Bab 12 Pertanyaan Cloud

by Tyas Kusuma13 09:01,Aug 11,2023
“Kalian tinggal di sini?” Yvan menatap gedung apartemen tinggi yang menjulang ke langit, ujungnya tidak nampak karena langit begitu gelap di malam ini.

“Iya, kami tinggal di sini. Mohon maafkan aku, aku tidak bisa mengundang kalian untuk mampir ke tempat kecil kami.”

“Tidak apa-apa, Nona Grim. Lagi pula ini sudah malam, dan kami harus pulang untuk melakukan kegiatan yang lain.”

Hati Clara ciut mendengar itu.

“Tentu saja. Kalian adalah orang yang sangat sibuk. Maaf telah membuat kalian repot dengan ini.” Clara menganggukkan kepalanya pelan.

“Tidak masalah. Aku akan mengingat alamat ini, sopir akan mengantarkan mobil kalian besok pagi.”

“Terima kasih, Tuan Carson.”

Yvan hanya mengangguk saja pelan.

“Ayo, Cloud,” ajak Clara, Cloud memegang tangan ibunya dan pergi dari sana setelah berpamitan kepada kedua orang dewasa itu.

“Yvan, ini hanya perasaanku, atau memang anak itu mirip denganmu?” bisik Veronica penasaran.

“Dia memang putraku.”

“Hah?!Apa maksudmu? Kau punya putra dari wanita lain?” Veronica berbicara keras sehingga membuat telinga Yvan terasa sakit.

“Ya.”

“Oh My Gosh. Kau ... sejak kapan kau menyukai wanita?” Lirik Veronica, sementara Yvan masih serius mengemudikan kendaraannya.

“Itu cerita lama. Tidak bisakah kau diam?” Yvan mulai kesal. Veronica sudah seperti ibunya yang cerewet.

“Aku hanya bertanya saja.”

Senyum wanita itu mengembang sempurna, memukul lengan kokoh Yvan yang berotot.

“Aah, apakah kalian melakukan one night stand?”

"Ya, tentu saja. Jika tidak kau pikir bagaimana dia mendapatkan putra yang sangat tampan mirip sepertiku?"

“Ceritakan kepadaku, bagaimana kalian bertemu?”

Yvan masih terdiam, senyumnya mengembang sedang mengingat kejadian di malam tu sehingga membuat Veronica sebal.

"Yvan, kau menyebalkan!"


**

“Mom, apakah laki-laki itu adalah ayahku?” tembak Cloud saat Clara baru saja duduk di kursi sofa.

Clara membanting pandangannya menatap sang putra.

“Apa yang kau maksud?” Clara terbata melihat Cloud yang melipat kedua tangannya di depan dada.

“Wajahnya mirip denganku, dan kau menatapnya penuh kebencian. Apakah dia adalah pria yang menghamilimu?”

Clara menjadi canggung. “Jangan berbicara sembarangan. Aku tidak mengerti apa maksudmu. Apakah kau lelah, Honey? Oh, tidak. Ternyata aku yang lelah. Aku akan pergi tidur. Kau juga pergilah ke kamarmu.”

Clara mengambil tasnya dan pergi, menghindar dari Cloud yang terus menatapnya hingga dia menghilang di balik pintu kamar.

“Dari dulu kau tidak pandai berbohong, Mom.”

Clara sedang resah di dalam kamarnya, dia tidak bisa tidur. Bahkan dia masih mengenakan pakaian yang sama. Saat ini, wanita itu sedang berjalan di samping tempat tidurnya, berjalan bak setrikaan yang sedang sibuk bolak balik.

“Apa yang harus aku lakukan? Kenapa dia datang sekarang?”

Ah, salahnya. Kenapa dia harus ada di kota ini. Dia tidak mengira jika laki-laki yang dulu tidur dengannya adalah seorang CEO dari perusahaan ternama.

"Apa aku harus pergi dari sini? Tidak! Untuk apa aku harus pergi? Tapi bagaimana jika laki-laki itu datang dan membawa Cloud? Bagaimana jika dia dan istrinya menginginkan Cloud?" Gumaman Clara membuatnya tidak mendengar panggilan dari Cloud.

"Mom, kau baik-baik saja?" Cloud mendekat dan menarik tangan Clara sehingga wanita itu terkejut.

"Cloud, kau belum tidur?" Clara menunduk, berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan sang anak.

"Aku tidak bisa tidur."

"Mau tidur denganku?"

Cloud membuang wajahnya ke samping dengan muka yang memerah. "Jika kau tidak keberatan."

Senyuman diberikan Clara kepada anaknya. "Tentu saja Mom tidak keberatan. Tunggu dan berbaringlah. Aku akan membersihkan diri."

Cloud mengangguk dan naik ke atas tempat tidur, sementara Clara segera pergi ke kamar mandi.

"Kau resah, Mom. Kau memang tidak bisa menyembunyikan kebohongan dariku."

Cloud mengambil laptop milik Clara dan membukanya, mengetik sebuah nama yang kemudian muncul di sana.

"Jika kau memang ayahku, tunggu saja. Kau akan tahu apa yang akan aku lakukan!"

Pencarian itu dia hapus dan dia ganti dengan permainan saat Clara keluar dari kamar mandi.

“Apa kau sudah siap untuk tidur?”

Cloud menganggukan kepalanya dan menaikkan selimut menutupi tubuhnya.

“Iya aku sudah sangat mengantuk sekali.”

Clara berbaring di samping Cloud dan memeluknya seperti bayi. Cloud lelah hari ini, jadi tidak menunggu waktu yang lama dia bisa terlelap tidur.

***

Di sebuah perusahaan ternama, Yvan tengah disibukkan dengan rapat jajaran direksi yang cukup penting. Saat tiba-tiba sebuah panggilan terdengar dan dia terpaksa mengangkat panggilan tersebut karena tertera nama sang ibu.

"Yvan, apakah kau sudah menemukannya?" teriakan Maria terdengar membuat telinga Yvan berdengung sakit.

"Menemukan apa?" tanya Yvan setengah berbisik.

"Ish, dasar anak durhaka. Mau sampai kapan kau menyembunyikan keberadaan mereka? Kau mau menyembunyikan cucuku untukmu sendiri?"

Yvan kini mengerti apa yang ibunya maksud. Dia berdecak dengan kesal dan satu hall yang ada di pikirannya kini adalah sepupunya. Pasti wanita itu yang memberitahu Maria soal Clara dan Cloud.

"Mom, aku sedang rapat. Aku akan menghubungimu nanti," ucap Yvan.

"Eh, tunggu dulu--"

Panggilan itu Yvan putuskan, masih ada hal lain yang lebih penting yang harus dia lakukan di sini dan sang ibu bisa menunggu kabar itu nanti.

Awalnya Yvan tidak ingin memberitahu sang ibu jika dia telah menemukan keberadaan wanita yang selama ini telah dia cari, tapi mulut Veronica tidak bisa dijaga sehingga Maria mengetahui kabar berita itu sebelum Yvan memberitahunya.

"Awas kau. Aku tidak akan melepaskanmu!" geram Yvan terhadap Veronica.

Selesai dengan rapat, Yvan kembali menghubungi ibunya.

"Yvan, kau sungguh sudah menemukan dia, kan?" pekik Maria dari seberang telepon. Masih tidak percaya akan kabar berita itu dan ingin Yvan menjawabnya secara langsung.

"Iya, aku menemukan dia. Tapi, tidak bisakah kau bicara pelan saja, Mom? Kau membuat telingaku sakit." Yvan menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Maaf. Aku sangat senang sekali mendengarnya. Lalu, bagaimana sekarang? Kau sudah membawanya bersama denganmu? Apa mereka tinggal denganmu?" Maria tidak sabar.

"Belum. Dia menghindar dariku. Aku masih butuh waktu untuk bisa membawanya pulang."

"Oh, kalau begitu kau harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Kapan Mom bisa menemui mereka?"

"Mom, sabar lah dulu. Aku sedang memikirkan cara untuk membawa anakku pulang."

"Kau tidak berencana hanya membawa putramu saja kan? Jangan berpikir untuk meninggalkan wanita itu dan merebut putramu darinya." Maria menuduh atas ucapan Yvan barusan. Dia amat sangat tidak setuju jika Yvan hanya akan membawa cucunya saja.

Yvan mengusap wajahnya kasar. Semalaman dia sudah memikirkan hal itu, andai Clara tidak mau bersama dengannya, maka dia akan dengan kejam merebut miliknya, putranya.

"Aku tidak mau kau menjadi orang yang kejam. Jangan sampai memisahkan ibu dengan anaknya. Kau mengerti?" Suara Maria melengking dengan nada yang marah.

"Yes, Mom. Aku mengerti. Aku sudah bukan anak kecil lagi."

Panggilan itu Yvan akhiri. Telinganya sudah cukup panas mendengar pesan-pesan yang diucapkan oleh sang ibu setelah beberapa menit dalam panggilan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

36