Bab 2 Tujuan

by Sukasa Hojo 14:41,Dec 14,2022
Saat Yuherni mendengar ucapan Barra, dia tidak bisa menahan tawa dalam kemarahan, “Kenapa aku harus kasih kamu 60 juta? Kita udah cerai, kamu bahkan tidak bisa nafkahi putrimu, lagipula, kalaupun punya uang, mending aku kasih anjing !"

Barra berkata, "Sial, sudah jadi suami istri lama, hatimu masih kejam! Aku pernah kasih kamu perhiasan emas dan perak, bukankah ini waktu yang tepat buat menjualnya? Pokoknya kamu harus kasih aku uangnya hari ini, aku hutang 60 juta sama preman-preman ini, kalau kamu tidak kasih uangnya, mereka akan bawa kamu untuk melunasi hutang!”

Ketika Yuherni mendengar ucapan Barra, dia sangat marah dan berkata dengan tegas, "Pergi, pergi dari sini."

Wajah Barra menjadi jelek, dia berkata, "Dasar jalang! Terima sendiri perbuatanmu!" Barra menoleh dan berkata kepada tiga orang di belakangnya, "Bang Japar, kamu lihat sendiri, jalang ini tidak mau patuh! Gimana pun juga dia istriku, aku tidak punya uang sekarang, kalian bisa bawa dia buat bayar hutang.”

Ketiga pria itu semuanya bertubuh besar dan kekar, jelas para petarung, salah satu pria besar bernama Japar Kafi menatap Barra dengan dingin dan berkata, "Biar aku tanya Tuan Muda Baron dulu." Setelah mengatakan itu, dia kembali ke van.

Ada satu orang lagi yang duduk dalam van.

Saat Yuherni melihat semua ini, tubuhnya bergetar hebat, memandang Ryo untuk meminta bantuan, tapi kemudian mengingat dia tidak memiliki hubungan dengannya, mungkinkah Ryo akan membantunya?

Selain itu, apakah dia berani menyinggung orang-orang ganas ini sendirian?

Saat ini Japar kembali ke Barra, lalu berkata, "Istrimu sangat cantik, Tuan Muda Baron ingin istrimu tinggal bersamanya sebulan, hutang lunas, bagaimana?”

Barra dengan cepat berkata, “Tentu aja aku tidak keberatan."

Japar segera melambaikan tangannya dan memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Yuherni.

Yuherni ketakutan, pada saat ini, Ryo yang memeluk Cecil memblokir di depan Yuherni seperti gunung, Ryo mencibir dan berkata, "Aku udah banyak lihat sampah, tapi ini pertama kalinya aku lihat sampah gatau malu seperti kalian!"

“Minggir!” Salah satu pria kekar mengulurkan tangan besarnya untuk menarik kerah Ryo, mencoba menyingkirkannya.

Ryo meraih pergelangan tangan pria besar itu, lalu memutarnya.

Pria besar itu menjerit dan berlutut kesakitan, melihat ini, pria besar lainnya tidak bisa menahan diri untuk tidak membalas, dia segera mengangkat tinju dan menghantamkannya dengan keras ke wajah Ryo, muncul suara angin woshh, sangat kuat.

Yuherni tercengang.

Ryo yang masih menggendong Cecil tiba-tiba memberikan tendangan kalajengking, kakinya seperti kail kalajengking, langsung mengenai pria besar itu, pria besar itu tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh dengan punggung lebih dulu ke tanah.

Melihat ini, Japar sedikit memucat, lalu mencibir, "Hehe, kayaknya kamu seorang petarung!"

Ryo melirik Japar, tapi terlalu malas untuk peduli, Yuherni takut sesuatu terjadi pada Cecil, jadi dia bergegas menggendong Cecil dan berterima kasih kepada Ryo.

Japar menghadap Ryo dan tiba-tiba mengepalkan tinjunya, lalu berkata, "Namaku Japar Kafi, aku pewaris Sekte Tinju Siku Kafi, aku ingin menunjukkan beberapa jurus padamu." Setelah mengatakan itu, tubuhnya bergerak.

Bergerak seperti kilat, jurusnya nya jelas tidak sebanding dengan 2 pria besar sebelumnya.

Di atas sikunya, semua urat biru menonjol, seperti ular hijau yang membungkus, sangat menakutkan.

"Jurus aneh apa sih ini." Gumam Ryo, melihat tinju dan siku Japar hendak menusuk tenggorokannya seperti tombak, Ryo bahkan tidak melihatnya dan menamparnya.

Tamparannya sangat halus dan secepat kilat!

Dengan suara pakkk, Japar tertarik dengan kekuatan besar dan berpuatar di tempatnya.

Kepala Japar seakan dikelilingi bintang, dia dibuat linglung oleh tamparan ini. Kemudian, dia sadar, ekspresi ketakutan muncul di mata Japar, dia melirik Ryo dan berjalan menuju van.

Japar pergi karena tahu jika pria di depannya adalah seorang master sejati!

Pria seperti Ryo bukanlah orang yang bisa disinggung oleh kelompoknya.

Japar segera memanggil bawahannya untuk pergi setelah berdiskusi dengan Tuan Muda Baron, mereka juga master yang tidak ingin menderita kerugian.

Melihat ini, Barra juga sedikit takut dan hendak kabur.

"Stop!" Ryo berteriak dengan dingin.

Barra gemetar, memandang Ryo seolah melihat hantu, lalu berkata, “Apa yang mau kamu lakukan?"

Ryo mencibir dan melangkah ke arah Barra.

“Jangan main-main.” Barra langsung pucat.

Ryo meraih pergelangan tangan Barra, dengan suara klak, dalam sekejap mematahkan tangannya, "Ini cuman peringatan kecil, lain kali kalau kamu berani ganggu Yuherni dan putrinya, aku akan mengambil nyawamu!”

Kata-kata Ryo membawa niat membunuh yang mengerikan.

Niat membunuh ini adalah akumulasi puluhan nyawa manusia yang hilang di tangannya.

Dalam sesaat, Barra sangat ketakutan, melarikan diri dengan cepat dan memalukan.

Barra, Tuan Muda Baron dan Japar, datang dan pergi dengan cepat.

Ryo berbalik.

Yuherni memeluk Cecil, matanya penuh rasa terima kasih, dia berkata dengan tulus, "Terimakasih sama kamu."

“Namaku Ryo Saeba.” Ryo sedikit tersenyum dan berkata, “Kak Yuherni, kita adalah teman, tentu aja kita harus saling membantu.” Tapi dalam hatinya Ryo berpikir, “Aku sudah lihat seluruh tubuhmu, tentu aja bantuan kecil ini bukan apa-apa!”

Dia orang yang suka sambil menyelam minum air, Ryo sudah lama ingin mendekati Yuherni. Tiap kali bersikap hangat dengan Cecil, juga karena memiliki tujuan ini. Tentu saja, dia juga memang sungguh suka dengan Cecil si gadis kecil ini.

Wajah Yuherni sedikit merah, aroma alami dari tubuhnya tercium, pada saat yang sama, Yuherni juga merasakan aroma maskulinitas dari Ryo, "Teman?" Yuherni mengucapkannya lagi dengan sedikit terkejut.

Ryo menunjukkan giginya dengan senyum cerah dan berkata, "Kak Yuherni tidak mau berteman sama aku?"

Yuherni buru-buru berkata, "Tentu mau." Yuherni tidak terlalu memikirkan pertanyaan ini dan berkata, "Aku terlambat kerja, makasih, gimana kalau nanti malam aku traktir kamu makan?”

Tentu saja Ryo dengan senang hati menerimanya, dia berkata, "Oke! Tapi mending Kak Yuherni kasih nomor ponselmu, aku takut bajingan itu ganggu kamu lagi, jadi kamu bisa telpon aku kalau ada sesuatu, gimana?”

Hati Yuherni terkejut, dia juga sedikit khawatir, jadi dia memberikan nomor ponselnya kepada Ryo.

Hati Ryo berbunga-bunga, dia ingin berterima kasih kepada mantan suami Yuherni! Karena dia, Ryo bisa selangkah lebih dekat dengan Yuherni.

Setelah memberikan nomornya, Ryo meneleponnya kembali, lalu mengucapkan selamat tinggal pada Yuherni karena dia juga sudah terlambat.

Cecil langsung pergi ke bus sekolah.

Sedangkan Yuherni naik taksi ke tempat kerja, Ryo tiba di stasiun secara perlahan.

Bus sedang ramai, Ryo berdiri di belakang seorang pekerja kantoran wanita, orang-orang di belakang mendorong dengan keras, Ryo menekan ke arah wanita itu dengan senang hati.

Wanita pekerja kantoran segera melihat ke arah Ryo, Ryo hendak meminta maaf, wanita itu berkata dengan marah, “Kamu dorong berapa kali!"

Ryo langsung tersipu dan tergagap, "Satu kali!"

Orang-orang di dalam bus tertawa terbahak-bahak.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

76