Bab 10 Dengan Cepat Jatuh ke Pelukan Pria Lain
by Zoe Levana
13:21,May 04,2022
Pukul 8 malam di restoran Michelin, Leona memotong steaknya dan berkata tanpa sengaja, “Ericko, tadi aku ketemu Audrey dengan pacarnya.”
Ericko meletakkan pisau dan garpu nya, lalu mengangkat matanya dengan dingin, “Pacar?”
Leona tidak tahu dengan sikap dinginnya yang tiba-tiba, tapi tepat melanjutkan dengan lembut, “Ya, aku udah carie tau, dia adalah Marco Rhodes, generasi kedua yang kaya dalam bisnis keluarga. Ini sebenarnya bukan apa-apa, tapi aku benar-benar enggak tahan, keluarga Leandra udah sangat menyakitimu, bagaimana Audrey bisa hidup dengan bahagia?”
Leona pura-pura tidak melihat mata Ericko dan berkata dengan melebih-lebihkan, “Pria bernama Marco itu sangat baik kepada Audrey, dia penuh perhatian dan siaga, bahkan memberikan mantelnya karena takut Audrey akan kedinginan.”
Semakin Leona berbicara, semakin jelek wajah Ericko, terutama saat dia berkata, “Mereka berdua jugua tinggal bersama.”
“Klontang!!!”
Ericko melemparkan peralatan makannya di atas meja dan seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin.
Leona kemudian menyadari, “Ericko, apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?”
Bagaimanapun ini tentang martabat seorang pria.
Setelah bercerai, manta istrinya dengan cepat jatuh ke pelukan pria lain, itu sama saja dengan menampar wajah Ericko.
“Enggak.” setelah beberapa saat, Ericko menyadari jika dia bereaksi terlalu berlebihan. Ericko segera menormalkan ekspresinya lagi dan mengambil serbet untuk menyeka mulutnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Aku udah selesai, aku akan menunggumu.”
“Oke.” Leona tersenyum dan menundukkan kepalanya untuk makan sambil menyembunyikan kabut di matanya.
Di masa lalu, kecantikan Audrey tidak tertandingi dan pernah membuatnya cemburu di dunia hiburan. Bagaimanapun juga, itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia miliki seumur hidupnya.
Tapi sekarang Phoenix yang putus asa tidak sebagus ayam. Leona tidak ingin Audrey menjadi baik dengan begitu mudahnya.
Setelah selesai makan, Ericko langsung keluar dari restoran dan seorang valet sudah menyiapkan mobilnya.
Ericko menerima kunci mobilnya lalu berjalan mengitari mobilnya dengan dingin dan masuk ke kursi pengemudi.
Leona yang baru saja akan masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengaman dihentikan oleh Ericko, “Tunggu bentar, asisten Leonidas akan segera datang menjemputmu.”
Gerakan Leona terhenti, dia berkata dengan sedikit sedih, “Ericko, ini tengah malam, kamu tega meninggalkan aku sendirian di sini?”
“Patuhlah.” Ericko berkata dengan sabar, tapi suaranya sedikit lebih rendah.
Leona tidak berani menantang temperamennya, jadi dia hanya bisa keluar mobil dengan patuh. Hanya satu detik setelah dia keluar dari mobil, pintu mobil sudah tertutup.
Mobil Ericko dengan cepat menghilang dari pandangannya.
Ini adalah pertaama kalinya sikap Ericko berubah 180 derajat terhadapnya.
Leona terus memperhatikan kepergian mobil hitam itu yang melaju dengan sangat kencang, menghilang dalam malam yang berkabut. Dia hanya bisa menggertakkan giginya.
Leona tahu jika Audrey akan mendapat masalah, namun dia merasa gelisah dengan pria itu.
Ericko mengemudi dengan sangat cepat, dia menurunkan jendela mobil, angin yang menderu bertiup melewati telinganya dan mengulangi ucapan Leona tadi, “Audrey tinggal dengan pria bernama Marco itu.”
Beraninya!!!
Ayahnya sudah meninggal dan harga keluarganya habis, namun wanita itu masih bisa dengan mudahnya jatuh ke pelukan pria lain!!!
“Audrey, apakah kamu meremehkan kemampuanku!!!”
Ericko mengepalkan tangannya memegang kemudi, kemudian dia meletakkan satu headset bluetooth di telinganya dan membuat panggilan, “Bantu aku melakukan satu hal.”
…..
Wawancara itu membuatnya frustasi, namun Audrey tidak berkecil hati. Hal pertama yang akan dia lakukan ketika bangun besok adalah pergi ke situs web untuk menemukan perusahaan yang cocok.
3 hari kemudian, ketika ada panggilan telepon, Audrey mengira itu adalah undangan wawancara dari perusahaan.
Setelah telepon terhubung, terdengar suara seorang wanita paruh baya, “Halo, apakah ini Nona Leandra? Aku ingin bertemu denganmu.”
Ericko meletakkan pisau dan garpu nya, lalu mengangkat matanya dengan dingin, “Pacar?”
Leona tidak tahu dengan sikap dinginnya yang tiba-tiba, tapi tepat melanjutkan dengan lembut, “Ya, aku udah carie tau, dia adalah Marco Rhodes, generasi kedua yang kaya dalam bisnis keluarga. Ini sebenarnya bukan apa-apa, tapi aku benar-benar enggak tahan, keluarga Leandra udah sangat menyakitimu, bagaimana Audrey bisa hidup dengan bahagia?”
Leona pura-pura tidak melihat mata Ericko dan berkata dengan melebih-lebihkan, “Pria bernama Marco itu sangat baik kepada Audrey, dia penuh perhatian dan siaga, bahkan memberikan mantelnya karena takut Audrey akan kedinginan.”
Semakin Leona berbicara, semakin jelek wajah Ericko, terutama saat dia berkata, “Mereka berdua jugua tinggal bersama.”
“Klontang!!!”
Ericko melemparkan peralatan makannya di atas meja dan seluruh tubuhnya memancarkan hawa dingin.
Leona kemudian menyadari, “Ericko, apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?”
Bagaimanapun ini tentang martabat seorang pria.
Setelah bercerai, manta istrinya dengan cepat jatuh ke pelukan pria lain, itu sama saja dengan menampar wajah Ericko.
“Enggak.” setelah beberapa saat, Ericko menyadari jika dia bereaksi terlalu berlebihan. Ericko segera menormalkan ekspresinya lagi dan mengambil serbet untuk menyeka mulutnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Aku udah selesai, aku akan menunggumu.”
“Oke.” Leona tersenyum dan menundukkan kepalanya untuk makan sambil menyembunyikan kabut di matanya.
Di masa lalu, kecantikan Audrey tidak tertandingi dan pernah membuatnya cemburu di dunia hiburan. Bagaimanapun juga, itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia miliki seumur hidupnya.
Tapi sekarang Phoenix yang putus asa tidak sebagus ayam. Leona tidak ingin Audrey menjadi baik dengan begitu mudahnya.
Setelah selesai makan, Ericko langsung keluar dari restoran dan seorang valet sudah menyiapkan mobilnya.
Ericko menerima kunci mobilnya lalu berjalan mengitari mobilnya dengan dingin dan masuk ke kursi pengemudi.
Leona yang baru saja akan masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengaman dihentikan oleh Ericko, “Tunggu bentar, asisten Leonidas akan segera datang menjemputmu.”
Gerakan Leona terhenti, dia berkata dengan sedikit sedih, “Ericko, ini tengah malam, kamu tega meninggalkan aku sendirian di sini?”
“Patuhlah.” Ericko berkata dengan sabar, tapi suaranya sedikit lebih rendah.
Leona tidak berani menantang temperamennya, jadi dia hanya bisa keluar mobil dengan patuh. Hanya satu detik setelah dia keluar dari mobil, pintu mobil sudah tertutup.
Mobil Ericko dengan cepat menghilang dari pandangannya.
Ini adalah pertaama kalinya sikap Ericko berubah 180 derajat terhadapnya.
Leona terus memperhatikan kepergian mobil hitam itu yang melaju dengan sangat kencang, menghilang dalam malam yang berkabut. Dia hanya bisa menggertakkan giginya.
Leona tahu jika Audrey akan mendapat masalah, namun dia merasa gelisah dengan pria itu.
Ericko mengemudi dengan sangat cepat, dia menurunkan jendela mobil, angin yang menderu bertiup melewati telinganya dan mengulangi ucapan Leona tadi, “Audrey tinggal dengan pria bernama Marco itu.”
Beraninya!!!
Ayahnya sudah meninggal dan harga keluarganya habis, namun wanita itu masih bisa dengan mudahnya jatuh ke pelukan pria lain!!!
“Audrey, apakah kamu meremehkan kemampuanku!!!”
Ericko mengepalkan tangannya memegang kemudi, kemudian dia meletakkan satu headset bluetooth di telinganya dan membuat panggilan, “Bantu aku melakukan satu hal.”
…..
Wawancara itu membuatnya frustasi, namun Audrey tidak berkecil hati. Hal pertama yang akan dia lakukan ketika bangun besok adalah pergi ke situs web untuk menemukan perusahaan yang cocok.
3 hari kemudian, ketika ada panggilan telepon, Audrey mengira itu adalah undangan wawancara dari perusahaan.
Setelah telepon terhubung, terdengar suara seorang wanita paruh baya, “Halo, apakah ini Nona Leandra? Aku ingin bertemu denganmu.”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved