar dari sana sini di dalam sebuah perusahaan ternama. Suara-suara itu terdengar panik, ada juga yang sampai menangis karena pekerjaan yang sudah dikerjakan beberapa hari telah menghilang tanpa jejak.
Dering telepon terdengar nyaring beberapa kali, Yvan segera mengangkat panggilan tersebut.
“Tuan, ada virus di dalam perangkat kita!”
Yvan duduk tegak, meninggalkan kenyamanan dari sandaran kursi kebesarannya.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah keamanan kita tidak mudah untuk dibobol?" tanya Yvan dengan nada yang marah, kepalanya seketika berdenyut sakit saat ini.
"Maaf, Tuan. Kami akan segera menemukan solusinya dan mencari tahu sumber asal virus ini."
Yvan mendengkus kesal, mengusap wajahnya dengan kasar.
“Lacak dia. Cari tahu di mana asalnya!” perintah Yvan.
“Baik!”
Berbeda situasi dengan di perusahaan, di apartemen mewah itu Cloud sedang menikmati coklat panas sambil duduk santai dan menikmati udara dingin di siang ini. Dia biarkan jendela terbuka sedikit hingga angin dingin dari luar sesekali masuk ke dalam apartemen. Dia melirik ke arah laptopnya, tersenyum bak iblis dan masih memperhatikan.
“Selesai!”
Telunjuknya menekan sebuah tombol, dia kembali terkekeh dan membayangkan jika di seberang sana mereka, orang-orang dewasa sedang berteriak frustrasi karena apa yang telah dia lakukan.
"Apa yang akan kau lakukan, Tuan. Apakah kau bisa menemukanku?" Senyum devil anak ini terlihat mengerikan, tapi justru hal itu membuktikan jika dia memang putra dari seorang pria yang bernama Yvander Carson.
"Anda sedang senang rupanya. Apakah ada kabar baik?" tanya Paman Chen yang setia berdiri di belakang sang nyonya.
"Iya, Paman Chen. Kabar yang sangat baik sekali. Kita akan segera bertemu dengan anak itu, cucu kita."
Paman Chen tersenyum senang mendengar ucapan dari Maria.
"Paman Chen. Bisakah kau menyiapkan satu ruangan untuk cucu kita nanti? Aku ingin dia betah jika berkunjung ke rumah ini."
"Baik, Nyonya."
Bukan hanya Maria saja yang senang, Paman Chen juga ikut senang akan berita yang baik ini.
**
Yvan duduk di kursinya. Dia tidak bisa memikirkan hal lain setelah pertemuannya dengan Clara malam itu. Dia yakin sekali jika Cloud adalah putranya.
Ketukan di pintu membuat pandangan Yvan teralihkan. Tim masuk dengan membawa beberapa berkas di tangannya.
"Tuan--"
"Berikan aku kabar baik." Tatapan Yvan tajam menatap dirinya. Tim menelan salivanya dengan susah payah. Beruntung yang dia bawa kali ini adalah kabar baik.
“Aku sudah menemukan keberadaan wanita itu, Tuan.” Tim memberikan map itu dan dia tidak menyangka jika Yvan malah membuang berkas tersebut ke tempat sampah setelah sekilas melihatnya.
Tatap heran terbit di matanya. Dia sudah susah payah mencari keberadaan wanita itu, dan setelah ketemu, Yvan membuangnya begitu saja?
“Kau terlambat tujuh langkah di belakangku. Clara Grim, dua puluh delapan tahun, tinggal di Manhattan, bekerja sebagai perancang perhiasan di sebuah perusahaan, cucu dari seorang pengusaha ternama di Canada, memiliki seorang anak berusia lima tahun, dan dia wanita yang menyebalkan!”
Tim melongo mendengar ucapan dari Yvan. Pencariannya selama hampir satu minggu ini benar-benar sia-sia karena Yvan sudah lebih banyak tahu dan tidak melewatkan apa yang akan dia sampaikan.
“Pergi ke distrik empat. Urus pekerjaan yang ada di sana.”
Lagi-lagi Tim menelan salivanya dengan susah payah. Distrik empat, merupakan tempat yang cukup keras dan masih sulit untuk dia tangani. Biasanya ada Carol yang memegang tempat tersebut, tapi setelah Yvan menghabisi wanita itu karena sebuah pengkhianatan yang dilakukannya, distrik empat masih belum ada yang menghandle-nya untuk saat ini.
“Berikan laporan lengkap selama satu minggu ini. Jika ada selisih sedikit saja, kau yang akan menerima akibatnya!”
Tim mengundurkan diri dari hadapan Yvan. Tatapan laki-laki itu masih tajam menatap hingga Tim tidak lagi dapat dia lihat.
Saat bangkit, Yvan melihat sesuatu tergeletak di lantai, tertutupi map biru yang Tim bawakan tadi. Dia menunduk dan memungutnya. Senyumnya lebar saat melihat foto yang ada di tangan.
“Aku senang kau memberikan nama yang bagus untuk putra kita.”
**
“Honey. Aku akan pergi sebentar. Kau bisa duduk manis di rumah hingga aku kembali?"
“Hem.” Hanya itu jawaban yang diberikan oleh Cloud saat Clara mengenakan jas kerjanya.
“Kau tidak akan berulah kan? Aku akan memanggil Shine jika kau bosan.”
“Tidak perlu. Aku sudah menemukan mainan baru.” Kening Clara mengerut. “Kau harus segera pergi jika tidak ingin terlambat.”
Clara yang akan membuka mulutnya mengurungkan niat karena ucapan putranya ini. Memang benar jika dia bisa saja akan terlambat mengingat hari ini adalah hari yang penting untuknya. Perusahaan tempatnya bekerja, sedang dalam kondisi yang bagus karena pelelangan di malam itu menyebabkan banyak pesanan perhiasan yang harus dia urus desainnya.
“Baiklah. Aku percaya kepadamu. Ingat untuk tidak bermain di area dapur. Mom akan mengirimkan makan siang nanti. Tetap—“
“Waspada di rumah. Jangan membukakan pintu untuk orang asing. Jangan bermain api, dan jangan membuka jendela terlalu lebar. Aku sudah mengerti, Mom.”
Clara mengacungkan kedua ibu jarinya, mengagumi kepintaran putranya. “Bagus jika kau sudah mengerti. Aku tidak akan khawatir meninggalkanmu sendirian di rumah.”
“Aku bukan anak bayi. Aku sudah bisa mengurus diriku sendiri.”
Hal yang paling Clara benci adalah hal ini. Cloud berusia lima tahun, tapi sikapnya menyebalkan karena dia seolah menolak jika dirinya memang masih seorang anak kecil.
“Oke, baiklah. Aku akan pergi. Berikan ciuman untuk ibumu ini.”
“Mom!” protes Cloud tidak suka saat pipinya basah oleh ciuman gemas sang ibu, dan yang pasti dia sudah yakin jika sesuatu menempel di sana. “Kau bisa menjual perhiasan hingga satu juta dolar, tapi kau tidak mampu untuk membeli lipstik yang bagus.” Tangan kecil anak itu mengusap warna merah di pipinya.
Clara berdecak kesal. Bukan dia tidak mampu untuk membeli lipstik yang bagus, tapi dia masih belum memiliki waktu untuk membelinya.
“Aku pergi. Bye! Ingat semua pesan yang aku katakan!” teriak Clara sebelum menutup pintu.
Cloud kesal, menatap pintu yang kini tertutup. Dia menutup game yang sedang dia mainkan dan kini jari mungilnya bermain dengan laptop.
“Kita lihat saja. Apa yang akan kau lakukan?” Senyum menyeramkan anak itu tersungging, membuat orang lain tidak akan percaya. Di balik wajahnya yang tampan dan imut, dia bisa saja menjadi bom waktu yang akan bisa menghancurkan seseorang dengan tangannya.
sementara itu di dalam sebuah perusahaan ....
“Apa yang terjadi? Aku tidak bisa mengaksesnya!”
“Aku juga.”
“Pekerjaanku hilang!”
“Ada apa ini? Apakah kita sedang diserang?”
Riuh suara terdengar dari sana sini di dalam sebuah perusahaan ternama. Suara-suara itu terdengar panik, ada juga yang sampai menangis karena pekerjaan yang sudah dikerjakan beberapa hari telah menghilang tanpa jejak.
Dering telepon terdengar nyaring beberapa kali, Yvan segera mengangkat panggilan tersebut.
“Tuan, ada virus di dalam perangkat kita!”
Yvan duduk tegak, meninggalkan kenyamanan dari sandaran kursi kebesarannya.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah keamanan kita tidak mudah untuk dibobol?" tanya Yvan dengan nada yang marah, kepalanya seketika berdenyut sakit saat ini.
"Maaf, Tuan. Kami akan segera menemukan solusinya dan mencari tahu sumber asal virus ini."
Yvan mendengkus kesal, mengusap wajahnya dengan kasar.
“Lacak dia. Cari tahu di mana asalnya!” perintah Yvan.
“Baik!”
Berbeda situasi dengan di perusahaan, di apartemen mewah itu Cloud sedang menikmati coklat panas sambil duduk santai dan menikmati udara dingin di siang ini. Dia biarkan jendela terbuka sedikit hingga angin dingin dari luar sesekali masuk ke dalam apartemen. Dia melirik ke arah laptopnya, tersenyum bak iblis dan masih memperhatikan.
“Selesai!”
Telunjuknya menekan sebuah tombol, dia kembali terkekeh dan membayangkan jika di seberang sana mereka, orang-orang dewasa sedang berteriak frustrasi karena apa yang telah dia lakukan.
"Apa yang akan kau lakukan, Tuan. Apakah kau bisa menemukanku?" Senyum devil anak ini terlihat mengerikan, tapi justru hal itu membuktikan jika dia memang putra dari seorang pria yang bernama Yvander Carson.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved