Bab 3 Pimpinan Cantik Yang Galak
by Sukasa Hojo
14:41,Dec 14,2022
Tempat Ryo bekerja adalah perusahaan kosmetik Mustika, skala perusahaan Mustika memang tidak terlalu besar, tapi parfum yang diproduksi terjual dengan sangat baik, aset perusahaan sudah mencapai 200 milyar.
Namun Agape adalah kota yang dikhususkan untuk wisata, jadi terletak di pinggir laut, hanya ada perusahaan menengah kebawah di sini.
Dan Ryo adalah petugas keamanan di perusahaan Mustika, atau biasa disebut satpam.
Lokasi perusahaan Mustika adalah gedung Arjuna.
Bangunan ini memiliki total empat lantai yang semuanya disewakan oleh perusahaan Mustika.
Setelah Ryo tiba di gedung perusahaan, pertama-tama dia pergi ke ruang satpam untuk berganti pakaian.
"Sial, Si Tua Omuriz, kenapa hari ini kamu jadi pendiam? Bukannya biasanya banyak mulut?” Suara Ryo terdengar sebelum dia memasuki ruang tunggu.
Si Tua Omuriz adalah kepala satpam, Ryo santai dan riang, jadi dia memiliki hubungan yang baik dengan semua orang.
Pada saat ini, segera setelah Ryo memasuki ruang tunggu, dia langsung melihat Kartika Ramlan, direktur departemen pemasaran perusahaan, menatapnya dengan wajah dingin.
“Sial, wanita ini lagi.” Baru setelah melihat Kartika, Ryo mengerti segalanya.
Si Tua Omuriz dan beberapa satpam tetap di samping, tidak berani mengeluarkan suara mereka.
Setiap orang memiliki ekspresi “Ryo, kamu mati hari ini!”
Kartika mengenakan gaun hitam dan rok pendek seksi, dia tinggi, sepasang kaki indah yang dibalut dengan stoking renda membuat pria semakin tergila-gila.
Namun wanita kejam ini hanya antusias terhadap kliennya, sedangkan terhadap staf di bawahnya sedingin es.
Ryo dan Kartika pernah berseteru, hanya karena Si Tua Omuriz pernah membual tentang tubuh Kartika, untuk meramaikan suasana di depan semua orang, Ryo berkata bahwa pantat Kartika pasti terasa empuk kalau dipakai.
Kartika kebetulan mendengarnya.
Sejak saat itu, Kartika membenci Ryo.
Ryo merasa sangat dianiaya, padahal Si Tua Omuriz lebih keterlaluan, mengatakan bahwa Kartika sudah tidur dengan klien dan sebagainya.
Kenapa dia yang malah kena getahnya.
Namun, meskipun Kartika adalah pemimpin, dia berada di departemen pemasaran, tidak bisa mengontrol departemen keamanan.
Oleh karena itu, Kartika mengawasi Ryo sepanjang waktu, terkadang dia akan datang ke Ryo tanpa ragu untuk beberapa pekerjaan yang melelahkan, seperti membawa barang-barang, karena Ryo memiliki banyak kekuatan, jadi dia tidak begitu peduli.
Mengesampingkan ini, Ryo menggosok tangannya dan berkata dengan senyum, "Halo Direktur Ramlan, kamu terlihat cantik hari ini, untuk apa kamu datang ke sini?"
Kartika mencibir dan berkata, "Ryo, kamu telat setengah jam, ini ketiga kalinya dalam bulan ini, menurut peraturan perusahaan, kamu bisa dipecat."
Jantung Ryo berdetak kencang, berpikir dalam hati bahwa dia kurang beruntung.
Melihat ini, Si Tua Omuriz maju untuk mengatasi situasi dan berkata, "Direktur Ramlan, Ryo masih muda dan tidak berpengalaman, gimana kalau kasih dia kesempatan? Potong aja gajinya karena terlambat?”
Ryo juga setuju, "Ya, ya."
Kartika memelototi Si Tua Omuriz dengan ganas, lalu berkata, "Si Tua Omuriz, kayaknya aku belum kasih tahu kamu, Ryo terlambat masing-masing selama 40 menit dan satu jam, kenapa kamu tidak urus dia? Kayaknya kamu udah bosen jadi kepala satpam ya?”
Meskipun Si Tua Omuriz juga seorang pemimpin kecil, dia sudah berusia lima puluhan, tidak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan ini, sedangkan Kartika adalah orang kepercayaan CEO Miyuki Marlo, dia tidak berani menyinggung Kartika, jadi Si Tua Omuriz hanya bisa diam. Pada akhirnya, dia memandang Ryo tanpa daya, mengungkapkan bahwa dia tidak bisa membantu.
Ryo berkata tanpa peduli, "Direktur Ramlan, bukannya kamu direktur departemen pemasaran? Tapi kamu datang ke sini untuk mengatur kehadiran kami, bukankah ini artinya kamu tidak menghargai para pemimpin departemen personalia?"
Kartika berkata dengan dingin, "Maksudmu aku mencampuri urusan orang lain?"
Ryo menghela napas dan berkata, "Hei, kamu sendiri yang bilang."
Kartika menjadi pucat karena marah, satpam kecil ini terlalu berani, berani mengabaikan kekuasaannya, Kartika mengertakkan giginya dan berkata, "Tunggu, aku akan pergi ke departemen personalia."
Setelah mengatakan itu, dia keluar.
Begitu Kartika meninggalkan ruang tunggu, suara Ryo terdengar dari belakang.
"Tunggu!"
Kartika mencibir di dalam hatinya, dia berhenti dan berkata dalam hatinya, "Bajingan, kamu akhirnya takut dan mau memohon belas kasihan kan? Hmph, tidak peduli seberapa banyak kamu memohon belas kasihan, aku tidak akan lepasin kamu!"
Kartika menoleh untuk melihat Ryo, dia benar-benar ingin melihat ekspresi pasrah Ryo.
Tanpa diduga, Ryo berkata sambil bercanda, "Direktur Ramlan, kancing dadamu lepas."
Kartika tanpa sadar langsung menundukkan kepalanya.
Pakaian hitamnya memiliki kancing dada yang dikancingkan dengan sangat ketat, saat ini, tidak tahu kenapa itu lepas, membuat bra hitamnya terlihat.
Pemandangan di dalamnya terlalu indah.
Harus diakui bahwa, meskipun Kartika sangat galak dan pendendam, tapi dia wanita yang sangat hot, ini semua adalah kelebihannya!
Kartika hanya bisa mengerang hah, wajahnya memerah, dia buru-buru berbalik dan dengan cepat membenarkan kancing di dadanya.
Pada saat ini, Ryo berkata perlahan, "Direktur Ramlan, kalau kamu beneran mau pecat aku, di masa depan, kamu tidak akan bisa siksa aku lagi. Lagian tidak susah bagiku cari pekerjaan sebagai satpam di luar, tapi kamu tidak akan jadi pemimpinku lagi.”
Kartika bereaksi dan berkata dalam hati, "Ya, satpam bukanlah pekerjan yang bagus, jangan, jangan pecat dia, mending siksa dia perlahan!"
Memikirkan hal ini, Kartika menoleh dan berkata dengan galak, "Aku tidak butuh diajarin kamu, aku tau apa yang harus kulakukan!" Setelah mengatakan itu, Kartika berjalan menuju koridor.
Kartika berjalan dengan buru-buru, menyebabkan kakinya terpelintir dan tergelincir, Kartika berteriak, dia hampir jatuh dengan wajah tersungkur.
Lantai terbuat dari marmer yang halus, akan sakit jika jatuh mengenainya.
Pada saat ini, Kartika melihat kilatan bayangan di depan matanya.
Lalu dia jatuh di atas seseorang.
Orang ini tentu saja Ryo, Kartika menekan Ryo yang berada di bawahnya.
Ryo merasakan kelembutan dadanya dan segera berkata dengan blak-blakkan, "Direktur Ramlan, aku tidak papa, tidak sakit kok."
Kartika tentu saja tidak bisa menyalahkan Ryo, bagaimanapun dia sudah membantunya.
Kartika tiba-tiba merasakan benda keras di perut bagian bawahnya, dia bukanlah wanita lugu yang tidak memahaminya, dia adalah wanita berpengalaman, jadi Kartika langsung memelototi Ryo dengan ganas dan buru-buru berguling, lalu berdiri.
Ryo segera mengikuti dan bangkit, dia masih memiliki aroma Kartika tubuhnya, aroma ini benar-benar membuatnya berfantasi !
Namun Agape adalah kota yang dikhususkan untuk wisata, jadi terletak di pinggir laut, hanya ada perusahaan menengah kebawah di sini.
Dan Ryo adalah petugas keamanan di perusahaan Mustika, atau biasa disebut satpam.
Lokasi perusahaan Mustika adalah gedung Arjuna.
Bangunan ini memiliki total empat lantai yang semuanya disewakan oleh perusahaan Mustika.
Setelah Ryo tiba di gedung perusahaan, pertama-tama dia pergi ke ruang satpam untuk berganti pakaian.
"Sial, Si Tua Omuriz, kenapa hari ini kamu jadi pendiam? Bukannya biasanya banyak mulut?” Suara Ryo terdengar sebelum dia memasuki ruang tunggu.
Si Tua Omuriz adalah kepala satpam, Ryo santai dan riang, jadi dia memiliki hubungan yang baik dengan semua orang.
Pada saat ini, segera setelah Ryo memasuki ruang tunggu, dia langsung melihat Kartika Ramlan, direktur departemen pemasaran perusahaan, menatapnya dengan wajah dingin.
“Sial, wanita ini lagi.” Baru setelah melihat Kartika, Ryo mengerti segalanya.
Si Tua Omuriz dan beberapa satpam tetap di samping, tidak berani mengeluarkan suara mereka.
Setiap orang memiliki ekspresi “Ryo, kamu mati hari ini!”
Kartika mengenakan gaun hitam dan rok pendek seksi, dia tinggi, sepasang kaki indah yang dibalut dengan stoking renda membuat pria semakin tergila-gila.
Namun wanita kejam ini hanya antusias terhadap kliennya, sedangkan terhadap staf di bawahnya sedingin es.
Ryo dan Kartika pernah berseteru, hanya karena Si Tua Omuriz pernah membual tentang tubuh Kartika, untuk meramaikan suasana di depan semua orang, Ryo berkata bahwa pantat Kartika pasti terasa empuk kalau dipakai.
Kartika kebetulan mendengarnya.
Sejak saat itu, Kartika membenci Ryo.
Ryo merasa sangat dianiaya, padahal Si Tua Omuriz lebih keterlaluan, mengatakan bahwa Kartika sudah tidur dengan klien dan sebagainya.
Kenapa dia yang malah kena getahnya.
Namun, meskipun Kartika adalah pemimpin, dia berada di departemen pemasaran, tidak bisa mengontrol departemen keamanan.
Oleh karena itu, Kartika mengawasi Ryo sepanjang waktu, terkadang dia akan datang ke Ryo tanpa ragu untuk beberapa pekerjaan yang melelahkan, seperti membawa barang-barang, karena Ryo memiliki banyak kekuatan, jadi dia tidak begitu peduli.
Mengesampingkan ini, Ryo menggosok tangannya dan berkata dengan senyum, "Halo Direktur Ramlan, kamu terlihat cantik hari ini, untuk apa kamu datang ke sini?"
Kartika mencibir dan berkata, "Ryo, kamu telat setengah jam, ini ketiga kalinya dalam bulan ini, menurut peraturan perusahaan, kamu bisa dipecat."
Jantung Ryo berdetak kencang, berpikir dalam hati bahwa dia kurang beruntung.
Melihat ini, Si Tua Omuriz maju untuk mengatasi situasi dan berkata, "Direktur Ramlan, Ryo masih muda dan tidak berpengalaman, gimana kalau kasih dia kesempatan? Potong aja gajinya karena terlambat?”
Ryo juga setuju, "Ya, ya."
Kartika memelototi Si Tua Omuriz dengan ganas, lalu berkata, "Si Tua Omuriz, kayaknya aku belum kasih tahu kamu, Ryo terlambat masing-masing selama 40 menit dan satu jam, kenapa kamu tidak urus dia? Kayaknya kamu udah bosen jadi kepala satpam ya?”
Meskipun Si Tua Omuriz juga seorang pemimpin kecil, dia sudah berusia lima puluhan, tidak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan ini, sedangkan Kartika adalah orang kepercayaan CEO Miyuki Marlo, dia tidak berani menyinggung Kartika, jadi Si Tua Omuriz hanya bisa diam. Pada akhirnya, dia memandang Ryo tanpa daya, mengungkapkan bahwa dia tidak bisa membantu.
Ryo berkata tanpa peduli, "Direktur Ramlan, bukannya kamu direktur departemen pemasaran? Tapi kamu datang ke sini untuk mengatur kehadiran kami, bukankah ini artinya kamu tidak menghargai para pemimpin departemen personalia?"
Kartika berkata dengan dingin, "Maksudmu aku mencampuri urusan orang lain?"
Ryo menghela napas dan berkata, "Hei, kamu sendiri yang bilang."
Kartika menjadi pucat karena marah, satpam kecil ini terlalu berani, berani mengabaikan kekuasaannya, Kartika mengertakkan giginya dan berkata, "Tunggu, aku akan pergi ke departemen personalia."
Setelah mengatakan itu, dia keluar.
Begitu Kartika meninggalkan ruang tunggu, suara Ryo terdengar dari belakang.
"Tunggu!"
Kartika mencibir di dalam hatinya, dia berhenti dan berkata dalam hatinya, "Bajingan, kamu akhirnya takut dan mau memohon belas kasihan kan? Hmph, tidak peduli seberapa banyak kamu memohon belas kasihan, aku tidak akan lepasin kamu!"
Kartika menoleh untuk melihat Ryo, dia benar-benar ingin melihat ekspresi pasrah Ryo.
Tanpa diduga, Ryo berkata sambil bercanda, "Direktur Ramlan, kancing dadamu lepas."
Kartika tanpa sadar langsung menundukkan kepalanya.
Pakaian hitamnya memiliki kancing dada yang dikancingkan dengan sangat ketat, saat ini, tidak tahu kenapa itu lepas, membuat bra hitamnya terlihat.
Pemandangan di dalamnya terlalu indah.
Harus diakui bahwa, meskipun Kartika sangat galak dan pendendam, tapi dia wanita yang sangat hot, ini semua adalah kelebihannya!
Kartika hanya bisa mengerang hah, wajahnya memerah, dia buru-buru berbalik dan dengan cepat membenarkan kancing di dadanya.
Pada saat ini, Ryo berkata perlahan, "Direktur Ramlan, kalau kamu beneran mau pecat aku, di masa depan, kamu tidak akan bisa siksa aku lagi. Lagian tidak susah bagiku cari pekerjaan sebagai satpam di luar, tapi kamu tidak akan jadi pemimpinku lagi.”
Kartika bereaksi dan berkata dalam hati, "Ya, satpam bukanlah pekerjan yang bagus, jangan, jangan pecat dia, mending siksa dia perlahan!"
Memikirkan hal ini, Kartika menoleh dan berkata dengan galak, "Aku tidak butuh diajarin kamu, aku tau apa yang harus kulakukan!" Setelah mengatakan itu, Kartika berjalan menuju koridor.
Kartika berjalan dengan buru-buru, menyebabkan kakinya terpelintir dan tergelincir, Kartika berteriak, dia hampir jatuh dengan wajah tersungkur.
Lantai terbuat dari marmer yang halus, akan sakit jika jatuh mengenainya.
Pada saat ini, Kartika melihat kilatan bayangan di depan matanya.
Lalu dia jatuh di atas seseorang.
Orang ini tentu saja Ryo, Kartika menekan Ryo yang berada di bawahnya.
Ryo merasakan kelembutan dadanya dan segera berkata dengan blak-blakkan, "Direktur Ramlan, aku tidak papa, tidak sakit kok."
Kartika tentu saja tidak bisa menyalahkan Ryo, bagaimanapun dia sudah membantunya.
Kartika tiba-tiba merasakan benda keras di perut bagian bawahnya, dia bukanlah wanita lugu yang tidak memahaminya, dia adalah wanita berpengalaman, jadi Kartika langsung memelototi Ryo dengan ganas dan buru-buru berguling, lalu berdiri.
Ryo segera mengikuti dan bangkit, dia masih memiliki aroma Kartika tubuhnya, aroma ini benar-benar membuatnya berfantasi !
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved