Bab 9 Club Peony

by Zoe Levana 13:21,May 04,2022
Setelah Audrey melahap makan siangnya, dia mengatur suasana hatinya dan pergi ke tempat wawancara kedua.

Untungnya dia tidak hanya melamar di 1 perusahaan saja, dia melamar beberapa perusahaan lagi dan perusahaan yang kedua tidak lebih buruk dari yang pertama.

Saat wawancara memasuki sesi terakhir, pintu kantor tiba-tiba didorong terbuka dan sosok gadis anggun masuk.

“Aku beneran enggak nyangka bakal ketemu kamu di sini.” Leona menatap Audrey dengan sikap merendahkan sambil mengibas-ngibaskan rambutnya, “Kamu sebaiknya enggak usah melanjutkan, kamu enggak bakal lolos dalam wawancara ini.”

“Itu kamu?” Audrey berdiri dengan tas di tangannya, matanya menatap Leona dan pria paruh baya yang mewawancarainya, “Kamu…”

Leona tersenyum, “Aku lupa memperkenalkan, ini pamanku.”

Setelah sekian lama berbicara, ternyata orang lain menganggap perkenalan dirinya sebagai lelucon dan terus menonton penampilannya.

Leona berdiri di depannya dengan dominan dan mencibir, “Aku beneran minta maaf, berdasarkan fakta jika kamu adalah mantan istri Ericko, aku enggak bisa membiarkanmu bekerja di sini.”

“Rupanya gitu.” Audrey dengan cepat mengatur emosinya dan berkata, “Maaf sudah mengganggu kalian.”

Audrey bahkan tidak inin repot-repot terus membuang waktu dengan Leona, jadi dia langsung melewatinya.

Tindakan Audrey tersebut tidak sesuai dengan harapan Leona, dia tidak bisa menahan alisnya agar tidak berkerut.

Di pintu masuk gedung, Audrey berdiri dengan tubuh yang begitu kurus. Meskipun angin dingin melewati wajahnya, namun dia tidak bisa merasakan kesejukan sama sekali. Staf yang datang dan pergi tidak bisa tidak melirik ke arahnya, mereka selalu merasa sedikit akrab.”

“Nona Leandra.” Pada saat ini Leona juga keluar dari gedung dan menghentikan Audrey.

Saat Audrey berbalik, Leona memberikan kartu nama, bibir merahnya sedikit terbuka dan berkata dengan setengah tersenyum, “Kalau kamu beneran enggak bisa menemukan pekerjaan, sebaiknya kamu pergi ke sana dan mencobanya. Kelihatannya enggak ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu selain di sana kan?”

Audrey mengambilnya dengan curiga dan membaca 2 kata dengan jelas di kartu nama tersebut, “Club Peony”

2 kata itu membuatnya merasa kedinginan, memikirkan malam ketika dia berani masuk tanpa izin.

Melihat ekspresi Leona, wanita itu pasti sudah tahu tentang itu.

Kartu nama itu berkerut di ujung jarinya.

Penghinaan seperti itu bukan apa-apa bagi Audrey, dia hanya tersenyum sedikit dan berkata, “Makasih.”

Terima kasih? Leona hampir mengira jika dia salah dengar.

Tapi untuk beberapa saat, dia tidak bisa memikirkan kata-kata mengejek.

“Audrey!” Tiba-tiba sebuah mobil balap berhenti di depan pintu masuk perusahaan. Marco melepas helmnya dan melambai padanya dari jendela mobil.

Setelah berlomba sepanjang hari, Marco berpikir untuk datang ke sana dan menjemput Audrey setelah beristirahat dan benar-benar tidak menduga jika dia akan bertemu dengannya.

“Maaf, aku udah dijemput, aku pergi dulu.” Audrey berkata pada Leona yang curiga dan cemburu. Audrey duduk di kursi co-pilot mobil sport Marco.

“Kemana?” Marco memiringkan kepalanya untuk bertanya pada Audrey.

“Terserah, tinggalkan aja neraka ini.” Audrey menatap kurus ke depan, sudut bibirnya sedikit terangkat.

“Ya, duduklah dengan tenang.” Marco mengerti setelah beberapa detik dan menyalakan mobil.

Suara mobil sport Marco begitu keras hingga membuat para wanita yang lewat berteriak memuja. Leona mencubit kukunya dengan keras dan menggertakkan giginya.

“Audrey, aku enggak nyangka kamu bisa menemukan cinta baru secepat ini.”

Kapalagi kondisi pria itu juga tidak lebih buruk dari Ericko.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1094