Bab 6 Berita Dari Maria

by Tyas Kusuma13 12:44,Aug 09,2023
Clara benar-benar membawa cloud pulang ke negaranya meninggalkan Steve yang masih menyimpan berjuta tanda tanya di kepala. Laki-laki tua itu masih belum berhasil mengorek siapa sebenarnya ayah dari cucu buyutnya itu.

"Awasi dia dan laporkan semua apa yang dia lakukan!" Perintah Steve kepada laki-laki yang menjadi bawahannya.

**

Sementara itu di sebuah apartemen, seorang laki-laki tengah merasa gundah dan memikirkan apa yang ibunya katakan kemarin. Dia tidak bisa menyerahkan posisinya saat ini kepada sang ibu. Posisi yang sudah dengan susah payah dia capai saat ini.

"Bagaimana bisa aku mencari wanita itu. Ah dasar sial!" Racaunya sambil mengacak rambutnya dengan kasar. Yvan tidak tahu lagi harus mencari wanita itu ke mana. Mana dia tahu apa yang sudah terjadi selama enam tahun ini. Mungkin saja wanita itu sudah menikah dengan pria lain. Atau mungkin wanita itu putus asa karena dia mengandung dan akhirnya bunuh diri?

"Aku bisa gila memikirkan ini!" ujar pria tampan itu kemudian memutuskan untuk pergi dari sana.

"Lebih baik aku bersenang-senang," gumamnya dan membanting pintu unit apartemennya.

Pikiran Yvan kini menjadi tertekan karena sang ibu yang memintanya untuk membawa wanita tersebut ke hadapannya.

Sebuah klub malam dia kini berada. Tempat yang sama saat dulu dia bertemu dengan wanita yang telah merenggut keperjakaannya.

"Selamat malam, Bos. Sudah lama kau tidak datang ke sini," sapa seorang bartender tersenyum saat Yvan duduk di hadapannya.

Yvan menatap pria muda itu dengan malas. Pria muda yang sama seperti enam tahun lalu.

"Buatkan aku minuman yang spesial."

"Apa yang Anda mau?"

"Apa saja yang bisa membuatku kembali ke masa enam tahun lalu."

Pria bartender itu tersenyum dan segera mengambil minuman yang sama seperti Yvan pesan dulu.

Wajah Yvan tampak kacau terlihat oleh pria muda itu.

"Apa anda sedang tidak baik-baik saja? Anda berada di tempat yang tepat." Dia tersenyum memperlihatkan lakukan di pipinya.

"Diam dan berikan aku minuman yang terbaik," bentak Yvan tidak mau berbasa-basi.

Pria bartender itu telah menyelesaikan pesanan dan memberikan minuman tersebut kepada Yvan.

"Seperti yang Anda minta. Kembali ke masa enam tahun yang lalu."

Yvan menatap minuman berwarna merah tersebut di dalam gelas. Dia ingat jika wanita itu juga meminum minuman yang sama. Dia ingat waktu itu wanita tersebut mabuk dan merayu dirinya. Dia tersenyum kecut tatkala mengingat hal tersebut.

"Dasar wanita penggoda!" ujar laki-laki itu kesal. Andai tidak ada kejadian enam tahun yang lalu, sudah pasti ibunya tidak akan menyuruhnya untuk mencari wanita itu. "Menyebalkan sekali!"

Yvan menenggak minumannya dalam satu kali tegukan. Hanya minuman seperti itu saja tidak akan membuatnya terpengaruh sama sekali sehingga dia meminta bartender tersebut untuk mengambilkan minumannya lagi.

"Apakah Anda sedang gundah?" tanya pria bartender itu yang Yvan ketahui bernama Louis dari name tag yang tertempel di baju putih pakaian kerjanya.

"Apa masalahmu? Apakah itu penting bagimu?" tanya Ivan ketus dan menatap pria itu dengan tajam dan tidak suka.

"Entahlah. Setiap orang yang datang ke sini adalah orang-orang yang sedang memiliki masalah. Dan aku berpikir jika kau juga memiliki masalah meskipun mungkin apa yang kau rasakan itu berbeda dengan mereka."

Ivan terdiam dan menatap minumannya, mengelus dengan ujung telunjuk di tepi gelas tersebut.

"Kau ingin kembali pada waktu enam tahun yang lalu, apa kau sedang marah dengan pacarmu? Dua hari yang lalu dia juga datang kemari dan dia juga mabuk di sini."

Yvan yang sedang sibuk dengan gelasnya mengalihkan tatapannya kepada pria bartender itu.

"Dia datang kemari?"

"Iya. Dia datang kemari."

Sontak Yvan berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke depan dengan tangan yang bertumpu pada meja.

"Apa kau tahu di mana dia sekarang?"

Wajah mereka saling berdekatan dan mereka saling bertatapan. Tangan Yvan refleks mengambil kerah pakaian pria bartender itu dan sedikit menariknya sehingga jarak mereka semakin dekat lagi.

"Apa kau tahu di mana dia sekarang?" ulang
Yvan. Namun, pria itu menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu di mana rumahnya. Apa dia kabur darimu?" tanyanya lagi. Pria bartender itu mengira jika Yvan dan wanita yang dulu menggodanya telah hidup bersama, dan kini mereka sedang memiliki masalah sehingga Yvan datang untuk mengingat kejadian enam tahun yang lalu.

"Sialan!"

Yvan melepaskan pria bertendar itu dan mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya. Disimpannya dengan kasar uang tersebut di atas meja bersama dengan kartu nama miliknya.

"Jika dia datang lagi hubungi aku. Dasar wanita sialan!" Yvan mengumpat lagi kemudian pergi dari hadapan pria bartender itu.

"Senang membantu Anda, Tuan," ucap pria muda tersebut sambil tersenyum dan mengambil uang itu, kemudian menghirup aromanya yang sangat manis.

Yvan segera pergi dari bar tersebut. Dia melajukan kendaraannya untuk kembali pulang ke apartemen.

"Tim, cari tahu wanita yang datang ke klub X dua malam yang lalu," perintah Yvan ditelepon kepada bawahannya.

Tim baru saja tersadar saat panggilan telepon itu berakhir. Pria itu baru saja tertidur dan kini terbangun karena panggilan dari Yvan.

"Apa yang dia katakan tadi?" Pria yang telah menjadi bawahannya selama tujuh tahun ini bangkit dan kemudian mencari tahu apa yang tadi Yvan katakan. Dengan kemampuannya yang hebat Dia segera mencari tahu apa yang tadi dikatakan oleh Yvan.

"Astaga. Apakah dia wanita yang ada enam tahun yang lalu?" Gumam tim merasa kesal, tapi dia tetap mencari tahu apa yang atasannya itu inginkan.

Yvan telah sampai di apartemennya. Dia mengambil minuman bir yang ada di dalam kulkas dan menenggaknya di depan jendela kamar apartemen. Ivan merasa frustasi mencari keberadaan wanita itu selama ini. Dia yang awalnya ingin menyerah untuk mencari, kini karena ancaman dari sang ibu dia harus mencari lagi keberadaannya.

"Awas saja kau. Aku akan menemukanmu bagaimanapun caranya."

Kaleng kosong yang dia genggam erat menjadi penyok di tangannya dan dia lemparkan hingga tepat masuk ke dalam tong sampah yang ada di dekatnya. Yvan benar-benar tidak akan melepaskan Clara jika Wanita itu sudah ketemu.

Baru saja Yvan akan tidur, sebuah panggilan terdengar di telinganya.

Yvan mengambil ponselnya dan melihat ada nama sang Ibu tertera di sana.

"Yes, Mom?"

"Bisakah kau pulang besok?"

"Ada apa? Kenapa aku harus pulang?" tanya laki-laki itu bingung. "Jika tujuanmu menyuruhku pulang untuk menjodohkanku, jangan harap aku akan berkunjung ke rumahmu," Ketus Yvan dengan nada malas. Dia hendak mematikan panggilan telepon itu, tapi kemudian samar terdengar ucapan dari sang ibu.

"Sepertinya Mom melihat seorang anak yang mirip denganmu."

"Apa? Benarkah? Di mana?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

36