Bab 13 Tidak Sebanding
by Sukasa Hojo
14:46,Dec 14,2022
Ryo berkata dia sedang mencari Yoriko, pelayan dengan sopan meminta Ryo untuk duduk di kedai teh dan menyajikan teh panas, baru setelah itu dia menyampaikan pesan.
Ryo duduk di sana, menyilangkan kakinya, mengambil sebungkus kuaci dari sakunya untuk dimakan.
Adegan ini membuat pelayan tidak bisa berkata apa-apa, berpikir bahwa pria ini benar-benar tidak tahu aturan.
Tidak lama kemudian, Yoriko datang bersama dua saudara Saputra.
Yoriko sudah berganti menjadi pakaian olahraga yang menyegarkan, rambutnya diikat menjadi ekor kuda, meski dengan pakaian seperti ini, dia masih terlihat elegan dan mulia.
Begitu Ryo melihat Yoriko, dia langsung berdiri dan berkata sambil tersenyum, "Kakak cantik."
Yoriko melirik Ryo dengan acuh tak acuh dan hendak berbicara, tapi apa yang terjadi selanjutnya membuatnya benar-benar tidak bisa berkata-kata.
Ryo mengambil segenggam kuaci dan menyerahkannya dengan hati-hati. "Kakak cantik, ambil lah."
Yoriko tertegun sejenak, lalu mau tidak mau tersenyum tipis, dia mengambil kuaci itu dan berkata, "Duduklah!"
Mereka berdua duduk.
Yoriko benar-benar mengambil kuaci, pemandangan makan kuaci terlihat luar biasa elegan di mulut dewi ini.
Renyah dan berirama.
Ryo tidak bisa menahan kekagumannya, dia berkata, "Kakak cantik, kamu sangat cantik, bahkan begitu menawan saat sedang makan kuaci, siapa pun yang menjadi suamimu benar-benar beruntung.”
Yoriko meletakkan kuaci di tangannya ke atas meja, menyesap teh yang dibawakan oleh pelayan, lalu bertanya dengan serius, "Oke, katakan padaku, untuk apa kamu menemuiku?"
Ryo sedikit tertegun, lalu tersenyum dan berkata, "Um, kakak cantik, aku di sini buat ambil mobil, bukankah aku pinjami kamu mobil? Aku tidak mau minta apa-apa sama kamu, aku cuman mau ambil mobil, setelah itu pergi.”
Yoriko berkata dengan ringan, "Kamu membuat mobilku hancur, lalu masih ingin mengambil mobilmu?”
Ryo menyeringai dan berkata, "Kakak cantik, kamu tidak boleh bilang gitu, aku justru udah lindungi mobilmu, tapi gagal aja, tapi kalau kamu salahin aku, ini tidak adil!”.
Yoriko berkata dengan dingin, "Sudahi pura-puramu, semua orang tahu apa yang terjadi, singkatnya kamu tidak boleh ambil mobil itu.”
Ryo tiba-tiba menjadi depresi dan berkata, “Kakak cantik, kamu bukan pencuri kan?”
Yoriko sedikit tersenyum dan berkata, "Anggap aja aku pencuri, lalu apa yang mau kamu lakukan?"
Ryo menyentuh hidungnya, sedikit menghela napas, lalu berkata, "Kakak cantik, kamu paksa aku ini, kalau kamu tidak mau kembaliin mobil padaku, aku akan ikuti kamu sepanjang waktu, saat kamu makan, saat kamu pergi ke kamar mandi dan saat kamu tidur, aku juga bakal tidur sama kamu.”
Yoriko melebarkan matanya yang indah dan menatap Ryo, dia merasa pria ini benar-benar mampu melakukan hal seperti itu.
“Apakah kamu beneran tidak takut?” Ada sedikit kedinginan di mata Yoriko.
“Takut apa?” Ryo berkata dengan tidak dapat dijelaskan, “Kakak cantik, kamu sangat cantik, bisakah kamu makan orang?”
Yoriko merenung sejenak, lalu berkata, "Terserah, kamu bisa lakukan apa aja, tapi aku tetap tidak akan mau kembaliin mobil itu.” Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi.
Ryo segera mengikuti.
Kedua saudara dari keluarga Saputra memiliki mata yang dingin, menghadang Ryo seperti dua tembok besi.
Tapi Ryo langsung menabrak mereka, menjatuhkan mereka berdua, lalu lanjut mengikuti.
Fikar dan Fico mau tidak mau menjadi pucat, ternyata saat Ryo menabrak mereka, mereka tidak bereaksi sama sekali, hanya merasa bahwa Ryo seperti ikan tertangkap jaring yang melarikan diri.
Fikar dan Fico segera berbalik dan hendak menyerang Ryo.
Yoriko berkata dengan dingin, "Jangan lakukan apa-apa, kalian bukan lawannya."
Fikar dan Fico hanya bisa diam setelah mendengar ucapannya.
Yoriko langsung pergi ke kamar mandi kali ini.
Dia pergi ke kamar mandi, lalu menoleh ke arah Ryo dan berkata dengan ringan, "Kamu mau ikut masuk?"
Ryo sedikit tersipu, meskipun dia cabul, tapi tidak sejauh ini, jadi Ryo berbalik dan berkata, "Aku akan tunggu kamu di luar."
Yoriko menutup pintu dengan dingin.
Ryo berada tepat di luar, adegan Yuriko di kamar mandi, secara otomatis muncul di benaknya, pasti sangat harum.
Namun, Ryo jelas kecewa, karena saat ini, suara toilet disiram terdengar di dalam.
Saat suara air berhenti, Yoriko juga sudah selesai buang air.
Tapi Ryo tidak mendengar apa pun.
Hal ini membuat Ryo sedikit kecewa.
Kemudian Yoriko pergi ke ruang makan rumah teh untuk makan malam, Ryo mengikutinya sepanjang waktu.
Yoriko masih sedikit yakin dengan Ryo, dia sudah bertemu banyak master, semua master memiliki sikap elegan dan menghargai identitas mereka sendiri, ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang yang tidak tahu malu dan berkulit tebal seperti Ryo.
Saat Yoriko makan, Ryo mengikutinya, dia bahkan mengambil daging dari mangkuk Yoriko, mengatakan bahwa dia takut kakak cantik itu akan bertambah gemuk.
Yoriko tidak tahu harus tertawa atau menangis saat makan, tapi dia juga tahu bahwa Ryo adalah master yang tangguh, karena sumpit yang digunakan Ryo untuk mengambil daging sangat cepat, secepat kilat dan angin, sangat sulit untuk menghentikannya.
Setelah makan, Ryo mengungkapkan perasaannya tanpa rasa malu. "Hei, kakak cantik, kamu sangat baik, setelah makan dan minum, aku juga bisa melihat orang secantik kamu setiap hari, lebih baik kamu tidak udah kembaliin mobilku, biar aku masih punya alasan buat ngikutin kamu"
Setelah mendengar ucapan Ryo, Yoriko langsung merasa dadanya sesak, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan.
Orang akan selalu menderita kerugian saat bertemu dengan orang yang tidak tahu malu.
Pada pukul lima sore, Yoriko mengambil inisiatif untuk mengakui kekalahan, mengembalikan kunci BMW ke Ryo dan berkata, "Oke, kamu menang."
Ryo terkekeh, mengambil kunci, lalu pergi.
Yoriko tidak mau mengakui kekalahan dengan mudah, tapi dia juga tahu bahwa pria ini tidak akan pernah menyerah sampai mencapai tujuannya, Yoriko benar-benar tidak mampu lagi menghabiskan waktu bersamanya, oleh karena itu, Yoriko dengan tegas mengaku kalah.
Namun Yoriko menjadi semakin penasaran dengan Ryo, orang ini memiliki keterampilan yang tak terduga dengan karakter tidak tahu malu, tapi dia tidak jahat dan memiliki batasannya sendiri.
Pasti ada kisah yang luar biasa tentang orang ini.
Ryo tidak peduli dengan apa yang dipikirkan Yoriko, dia pergi ke perusahaan Mustika.
Saeko dan Miyuki sudah menunggu Ryo di gedung Arjuna.
Saat ini, mereka tidak tahu bagaimana Si Mata Satu akan melanjutkan balas dendamnya, jadi mereka sangat bergantung pada Ryo.
Mobil Ryo melaju, kedua wanita itu masuk ke dalam mobil, setelah itu Ryo menyalakan mobil dan pergi.
Saeko tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru, "Yoriko benar-benar mengembalikan mobil ini padamu?"
Ryo berkata, "Tentu aja, dia terlalu sopan padaku, dia terus memegang tanganku untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya."
"Terima kasih untuk apa?" Saeko berkata dengan marah, "Terima kasih karena udah menghancurkan mobilnya?"
Ryo berkata, "Tentu berterima kasih karena aku sudah melindungi mobilnya, bahkan bersikeras menahanku untuk makan malam, pada akhirnya aku tidak bisa menolaknya.”
"Ucapanmu tidak pernah benar." Kata Saeko tanpa ekspresi
Untungnya dia dan Miyuki sudah sedikit terbiasa dengan gaya pria ini, bagaimanapun mobil kembali dengan baik.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved