Bab 14 Ketakutan
by Sukasa Hojo
14:47,Dec 14,2022
Ryo pertama mengantar kedua gadis itu kembali ke villa Amarilis, kemudian Ryo memutar mobil untuk menjemput Yuherni pulang kerja.
Ketika Yuherni baru saja meninggalkan toko ponsel, Ryo keluar dari mobil dan melambaikan tangannya, lalu berteriak sambil tersenyum, "Kak Yuherni."
Yuherni sedikit terkejut, lalu berkata dengan heran, "Kenapa kamu ada di sini lagi?"
"Aku jemput kamu." Kata Ryo.
Yuherni sedikit ragu, lalu berkata, "Tapi mobil ini punya bosmu, tidak baik memakainya buat jemput aku."
Ryo berkata dengan acuh tak acuh, "Apa yang salah dengan itu? Bosku sangat peduli sama aku, jangan khawatir."
Mendengar apa yang dikatakan Ryo, Yuherni tidak bisa berkata apa-apa lagi dan dengan patuh masuk ke dalam mobil.
Ryo menyalakan mobil, sementara Yuherni menutup matanya dengan lelah.
Dengan jendela mobil terbuka, matahari terbenam keemasan terpantul di wajah Yuherni, sangat indah dan menawan.
Angin malam bertiup masuk, mengacak-acak rambutnya, tapi itu menambah sentuhan pesona dan melankolis.
Ryo mencium aroma di tubuhnya, merasa mabuk untuk beberapa saat.
Kemudian mereka berdua pergi ke sebuah restoran kecil untuk makan malam, saat Yuherni ingin membayar bill, pemilik restoran memberi tahu bahwa Ryo sudah membayar tagihannya.
Yuherni sedikit malu dan berkata, "Aku sungguh merepotkanmu."
Ryo sedikit tersenyum dan berkata, "Kak Yuherni, kalau kamu tidak berhubungan denganku, aku malah akan sedih."
Yuherni menatap matanya yang tulus dan akhirnya tidak mengatakan apa-apa lagi.
Setelah kembali ke rumah, Yuherni turun dari mobil, Ryo sedikit enggan, tapi Yuherni tidak mengundangnya untuk masuk, jadi dia merasa tidak enak jika mengikutinya.
Ryo terkadang memiliki kulit yang lebih tebal dari tembok kota, tapi terkadang dia berkulit sangat tipis.
Yuherni melambaikan tangan pada Ryo, berkata sampai jumpa besok, lalu memasuki rumah sewaannya.
Ryo tidak punya pilihan selain pulang.
Di malam hari, Ryo tidak memiliki banyak kegiatan, dia duduk bersila di tempat tidur, bernapas selaras dengan matahari dan bulan, aliran cakra di tubuhnya mengalir deras di tubuhnya.
Cakra ini mengalir ke seluruh tubuhnya, membasuh sumsum tulang dan darahnya!
Master sejati,merebus darah sampai mendidih, mendinginkan tulang sampai beku!
Arti dari kalimat ini adalah bahwa sumsum tulang sebening kristal es dan darahnya kental seperti bubur.
Apa yang sedang Ryo jalankan adalah Meditasi Bulan dan Matahari !
Meditasi Bulan dan Matahari ini bukanlah teknik misterius, tapi metode pembersihan sumsum.
Mengendalikan cakra dalam tubuh, vitalitas berkembang pada pagi hari, membuat pikiran master ikut segar.
Pada siang hari, matahari sangat terik, pikiran para master sangat kaku dan bersemangat.
Di sore hari, pikiran menjadi tenang.
Di malam hari, pikiran menjadi hening.
Pikiran berjalan di jalur yang sama dengan matahari dan bulan, dengan cara ini dianggap sudah menyerap ebnergi matahari dan bulan.
Ini adalah perawatan internal tingkat tinggi untuk pemeliharaan kesehatan.
Manusia hidup dengan cakra, ada orang ada cakra, ketika cakra hilang, orang akan mati.
Orang yang berlatih bela diri berlatih dengan cakra, semakin kuat cakranya, semakin kuat orang tersebut.
Setelah seharian berlatih, Ryo membuka matanya, saat ini dia merasa sangat segar.
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam.
Masih ada satu jam tersisa, yang mungkin adalah waktu Yuherni untuk mandi, tapi hari ini Ryo tidak punya waktu untuk mengintip Yuherni mandi, karena dia masih punya satu hal penting yang harus dilakukan.
Di malam hari, Ryo bergegas keluar seperti musang.
Dia tidak naik mobil, langkahnya sangat cepat, tidak lebih lambat dari naik mobil.
Si Mata Satu sangat kesal malam ini, bukannya berhasil memberi pelajaran pada Ryo, dia malah kehilangan 4 milyar.
Bagi orang biasa, jumlah uang itu bisa memberi kebahagiaan seumur hidup.
Si Mata Satu masih merasa pahit saat memikirkannya.
Saat ini Si Mata Satu berada di rumahnya sendiri yang besar dengan tiga kamar tidur dan dua aula, dia memanggil beberapa model muda dan membuka banyak red wine.
Malam ini, Si Mata Satu akan melepaskan ketegangan dan bersenang-senang.
Dia adalah salah satu orang terkenal di kota Agape, semua orang memberinya wajah, jadi tidak masalah memanggil beberapa model muda yang tidak populer.
Di ruang tamu, cahayanya putih.
Ketiga model muda itu berpose di depan Si Mata Satu, menunjukkan keseksian mereka.
Mereka semua tahu jika Si Mata Satu memiliki koneksi yang baik, selama bisa melayani dan memuaskannya dengan baik, jalan mereka kedepannya akan mulus.
Tangan bermata satu juga tidak menganggur, meraba-raba beberapa model muda.
Si Mata Satu benar-benar menikmatinya.
Tepat ketika Si Mata Satu hendak melupakan rasa sakitnya, sebuah desahan tiba-tiba terdengar dari luar pintu.
Di ruangan, musik menyala dengan sangat keras.
Ketiga model muda itu tidak mendengar apa-apa, tapi Si Mata Satu bisa mendengar desahan itu dengan jelas.
Si Mata Satu berkeringat dingin karena ketakutan, lalu berteriak, "Siapa itu?"
Ketiga model muda seketika merasa bingung.
Pintu tiba-tiba terbuka.
Ryo muncul di gerbang dalam sekejap, dia tersenyum setelah melihat apa yang sedang dilakukan oleh Si Mata Satu, bahkan dalam hatinya Ryo tidak bisa menahan perasaan iri pada Si Mata Satu.
“Kalau aja aku bisa lebih tidak tau malu, aku pasti juga bisa bersenang-senang sama para wanita cantik!”
Sayangnya Ryo tidak akan pernah sekonyol Si Mata Satu.
Saat Si Mata Satu melihat Ryo, wajahnya langsung pucat.
Ryo tersenyum tipis, lalu berkata, "Seharusnya kita bisa ngobrol sekarang kan?"
Bermata satu langsung waspada, dia berkata dengan dingin kepada ketiga model muda itu, "Keluar!"
Ketiga model muda bisa merasakan dari suasananya jika ada yang tidak beres, tidak berani tinggal lebih lama, mengambil mantel, mereka pergi dengan tergesa-gesa.
Setelah para model muda itu pergi, Ryo berjalan ke arah Si Mata Satu dan duduk di sebuah sofa.
"Apa maumu?" Si Mata Satu bertanya dengan dingin.
Ryo dengan santai mengambil gelas wine, menuangkan red wine untuk dirinya sendiri, menyesapnya dengan santai, lalu berkata, "Mata satu, harusnya kamu senang baru ketemu aku sekarang, andai itu 6 bulan yang lalu, pasti kamu udah lama mati. Percayalah, aku punya kemampuan buat lakukan itu.”
Si Mata Satu langsung berkeringat dingin, dia bisa merasakan dominasi dari Ryo, tahu bahwa Ryo sama sekali tidak bohong.
Ryo berkata lagi, "Aku udah kasih cukup hargai kamu, aku juga tidak mau buat masalah, ini terakhir kalinya aku datang buat kasih peringatan, berhenti lakukan trik kecil di belakangku, meskipun uang adalah hal yang baik, tapi hidup lebih penting. Perusahaan Mustika, jangan sampai kamu punya pikiran buat ganggu, kalau tidak dengarkan saranku, selanjutnya, kamu mungkin bakal terbunuh!”
Kalimat terakhir penuh dengan kedinginan.
Si Mata Satu tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Ryo berdiri, lalu pergi.
Si Mata Satu terdiam dalam keadaan linglung, matanya tiba-tiba melayang ke gelas yang baru saja diminum Ryo.
Setelah melihatnya, Si Mata Satu tidak bisa menahan perasaan ngeri.
Karena bagian bawah gelas tertancap di meja kopi kayu cendana di sampingnya.
Kemampuan untuk menancapkan bagian bawah cangkir yang tumpul dan rapuh ke dalam kayu tanpa mengeluarkan suara terlalu mengerikan.
Ryo berjalan di jalan yang ramai dan penuh lampu.
Ryo sedikit menghela nafas, sambil memperingatkan dirinya sepanjang waktu. Ini negara Timuraya, bukan luar negeri, dia harus menahan diri setiap akan bertindak.
Saat berada di luar negeri, kekuatan adalah hal yang utama, mereka yang berani memprovokasi akan dibunuh secara langsung, tidak perlu menahan diri, tidak merepotkan!
Tapi dia tidak bisa menerapkan hal seperti itu di negara Timuraya, jadi Ryo harus lebih banyak menahan diri.
Meski terlihat bodoh, Ryo sebenarnya adalah orang yang sangat cerdas, dia memiliki trik yang tak terhitung jumlahnya sekali lihat.
Misalnya menipu kepala botak sampai salah menghancurkan mobil, membuat Yoriko mengembalikan mobilnya dan masih banyak lagi…
Ketika Yuherni baru saja meninggalkan toko ponsel, Ryo keluar dari mobil dan melambaikan tangannya, lalu berteriak sambil tersenyum, "Kak Yuherni."
Yuherni sedikit terkejut, lalu berkata dengan heran, "Kenapa kamu ada di sini lagi?"
"Aku jemput kamu." Kata Ryo.
Yuherni sedikit ragu, lalu berkata, "Tapi mobil ini punya bosmu, tidak baik memakainya buat jemput aku."
Ryo berkata dengan acuh tak acuh, "Apa yang salah dengan itu? Bosku sangat peduli sama aku, jangan khawatir."
Mendengar apa yang dikatakan Ryo, Yuherni tidak bisa berkata apa-apa lagi dan dengan patuh masuk ke dalam mobil.
Ryo menyalakan mobil, sementara Yuherni menutup matanya dengan lelah.
Dengan jendela mobil terbuka, matahari terbenam keemasan terpantul di wajah Yuherni, sangat indah dan menawan.
Angin malam bertiup masuk, mengacak-acak rambutnya, tapi itu menambah sentuhan pesona dan melankolis.
Ryo mencium aroma di tubuhnya, merasa mabuk untuk beberapa saat.
Kemudian mereka berdua pergi ke sebuah restoran kecil untuk makan malam, saat Yuherni ingin membayar bill, pemilik restoran memberi tahu bahwa Ryo sudah membayar tagihannya.
Yuherni sedikit malu dan berkata, "Aku sungguh merepotkanmu."
Ryo sedikit tersenyum dan berkata, "Kak Yuherni, kalau kamu tidak berhubungan denganku, aku malah akan sedih."
Yuherni menatap matanya yang tulus dan akhirnya tidak mengatakan apa-apa lagi.
Setelah kembali ke rumah, Yuherni turun dari mobil, Ryo sedikit enggan, tapi Yuherni tidak mengundangnya untuk masuk, jadi dia merasa tidak enak jika mengikutinya.
Ryo terkadang memiliki kulit yang lebih tebal dari tembok kota, tapi terkadang dia berkulit sangat tipis.
Yuherni melambaikan tangan pada Ryo, berkata sampai jumpa besok, lalu memasuki rumah sewaannya.
Ryo tidak punya pilihan selain pulang.
Di malam hari, Ryo tidak memiliki banyak kegiatan, dia duduk bersila di tempat tidur, bernapas selaras dengan matahari dan bulan, aliran cakra di tubuhnya mengalir deras di tubuhnya.
Cakra ini mengalir ke seluruh tubuhnya, membasuh sumsum tulang dan darahnya!
Master sejati,merebus darah sampai mendidih, mendinginkan tulang sampai beku!
Arti dari kalimat ini adalah bahwa sumsum tulang sebening kristal es dan darahnya kental seperti bubur.
Apa yang sedang Ryo jalankan adalah Meditasi Bulan dan Matahari !
Meditasi Bulan dan Matahari ini bukanlah teknik misterius, tapi metode pembersihan sumsum.
Mengendalikan cakra dalam tubuh, vitalitas berkembang pada pagi hari, membuat pikiran master ikut segar.
Pada siang hari, matahari sangat terik, pikiran para master sangat kaku dan bersemangat.
Di sore hari, pikiran menjadi tenang.
Di malam hari, pikiran menjadi hening.
Pikiran berjalan di jalur yang sama dengan matahari dan bulan, dengan cara ini dianggap sudah menyerap ebnergi matahari dan bulan.
Ini adalah perawatan internal tingkat tinggi untuk pemeliharaan kesehatan.
Manusia hidup dengan cakra, ada orang ada cakra, ketika cakra hilang, orang akan mati.
Orang yang berlatih bela diri berlatih dengan cakra, semakin kuat cakranya, semakin kuat orang tersebut.
Setelah seharian berlatih, Ryo membuka matanya, saat ini dia merasa sangat segar.
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam.
Masih ada satu jam tersisa, yang mungkin adalah waktu Yuherni untuk mandi, tapi hari ini Ryo tidak punya waktu untuk mengintip Yuherni mandi, karena dia masih punya satu hal penting yang harus dilakukan.
Di malam hari, Ryo bergegas keluar seperti musang.
Dia tidak naik mobil, langkahnya sangat cepat, tidak lebih lambat dari naik mobil.
Si Mata Satu sangat kesal malam ini, bukannya berhasil memberi pelajaran pada Ryo, dia malah kehilangan 4 milyar.
Bagi orang biasa, jumlah uang itu bisa memberi kebahagiaan seumur hidup.
Si Mata Satu masih merasa pahit saat memikirkannya.
Saat ini Si Mata Satu berada di rumahnya sendiri yang besar dengan tiga kamar tidur dan dua aula, dia memanggil beberapa model muda dan membuka banyak red wine.
Malam ini, Si Mata Satu akan melepaskan ketegangan dan bersenang-senang.
Dia adalah salah satu orang terkenal di kota Agape, semua orang memberinya wajah, jadi tidak masalah memanggil beberapa model muda yang tidak populer.
Di ruang tamu, cahayanya putih.
Ketiga model muda itu berpose di depan Si Mata Satu, menunjukkan keseksian mereka.
Mereka semua tahu jika Si Mata Satu memiliki koneksi yang baik, selama bisa melayani dan memuaskannya dengan baik, jalan mereka kedepannya akan mulus.
Tangan bermata satu juga tidak menganggur, meraba-raba beberapa model muda.
Si Mata Satu benar-benar menikmatinya.
Tepat ketika Si Mata Satu hendak melupakan rasa sakitnya, sebuah desahan tiba-tiba terdengar dari luar pintu.
Di ruangan, musik menyala dengan sangat keras.
Ketiga model muda itu tidak mendengar apa-apa, tapi Si Mata Satu bisa mendengar desahan itu dengan jelas.
Si Mata Satu berkeringat dingin karena ketakutan, lalu berteriak, "Siapa itu?"
Ketiga model muda seketika merasa bingung.
Pintu tiba-tiba terbuka.
Ryo muncul di gerbang dalam sekejap, dia tersenyum setelah melihat apa yang sedang dilakukan oleh Si Mata Satu, bahkan dalam hatinya Ryo tidak bisa menahan perasaan iri pada Si Mata Satu.
“Kalau aja aku bisa lebih tidak tau malu, aku pasti juga bisa bersenang-senang sama para wanita cantik!”
Sayangnya Ryo tidak akan pernah sekonyol Si Mata Satu.
Saat Si Mata Satu melihat Ryo, wajahnya langsung pucat.
Ryo tersenyum tipis, lalu berkata, "Seharusnya kita bisa ngobrol sekarang kan?"
Bermata satu langsung waspada, dia berkata dengan dingin kepada ketiga model muda itu, "Keluar!"
Ketiga model muda bisa merasakan dari suasananya jika ada yang tidak beres, tidak berani tinggal lebih lama, mengambil mantel, mereka pergi dengan tergesa-gesa.
Setelah para model muda itu pergi, Ryo berjalan ke arah Si Mata Satu dan duduk di sebuah sofa.
"Apa maumu?" Si Mata Satu bertanya dengan dingin.
Ryo dengan santai mengambil gelas wine, menuangkan red wine untuk dirinya sendiri, menyesapnya dengan santai, lalu berkata, "Mata satu, harusnya kamu senang baru ketemu aku sekarang, andai itu 6 bulan yang lalu, pasti kamu udah lama mati. Percayalah, aku punya kemampuan buat lakukan itu.”
Si Mata Satu langsung berkeringat dingin, dia bisa merasakan dominasi dari Ryo, tahu bahwa Ryo sama sekali tidak bohong.
Ryo berkata lagi, "Aku udah kasih cukup hargai kamu, aku juga tidak mau buat masalah, ini terakhir kalinya aku datang buat kasih peringatan, berhenti lakukan trik kecil di belakangku, meskipun uang adalah hal yang baik, tapi hidup lebih penting. Perusahaan Mustika, jangan sampai kamu punya pikiran buat ganggu, kalau tidak dengarkan saranku, selanjutnya, kamu mungkin bakal terbunuh!”
Kalimat terakhir penuh dengan kedinginan.
Si Mata Satu tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Ryo berdiri, lalu pergi.
Si Mata Satu terdiam dalam keadaan linglung, matanya tiba-tiba melayang ke gelas yang baru saja diminum Ryo.
Setelah melihatnya, Si Mata Satu tidak bisa menahan perasaan ngeri.
Karena bagian bawah gelas tertancap di meja kopi kayu cendana di sampingnya.
Kemampuan untuk menancapkan bagian bawah cangkir yang tumpul dan rapuh ke dalam kayu tanpa mengeluarkan suara terlalu mengerikan.
Ryo berjalan di jalan yang ramai dan penuh lampu.
Ryo sedikit menghela nafas, sambil memperingatkan dirinya sepanjang waktu. Ini negara Timuraya, bukan luar negeri, dia harus menahan diri setiap akan bertindak.
Saat berada di luar negeri, kekuatan adalah hal yang utama, mereka yang berani memprovokasi akan dibunuh secara langsung, tidak perlu menahan diri, tidak merepotkan!
Tapi dia tidak bisa menerapkan hal seperti itu di negara Timuraya, jadi Ryo harus lebih banyak menahan diri.
Meski terlihat bodoh, Ryo sebenarnya adalah orang yang sangat cerdas, dia memiliki trik yang tak terhitung jumlahnya sekali lihat.
Misalnya menipu kepala botak sampai salah menghancurkan mobil, membuat Yoriko mengembalikan mobilnya dan masih banyak lagi…
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved