Bab 5 Pertarungan Master
by Sukasa Hojo
14:41,Dec 14,2022
Si Mata Satu adalah murid asli Sekte Shaolin, meskipun Kuil Shaolin saat ini sudah dikomersialkan, sebagian besar biksu tidak tahu tentang kungfu, tapi Kuil Shaolin sudah lama dikenal karena kungfunya. Inilah sebabnya masih ada biksu bela diri di kuil Saolin, semua biksu ini memiliki keterampilan kung fu yang nyata dan Si Mata Satu ini berasal dari Kuil Shaolin, Cakar Elang Pencengkramnya sangat tajam.
Saat ini, Si Mata Satu sangat marah, lantai rusak saat kakinya menginjak, tangannya membentuk cakar elang, urat di punggung tangannya seperti cacing tanah, sangat menakutkan. Si Mata Satu melangkah maju, menggunakan langkah Kaki Baja dari Kuil Shaolin, bagian dalam kedua kakinya dibuka keluar, menghasilkan gaya yang kuat di antara gesekan.
Seketika, dia sudah berada di depan Ryo dalam sekejap seperti badai, kemudian cakar elangnya dengan ganas mencengkeram perut Ryo.
Cakra Elang Pencengkram dari Kuil Shaolin juga merupakan jurus asli Timuraya.
jurus asli Timuraya hanya membunuh musuh dan tidak banyak gaya.
Jika seseorang ingin menyerang, dia harus memiliki niat untuk membunuh, oleh karena itu serangan Si Mata Satu ini cukup menakutkan.
Ryo juga seorang master, dengan sedikit menyipitkan mata, Ryo tahu jika Si Mata Satu ini adalah seorang master, dalam waktu sekilas, ada kegelapan di depan matanya dan angin kencang yang menyengat, perutnya sangat kesemutan, Ryo melihat bahwa sudah terlambat untuk menghindar.
Lawan datang terlalu cepat.
Pada saat ini, Ryo tiba-tiba bergerak.
Ryo menggunakan keterampilannya sendiri, kuda-kuda kijang.
Kuda-kuda kijang, tidak ada jejak yang bisa dilacak.
Kijang berlari melintasi pegunungan, datang dan pergi sesuka hati.
Si Mata Satu merasa jika dia sudah menyentuh pakaian Ryo, tapi tiba-tiba Ryo melesat miring dan secara ajaib menghindari cakarnya.
Ini adalah penghindaran yang luar biasa!
Di mata Miyuki, Saeko dan Jamilah, Ryo seperti pesulap yang bisa berubah bentuk.
Ryo dalam sekejap berada di sisi kanan Si Mata Satu, lalu melakukan gerakan tendangan sabit dengan tangan melingkari pinggangnya, ternyata sebuah tangan besar melewati di bawah tulang rusuk Si Mata Satu, Ryo langsung memeluk pinggang Si Mata Satu.
Ini adalah jurus Wing Chun, meniru seorang petani yang sedang menyabit dengan arit.
Si Mata Satu dipeluk, sebelum bisa melakukan gerakan, dia merasakan cengkraman yang kuat menekannya, dalam sekejap, semua kekuatan di anggota tubuh dan tulangnya menghilang.
Si Mata Satu ketakutan.
Ryo tersenyum jahat dan berkata, "Sial, kamu beneran mau pukul aku! Kayaknya aku harus kasih kamu pelajaran!" Setelah mengatakan itu, Ryo menendangkan sepatu di kakinya ke udara dan menangkapnya dengan satu tangan, lalu menampar Si Mata Satu sekitar sepuluh kali dengan sepatunya.
Tamparan sepuluh kali atau lebih ini begitu keras, hingga membuat Si Mata Satu menjerit kesakitan.
Jamilah, Miyuki dan Saeko tercengang.
Si Mata Satu adalah orang paling kejam di Kota Agape! Bagaimana mungkin dia dipukul oleh seorang satpam kecil dengan sepatunya? Jika berita ini menyebar, Si Mata Satu pasti akan sangat malu.
Ryo menyelesaikan pukulannya sebelum melempar Si Mata Satu.
Si Mata Satu jatuh ke lantai dengan banyak ingus dan air mata, dia berjuang untuk bangun dan kabur karena malu tanpa mengatakan apa-apa.
Saat melihat Si Mata Satu kabur, Jamilah juga tercengang.
Ryo memandang Jamilah, tersenyum, lalu berkata, "Bitch, haruskah aku pukul pantatmu dulu baru kamu pergi?"
Jamilah berteriak, wajahnya menjadi pucat, dia langsung kabur juga.
Setelah menyelesaikan semua ini, Ryo memakai sepatunya lagi, lalu berkata pada 2 wanita yang masih tercengang, "CEO Marlo, Menteri Nasution, aku pergi dulu." Setelah mengatakan itu, Ryo berbalik dan pergi.
Jangan melihat Ryo yang sepertinya mengalahkan Si Mata Satu dengan mudah, pada kenyataannya, itu adalah dari esensi misterius dari pelatihan Ryo
Master seperti Si Mata Satu memang sulit dihadapi.
Saat Ryo meninggalkan kantor, di luar kantor, Kartika, Si Tua Omuriz dan yang lainnya masih di sana.
Si Tua Omuriz dan yang lainnya memandang Ryo seolah dia adalah monster, seorang satpam bergumam, "Anjir, kamu berani banget Ryo! Bisa-bisanya kamu pukul Raja Keamanan pakai sepatumu!"
Ryo tidak suka dipuja-puja, dia terkekeh dan berkata, "Dia adalah Raja Keamanan, yang berarti dia bisa bertarung, tapi ini bukan berarti dia pandai kung fu, aku pernah jadi tentara sebelumnya, jadi tidak susah ngalahin dia."
Baru kemudian kerumunan orang menyadari.
Pandangan Kartika terhadap Ryo juga berbeda sekarang, dia merasa Ryo benar-benar jantan dan maskulin.
"Sudah, ayo bubar!" Ryo berkata sambil melambaikan tangannya.
Si Tua Omuriz dan yang lainnya bubar dengan patuh, keagungan Ryo sudah terbentuk tanpa terlihat.
Ryo juga pergi.
Setelah memasuki ruang satpam, Si Tua Omuriz sedikit cemberut.
Ryo langsung memukul bahu Si Tua Omuriz dan berkata, "Sial, Si Tua Omuriz, kamu mikirin apa sih? Kamu takut posisimu sebagai kepala satpam aku curi? Jangan khawatir, kamu udah kuanggap sebagai abangku sendiri, aku mending resign daripada harus bersaing sama kamu."
Si Tua Omuriz benar-benar khawatir tentang hal ini, tapi setelah mendengar ucapan Ryo, dia tidak bisa menahan senyum dan berkata, "Dasar bocah tengil."
Satpam lainnya juga memiliki kesan yang baik terhadap Ryo, semua orang berbicara dan tertawa bersama lagi.
Setengah jam kemudian, Menteri Perdagangan, Saeko Nasution secara pribadi datang ke ruang satpam saat Ryo sedang ngobrol kepada satpam lainnya yang sedang tidak bertugas, "Dulu, para bandar narkoba sembunyi di hutan Vietnam, susah buat nemuin mereka, selain itu, peralatan mereka bahkan lebih bagus dari tentara reguler kita, sial, aku hampir terbunuh di sana, untungnya..."
Semua orang mendengarkan dengan penuh saksama.
Saeko terbatuk.
Ryo dan yang lainnya segera menoleh.
Saeko mengenakan gaun biru dan kalung berlian di lehernya yang seputih salju, dia tampak sangat bermartabat.
Sikap Saeko selalu sangat serius dan bermartabat di depan para satpam.
Jadi semua orang tidak berani sembrono di depan Saeko.
Saat Ryo melihat Saeko, dia langsung berkata sambil bercanda, "Nona Nasution, kamu cantik sekali hari ini, begitu kamu datang, ruang tunggu kami langsung harum!"
Saeko awalnya ingin mempertahankan wajah seriusnya, tapi setelah mendengar pujian Ryo yang buruk, dia merasa geli, dia menarik napas dalam-dalam, menahan senyumnya, kemudian berkata dengan sungguh-sungguh, "Ikut aku, Nona Marlo mau ketemu sama kamu."
Ryo segera berkata, "Oh, oke, aku akan segera ke sana." Setelah mengatakan itu, Ryo mengikuti di belakangnya.
“Oh, Nona Nasution, gelangmu ini bagus sekali, coba aku lihat.” Saat Ryo berjalan, dia meraih tangan Saeko dan berpura-pura melihatnya.
Saeko berhenti dan membiarkan Ryo melihat dengan baik.
Ryo meraba ke kiri dan ke kanan, memanfaatkan situasi, ada kesenangan rahasia di dalam hatinya.
"Bisakah kamu lihat kualitasnya?" Saeko bertanya dengan acuh tak acuh.
Ryo meletakkan tangan Saeko dengan enggan, lalu berkata, "Gelang ini seharusnya giok Hetian, harganya mahal! Sae, ah, untuk wanita cantik sepertimu, cuman gelang seperti ini yang bisa mengeluarkan temperamen muliamu.”
Ryo pandai merayu wanita, tanpa sadar dia membuat hubungan mereka mendekat, bahkan memanggilnya dengan nama panggilan.
"Padahal aku beli ini dikios pinggir jalan, harganya cuman 20 ribu." Saeko berkata dengan acuh tak acuh dan pergi sebelum selesai berbicara.
Ryo langsung membeku di tempat, ini memalukan!
Saat ini, Si Mata Satu sangat marah, lantai rusak saat kakinya menginjak, tangannya membentuk cakar elang, urat di punggung tangannya seperti cacing tanah, sangat menakutkan. Si Mata Satu melangkah maju, menggunakan langkah Kaki Baja dari Kuil Shaolin, bagian dalam kedua kakinya dibuka keluar, menghasilkan gaya yang kuat di antara gesekan.
Seketika, dia sudah berada di depan Ryo dalam sekejap seperti badai, kemudian cakar elangnya dengan ganas mencengkeram perut Ryo.
Cakra Elang Pencengkram dari Kuil Shaolin juga merupakan jurus asli Timuraya.
jurus asli Timuraya hanya membunuh musuh dan tidak banyak gaya.
Jika seseorang ingin menyerang, dia harus memiliki niat untuk membunuh, oleh karena itu serangan Si Mata Satu ini cukup menakutkan.
Ryo juga seorang master, dengan sedikit menyipitkan mata, Ryo tahu jika Si Mata Satu ini adalah seorang master, dalam waktu sekilas, ada kegelapan di depan matanya dan angin kencang yang menyengat, perutnya sangat kesemutan, Ryo melihat bahwa sudah terlambat untuk menghindar.
Lawan datang terlalu cepat.
Pada saat ini, Ryo tiba-tiba bergerak.
Ryo menggunakan keterampilannya sendiri, kuda-kuda kijang.
Kuda-kuda kijang, tidak ada jejak yang bisa dilacak.
Kijang berlari melintasi pegunungan, datang dan pergi sesuka hati.
Si Mata Satu merasa jika dia sudah menyentuh pakaian Ryo, tapi tiba-tiba Ryo melesat miring dan secara ajaib menghindari cakarnya.
Ini adalah penghindaran yang luar biasa!
Di mata Miyuki, Saeko dan Jamilah, Ryo seperti pesulap yang bisa berubah bentuk.
Ryo dalam sekejap berada di sisi kanan Si Mata Satu, lalu melakukan gerakan tendangan sabit dengan tangan melingkari pinggangnya, ternyata sebuah tangan besar melewati di bawah tulang rusuk Si Mata Satu, Ryo langsung memeluk pinggang Si Mata Satu.
Ini adalah jurus Wing Chun, meniru seorang petani yang sedang menyabit dengan arit.
Si Mata Satu dipeluk, sebelum bisa melakukan gerakan, dia merasakan cengkraman yang kuat menekannya, dalam sekejap, semua kekuatan di anggota tubuh dan tulangnya menghilang.
Si Mata Satu ketakutan.
Ryo tersenyum jahat dan berkata, "Sial, kamu beneran mau pukul aku! Kayaknya aku harus kasih kamu pelajaran!" Setelah mengatakan itu, Ryo menendangkan sepatu di kakinya ke udara dan menangkapnya dengan satu tangan, lalu menampar Si Mata Satu sekitar sepuluh kali dengan sepatunya.
Tamparan sepuluh kali atau lebih ini begitu keras, hingga membuat Si Mata Satu menjerit kesakitan.
Jamilah, Miyuki dan Saeko tercengang.
Si Mata Satu adalah orang paling kejam di Kota Agape! Bagaimana mungkin dia dipukul oleh seorang satpam kecil dengan sepatunya? Jika berita ini menyebar, Si Mata Satu pasti akan sangat malu.
Ryo menyelesaikan pukulannya sebelum melempar Si Mata Satu.
Si Mata Satu jatuh ke lantai dengan banyak ingus dan air mata, dia berjuang untuk bangun dan kabur karena malu tanpa mengatakan apa-apa.
Saat melihat Si Mata Satu kabur, Jamilah juga tercengang.
Ryo memandang Jamilah, tersenyum, lalu berkata, "Bitch, haruskah aku pukul pantatmu dulu baru kamu pergi?"
Jamilah berteriak, wajahnya menjadi pucat, dia langsung kabur juga.
Setelah menyelesaikan semua ini, Ryo memakai sepatunya lagi, lalu berkata pada 2 wanita yang masih tercengang, "CEO Marlo, Menteri Nasution, aku pergi dulu." Setelah mengatakan itu, Ryo berbalik dan pergi.
Jangan melihat Ryo yang sepertinya mengalahkan Si Mata Satu dengan mudah, pada kenyataannya, itu adalah dari esensi misterius dari pelatihan Ryo
Master seperti Si Mata Satu memang sulit dihadapi.
Saat Ryo meninggalkan kantor, di luar kantor, Kartika, Si Tua Omuriz dan yang lainnya masih di sana.
Si Tua Omuriz dan yang lainnya memandang Ryo seolah dia adalah monster, seorang satpam bergumam, "Anjir, kamu berani banget Ryo! Bisa-bisanya kamu pukul Raja Keamanan pakai sepatumu!"
Ryo tidak suka dipuja-puja, dia terkekeh dan berkata, "Dia adalah Raja Keamanan, yang berarti dia bisa bertarung, tapi ini bukan berarti dia pandai kung fu, aku pernah jadi tentara sebelumnya, jadi tidak susah ngalahin dia."
Baru kemudian kerumunan orang menyadari.
Pandangan Kartika terhadap Ryo juga berbeda sekarang, dia merasa Ryo benar-benar jantan dan maskulin.
"Sudah, ayo bubar!" Ryo berkata sambil melambaikan tangannya.
Si Tua Omuriz dan yang lainnya bubar dengan patuh, keagungan Ryo sudah terbentuk tanpa terlihat.
Ryo juga pergi.
Setelah memasuki ruang satpam, Si Tua Omuriz sedikit cemberut.
Ryo langsung memukul bahu Si Tua Omuriz dan berkata, "Sial, Si Tua Omuriz, kamu mikirin apa sih? Kamu takut posisimu sebagai kepala satpam aku curi? Jangan khawatir, kamu udah kuanggap sebagai abangku sendiri, aku mending resign daripada harus bersaing sama kamu."
Si Tua Omuriz benar-benar khawatir tentang hal ini, tapi setelah mendengar ucapan Ryo, dia tidak bisa menahan senyum dan berkata, "Dasar bocah tengil."
Satpam lainnya juga memiliki kesan yang baik terhadap Ryo, semua orang berbicara dan tertawa bersama lagi.
Setengah jam kemudian, Menteri Perdagangan, Saeko Nasution secara pribadi datang ke ruang satpam saat Ryo sedang ngobrol kepada satpam lainnya yang sedang tidak bertugas, "Dulu, para bandar narkoba sembunyi di hutan Vietnam, susah buat nemuin mereka, selain itu, peralatan mereka bahkan lebih bagus dari tentara reguler kita, sial, aku hampir terbunuh di sana, untungnya..."
Semua orang mendengarkan dengan penuh saksama.
Saeko terbatuk.
Ryo dan yang lainnya segera menoleh.
Saeko mengenakan gaun biru dan kalung berlian di lehernya yang seputih salju, dia tampak sangat bermartabat.
Sikap Saeko selalu sangat serius dan bermartabat di depan para satpam.
Jadi semua orang tidak berani sembrono di depan Saeko.
Saat Ryo melihat Saeko, dia langsung berkata sambil bercanda, "Nona Nasution, kamu cantik sekali hari ini, begitu kamu datang, ruang tunggu kami langsung harum!"
Saeko awalnya ingin mempertahankan wajah seriusnya, tapi setelah mendengar pujian Ryo yang buruk, dia merasa geli, dia menarik napas dalam-dalam, menahan senyumnya, kemudian berkata dengan sungguh-sungguh, "Ikut aku, Nona Marlo mau ketemu sama kamu."
Ryo segera berkata, "Oh, oke, aku akan segera ke sana." Setelah mengatakan itu, Ryo mengikuti di belakangnya.
“Oh, Nona Nasution, gelangmu ini bagus sekali, coba aku lihat.” Saat Ryo berjalan, dia meraih tangan Saeko dan berpura-pura melihatnya.
Saeko berhenti dan membiarkan Ryo melihat dengan baik.
Ryo meraba ke kiri dan ke kanan, memanfaatkan situasi, ada kesenangan rahasia di dalam hatinya.
"Bisakah kamu lihat kualitasnya?" Saeko bertanya dengan acuh tak acuh.
Ryo meletakkan tangan Saeko dengan enggan, lalu berkata, "Gelang ini seharusnya giok Hetian, harganya mahal! Sae, ah, untuk wanita cantik sepertimu, cuman gelang seperti ini yang bisa mengeluarkan temperamen muliamu.”
Ryo pandai merayu wanita, tanpa sadar dia membuat hubungan mereka mendekat, bahkan memanggilnya dengan nama panggilan.
"Padahal aku beli ini dikios pinggir jalan, harganya cuman 20 ribu." Saeko berkata dengan acuh tak acuh dan pergi sebelum selesai berbicara.
Ryo langsung membeku di tempat, ini memalukan!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved