Bab 1 Pemakaman

by Zoe Levana 13:20,May 04,2022
Kota Pandora

Pemakaman sedang berlangsung.

Audrey Leandra berpakaian hitam, berdiri di tengah kerumunan, menerima satu per satu teman ayahnya yang datang untuk memberi penghormatan.

“Nona Leandra, aku turut berduka cita.” Seseorang berbisik.

Audrey menyeka air matanya dan berterima kasih kepada para tamu.

Sebulan yang lalu, perusahaan Leandra benar-benar runtuh dan berhutang puluhan milyar. Ibu tiri Audrey takut terlibat, jadi dia melarikan diri, sementara ayahnya menderita serangan jantung dan meninggal dunia belum lama ini.

Keluarga Leandra yang dulu mulia, kini telah pergi.

Semua orang senang, namun mereka tidak berani memandang rendah Audrey.

Karena Audrey bukan hanya putri dari keluarga Leandra, tapi dia juga istri dari Ericko Tenggara, presiden perusahaan Tenggara yang merupakan pemimpin dalam dunia bisnis yang membuat semua orang tidak berani menginjak kakinya.

Pemakaman berlangsung sampai tengah hari, tapi semua orang yang datang sama sekali tidak melihat Ericko. Tiba-tiba, sebuah mobil Bentley perlahan-lahan melaju ke kuburan.

Sopir membuka pintu belakang, Ericko turun dari mobil. Sepasang sepatu kulit mengkilap langsung muncul di depan mata semua orang dengan setelan buatan designer yang pas di tubuhnya. Meskipun wajahnya sangat dingin dan kaku, namun sangat tampan dengan sudut mulut yang tajam.

Ini adalah pertama kalinya Audrey melihat Ericko setelah 2 tahun menikah, betapa ironis, saat pemakaman ayahnya.

Semua tamu yang datang juga membawa bunga, tetapi Ericko datang dengan tangan kosong.

“Ericko.” Yang lebih tidak terduga lagi adalah pintu mobil di sisi lain terbuka, seorang waanita anggun dengan gaun merah pendek keluar dari mobil dan meraih lengan Ericko, “Haruskah aku ikut masuk?”

Saat melihatnya, wajah Ericko menjadi sedikit lebih hangat. Kemudian dia menarik jari-jari wanita itu dari lengannya, “Kamu tunggu di sini.”

“Baiklah.” Wanita itu tersenyum, kemudian berjinjit untuk memberi Ericko ciuman di wajahnya.

Adegan tersebut seperti tamparan keras di wajah Audrey.

Ini adalah pemakaman ayahnya dan wanita itu tidak hanya mengenakan gaun merah, tetapi juga mencium suaminya di depan semua tamu!

Audrey meremas telapak tangannya dengan keras, tidak bisa menennangkan dirinya, sementara kaki Ericko sudah menaiki tangga dan berjalan ke arahnya.

Setelah beberapa saat, Audrey menoleh dan bertemu dengan tatapan Ericko. Tingginya 1,87 meter dan menekannya dengan keras, “Apa kamu jadi bisu setelah enggak melihatku selama 2 tahun?”

“Kamu…” Hati Audrey sakit dan dingin, ekspresi Ericko memberitahunya jika kedatangan pria itu bukanlah sesuatu yang baik, “Apa yang kamu lakukan di sini?”

“Apa yang aku lakukan di sini?” Tatapan mata Ericko tiba-tiba menjadi dingin, seolah lebih dingin dari pada salju di luar jendela, “Tentu aja beri hormat kepada ayah mertuaku yang baik.”

Ericko menatap Audrey di depannya dengan tatapan merendahkan.

Ericko harus mengatakan jika wanita itu jauh lebih cantik daripada 2 tahun yang lalu dengan rambut panjang mencapai pinggangnya. Jika bukan karena dia adalah purti musuhnya, mungkin mereka akan memiliki pernikahan yang bahagia.

Oh tidak, mereka tidak akan menikah sama sekali.

Karena Ericko menikahi Audrey hanya untuk membalas dendam pada bajingan ‘Pradipta Leandra’.

“Semuanya keluar.”

Saat Ericko menggerakkan bibirnya, semua orang yang memberi hormat keluar dari tempat itu tanpa terkecuali, karena tidak ada yang berani membuat pria itu marah dan menentangnya.

Setelah orang terakhir meninggalkan tempat itu, pergelangan tangan Audrey tiba-tiba merasa sakit seperti hampir terkilir, dia diseret dengan kuat oleh Ericko, diikuti dengan pintu yang ditutup.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1094