Bab 2 Mempermalukannya Dengan Kejam
by Zoe Levana
13:20,May 04,2022
Satu jam kemudian, Ericko mengenakan kembali jasnya dan meninggalkan aula pernghormatan tanpa ekspresi.
Wanita yang telah menunggu di luar pintu segera menyambutnya, meraih tangan Ericko dan berkata dengan lembut, “Ericko, gimana? Kamu udah selesaiin masalahnya?”
“Ya.” Ericko menjawab dengan ringan, dia memegang punggung wanita itu dan berjalan menuruni tangga, lalu mengucapkan beberapa patah kata.”
“Semua udah berakhir.”
Leona mendengar penyembunyian dalam kata-katanya, tetapi tidak berani bertanya, hanya melihat ke belakang dengan ketakutan yang tersisa.
Semoga semuanya benar-benar berakhir.
Di dalam rumah, Audrey menahan rasa sakit, terhuyung-huyung dan merapikan pakaiannya.
Kekacauan di lantai sudah cukup untuk menyoroti apa yang baru saja terjadi, bahkan nyala lilin dan kain kuning yang tersapu di lantai menjadi bukti di keadaan seperti itulah Ericko mensetubuhinya selama lebih dari satu jam.
Di depan ayahnya yang sudah meninggal!
Bahkan setelah ayahnya meninggal, pria itu tidak lupa untuk mempermalukannya dengan kejam!
Sungguh kebencian yang begitu dalam!
Audrey mengangkat kepalanya, melihat foto abu-abu hitam ayahnya dan mengingat kata-kata kejam yang diucapkan oleh Ericko barusan.
“Menikahimu hanyalah balas dendam kepada ayahmu yang menjijikan itu. Sekarang dia akhirnya mati, maka kamu yang tersisa untuk membuat penebusan.”
Audrey merasa lelah secara fisik dan mental. Dia berlutut di lantai dengan air mata yang mengalir deras di pipinya, “Ayah, maafkan aku..”
Berita tentang keruntuhan keluarga Leandra dalam semalam menyapu berita utama, keesokan harinya, berita hiburan lainnya muncul dan dengan cepat menduduki puncak pencarian panas.
Sebelum Audrey bisa melupakan kehilangan ayahnya, sekelompok tamu tak diundang masuk ke vilanya di pinggiran kota, membuat keributan dan memindahkan semua perabotan dan sofa keluar.
Kebisingan di lantai bawah terlalu keras, sehingga ketika Audrey turun dengan mata panda yang bengkak, Mbok Asih buru-buru berkata, “Nona, aku enggak tau darimana orang-orang itu berasal, tapi mereka memindahkan barang tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku bahkan enggak bisa menghentikan mereka!”
Audrey sadar dan menghentikan salah satu dari mereka yang sedang berjuang untuk memindahkan vas besar di pintu masuk, “Apa yang kamu lakukan? Aku bisa menuntutmu karena masuk tanpa izin di rumah orang lain.”
“Tanpa izin? Bukankah pemilik rumah ini adalah Tuan Tenggara? Kami semua dipercayakan oleh Tuan Tenggara untuk memindahkan semua barang, maaf jika kami mengganggu.”
Audrey tercengang, ya, dia hampir lupa jika saat ayahnya membelikan rumah ini untuknya sebagai hadiah pernikahan, dia bersikeras hanya menuliskan nama Ericko untuk menunjukkan kepercayaannya padanya.
Jadi sekarang, apa maksud pria ini?
Audrey mengeluarkan ponselnya hendak menelepon Ericko secara langsung dan bertanya, namun ponselnya bergetar beberapa kali, dia secara tidak sengaja menggeserkan jarinya ke sebuah berita.
“Dalam wawancara eksklusif pagi ini, Ericko, presiden perusahaan Tenggara mengumumkan jika dia akan mengadakan pernikahan dengan Nona Leona Everett yang merupakan seorang pemula di industri hiburan. Dilaporkan jika Tuan Tenggara dan mantan istrinya, Nona Leandra, telah menyelesaikan prosedur perceraian.”
Tangan Audrey yang memegng ponsel semakin mengeras, cerai?
Bagaimana dia bahkan tidak tahu jika dia sudah bercerai?
“Apa yang harus kita lakukan?” Mbok Asih menjadi semakin cemas saat melihat keseriusan situasi.
“Panggil polisi, cepat!” Setelah 2 detik hening, Audrey akhirnya berkata, itu adalah satu-satunya cara yang bisa dia pikirkan untuk melihat Ericko!
Wanita yang telah menunggu di luar pintu segera menyambutnya, meraih tangan Ericko dan berkata dengan lembut, “Ericko, gimana? Kamu udah selesaiin masalahnya?”
“Ya.” Ericko menjawab dengan ringan, dia memegang punggung wanita itu dan berjalan menuruni tangga, lalu mengucapkan beberapa patah kata.”
“Semua udah berakhir.”
Leona mendengar penyembunyian dalam kata-katanya, tetapi tidak berani bertanya, hanya melihat ke belakang dengan ketakutan yang tersisa.
Semoga semuanya benar-benar berakhir.
Di dalam rumah, Audrey menahan rasa sakit, terhuyung-huyung dan merapikan pakaiannya.
Kekacauan di lantai sudah cukup untuk menyoroti apa yang baru saja terjadi, bahkan nyala lilin dan kain kuning yang tersapu di lantai menjadi bukti di keadaan seperti itulah Ericko mensetubuhinya selama lebih dari satu jam.
Di depan ayahnya yang sudah meninggal!
Bahkan setelah ayahnya meninggal, pria itu tidak lupa untuk mempermalukannya dengan kejam!
Sungguh kebencian yang begitu dalam!
Audrey mengangkat kepalanya, melihat foto abu-abu hitam ayahnya dan mengingat kata-kata kejam yang diucapkan oleh Ericko barusan.
“Menikahimu hanyalah balas dendam kepada ayahmu yang menjijikan itu. Sekarang dia akhirnya mati, maka kamu yang tersisa untuk membuat penebusan.”
Audrey merasa lelah secara fisik dan mental. Dia berlutut di lantai dengan air mata yang mengalir deras di pipinya, “Ayah, maafkan aku..”
Berita tentang keruntuhan keluarga Leandra dalam semalam menyapu berita utama, keesokan harinya, berita hiburan lainnya muncul dan dengan cepat menduduki puncak pencarian panas.
Sebelum Audrey bisa melupakan kehilangan ayahnya, sekelompok tamu tak diundang masuk ke vilanya di pinggiran kota, membuat keributan dan memindahkan semua perabotan dan sofa keluar.
Kebisingan di lantai bawah terlalu keras, sehingga ketika Audrey turun dengan mata panda yang bengkak, Mbok Asih buru-buru berkata, “Nona, aku enggak tau darimana orang-orang itu berasal, tapi mereka memindahkan barang tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku bahkan enggak bisa menghentikan mereka!”
Audrey sadar dan menghentikan salah satu dari mereka yang sedang berjuang untuk memindahkan vas besar di pintu masuk, “Apa yang kamu lakukan? Aku bisa menuntutmu karena masuk tanpa izin di rumah orang lain.”
“Tanpa izin? Bukankah pemilik rumah ini adalah Tuan Tenggara? Kami semua dipercayakan oleh Tuan Tenggara untuk memindahkan semua barang, maaf jika kami mengganggu.”
Audrey tercengang, ya, dia hampir lupa jika saat ayahnya membelikan rumah ini untuknya sebagai hadiah pernikahan, dia bersikeras hanya menuliskan nama Ericko untuk menunjukkan kepercayaannya padanya.
Jadi sekarang, apa maksud pria ini?
Audrey mengeluarkan ponselnya hendak menelepon Ericko secara langsung dan bertanya, namun ponselnya bergetar beberapa kali, dia secara tidak sengaja menggeserkan jarinya ke sebuah berita.
“Dalam wawancara eksklusif pagi ini, Ericko, presiden perusahaan Tenggara mengumumkan jika dia akan mengadakan pernikahan dengan Nona Leona Everett yang merupakan seorang pemula di industri hiburan. Dilaporkan jika Tuan Tenggara dan mantan istrinya, Nona Leandra, telah menyelesaikan prosedur perceraian.”
Tangan Audrey yang memegng ponsel semakin mengeras, cerai?
Bagaimana dia bahkan tidak tahu jika dia sudah bercerai?
“Apa yang harus kita lakukan?” Mbok Asih menjadi semakin cemas saat melihat keseriusan situasi.
“Panggil polisi, cepat!” Setelah 2 detik hening, Audrey akhirnya berkata, itu adalah satu-satunya cara yang bisa dia pikirkan untuk melihat Ericko!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved