Bab 3 Merencanakan Dengan Hati-hati

by Zoe Levana 13:20,May 04,2022
15 menit kemudian di kantor polisi.

Audrey selesai membuat pernyataan, dia duduk di kursi dan menunggu Ericko selama 2 jam, namun pria itu tak kunjung datang juga, dia hanya menyuruh pengacaranya untuk mewakilkan.

Pengacara tersebut meletakkan tas kerjanya, duduk di hadapan Audrey, menyerahkan beberapa dokumen kepadanya dan berkata, “Nona Leandra, Tuan Tenggara bilang, selama kamu mau menandatangani surat cerai, dia akan memberimu apartemen di Palais.”

Sikapnya ringan tetapi juga menunjukkan sikapnya yang profesional.

Tulisan ‘Perjanjian Perceraian’ dalam dokumen tersebut menyengat mata Audrey.

Dia tiba-tiba tertawa, merasa sangat lucu.

Melihat jika Audrey tidak mengambiil pena, pengacara mengeluarkan beberapa dokumen lagi dan menyerahkannya pada wanita itu, “Ini adalah detail properti pribadi Tuan Tenggara dan Nona Leandra, kalian berdua enggak punya properti bersama, apartemen di Palais diberikan kepadamu sepenuhnya karena kasih sayang yang tulus dari Tuan Tenggara.”

Saham perusahaan, properti, real estat, kartu kredit dan sebaagainya, semuanya dicantumkan dengan jelas.

Hati Audrey tiba-tiba menjadi dingin, dia akhirnya menyadari jika semua ini adalah rencana Ericko. Pria itu sudah merencanakan ini dengan hati-hati, dia sangat pandai dalam menghitung.

Setiap langkah direncanakan dengan baik.

Ericko memang pria yang cerdas, jika tidak, ayahnya tidak akan melihat kemampuannya 2 tahun yang lalu dan membiarkan pria itu menjadi suaminya.

Pada usia muda, dia mendirikan perusahaan Tenggara dan menjadikannya sebagai industri yang terkemuka di Pandora.

Ayah ingin memilih suami yang terbaik untuk Audrey.

Ericko muda dan tampan, dia juga berani dan memiliki kemampuan bisnis yang luar biasa.

Dia dapat membangun kerajaan bisnisnya sendiri hanya dalam beberapa tahun.

Setelah kebangkrutan keluarganya, dia bisa bangkit dan berdiri sendiri.

Namun pernahkah ayahnya memikirkan hari ini?

Ericko bukan hanya membuatnya menderita, tapi juga membuat hatinya menjadi dingin.

Bahkan saat mengajukan gugatan cerai, Ericko tidak mau datang langsung untuk menemuinya, tapi membiarkan pengacaranya yang maju.

Audrey mengepalkan tinjunya erat-erat dan memaksakan dirinya untuk tenang, kemudian dia meletakkan dokumen di atas meja dan berkata, “Di mana Ericko?”

“Tuan Tengagra sibuk memilih gaun pengantin dengan tunangannya, dia menyerahkan semua masalah perceraian kepadaku, jika Nona Leandra punya pertanyaan, kamu bisa bertanya padaku.”

“Aku hanya ingin bertemu dengn Ericko, aku bahkan enggak menginginkan apartemen sialan itu.” Audrey mendongak dan menatap pengacara muda yang berbicara di depannya.

Namun pengacara itu masih mengulangi ucapannya, “Maaf Nona Audrey, Tuan Tenggara enggak mau bertemu denganmu.”

“Haha…”

Audrey tersenyum, seolah semuanya sesuai dengan dugaannya. Dia menutup dokumen dan meremas tangannya, kemudian berkata, “Kalau gitu, aku juga enggak akan pernah menandatangani perjanjian perceraian ini. Kalau dia berani menikahi Leona, maka aku akan menuntutnya atas perselingkuhan.”

“Nona Leandra!”

Pengacara tersebut ingin mendesak Audrey, tapi setelah melihat kesedihan dan ketabahan di mata wanita itu, dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

“Mana mungkin Ericko bisa menikahi Leona seperti ini?” Audrey menatapnya dengan dingin dan berkata, “Jadi di mana dia?”

Setelah menimbang situasi, kemudian pengacara mengatakan yang sebenarnya, “Tuan Tenggara akan bertemu dengan Presiden real estat Martin Garment di club Peony jam 7 malam ini. Nona Leandra, aku akan mengatur waktu untukmu setelah negosiasi Tuan Tenggara selesai…”

“Enggak perlu.” Sela Audrey dengan dingin, “Ada beberapa hal yang hanya bisa di selesaikan oleh kita berdua.”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1094