Bab 17 Tinju Satu Inchi
by Sukasa Hojo
14:48,Dec 14,2022
Di luar dugaan, pada saat itu, Saeko berdiri dan berteriak kaget: “Kak ipar Jason, kenapa kamu di sini?” Dia berjalan cepat, mendorong Ryo ke samping, berkata, “Ryo jelek, minggir sana, ini kakak iparku."
Ryo sangat tertekan, tetapi dia hanya bisa dengan patuh menyingkir.
Kak Jason ini bernama Jason Sansibar dan merupakan cucu dari Johan Sansibar.
Jason bersikap ramah kepada Saeko, dengan sedikit senyum dan sikap yang elegan, dia berkata: "Aku di sini ada urusan, jadi aku sekalian mampir untuk melihatmu."
Suara Jason ini bass dan tenang, dia benar-benar tipe cowok dalam drama korea.
Saeko tidak bisa menahan diri untuk mengeluh sedikit: "Kak Jason, kamu ni gimana, kok tidak kasih tau sebelumnya biar aku bisa menjemputmu."
Jason tersenyum dengan santai berkata: "Ga usah ngrepotin."
Miyuki juga merapikan penampilannya dan melangkah maju. Dia tersenyum sedikit pada Jason, mengulurkan tangannya dan berkata, "Tuan Sansibar, halo."
Jason menatap Miyuki, sorot kekaguman terpancar di matanya.
Sejujurnya, Miyuki cukup cantik. Selain itu, dia agak mirip dengan Honjo Suzu (artis Jepang), dengan kepribadian yang tenang dan polos. Dia mengenakan gaun putih, seakan seperti bidadari putri salju.
Jason mendekat ke arah Miyuki, namun tahu kapan waktu untuk berhenti.
"Miyuki, kita pernah bertemu sebelumnya." Jason tersenyum berkata.
Miyuki juga tersenyum dan berkata, "Tuan Sansibar, kamu belum makan, bukan? Aku yang akan masak hari ini."
Jason tersenyum ringan dan berkata, "Kalau begitu aku tidak sungkan lagi." Dia diam sejenak dan berkata, "Miyuki, kamu dan Sae adalah saudara yang baik, aku benar-benar tidak nyaman kamu memanggilku Tuan Sansibar, gimana kalau kamu panggil saja aku kakak?"
Miyuki juga tidak memaksa, berkata, "Kak Jason!"
Jason tersenyum tulus dan berkata, "Hari ini tambah satu adik cewek, menyenangkan."
Ryo melihat dari samping, berkata dalam hati, "Sial, kamu ini jelas mau mendekati Miyuki!"
Tapi dia tidak punya banyak pendapat atau komplain. Toh Miyuki juga pasti akan menikah, dengan karakter Jason, Miyuki pasti mempelajarinya dengan seksama.
Ryo menganggap Miyuki sebagai adik kandungnya sendiri, jadi sangat memperhatikannya.
Tidak ada gunanya Ryo tinggal di kantor CEO, jadi dia pergi dengan tenang. Dia datang ke kantor dan mulai menggoda rekan perempuan lainnya. Semuanya juga membuat candaan mesum dengan dia.
Ryo sangat senang.
Kemudian, Jason pergi bersama Miyuki dan Saeko. Mereka akan keluar untuk makan.
Miyuki secara khusus menelepon Ryo untuk memberi tahu Ryo tidak perlu jemput dan antar hari ini, Ryo bisa bebas melakukan hal lain.
Ryo tahu bahwa Jason adalah seorang master, jadi dia lega. Dia tidak ada kerjaan, jadi dia berniat untuk bermain di perusahaan sampai setelah pulang kerja, kemudian menjemput Yuherni dari pulang kerja.
Gedung Arjuna.
Jason dan Miyuki baru saja meninggalkan gedung dan belum menaiki mobil. Saat ini, sebuah mobil Audi tiba-tiba muncul.
Audi berhenti tiba-tiba.
Kemudian, pintu terbuka.
Jantung Miyuki berdetak kencang, dia merasakan bahwa pengunjung itu tidak berniat baik.
Setelah pintu terbuka, Si Mata Satu yang pertama turun.
Si Mata Satu dengan hormat berjalan untuk membuka pintu belakang.
Seorang pria berusia tiga puluhan dengan cepat keluar dari pintu belakang.
Pria itu mengenakan jas berkancing putih dan menggunakkan sepatu kain. Ada juga gelang giok hijau di tangannya.
Pria itu tidak tinggi, tetapi memiliki sosok yang sangat kekar.
Kekar, tapi tidak gemuk.
Si Mata Satu sepertinya hormat pada pria ini, memimpin jalan ke depan dengan keramahan yang tak ada habisnya.
Pria itu tidak banyak bicara, berjalan menuju Miyuki dengan acuh tak acuh.
Mata Jason membelalak, dia bisa melihat bahwa pria itu tegap dan kukuh seperti gunung ketika dia berjalan, dia seakan memiliki aura tak terbatas seperti laut.
Pria ini adalah master sejati.
Jason tak kuasa menahan rasa penasaran, apa yang dilakukan pria ini di sini?
Miyuki dan Saeko mau tidak mau menjadi pucat, mereka tidak tahu bahwa kedua orang ini datang untuk mereka. Saeko dan Miyuki tidak tahu bela diri, tapi mereka bisa merasakan aura menakutkan pria itu. Mana mungkin mereka tidak takut saat ini.
Jason merasakan Miyuki dan Saeko ketakutan, maskulinitasnya langsung muncul. Dia langsung berhenti di depan dan berkata kepada kedua wanita itu, "Jangan takut, aku di sini."
Setelah selesai berbicara, dia berkata dengan dingin kepada pria dan Si Mata Satu: "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?"
Pria itu tentu saja adalah bos Si Mata Satu, pria kekar yang tidak bergerak.
Kelompok senior dan junior ini semuanya adalah murid Sekte Shaolin.
Sang Budha bernama Budhokai.
Budhokai menatap Jason dengan acuh tak acuh, tanpa bicara.
Si Mata Satu berbicara langsung, berkata: "Pergi, kami di sini untuk cari Ryo bajingan itu, suruh segera keluar."
Ada kemarahan di mata Jason, dia juga orang yang sombong. Mana bisa penghinaan Si Mata Satu seperti itu ditoleransi, tentu saja, dia tidak tahu siapa Ryo. Tapi jika Si Mata Satu berbicara seperti ini, ini sudah pasti adalah pemberian sanksi, yaitu hukuman mati.
Orang yang berlatih bela diri tidak akan terima dipermalukan, sudah pasti bertekad kuat.
Dengan begitu, Jason menatap Si Mata Satu dengan dingin, berkata dengan tajam: “Kamu bukan orang baik, aku pikir kalian mencari pertengkaran!” Begitu dia selesai berbicara, dia menyerang.
Jason berlatih Wing Chun. Ip Man saat itu yang terhebat dalam Wing Chun. Tinju satu inchinya tak terkalahkan di seluruh dunia.
Saat ini, Jason tiba-tiba melompat maju, seperti ular yang keluar dari lubang, dengan suara mendesis. Tangannya berbentuk cakar elang, seperti ular yang siap menggigit, tidak bisa dibaca, cepat dan ganas, tiba-tiba mencengkeram ke arah tenggorokan Si Mata Satu itu.
Angin kencang terasa!
Si Mata Satu tercengang, dia juga ahli bela diri, dalam keadaan krisis, mundur selangkah secepat kilat, jarinya menusuk seperti pisau, secepat kilat menusuk nadi tangan Jason.
Gerakan ini adalah pemotong nadi !
Si Mata Satu mempelajari bela diri Shaolin, dia sudah mempelajari 72 jurus unik pelumpuh musuh. Tangan pemotong nadi ini adalah salah satu jurus pelumpuh.
Jason mencibir, tangan bercakar elang itu ditarik tiba-tiba, seluruh lengannya langsung lemas.
Segera setelah itu, jurus tersembunyi cengkraman ular piton ditembakkan keluar.
Seperti ular piton, seluruh lengan tiba-tiba melilit pergelangan tangan Si Mata Satu.
Saat ini, Jason seperti siluman ular tua, licik dan licin.
Wing Chun memang harus memiliki kekuatan dan kecepatan!
Si Mata Satu ketakutan, dia mundur dengan tergesa-gesa.
Ketika master bertarung, begitu mereka mundur, mereka akan kalah. Maka begitu Si Mata Satu mundur, Jason langsung menyusul secepat kilat. Dia menyerang dengan tinjunya, memukul dia !
Itu adalah tinju satu inchi yang ganas!
Dengan suara woshhh, tinjunya membuat garis lingkaran penuh, seperti ketapel yang seberat ratusan kilo, dalam waktu singkat, tali ketapel dilepas, pukulan yang super ganas ditembakkan.
Si Mata Satu tidak bisa mengelak tepat waktu, dipukul di dada, langsung terpental mundur, memuntahkan seteguk darah, tidak bisa bangun lagi.
Jason lalu menyeringai muram dan menatap Budhokai lagi.
Bagaimanapun, master ini sudah datang kesini hari ini, dia tidak perlu menunggu kesempatan lain hari ini. Dia memandang Budhokai, menangkupkan tangannya dan berkata, "Silakan."
Budhokai masih memandang Jason dengan dingin, namun tidak ada reaksi sedikitpun.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved