Bab 8 Grup Fantinus

by Sukasa Hojo 14:42,Dec 14,2022
Yuherni mengenakan gaun hitam dengan stoking berwarna krem kulit, di bawah jas hitam kecil, pinggangnya diikat dengan keras, Ryo tahu ada sedikit daging di pinggang Yuherni, cukup montok, ini adalah tipe favorit Ryo.

Ryo menatap bokong Yuherni yang terlihat sangat kencang dan bulat di bawah garis roknya, sungguh pemandangan yang luar biasa.

Ryo tidak bisa menahan menelan ludahnya.

Setiap kali mengintip pantat Yuherni, Ryo sangat ingin menggosoknya.

Sekarang, bokongnya sudah berada di depan mata, perasaan Ryo campur aduk, dia tidak bisa menahan gairahnya, adegan yang terjadi setelahnya adalah adegan yang sudah berada dalam fantasinya berulang kali.

Bahkan orang setenang Ryo tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar.

Tapi saat Ryo hendak melangkah lebih jauh, dia tiba-tiba melihat air mata kristal di sudut mata Yuherni.

Ryo tidak bisa menahan keterkejutannya.

Seketika itu juga, kepalanya terasa seperti dituang oleh baskom berisi air es.

Yuherni bergumam, "Ayah, Ibu, maaf, aku tidak mematuhi kalian, aku pantas mendapatkannya, aku pantas!”

Ryo kemudian mengerti betapa pahitnya hati Yuherni.

Dia bersikap keras kepala dan menjaga harga dirinya, tapi ada sisi rentan di dalam dirinya.

Ryo sedikit menghela napas, dia berbalik dan pergi untuk merebus air dengan ketel listrik, kemudian mengambil baskom dan handuk Yuherni.

Setelah mengatur suhu air panas, Ryo dengan hati-hati membasuh wajah Yuherni, kemudian kaki Yuherni, setelah melakukan semua ini, Ryo mengambil handuk untuk mengeringkan kaki Yuherni, lalu menyalakan kipas angin listrik.

Kemudian, Ryo membersihkan makanan dan sebagainya, mematikan lampu dan pergi.

Setelah meninggalkan rumah Yuherni, Ryo hanya bisa menghela napas. Ryo, Ryo, kamu selalu menjadi binatang, untuk apa pura-pura baik hari ini! Kesempatan yang begitu bagus, apakah akan ada kesempatan berikutnya setelah melewatkannya?

Meskipun Ryo berpikir demikian, dia langsung kembali ke kamar sewaannya,

Setelah Ryo pergi, Yuherni di tempat tidur membuka matanya.

Dia memang minum terlalu banyak sebelumnya, tapi mabuk bukan berarti dia tidak sadar, dia hanya tidak bisa menekan emosinya.

Yuherni tahu saat Ryo membasuh kaki dan mukanya.

Kehangatan mengalir di hati Yuherni, dia merasa Ryo benar-benar pemuda yang sangat istimewa.

Keesokan paginya.

Saat Yuherni sedang mandi, Ryo juga mengambil cangkir teh untuk dicuci.

"Pagi, Kak Yuherni!" Ryo tersenyum cerah dan berteriak dengan sepenuh hati.

Melihat senyum cerah Ryo, Yuherni langsung merasa lega, dia juga tersenyum manis dan berkata, "Pagi!"

Ryo berkata, "Biar aku antar kamu kerja nanti."

Yuherni sedikit terkejut, lalu berkata dengan ragu-ragu, "Ini bukan ide yang bagus, itu mobil bosmu, bukan untuk antar dan jemput aku."

Ryo berkata, "Bos ku baik, tidak masalah, lagian dia sedang dalam perjalanan bisnis.”

Yuherni berhenti bersikeras ketika dia mendengar ucapannya.

Setelah mengantar Yuherni ke toko ponsel tempatnya bekerja, ponsel Ryo berdering keras.

Ryo merasa nyaman menghirup aroma Yuherni yang tertinggal di dalam mobil, dia mengangkat telepon dengan santai dan segera kemarahan Saeko yang tertahan terdengar dari ujung telepon, "Jam berapa sekarang? Di mana kamu?"

Ryo melirik jam di navigator, sekarang sudah jam setengah delapan.

Ryo langsung ingat jika Miyuki menyuruh dia menjemputnya jam pukul 7:30.

"Aku akan segera ke sana." Ryo menutup telepon setelah mengatakan itu.

Saeko sangat marah, dia merasa Ryo sangat sesuka hati.

Sudah jam sembilan pagi saat Ryo tiba di Villa Amarilis, di luar area vila, dia melihat wajah cantik Miyuki dan Saeko yang dingin.

Ryo buru-buru keluar dari mobil, membuka pintu dan berkata, "Kedua pemimpin, cepat masuk ke mobil."

Miyuki dan Saeko masuk ke dalam mobil.

Ryo juga masuk dan menyalakan mobil.

"Ada aroma wanita di dalam mobil ini." Saeko berkata dengan curiga, "Apa yang kamu lakukan pagi-pagi begini?"

Ryo terkekeh dan berkata sambil mengemudi, "Saeko, hidungmu sangat peka, seperti hidung anjing."

Saeko langsung berkata dengan marah, "Hidungmu dan seluruh keluargamu lah yang seperti anjing."

Ryo terkikik dan berkata, "Oke, oke, hidungku yang seperti hidung anjing."

"Jangan mengira kamu bisa lolos gitu aja hanya dengan membuat lelucon, jelaskan, darimana aroma ini berasal? Apakah kamu tau ini adalah mobil kantor ?" Saeko bukanlah orang yang kepo, tapi karena sudah menunggu si bajingan Ryo ini selama 2 jam, dia jadi emosi.

Ryo berkata, "Oh, aku tadi antar tetangga sebelah pergi kerja dulu."

"Apa katamu?" Saeko berkata dengan marah.

Ryo berkata, "Tetanggaku sangat cantik, payudara lebih besar dari milikmu."

Saeko sangat marah setelah mendengar ucapan Ryo.

Pada saat ini, Miyuki berkata dengan acuh tak acuh dan dingin, "Ryo, kamu seorang pria, aku tidak minta apa-apa darimu, hanya disiplin lah mengenai waktu."

Apa yang dikatakan Miyuki sangat murah hati, artinya, Ryo boleh menggunakan mobilnya untuk menjemput dan mengantar orang lain, itu bukan masalah, tapi jangan sampai menunda pekerjaannya.

Ryo segera berkata, "Oke, Nona Marlo, aku akan mencoba yang terbaik! Kamu harus lebih banyak tersenyum, kalau terlalu serius seperti gini, kamu bisa cepat tua.”

Miyuki menoleh untuk melihat ke luar, mengabaikan Ryo.

Ryo merasa bosan dan terdiam.

Miyuki dan Saeko saling memandang, merasa bahwa mereka sudah sedikit melukai harga diri Ryo.

Miyuki hendak berbicara untuk menghibur Ryo.

Siapa sangka, saat ini Ryo tiba-tiba menyenandungkan sebuah lagu dangdut pendek.

Pegang kakimu perlahan, lalu basah-basah semua.

Miyuki dan Saeko tertegun sejenak, "Sial, dari mana asal pria ini!" Senandung Ryo terlalu porno, kedua gadis itu tersipu saat mendengarnya.

Melihat wajah kedua wanita itu tidak terlalu bagus, Ryo segera berkata, "Kedua pemimpin, kalian tidak suka lagu ini ya? Gimana kalau aku ubah lagunya lagi?"

Miyuki dan Saeko memarahi pada saat yang sama, "Diam!"

Ryo terhibur di dalam hatinya, sungguh menyenangkan menggoda kedua gadis itu.

Saat ini, di gedung pusat Kota Agape.

Di kantor mewah lantai delapan belas.

Jamilah meringkuk ke pelukan Si Mata Satu, Si Mata Satu meraba-raba paha Jamilah yang seputih salju.

Siapa sebenarnya Jamilah?

Di permukaan, Jamilah adalah manajer umum perusahaan Fantinus, tapi sebenarnya dia adalah simpanan Norman Fantinus, CEO perusahaan Fantinus.

Perusahaan Fantinus sangat terkenal di Kota Agape, sebuah perusahaan artis.

Memiliki berbagai macam bisnis yang melibatkan semua lapisan masyarakat di bawah payungnya, apa yang orang luar tidak tahu adalah bahwa Norman memiliki hubungan dekat dengan raja bawah tanah kota Agape, Bos Nogo Rojo.

Ini juga merupakan alasan penting mengapa banyak perusahaan tidak berani melawan Norman.

Perusahaan keamanan yang dibentuk Si Mata Satu atas perintah Norman adalah salah satu pasukan bersenjatanya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

76