Bab 11 Makan Malam
by Tyas Kusuma13
08:13,Aug 11,2023
Makan malam di Steak House restoran. Clara terpaksa pergi karena keinginan Cloud yang ingin pergi ke sana. Dia berdandan biasa saja, tidak ingin berubah cantik seperti pada umumnya saat dia bertemu dengan koleganya yang lain.
"Mom, kenapa kau seakan ingin mempermalukan dirimu sendiri? Kau memiliki banyak pakaian yang indah, kenapa kau memakai pakaian yang sangat sederhana ini?" tunjuk Cloud pada pakaian yang dikenakan oleh ibunya.
"Kau tahu, kan. Kita tidak boleh mencolok. Kita harus terlihat sederhana."
Cloud memutar bola matanya malas. Berdebat dengan sang ibu akan membuat moodnya memburuk di malam ini. Dia hanya melonggarkan dasi kupu-kupu berwarna merah karena rasanya hampir mencekiknya.
"Selamat malam, Tuan Kecil, Nyonya. Ada yang bisa kami bantu?" tanya pelayan laki-laki saat mendapati ibu dan anak itu masuk ke dalam area restoran.
"Kami sudah reservasi, atas nama Cloud Grim."
"Baik, Tuan Muda. Mari ikuti saya."
Pelayan itu menundukkan tubuhnya dan meminta keduanya untuk pergi ke tempat yang dimaksud. Tampak di sana sudah ada seorang laki-laki dan seorang perempuan sudah duduk menunggu.
Clara menatap sinis laki-laki itu yang sedang berbicara dengan seorang wanita yang bersamanya kemarin di acara lelang.
Tiba-tiba saja dia ingin tertawa sinis. Rasa takut juga hinggap di dalam hatinya. Bagaimana jika laki-laki itu datang untuk mengambil Cloud? Mungkinkah mereka pasangan yang tidak memiliki putra dan datang untuk mengambil Cloud?
"Honey. Bisakah kita pulang? Rasanya perutku tidak nyaman." Clara beralasan lagi, memegangi perutnya yang tidak sakit sama sekali.
"Mom, dia sudah menunggu. Aku akan panggilkan sopir dan menyuruhnya untuk menjemput.
Clara tidak mengerti akan kekeraskepalaan sang putra. Dia tidak bisa mundur lagi sekarang ini. Yang bisa dia lakukan hanya mengikuti kemauan sang putra untuk menemui Yvan.
"Selamat malam, Nona."
Yvan berdiri saat Clara dan Cloud sudah sampai di dekat mereka. Dengan khusus dia menarik kursi untuk Cloud duduk, kemudian melakukan hal yang sama untuk Clara.
"Apa kalian sudah menunggu lama?"
"Tidak. Kami baru saja datang lima menit yang lalu." Veronica menjawab dan tersenyum, meski itu hanyalah senyum palsu yang dipaksakan olehnya.
Makanan telah datang, beberapa hidangan andalan di restoran itu sudah terhidang di meja. Aromanya membuat siapa pun yang menghirupnya menjadi lapar dan ingin makan, tapi tidak dengan Clara dan Yvan yang saling bertatapan tajam tanpa kata.
Yvan tersenyum kecil hampir tidak terlihat sama sekali, dia senang akhirnya bisa menemukan wanita yang telah membuat posisinya di perusahaan miliknya sendiri terancam.
"Aku permisi ke toilet. Cloud, kau tidak apa Mom tinggal?"
"Yes, Mom. Aku tak apa."
Clara bangkit karena tidak tahan ditatap oleh Yvan yang sepertinya sengaja menatapnya seperti itu.
'Dasar laki-laki mata keranjang! Sudah jelas ada istrinya di sampingnya, apakah dia tidak bisa menjaga matanya dengan baik?'
Dibasuhnya wajah dengan air yang mengalir dari kran. Tisu yang menempel di dinding dia ambil untuk mengeringkan wajahnya.
"Menyebalkan sekali. Apa yang dia mau? Apakah dia akan mengambil Cloud?" gumam Clara sambil menatap wajahnya di cermin, sedikit riasan dia bubuhkan di wajahnya agar tidak terlihat pucat.
'Aku tidak akan membiarkan dia mengambil putraku.'
Clara baru saja keluar dari toilet.
"Nona Clara. Jadi namamu adalah Clara?"
Panggilan itu membuat langkah Clara terhenti. Saat menolehkan kepala, dia melihat laki-laki itu menunggu di depan pintu toilet perempuan.
'Dasar mesum. Bahkan dia tidak malu menunggu di depan toilet wanita!'
"Apa maumu?" tanya Clara langsung. Kedua tangannya terlipat di depan dada.
Yvan menatap Clara dari atas hingga ke bawah dan sebaliknya. Penampilan wanita ini tidak jauh berbeda dari yang dia ingat di malam enam tahun yang lalu. Yvan berjalan mengelilingi Clara, masih memperhatikan wanita itu.
"Mauku? Tidak ada. Aku hanya ingin bertanya. Apakah Cloud adalah putraku?"
"Jangan sembarangan! Apa maksudmu?" Tatapan Clara marah.
"Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya bertanya. Apa Cloud itu putraku?" tanya Yvan lagi.
"Bukan. Jadi jangan pernah berpikir jika kau hebat waktu itu. Kau tidak cukup hebat hingga bisa menghamiliku!"
Clara pergi dengan langkah yang lebar. Dia merasa jika keberadaan Yvan mengancamnya di sana.
"Aku tidak akan menyerah, Nona Grim."
Senyum Yvan mengembang sempurna menatap kepergian wanita itu yang kini semakin menjauh.
Yvan memperhatikan Cloud yang makan dengan sangat tenang. Anak laki-laki kecil itu mengerti tata cara adab makan yang baik di meja makan.
Veronica yang orang dewasa saja mengakui dia terkagum dengan anak kecil itu. Clara bisa mendidik Cloud dengan sangat baik sehingga menjadikan anak itu sopan dan tampak berwibawa. Namun, Veronica masih penasaran kenapa wajah anak ini begitu mirip dengan Yvan.
Selama makan malam, Yvan tidak mengalihkan tatapannya dari Clara, dia juga sesekali melirik Cloud yang sangat tenang sekali dalam makannya. Dia tidak seperti anak kecil lainnya yang seringkali merengek atau rewel di saat pertemuan penting seperti ini.
“Aku sudah lama mengagumimu, Nona. Kau adalah wanita yang sangat hebat. Alih-alih menyukai selebritis, aku lebih menyukaimu,” bisik Veronica saat sebelum memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Clara tersenyum malu. Baru kali ini dia mendengar seseorang yang mengaguminya seperti ini.
“Anda terlalu berlebihan, Nona. Aku hanya orang biasa yang kebetulan saja memenangkan doorprise, tentunya dari Tuan Carson.”
Yvan hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia sangat suka sekali melihat Clara yang tersenyum seperti itu. Setidaknya dia tidak lagi melihat wajah jutek wanita tersebut.
"Terima kasih atas undangan makan malamnya Nona Grim. Kami sangat menghargai dan menikmati makan malam ini." Veronika tersenyum sambil mengulurkan tangannya kepada Clara, juga kepada Cloud.
"Kami yang harus mengucapkan terima kasih karena kalian berdua telah mau membantu berdonasi untuk meringankan beban dari anak-anak terlantar itu."
Clara meskipun membenci Yvan, tapi dia berusaha untuk tetap profesional.
"Apakah kalian datang dengan membawa sopir?"
"Tidak." Cloud yang menjawab pertanyaan dari Yvan.
“Kalau begitu, izinkan kami untuk mengantarkan kalian pulang."
“Tidak perlu, Tuan Carson. Kami bisa pulang sendiri. Kami—“
“Benar, Nona Grim. Lebih baik kami mengantar kalian untuk pulang. Tidak baik rasanya jika seorang wanita dan seorang anak kecil pulang sendirian di malam yang sudah larut ini."
Mobil Yvan melaju di jalanan yang gelap dan dingin, Clara hanya diam dan Cloud bermain gadget-nya dengan santai di kursi belakang.
“Nona Grim. Boleh aku bertanya sesuatu?”
“Iya, Nona?”
“Apa yang membuatmu menekuni bidang perhiasan ini? Semua perhiasan yang kau buat sangat cantik sekali. Aku suka.”
Clara tersenyum kecut, jelas wanita itu suka karena seorang laki-laki yang mencintainya membelikan untuknya.
“Aku hanya sangat suka dengan keindahan.”
“Benarkah? Aku juga sangat suka sekali dengan keindahan. Tapi, aku tidak bisa sehebat dirimu dalam membuat suatu karya. Kau sangat hebat karena bisa menyihir banyak mata untuk mengagumi karya seindah itu.”
Clara melihat Veronica yang antusias dengan kalung yang dia pegang di tangannya.
"Mom, kenapa kau seakan ingin mempermalukan dirimu sendiri? Kau memiliki banyak pakaian yang indah, kenapa kau memakai pakaian yang sangat sederhana ini?" tunjuk Cloud pada pakaian yang dikenakan oleh ibunya.
"Kau tahu, kan. Kita tidak boleh mencolok. Kita harus terlihat sederhana."
Cloud memutar bola matanya malas. Berdebat dengan sang ibu akan membuat moodnya memburuk di malam ini. Dia hanya melonggarkan dasi kupu-kupu berwarna merah karena rasanya hampir mencekiknya.
"Selamat malam, Tuan Kecil, Nyonya. Ada yang bisa kami bantu?" tanya pelayan laki-laki saat mendapati ibu dan anak itu masuk ke dalam area restoran.
"Kami sudah reservasi, atas nama Cloud Grim."
"Baik, Tuan Muda. Mari ikuti saya."
Pelayan itu menundukkan tubuhnya dan meminta keduanya untuk pergi ke tempat yang dimaksud. Tampak di sana sudah ada seorang laki-laki dan seorang perempuan sudah duduk menunggu.
Clara menatap sinis laki-laki itu yang sedang berbicara dengan seorang wanita yang bersamanya kemarin di acara lelang.
Tiba-tiba saja dia ingin tertawa sinis. Rasa takut juga hinggap di dalam hatinya. Bagaimana jika laki-laki itu datang untuk mengambil Cloud? Mungkinkah mereka pasangan yang tidak memiliki putra dan datang untuk mengambil Cloud?
"Honey. Bisakah kita pulang? Rasanya perutku tidak nyaman." Clara beralasan lagi, memegangi perutnya yang tidak sakit sama sekali.
"Mom, dia sudah menunggu. Aku akan panggilkan sopir dan menyuruhnya untuk menjemput.
Clara tidak mengerti akan kekeraskepalaan sang putra. Dia tidak bisa mundur lagi sekarang ini. Yang bisa dia lakukan hanya mengikuti kemauan sang putra untuk menemui Yvan.
"Selamat malam, Nona."
Yvan berdiri saat Clara dan Cloud sudah sampai di dekat mereka. Dengan khusus dia menarik kursi untuk Cloud duduk, kemudian melakukan hal yang sama untuk Clara.
"Apa kalian sudah menunggu lama?"
"Tidak. Kami baru saja datang lima menit yang lalu." Veronica menjawab dan tersenyum, meski itu hanyalah senyum palsu yang dipaksakan olehnya.
Makanan telah datang, beberapa hidangan andalan di restoran itu sudah terhidang di meja. Aromanya membuat siapa pun yang menghirupnya menjadi lapar dan ingin makan, tapi tidak dengan Clara dan Yvan yang saling bertatapan tajam tanpa kata.
Yvan tersenyum kecil hampir tidak terlihat sama sekali, dia senang akhirnya bisa menemukan wanita yang telah membuat posisinya di perusahaan miliknya sendiri terancam.
"Aku permisi ke toilet. Cloud, kau tidak apa Mom tinggal?"
"Yes, Mom. Aku tak apa."
Clara bangkit karena tidak tahan ditatap oleh Yvan yang sepertinya sengaja menatapnya seperti itu.
'Dasar laki-laki mata keranjang! Sudah jelas ada istrinya di sampingnya, apakah dia tidak bisa menjaga matanya dengan baik?'
Dibasuhnya wajah dengan air yang mengalir dari kran. Tisu yang menempel di dinding dia ambil untuk mengeringkan wajahnya.
"Menyebalkan sekali. Apa yang dia mau? Apakah dia akan mengambil Cloud?" gumam Clara sambil menatap wajahnya di cermin, sedikit riasan dia bubuhkan di wajahnya agar tidak terlihat pucat.
'Aku tidak akan membiarkan dia mengambil putraku.'
Clara baru saja keluar dari toilet.
"Nona Clara. Jadi namamu adalah Clara?"
Panggilan itu membuat langkah Clara terhenti. Saat menolehkan kepala, dia melihat laki-laki itu menunggu di depan pintu toilet perempuan.
'Dasar mesum. Bahkan dia tidak malu menunggu di depan toilet wanita!'
"Apa maumu?" tanya Clara langsung. Kedua tangannya terlipat di depan dada.
Yvan menatap Clara dari atas hingga ke bawah dan sebaliknya. Penampilan wanita ini tidak jauh berbeda dari yang dia ingat di malam enam tahun yang lalu. Yvan berjalan mengelilingi Clara, masih memperhatikan wanita itu.
"Mauku? Tidak ada. Aku hanya ingin bertanya. Apakah Cloud adalah putraku?"
"Jangan sembarangan! Apa maksudmu?" Tatapan Clara marah.
"Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya bertanya. Apa Cloud itu putraku?" tanya Yvan lagi.
"Bukan. Jadi jangan pernah berpikir jika kau hebat waktu itu. Kau tidak cukup hebat hingga bisa menghamiliku!"
Clara pergi dengan langkah yang lebar. Dia merasa jika keberadaan Yvan mengancamnya di sana.
"Aku tidak akan menyerah, Nona Grim."
Senyum Yvan mengembang sempurna menatap kepergian wanita itu yang kini semakin menjauh.
Yvan memperhatikan Cloud yang makan dengan sangat tenang. Anak laki-laki kecil itu mengerti tata cara adab makan yang baik di meja makan.
Veronica yang orang dewasa saja mengakui dia terkagum dengan anak kecil itu. Clara bisa mendidik Cloud dengan sangat baik sehingga menjadikan anak itu sopan dan tampak berwibawa. Namun, Veronica masih penasaran kenapa wajah anak ini begitu mirip dengan Yvan.
Selama makan malam, Yvan tidak mengalihkan tatapannya dari Clara, dia juga sesekali melirik Cloud yang sangat tenang sekali dalam makannya. Dia tidak seperti anak kecil lainnya yang seringkali merengek atau rewel di saat pertemuan penting seperti ini.
“Aku sudah lama mengagumimu, Nona. Kau adalah wanita yang sangat hebat. Alih-alih menyukai selebritis, aku lebih menyukaimu,” bisik Veronica saat sebelum memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Clara tersenyum malu. Baru kali ini dia mendengar seseorang yang mengaguminya seperti ini.
“Anda terlalu berlebihan, Nona. Aku hanya orang biasa yang kebetulan saja memenangkan doorprise, tentunya dari Tuan Carson.”
Yvan hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia sangat suka sekali melihat Clara yang tersenyum seperti itu. Setidaknya dia tidak lagi melihat wajah jutek wanita tersebut.
"Terima kasih atas undangan makan malamnya Nona Grim. Kami sangat menghargai dan menikmati makan malam ini." Veronika tersenyum sambil mengulurkan tangannya kepada Clara, juga kepada Cloud.
"Kami yang harus mengucapkan terima kasih karena kalian berdua telah mau membantu berdonasi untuk meringankan beban dari anak-anak terlantar itu."
Clara meskipun membenci Yvan, tapi dia berusaha untuk tetap profesional.
"Apakah kalian datang dengan membawa sopir?"
"Tidak." Cloud yang menjawab pertanyaan dari Yvan.
“Kalau begitu, izinkan kami untuk mengantarkan kalian pulang."
“Tidak perlu, Tuan Carson. Kami bisa pulang sendiri. Kami—“
“Benar, Nona Grim. Lebih baik kami mengantar kalian untuk pulang. Tidak baik rasanya jika seorang wanita dan seorang anak kecil pulang sendirian di malam yang sudah larut ini."
Mobil Yvan melaju di jalanan yang gelap dan dingin, Clara hanya diam dan Cloud bermain gadget-nya dengan santai di kursi belakang.
“Nona Grim. Boleh aku bertanya sesuatu?”
“Iya, Nona?”
“Apa yang membuatmu menekuni bidang perhiasan ini? Semua perhiasan yang kau buat sangat cantik sekali. Aku suka.”
Clara tersenyum kecut, jelas wanita itu suka karena seorang laki-laki yang mencintainya membelikan untuknya.
“Aku hanya sangat suka dengan keindahan.”
“Benarkah? Aku juga sangat suka sekali dengan keindahan. Tapi, aku tidak bisa sehebat dirimu dalam membuat suatu karya. Kau sangat hebat karena bisa menyihir banyak mata untuk mengagumi karya seindah itu.”
Clara melihat Veronica yang antusias dengan kalung yang dia pegang di tangannya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved